Anda di halaman 1dari 32

SKENARIO

KEKURANGAN CAIRAN
Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolah raga.
Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit,
temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan
infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan : Kadar Natrium
: 130 mEq/L, Kalium : 2,5 mEq/L dan Klorida : 95 mEq/L. Setelah kondisi membaik pasien
diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika islam.

KATA-KATA SULIT
1. Pingsan : kondisi kehilangan kesadaran dan bersifat sementara.
2. Pemeriksaan fisik : proses pemeriksaan tubuh pasien untuk mengetahui tanda klinis.
3. Larutan : campuran yang homogeny terdiri dari solute (zat terlarut) dan
solven (zat pelarut).
4. Cairan : terdiri dari air dan zat terlarut.
5. Infus : suatu alat yang digunakan untuk memasukkan cairan ke dalam
tubuh berupa makanan, obat, dan sebagainya dalam periode tertentu.
6. Cairan kristaloid : larutan yang steril, yang mengandung molekul kecil seperti
glukosa dan garam.
7. Natrium : kation utama CES (Cairan Ekstraseluler) yang mengatur tekanan
osmotik dari cairan ekstraseluler dan secara nyata mempengaruhi tekanan osmotik CIS
(Cairan Intraseluler).
8. Kalium : kation terbanyak di CIS (Cairan Intraseluler).
9. Klorida : anion utama CES (Cairan Ekstraseluler), dan komponen asam
hidroklorida dalam lambung.

PERTANYAAN
1. Mengapa seseorang dapat kekurangan cairan ?
2. Apa yang dialami tubuh saat kekurangan cairan ?
3. Bagaimana pengaruh olahraga terhadap kekurangan cairan ?
4. Apa yang terjadi jika tubuh kelebihan cairan ?

1
5. Apa yang dilakukan bila tubuh kekurangan cairan ?
6. Berapa kadar normal Natrium, Kalium dan Klorida dalam tubuh ?
7. Apa fungsi cairan elektrolit dalam tubuh ?
8. Bagaimana cara minum sesuai dengan etika islam ?
9. Apa fungsi cairan dalam tubuh ?
10. Kenapa kadar Natrium, Kalium, dan Klorida menjadi indikator dalam pemeriksaan lab ?
11. Kenapa mahasiswa tersebut diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit) ?
12. Gangguan keseimbangan apa saja yang dapat timbul jika tubuh kekurangan cairan ?
13. Kenapa pemberian cairan tidak cukup melalui minum saja ?

JAWABAN
1. Disebabkan karena seseorang yang sedang diare, muntah-muntah, kondisi iklim, aktivitas
berat, dan ketidakseimbangan antara intake dan output cairan tubuh (intake lebih kecil
dibanding output).
2. Kulit menjadi kering, keram oto, susah berkonsentrasi, tenggorokan kering, radang sendi,
sakit kepala, gangguan ginjal.
3. Setalah berolah raga tubuh mengeluarkan cairan memalui kulit (keringat), jika cairan tubuh
tidak digantikan dengan minum, maka tubuh akan mengalami kondisi kekurangan cairan.
4. Volume darah akan meningkat maka kerja ginjal akan berat dan akan terjadi edema
(pembengkakan) apabila ginjal sudah tidak sanggup bekerja lagi.
5. Dehidrasi ringan hingga sedang cukup dengan minum, diberikan buah- buahan yang
mengandung banyak air. Jika dehidrasi berat maka diberikan cairan infus.
6. Kadar normal Natrium : 135-145 mEq/L, Kalium : 3,5-5,0 mEq/L, Klorida : 95-108
mEq/L.
MINERAL CAIRAN CAIRAN
EKSTRASELULER INTRASELULER
Natrium 136-142 mEq/L 10 mEq/L
Kalium 4-5,5 mEq/L 120-145 mEq/L
Klorida 98-106 mEq/L 2-6 mEq/L
7. Fungsi cairan elektrolit dalam tubuh yaitu menjaga cairan dalam tubuh, mempertahankan
tekanan osmotik, menjaga pH darah, dan membantu kerja otot.
8. Etika minum dalam islam yaitu minum sambil duduk, membaca basmallah, miunum
minimal 3x teguk (satu napas), menggunakan tangan kanan, tidak menggunakan bahan

2
yang terbuat dari emas, tidak meniup makanan/muniman yang masih panas, tidak minum
langsung dari teko (tempatnya), dan membaca hamdallah.
9. Fungsi cairan dalam tubuh yaitu mengatur suhu tubuh, melancarkan peredaan darah,
membuang racun dan zat sisa hasil metabolisme, membantu proses pencernaan dan
pernapasan, menjaga sendi dan otot, pengangutan nutrisi, O2, CO2, dalam darah.
10. Karena Natrium, Kalium, Klorida merupakan mayor kation dan anion sehingga mudah
untuk mendeteksi adanya gangguan keseimbangan cairan tubuh.
11. Karena komposisi cairan kristaloid sama dengan komposisi pada cairan ekstraseluler.
Ketika dehidrasi maka volume cairan ekstraseluler menurun, pemberian cairan kristaloid
akan membantu mengembalikan cairan ekstraseluler karena mempunyai komposisi yang
sama.
12. Gangguan keseimbangan yang terjadi jika tubuh kekurangan cairan yaitu dehidrasi,
hypovolemia, hyponatremia, hypokalemia.
13. Pemeberian cairan tergantung pada derajat dehidrasi yang dialami oleh seseorang, jika
dehidrasi ringan hingga sedang maka cukup diberi minum, jika dehidrasi berat maka diberi
cairan infus karena dengan cara pemberian cairan melalu infus maka lebih cepat mengalir
dalam tubuh hal ini disebabkan karena cairan langsung masuk ke pembuluh darah.

HIPOTESIS
Cairan tubuh berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, melancarkan peredaan darah,
membuang racun dan zat sisa, membantu proses pencernaan dan pernapasan, menjaga sendi dan
otot, pengangutan nutrisi, O2, CO2, dalam darah. Kekurangan cairan disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara intake dan output cairan, sehingga menyebabkan timbulnya gangguan
keseimbangan cairan tubuh seperti hypovolemia, hypervolemia, dehidrasi, dan lain lain. Yang
dapat menibulkan gejala seperti kulit menjadi kering, keram oto, susah berkonsentrasi,
tenggorokan kering, radang sendi, sakit kepala, gangguan ginjal. Hal ini dapat ditangani dengan
pemberian cairan tubuh secara oral atau infus, penanganan tersebut sesuai dengan derajat dehidrasi
seseorang. Selain itu dianjurkan untuk minum sesuai etika islam.

3
SASARAN BELAJAR
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan
LO 1.1 Definisi dan Klasifikasi Larutan dan Cairan
LO 1.2 Fungsi Larutan dan Cairan
LO 1.3 Perbedaan Larutan dan Cairan
LO 1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan
LO 2.1 Definisi Keseimbangan Cairan
LO 2.2 Input dan Output Cairan
LO 2.3 Komposisi Cairan Tubuh
LO 2.4 Mekanisme Keseimbangan Cairan Tubuh
LI 3. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi
LO 3.1 Definisi Dehidrasi
LO 3.2 Jenis-Jenis Dehidrasi
LO 3.3 Gejala Dehidrasi
LO 3.4 Penyebab Dehidrasi
LO 3.5 Mekanisme Dehidrasi
LO 3.6 Tatalaksana Dehidrasi
LI 4. Memahami dan Menjelaskan Mineral Tubuh
LO 4.1 Definisi Mineral Tubuh
LO 4.2 Jenis-Jenis Mineral Tubuh
LO 4.3 Fungsi Mineral Tubuh
LO 4.4 Sumber Mineral Tubuh
LO 4.5 Metabolisme / Absropsi Mineral Tubuh
LO 4.6 Kebutuhan Mineral Tubuh
LO 4.7 Ekskresi Mineral Tubuh
LI 5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam
LO 5.1 Adab Minum
LO 5.2 Al-Qur’an dan Hadist

4
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan
LO 1.1 Definisi dan Klasifikasi Larutan dan Cairan
DEFINISI
- Cairan adalah larutan yang terdiri dari air dan zat telarut. Cairan adalah salah
satu dari empat fase benda yang bentuknya ditentukan oleh wadah
penampungnya. Pada larutan fase cair, cairan merupakan pelarutnya.
- Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas 2 komponen (zat) atau
lebih. Komponen yang jumlahnya sedikit dinyatakan sebagai solute (zat
terlarut), sedangkan yang jumlahnya lebih banyak dinyatakan sebagi solvent (zat
pelarut).
KLASIFIKASI
CAIRAN
Jenis cairan berdasarkan kompartemennya:
1. Cairan Intrasel (CIS)
Cairan yang secara kolektif terkandung di dalam semua sel tubuh. CIS membentuk
2/3 H2O dalam tubuh total. Volume cairan sekitar 28 L , persentase cairan tubuh
67 L, persentase berat tubuh 40 L. 𝐾 + adalah kation utama dakam CIS. Sedangkan
anion utamanya adalah 𝑃𝑂43− dan protein-protein bermuatan negatif yang tertahan
dalam sel.
2. Cairan Ekstrasel (CES)
Cairan yang terdapat diluar tubuh. Kation utama nya 𝑁𝑎+ , anion utamanya berupa
𝐶𝑙 − , Cairan ekstrasel terdiri dari :
- Cairan interstisium, mewakili 4/5 kompartemen CES contohnya adalah cairan di
ruang antar sel.
-Cairan Plasma, yang membentuk 1/5 volume CES contohnya bagian cair darah.
-CES Minor :
 Cairan Transel, cairan yang berada di rongga-rongga khusus seperti cairan
otak,sendi,bola mata, dll.
 Cairan Limfa , cairan yang dikembalikan dari cairan interstisium ke plasma
melalui kelenjar limfe untuk pertahanan imun.

5
LARUTAN

1. Berdasarkan fasanya (wujud zat)

2. Berdasarkan kejenuhannya

Larutan Secara Kualitatif Secara Kuantitatif


Belum jenuh Solute masih bisa larut dalam solvent Qc < Ksp
Jenuh Keadaannya berada dalam kesetimbangan Qc = Ksp
Sudah Jenuh Mengendap semua (sudah terdapat Qc > Ksp
endapan)

3. Berdasarkan kepekatan
a) Larutan encer: larutan yang mengandung relatif sedikit solute dalam larutan
b) Larutan pekat: larutan yang mengandung banyak solute dalam larutan
4. Berdasarkan Daya Hantar :
I. Larutan Elektrolit :
1. Larutan elektrolit kuat :
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang banyak menghasilkan ion – ion
karena terurai sempurna, maka harga derajat ionisasi (ά ) = 1. Yang tergolong
elektrolit kuat adalah :
a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti:
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
c.Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.

6
2. Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasi sebesar 0 < ά > 1. Larutan elektrolit lemah
mengandung zat yang hanya sebagian kecil menjadi ion – ion ketika larut
dalam air. Yang tergolong elektrolit lemah adalah :
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
Adapun larutan elektrolit yang tidak memberikan gejala lampu menyala, tetapi
menimbulkan gas termasuk ke dalam larutan elektrolit lemah. Contohnya
adalah larutan ammonia, larutan cuka dan larutan H2S.
II. Larutan Non Elektrolit

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion –
ion ( tidak mengion ). Yang tergolong jenis larutan ini adalah larutan urea,
larutan sukrosa, larutan glukosa, alcohol dan lain – lain.

Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:


a. Larutan urea (CO(NH2)2)
b. Larutan sukrosa
c. Larutan gula (C12H22o11)
d. Larutan glukosa (C6H12O6)
e. Larutan alkohol (C2H5OH)
LO 1.2 Fungsi Larutan dan Cairan
Fungsi cairan tubuh antara lain :
1. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan
cairandalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruhpada kinerja otak dan jantung.

7
3. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun
dalamtubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni,
dan pernafasan.
4. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air
dalam tubuhberguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas
kulit akibat pengaruhsuhu udara dari luar tubuh.
5. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darahuntuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup
akan membantu kerjasistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan
usus menjadi lebih lancar,sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6. Menjaga tekanan sel
7. Pelindung bagi berbagai macam organ
Fungsi larutan bagi tubuh :
1. Sebagai media transportasi bagi zat makanan dan oksigen menuju sel dan sisa
metabolisme sel ke organelmelinasi.
2. Mengantarkan hormon dari organ penghasil menuju sel organ/target.
3. Memudahkan proses metabolisme di dalam sel.
4. Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit.
5. Membantu dalam mempertahankan suhu tubuh.
6. Memudahkan proses pencernaan.
7. Membantu kontraksi otot.
8. Membantu transmisi impuls saraf.
LO 1.3 Perbedaan Larutan dan Cairan
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serta sama
ukuran partikelnya,tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut
(tidak dapat dibedakan secaralangsung antara zat pelaru dengan zat terlarut),
partikel-partikel penyusunnya berukuransama (baik ion, atom, maupun molekul)
dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan,

8
dan zat terlarut di dalamnya disebut zat terlarut(solute), bisa berwujud cair, padat,
atau gas. Cairan, terdiri dari unsur-unsur atau partikel- partikel yang posisi relatifnya
bebas berubah tanpa terpisah.
LO 1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
1. Suhu
Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu
yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut
dengan suhu lebih rendah. Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu
tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak
antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan
zat terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi. Kebanyakan benda padat
sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya, benda padat lebih mudah
larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat ini membantu kita ketika membuat
minuman. Bila ingin membuat minuman dingin, kita harus melarutkan gula pasir
terlebih dahulu kedalam air panas, baru kemudian ditambahkan air dingin.
2. Ukuran zat terlarut
Zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut dibandingkan
dengan zat terlarut yang berukuran besar. Pada zat terlarut berbentuk serbuk,
permukaan sentuh antara zat terlarut dengan pelarut semakin banyak.
Akibatnya, zat terlarut berbentuk serbuk lebih cepat larut daripada zat telarut
berukuran besar.
3. Volume pelarut
Voleme pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.
4. Pengadukan
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut
akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan
menjadi semakin cepat.
5. Sifat solute dan solvent
Berlaku aturan “like disolve like” yaitu suatu solute akan mudah larut dalam
solvent yang mempunyai sifat yang sama dengan solutenya. Misal, solute polar
mudah larut dalam solvent yang polar, dan sebaliknya.

9
Contoh solute polar dengan solvent polar adalah garam-garam organik larut
dalam air. Sedangkan solute non-polar dengan solvent non-polar yaitu alkaloid
basa (umumnya senyawa organik) larut dalam klorofom.
6. Tekanan
Sangat berpengaruh pada gas. Berlaku hukum Henry yaitu dimana gas-gas
yang larut secara fisika (C=Kp).
Untuk padat atau cair tekanan tidak berubah (konstan).
7. Pengaruh ion sejenis
Adanya ion sejenis dalam larutan akan mengurangi kelarutan.
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan
LO 2.1 Definisi Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan dan elektrolit adalah usaha tubuh untuk
mempertahankan jumlah cairan intraseluler dan ekstraseluler serta komponen
elektrolitnya dalam keadaan tetap. Konsep keseimbangan sangat penting dalam
mempertahankan homeostasis. Jika jumlah suatu bahan di dalam tubuh harus tetap,
pemasukkannya melalui ingesti atau produksi metabolik harus seimbang dengan
pengeluarannya melalui ekskresi atau konsumsi metabolik.
LO 2.2 Input dan Output Cairan
 Intake Cairan
Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan cairan
per hari. selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-
kira 1500 ml/ hari , sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml/ hari
sehingga kekurangan sekitar 1000 ml/ hari di peroleh dari makanan, dan oksidasi
dalam proses metabolise.
Intake cairan dengan asupan minum sedikit diatas 1 L/hari, selain itu dapat
diperoleh dari menyantap makanan padat. Otot terdiri dari sekitar 75% H2O ;
daging (otot hewan) karenya mengandung 75% H2O. Buah dan sayuran
mengandung 60-90% H2O. Karena itu, orang biasanya memperoleh air sama
banyak dari makanan padat ataupun dari cairan yang mereka minum. Pemasukan
air lainnya juga dapat diproduksi dalam metabolisme. reaksi kimia di dalam sel
mengubah makanan dan oksigen menjadi energi, dengan menghasilkan CO2 dan air

10
dalam prosesnya. Air metabolic yang di produksi selama metabolisme sel dan
dibebaskan kedalam CES berjumlah rerata 350ml/hari.
Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sehingga respon dari penurunan
tekanan darah, pendarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. perasaan
kering mulut biasanya terjadi bersamaan dengan sensasi haus walaupun kadang
terjadi sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses
absorbs oleh gastrointestinal.
 Output Cairan
Output cairan yaitu jumlah atau volume kehilangan cairan pada tubuh manusia
per hari. Output cairan tubuh dapat melalui 4 rute:
1. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal
output urine sekitar 1400-1500 ml/hari, atau sekitar 30-50 ml/jam pada
orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine
bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat
maka produksi urine akan menurun sebagai upaya untuk mempertahankan
keseimbangan dalam tubuh.
2. IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit terjadi dengan
mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan berkisar
300-400 ml/hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat
maka IWL dapat meningkat.
3. Keringat
Pengeluaran air yang dirasakan oleh individu terjadi dari kulit melalui
keringat, yang mewakili jalur lain untuk keluarnya air. Pada suhu udara 68
ͦ F, sekitar 100 ml air lenyap setiap hari melalui keringat. Keluarnya air
melalui keringat ini dapat sangat bervariasi bergantung pada suhu
lingkungan dan kelembapan serta derajat aktivitas fisik; jumlahnya dapat

11
berkisar dari nol hingga beberapa liter per jam pada cuaca yang sangat
panas.
4. Feses (Tinja)
Dalam keadaan normal, hanya sekitar 100 ml air keluar dengan cara ini
setiap hari. Selama pembentukan feses di usus besar, sebagian besar air di
reabsropsi dari lumen saluran cerna kedalam darah sehingga cairan dihemat
dan isi saluran cerna memadat untuk dikeluarkan. Air dapat lebih banyak
keluar dari saluran cerna melalui muntah atau diare.

Tabel 2.1 Kebutuhan Cairan Berdasarkan Umur dan Berat Badan

No Umur BB (Kg) Kebutuhan Cairan


1 3 hari 3 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3 2 tahun 11,8 1350-1500
4 6 tahun 20 1800-2000
5 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun 45 2200-2700
7 18 tahun 54 2200-2700

LO 2.3 Komposisi Cairan Tubuh


Air adalah komponen tubuh manusia yang paling banyak rata rata
membentuk 60% berat tubuh tetapi berkisar dari 40-80%. Kandungan air seseorang
relative tidak berubah, karena ginjal secara efisien mengatur keseimbangan air,

12
tetapi presentase air tubuh bervariasi dari orang ke orang. Penyebabnya adalah
variabilitas dalam jumlah jaringan lemak mereka. Jaringan lemak mempunyai
presentasi air yang lebih rendah dibanding dengan jaringan lain. Plasma
mengandung lebih dari 90% air. Jaringan lunak seperti kulit, otot, dan organ internal
memiliki kandungan air 70-80%. Tulang yang relative kering mengandung hanya
22% air.
Jumlah cairan tubuh total kurang lebih 55-60% dari BB dan presentase ini
berhubungan dengan jumlah lemak dalam tubuh, jenis kelamin, dan umur. Pada bayi
dan anak – anak, presentase cairan tubuh total lebih besar dibanding dengan orang
dewasa dan akan menurun sesuai dengan pertambahan usia.

Presentasi cairan tubuh total


 Bayi prematur : 80% BB
 Bayi dan anak normal : 70-75% BB
 Pra-pubertas : 65-70% BB
 Dewasa : 55-60% BB

Tabel 2.2 Kadar Air Tubuh Total Terhadap Berat Bedan

Usia Pria Wanita


10-18 59% 57%
18-40 61% 51%
40-60 55% 47%
>60 52% 46%

 Kompartemen Intrasel
Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Volume cairan intrasel
lebih kurang 33% BB atau 60% dari jumlah air total; merupakan air yang terdapat
didalam sel. Cairan intrasel berperan menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan
energi serta proses perbaikan sel. Selain itu, cairan intasel juga berperan dalam proses
replikasi dan berbagai fungsi khusus antara lain sebagai cadangan air untuk
mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel.

13
Kandungan elektrolit intrasel, kation utama adalah kalium dan anion utama adalah
fosfat dan protein. Ion kalium, magnesium, dan fosfat merupakan solute yang dominan
untuk menimbulkan efek osmotik pada cairan intrasel. Ion kalium juga penting dalam
proses biolistrik, konsentrasi ion kalium intrasel sangat rendah.
 Kompartemen ekstrasel
Cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat di luar sel tubuh. Cairan ekstrasel terdiri
dari:
- Cairan interstisium atau cairan antar sel, yang berbeda diantara sel-sel.
- Cairan intra-vaskular, yang berada pada pembuluh darah yang merupakan bagian air
dari plasma darah.
- Cairan trans-sel, yang berada pada rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak (likuor
serebrospinal), bola mata, sendi.
Jumlah cairan trans-sel relatif sedikit
Dengan menggunakan berbagai marker, diperoleh volume ekstrasel sebesar 42-
53% jumlah cairan tubuh total untuk marker klorida dan 30-33% untuk marker inulin dan
sulfat. Volume cairan ekstrasel sebesar 24% dari BB pada orang dewasa. Untuk
penggunakan di klinik umumnya digunakan 40% dari jumlah air tubuh total.

Tabel 2.3 Kompartemen Cairan Tubuh Utama

Kompartemen Volume Cairan Persentase Persentase


(dalam Liter) Cairan Tubuh Berat Tubuh
Cairan Tubuh
42 100 60
Total
Cairan Intrasel
28 67 40
(CIS)
Cairan
Ekstrasel 14 33 20
(CES)
Plasma 6,6
2,8 4
(20% CES)
Cairan 26,4
11,2 16
Interstisium (80% CES)

14
Tabel 2.4 Komposisi Cairan Intrasel dan Ekstrasel

Intrasel Ekstrasel
Ion
(mEq/L) (mEq/L)
Na+ 20 145
K+ 150 3-5
Cl- -- 110
HCO3- 10 20-25
PO4 110-115 5
Protein 75 10

LO 2.4 Mekanisme Keseimbangan Cairan Tubuh


 Homeostasis Air
Keseimbangan cairan dipertahankan dengan mengatur volume dan
osmolaritas cairan ekstraseluler. Peningkatan volume ekstrasel akan
meningkatkan volume darah dan tekanan darah dan sebaliknya.
Bila asupan (intake) air terlalu banyak, tubuh akan segera memberi respon
berupa pengurangan sekresi ADH (antideuritic hormone) dari hipofisis
posterior, yang mengurangi reabsorpsi air di tubulus distal dan duktus
koligentes nefron ginjal dan dikeluarkan sebagai urin.
Peningkatan volume plasma akan diikuti dengan peningkatan venous retum,
yang akan merangsang dinding atrium. Dengan adanya rangsangan pada
reseptor regang pada dinding atrium kanan akan merangsang pelepasan Atrial
Natriuretic Peptide (ANP) yang menimbulkan blokade pada sekresi
aldosterone dan diikuti peningkatan pengeluaran natrium dan air melalui urin.
Peningkatan tekanan darah dideteksi oleh barosereptor di sinus karotis dan
arkus aorta dan mengirimkan impulsnya ke pusat kardioinhibitor, yang
menimbulkan respon berupa penurunan tekanan darah.
Pada saat terjadi penurunan volume cairan ekstrasel, volume dan tekanan
darah akan berkurang. Hal ini juga akan menimbulkan rangsangan pada system
renin-angiotensin sehingga timbul respon berupa pengurangan reproduksi urin
(restriksi pengeluaran cairan), rangsangan haus yang disertai dengan
meningkatnya pemasukan cairan yang selanjutnya akan meningkatkan volume

15
cairan ekstraseluler. Keseimbangan cairan dipertahankan dengan mengatur
volume dan osmolaritas cairan ekstrasel.
Mekanisme homeostasis air dan elektrolit bertujuan mempertahankan
volume dan osmolaritas cairan ekstrasel dalam batas normal, dengan mengatur
keseimbangan cairan antara absrobsi diet (makanan dan minuman) di usus
dengan eksresi di ginjal (konservasi dan ekskresi air dan elektrolit), yang
melibatkan juga system hormone.
 Sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron (SRAA)
Sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron (SRAA) terlibat dalam regulasi
Na+. Sel granular apparatus jukstaglomerulus mengeluarkan suatu hormon
enzimatik, renin, ke dalam darah sebagai respons penurunan NaCl, volume CES,
dan tekanan darah arteri. Peningkatan sekresi renin menyebabkan peningkatan
reabsorbsi Na+ oleh tubulus distal dan koligentes. Setelah dieksresikan ke dalam
darah, renin bekerja sebagai enzim untuk mengaktifkan angiotensinogen (yang
disintesis dalam hati) menjadi angiotensin I. Ketika melewati paru melalui sirkulasi
paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II oleh ACE yang banyak di kapiler
paru. Angiotensin II adalah perangsang utama sekresi hormon aldosteron dari
korteks adrenal.
Aldosteron meningkatkan reabsorbsi Na+ oleh tubulus distal dan koligentes.
SRAA mendorong retensi garam yang kemudian menyebabkan retensi air dan
peningkatan tekanan darah arteri. Melalui mekanisme umpan-balik negatif, sistem
ini menghilangkan faktor-faktor yang memicu pelepasan awal – renin yaitu, deplesi
garam, penurunan volume plasma, dan penurunan tekanan darah arteri.
Selain merangsang sekresi aldosteron, angiotensin II adalah konstriktor
arteriol sistemik, yang secara langsung meningkatkan tekanan darah dengan
meningkatkan resistensi perifer total tubuh. Selain itu, angiotensin II meningkatkan
rangsangan haus (meningkatkan asupan cairan) dan merangsang vasopressin (suatu
hormon yang meningkatkan retensi H2O oleh ginjal), keduanya ikut berperan dalam
menambah volume plasma dan meningkatkan tekanan arteri.

16
LI 3. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi
LO 3.1 Definisi Dehidrasi
Dehidrasi adalah berkurangnya volume cairan intrasel akibat perpindahan
air intrasel ke ekstrasel. Perpindahan air ini terjadi akibat peningkatan osmolalitas
efektif cairan ekstrasel. Peningkatan osmolalitas cairan ekstrasel terjadi karena
cairan ekstrasel yang tebuang (ke luar tubuh) bersifat hipotonik, berkurangnya air
jauh melebihi berkurangnya natrium ekstrasel.
LO 3.2 Jenis-Jenis Dehidrasi
Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum dari
natrium menjadi isonatermik (130-150 mEq/L), hiponatermik (<139 mEq/L) atau
hipenatermik (150 mEq/L).
a. Dehidrasi Isotonik (isonatermik)
Terjadi ketika kehilangan cairan hampir sama dengan konsentrasi natrium
terhadap darah. Kehilangan cairan dan natrium besarnya relatif sama dalam
kompartemen intravascular maupun kompartemen ekstravaskular.
b. Dehidrasi Hipotonis (hiponatermik)
Terjadi ketika kehilangan cairan dengan kandungan natrium lebih banyak
dari darah (kehilangan cairan hipertonis).

17
c. Dehidrasi Hipertonis (hipernatermik)
Terjadi ketika kehilangan cairan dengan kandungan natrium lebih sedikit
dari darah. Biasanya terjadi karena penggunaan cairan dengan kandungan
solute tinggi, gangguan pemekatan ginjal dengan kehilangan air yang banyak,
paparan ke lingkungan panas dengan IWL (insensible water loss) besar.

Ditinjau dari segi banyak deficit cairan dan elektrolit yang hilang, dibagi menjadi:
1. Dehidrasi ringan (defisit 4 % BB)
2. Dehidrasi sedang (defisit 8% BB)
3. Dehidrasi berat (defisit 12% BB)
4. Syok (deficit dari 12% dari BB)

LO 3.3 Gejala Dehidrasi


Dehidrasi Ringan dan Sedang, dehidrasi ringan dan sedang pada umumnya akan
menyebabkan:
 Rasa haus
 Warna urine menjadi lebih pekat atau gelap
 Jumlah dan frekuensi pembuangan urine menurun
 Mulut kering dan lengket
 Mudah mengantuk dan cepat lelah
 Sakit kepala
 Sembelit
 Pusing
Sedangkan pada anak-anak dan bayi, gejala-gejala dehidrasi adalah sebagai
berikut:
 Saat menangis tidak ada air mata
 Mata terlihat cekung ke dalam
 Menyusutnya ubun-ubun
 Popok tetap kering selama 12 jam
 Kulit terasa dingin dan kering
 Mudah marah dan lesu

18
 Mulut kering dan lengket
 Kelelahan dan pusing
Dehidrasi berat, gejala yang mungkin terjadi ketika mengalami dehidrasi berat
adalah:
 Mudah marah dan merasa kebingungan
 Air mata yang sedikit dan mulut terasa kering
 Denyut jantung cepat namun lemah
 Bernapas dengan cepat
 Mata tampak cekung
 Demam
 Kulit menjadi tidak elastis, setelah dicubit kembali ke asal lebih lama
 Tekanan darah rendah
 Tidak buang air kecil selama 8 jam atau pada bayi, popok jarang menjadi basah
akibat urine.
 Sangat pusing atau mengantuk terutama pada bayi dan anak-anak
 Kejang-kejang
 Tingkat kesadaran rendah
Pada anak-anak dan bayi, kaki dan tangannya akan teraba dingin dan tampak ruam-
ruam kecil (blotchy-looking) tanpa rasa gatal atau nyeri.
LO 3.4 Penyebab Dehidrasi
Penyebab dehidrasi dapat ditimbulkan melalui tiga cara utama:
 Insufisiensi pemasukan H2O, seperti yang terjadi pada perjalanan di gurun
pasir atau kesulitan menelan.
 Pengeluaran H2O yang berlebihan, seperti yang terjadi pada berkeringat,
muntah, atau diare berlebihan (meski pun baik H2O maupun zat terlarut
keluar selama keadaan-keadaan ini, H2O relatif lebih banyak hilang
sehingga zat terlarut yang tertinggal menjadi lebih pekat).
 Diabetes insipidus, Penyakit yang ditandai oleh defisiensi vasopressin
Vasopresin (hormone antidiuretik) meningkatkan permeabilitas tubulus
distal dan koligentes terhadap H2O dan dan dengan demikian meningkatkan

19
konservesi air dengan mengurangi pengeluaran urine. Tanpa vasopressin
yang adekuat pada diabetes insipidus, ginjal tidak dapat mereabsorpsi H2O
dari bagian distal nefron.
Beberapa faktor patologis penyebab dehidrasi yang sering
 Gastroenteritis
Diare adalah etiologi paling sering. Pada diare yang disertai muntah,
dehidrasi akan semakin progresif. Dehidrasi karena diare menjadi penyebab
utama kematian bayi dan anak di dunia.
 Stomatitis dan faringitis
Rasa nyeri mulut dan tenggorokan dapat membatasi asupan makanan dan
minuman lewat mulut.
 Ketoasidosis diabetes (KAD)
KAD disebabkan karena adanya diuresis osmotik. Berat badan turun akibat
ke-hilangan cairan dan katabolisme jaringan.
 Demam
Demam dapat meningkatkan IWL dan me-nurunkan nafsu makan. Selain
hal di atas, dehidrasi juga dapat dicetuskan oleh kondisi heat stroke,
tirotoksikosis, obstruksi saluran cerna, fibrosis sistik, diabetes insipidus,
dan luka bakar.
LO 3.5 Mekanisme Dehidrasi
Mekanisme Dehidrasi dan peranan vasopresin (anti diuretic hormone/ ADH).
Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan merangsang
osmoreseptor di hypothalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron
hypothalamus yang menyintesis vasopressin. Vasopresin akan dilepaskan oleh
hipofisis posterior ke dalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus
koligen. Ikatan vasopressin dengan resptornya di duktus koligen memicu
terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di membrane bagian apeks duktus koligen.
Pembentukan aquaporin ini memungkinkan terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa
recta. Hal ini menyebabkan urin yang terbentuk di duktus koligen menjadi sedikit
dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam tubuh tetap dapat
dipertahankan. Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypothalamus akibat

20
peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di
hypothalamus sehingga terbentuk perilaku untuk mengatasi haus, dan cairan di
dalam tubuh kembali normal.
LO 3.6 Tatalaksana Dehidrasi
Koreksi cairan. Jenis cairan yang diberikan adalah dekstrosa isotonik.
Volume cairan yang dibutuhkan sesuai dengan insensible water losses + volume urin
24 jam + volume cairan yang keluar melalui saluran cerna. Insensible water losses
banyaknya kira-kira 40 mL/jam. Cairan dapat diberikan secara intravena atau
melalui oral bila pasien sadar. Kecepatan pemberian cairan tidak boleh
menyebabkan penurunan kadar natrium plasma >0,5 mEq/jam.
Sebagai contoh, bila kadar Na plasma akan diturunkan dari 160 menjadi 140
maka lamanya pemberian cairan adalah 40 jam (20 dibagi 0,5). Misalnya berat
pasien 60kg maka defisit cairan 0,4 x 60 (160/140 – 1) = 3,43L. Bila insensible loss
960 mL dan volume urin 1500mL/jam maka volume cairan yang dibutuhkan
besarnya 3,43 + 0,96 + 1,5 = 5,89L. Jumlah cairan ini diberikan dalam waktu 40 jam
atau 0,15 L/jam. Tindakan lain adalah mengatasi penyebabkan terjadinya dehidrasi.
LI 4. Memahami dan Menjelaskan Mineral Tubuh
LO 4.1 Definisi Mineral Tubuh
Mineral adalah suatu zat anorganik yang berasal dari bahan makanan, dan
dapat diperoleh dari perubahan zat-zat tersebut pada temperatur dan tekanan yang
tinggi. Mineral hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai peranan
yang penting dalam proses-proses di dalam tubuh, yaitu sebagai zat pengatur dan
pembangun.
LO 4.2 Jenis-Jenis Mineral Tubuh
Menurut Jenisnya dibagi 2 :

1. Mineral Organik
Adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita, yangdapat
kita peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hariseperti nasi,
ayam, ikan, telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.

21
2. Mineral Anorganik
Adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh kita.
Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi),Mercuri,
Arsenik, Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasildari resapan
tanah dan lain.
Menurut Bentuknya dibagi 2:
1. Makro
Mineralmakro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih
dari 100mg sehari.
Contohnya: Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Klorida, Kalium
2. Mikro
Mineral Mikro merupakan mineral yang jumlah kebutuhannya kurang
dari(<100 mg per hari) atau lebih sedikit di bandingkan dengan
mineralmakro.
Contohnya: Besi, Seng, Iodium, Selenium, Tembaga, Mangan,Kromium,
Fluor.
Berdasarkan takaran mineral jumlah kebutuhan dalam per hari, mineral dapat
dibagi menjadi 3 jenis, antara lain :
1. Major Minerals
Major Minerals atau mineral utama ialah mineral yang dibutuhkannya
dalam jumlah yang cukup banyak yaitu sekitar lebih dari 100 mg termasuk
diantaranya magnesium, kalsium, kalium, fosfor, sulfur, natrium, dan klorida.
2. Trace Minerals
Trace Minerals dibutuhkan pada tingkat sekitar kurang dari 100 mg per hari.
Terdapat 9 jenis mineral yang termasuk dalam kategori ini, antara lain : zat besi,
fluoride, mangan, seng, yodium, selenium, tembaga, molibdenum, dan kromium.
3. Ultratrace Minerals
Ultratrace Minerals ialah mineral yang ditemukan pada tubuh manusia,
namun jumlah kebutuhan mineral jenis ini tidak diketahui. Ini termasuk arsenik,
nikel, silikon, boron, serta vanadium.

22
LO 4.3 Fungsi Mineral Tubuh
Kebutuhan setiap orang akan mineral bervariasi dan berbeda-beda
tergantung pada umur, kesehatan, jenis kelamin, serta kondisi fisiologis seperti
kehamilan. Mineral mempunyai nilai biologis yang cukup penting guna
mempertahankan fungsi fisiologis dan struktural, mencegah defisiensi, serta
mencegah turunnya kondisi kesehatan. Berikut fungsi mineral :
 Membantu serta menjaga kesehatan otot, jantung, dan juga saraf.
 Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
 Menghasilkan berbagai jenis enzim.
 Memelihara, mengeraskan, dan mengendalikan tulang serta proses faal
dalam tubuh.
 Sebagai katalis terhadap berbagai proses biokimia yang terjadi dalam tubuh.
 Kontraksi pada otot serta respon saraf.
 Pembentukan struktur jaringan lunak dan keras, dalam kerja sistem enzim.
 Membantu dalam pembuatan antibodi.
 Menjaga keseimbangan air dan asam basa dalam darah.
 Menyusun kerangka tubuh, otot, serta gigi.
 Sebagai aktivator yang berperan dalam enzim dan hormon.
 Menjaga kesehatan tulang.
 Menjaga fungsi otak.
 Mencegah nyeri otot.
 Berperan dalam proses pembangunan sel.
 Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

23
LO 4.4 Sumber Mineral Tubuh

LO 4.5 Metabolisme / Absropsi Mineral Tubuh


 Natrium
Natrium diabsorpsi di usus halus secara aktif (membutuhkan energi),
lalu dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring kemudian dikembalikan
ke aliran darah dalam jumlah cukup untuk mempertahankan taraf natrium
dalam darah.
 Klorida
Klorida diabsorpsi di usus halus dan dieksresi melalui urin dan keringat.
 Kalium
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Kalium dieksresi
melalui urin, feses, keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah

24
dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengarbsorpsi
kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron.
 Kalsium
Sebanyak 30-50 % kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh yang
terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH
6 agar dapat berada dalam kondisi terlarut. Absorpsi kalsium terutama
dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat
kalisum. Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Kalsium hanya
bias diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap
karena unsure makanan lain.
 Magnesium
Magnesium diabsorpsi di usus halus dengan bantuan alat angkut aktif
dan secara difusi pasif. Di dalam darah magnesium terdapat dalam bentuk ion
bebas. Keseimbangan magnesium dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian
eksresi magnesium melalui urin. Eksresi magnesium meningkat oleh adanya
hormone tiroid, asidosis, aldosteron serta kekurangan fosfor dan kalium.
 Fosfat
Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk aliran
darah melalui sirkulasi portal.
LO 4.6 Kebutuhan Mineral Tubuh

Kandung Kebutuhan
Bahan
an Sumber Utama Sehari Fungsi/terdapatnya
Mineral
(g) (g)
Air 35.000- Minuman 1200 Bahan pelarut, komponen
40.000 Air dalam makanan padat 900 sel, dielektrikum, bahan
Air dari reaksi oksidasi 300g pendingin, bahan yang
mentranspor, pasangan
reaksi
Elemen makro (kebutuhan sehari >100 mg)
Na 100 Garam dapur 1,1-3,3 Regulasi osmotik,
Potensial membran,
Metabolisme mineral
K 150 Sayur, buah-buahan 1,9-5,6 Potensial membran

25
Padi-padian Metabolisme mineral
Ca 1.300 Susu 0,8 Pembentukan tulang,
penggumpalan darah
Bahan pembawa sinyal
Mg 20 Sayur Hijau 0,35 Pembentuk tulang,
kofaktor untuk enzim
Cl 100 Garam dapur 1,7-5,1 Metabolisme mineral
P 650 Daging, susu, padi-padian, 0.8 Pembentuk tulang,
sayur metabolism energy,
metabolism asam nukleat
S 200 Asam amino yang 0,2 Metabolisme lemak dan
mengandung S (Cys dan karbohidrat,
Met) pembentukan konjugat
Elemen mikro (elemen runut) (mg)
Fe 4-5 Daging, hati, telur, sayur, 10 Henoglobin, mioglobin,
kentang, padi-padian sitokrom, kompleks Fe/S
Zn 2-3 Daging, hati, padi-padian 15 Enzim Zn
Mn 0,02 Tersebar luas dalam berbagai 2-5 Enzim
makanan
Cu 0,1-0,2 Daging, sayur, buah, ikan 2-3 Oksidase
Co <0,01 Daging Runut Vitamin B12
Cr <0,01 0,05-0,2 Tidak jelas
Mo 0,02 Biji-bijian, kacang-kacangan 0,15-0,5 Enzim redoks
Se Sayur, daging 0,05-0,2 Enzim selenium
I 0,03 Ikan laut, garam dapur yang 0,15 Tiroksin
beryodium, air minum
Kebutuhan tidak dijamin Logam bukan logam
F Air minum 0,0015-0,004 Tulang, lapisan email
(sebagian mengandung fluor) gigi
the, susu
A. Bahan-bahan mineral *kandungan dalam tubuh orang dewasa seberat 65 kg

LO 4.7 Ekskresi Mineral Tubuh


 Natrium
Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh
hormone aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium
darah menurun.
 Klorida
Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium

26
 Kalium
Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion
natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal.
 Kalsium
Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Kehilangan
kalsium dapat terjadi melalui urin, sekresi cairan yang masuk saluran cerna
serta keringat.
 Magnesium
Keseimbangan magnesium dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian
eksresi magnesium melalui urin. Eksresi magnesium meningkat oleh adanya
hormone tiroid, asidosis, aldosteron serta kekurangan fosfor dan kalium.
Eksresi magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH
terhadap resorpsi tubula ginjal.
 Fosfat
Fosfat ikut dalam pengaturan derivat aktif vitamin D. Bila kadar fosfat
serum rendah, pembentukan 1,25-dihidroksi vitamin D dalam tubulus renalis
dirangsang, sehingga terjadi penambahan absorpsi fosfat dari usus.

LI 5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam


LO 5.1 Adab Minum
 Minum menggunakan tangan kanan
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) mengajar untuk
kita makan dan memegang bekas minuman menggunakan tangan kanan dan
melarang umatnya menggunakan tangan kiri kerana ia adalah sifat syaitan dan
ciri-ciri orang yang bongkak.
 Niat karena Allah SWT
Hendaklah ketika minum berniat bagi menyegar dan menyihatkan
tubuh badan supaya memudahkan beribadah dan kerana Allah SWT.
 Membaca basmalah

27
Memulai minum dengan Basmalah: ‘Bismillahir-rahmanir-rahim’
Membaca Basmalah sebelum makan untuk mengelakkan penyakit. Kerana
bakteria dan racun ada membuat perjanjian dengan Allah swt, apabila
Basmalah dibaca maka bakteria dan racun akan musnah dari sumber
makanan itu.
 Membaca Doa
Doa minum air;
ُ َّ ِّ ُ ُ َ ‫ْر‬ ‫َ َر َ َ َر‬ ‫ر َ ر َ ر‬
َ‫ا‬ َ‫ن للهم‬ َ ِ ‫ل ِلتغ ِف َر‬
َ ‫ل اشب َه ِا‬ َ ‫ن و ِلتفع‬، َ ِ ‫ل فاغ ِف رر‬
َِ ‫ل‬ َ ‫أ ِوافع‬
Ya Allah! Sesungguhnya daku meminumnya dengan harapan Dikau
mengampuni daku dan mengabulkan maksudku; Maka ampunilah daku serta
kabulkanlah.
 Minum Dengan Tiga Nafas
Minum dengan tiga kali tegukan dan elakkan bernafas ke dalam bekas
minuman. Setiap kali berhenti minum hendaklah diarahkan pernafasan ke
tempat lain.
Nabi SAW sering meminum dengan tiga kali teguk, sambil bernafas di
luar gelas dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’ di antara tiga kali tegukan.
Baginda SAW juga akan teruskan minum dengan setiap tegukan diselangi
bernafas di luar gelas sehingga habis.
Diriwayatkan dari Anas radhiyalaahu anhu (r.a.) bahawa Rasulullah
SAW bernafas tiga kali ketika minum, “Rasulullah SAW biasa bernafas tiga kali
sewaktu minum.” (HR. Muttafaq ‘alaih).
 Dilarang Meniup Minuman
Jangan bernafas dan meniup air minum di dalam bekas, terutama
meniup air yang panas, kerana perbuatan itu akan menjadikan minuman
bertoksid disebabkan Co2 yang dihembuskan ke dalamnya.
 Hindari Menonggang
Rasulullah SAW telah mengajarkan adab meminum air dengan cara
duduk, menempelkan bibir ke air, bernafas di luar gelas serta tidak minum

28
dengan cara menonggang. Maksudnya adalah mencegah masuknya udara ke
dalam perut.
 Minum Dalam Keadaan Duduk
Janganlah kita minum dalam keadaan berdiri walaupun ia dibolehkan
tetapi ia makruh yang menghampiri kepada haram.
Anas juga berkata: “Rasulullah SAW telah melarang minum sambil
berdiri”. (HR Muslim)
 Larangan Minum Dalam Bekas Besar
Ibnu Abbas menambahkan: “Rasulullah SAW telah melarang minum
dari mulut teko”. (HR Bukhori dan Ibnu Majah)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kamu
minum sambil berdiri. Sesiapa terlupa sehingga minum sambil berdiri, maka
hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad r.a.)
 Menutup makanan dan minuman
Tutuplah tempat minuman terutama pada malam hari. Rasulullah SAW
mewajibkan menutup makanan untuk melindunginya dari pencemaran,
sebagaimana dinyatakan dalam hadis Nabi SAW: “Tutuplah makanan dan
minuman”. (HR. Bukhari r.a.)
Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Tutupilah bejana-bejana dan wadah air. Kerana dalam satu tahun ada
satu malam, ketika itu turun wabak, tidaklah ia melalui bejana-bejana yang tidak
tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya
sesuatu penyakit.” (HR. Muslim r.a.)
 Ucapkan Hamdalah, ‘Alhamdulillah’
Setiap kali berhenti minum (pada setiap penafasan) dan setelah selesai
minum bacalah ‘Alhamdullilah’ tanda kita bersyukur atas nikmat yang Allah
SWT kurniakan.

29
 Mencuci mulut (berkumur) selepas makan
Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan
bakteria. Secara Rasulullah SAW beliau menekankan pentingnya berkumur
setelah minum susu: “Berkumurlah kalian setelah minum susu, kerana di
dalamnya mengandung lemak”. (HR. Ibnu Majah)
LO 5.2 Al-Qur’an dan Hadist
 Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
ْ ‫ق‬
ْ‫ئ‬ ْ ‫ف ْلي‬
ِ ‫َس َت‬ َ ‫ي‬ ِ َ‫ن ن‬
َْ ‫س‬ ْْ ‫م‬ َ ‫ما‬
َ ‫ف‬ َ ‫م‬
ً ِ‫قائ‬ ُ ‫م ْن‬
ْْ ‫ك‬ َ َ‫ش َربَنْ أ‬
ِ ْ‫حد‬ َْ
ْ َ‫ل ي‬

“Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri.


Apabila dia lupa maka hendaknya dia muntahkan.” (HR. Muslim no. 2026)

 Dari Anas radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
َ ‫ل‬
ً ِ‫قائ‬
‫ما‬ ُْ ‫ج‬
ُ ‫ب الر‬ ْْ َ‫ه نَ َهى أ‬
ْ َ‫ن ي‬
َْ ‫ش َر‬ ُْ ‫أَن‬

“Bahwa beliau melarang seseorang minum sambil berdiri.” (HR. Muslim no.
2024)

 Ali radhliallahu ‘anhu pernah datang dan berdiri di depan pintu rahbah, lalu dia
minum sambil berdiri. Setelah itu dia berkata:
ُْ
‫ّللا‬ َ ْ‫ت النبِي‬
‫صلى‬ َ
ُْ ‫وإِنِي َرأ ْي‬ َ
َ ْ‫و قائِم‬ ُ
َْ ‫ب َوه‬ ْ َ‫ن ي‬
َْ ‫ش َر‬ ْ
ْ ‫مأ‬َ ُ ُ
ْْ ‫حده‬ َ
َ ‫هأ‬ ُ ْ ً َ‫إِنْ ن‬
ْ ‫اسا يَك َر‬
ْ
ُْ ‫عل‬
‫ت‬ َ
َ ‫مونِي ف‬ َ
ُ ‫ما َرأ ْي ُت‬ َ ‫ل‬
َ ‫ك‬ َْ ‫ع‬ َ
َ ‫مف‬َْ ‫سل‬َ ‫و‬َ ‫ه‬ ِْ ‫علَ ْي‬ َ

“Sesungguhnya orang-orang merasa benci bila salah seorang dari kalian minum
sambil berdiri, padahal aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
melakukannya sebagaimana kalian melihatku saat ini.” (HR. Al-Bukhari no. 5615)

 Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma berkata:


‫ما‬ َ ‫ب‬
ً ِ‫قائ‬ َْ ‫ش ِر‬ َ ‫م‬
َ ‫ف‬ َْ ‫ن َز ْم َز‬
ْْ ‫م‬ َْ ‫سل‬
ِ ‫م‬ َ ‫ه َو‬ِْ ‫علَ ْي‬
َ ‫ّللا‬
ُْ ‫صلى‬ ِْ
َ ‫ّللا‬ ُ ‫ْت َر‬
َْ ‫سو‬
‫ل‬ َ ‫س‬
ُْ ‫قي‬ َ

“Aku memberi minum kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari air

30
zam-zam, lalu beliau minum sambil berdiri.” (HR. Al-Bukhari no. 1637 dan Muslim
no. 2027)

 ِ ‫خ ذ ُوا ِز ي ن َ ت َك ُ مْ ِع ن ْ د َ ك ُ ِّل‬ُ َ‫صا ِل ًحا ِإ ِّنِي ِب َما ت َ ْع َملُونَ َعل ي َ ا ب َ ن ِ ي آ د َ م‬


َ ‫ت َوا ْع َملُوا‬ َّ ‫س ُل ُكلُوا ِمنَ ال‬
ِ ‫ط ِِّي َبا‬ ُّ ‫َيا أَيُّ َها‬
ُ ‫الر‬
‫ب ال ْ ُم سْ ِر ف ِ ي َن‬ ُّ ‫َم سْ ِج ٍد َو ك ُ ل ُ وا َو ا شْ َر ب ُوا َو ََل ت ُسْ ِر ف ُ وا ۚ إ ِ ن َّ ه ُ ََل ي ُِح‬

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. ( Q.S. Al - a’raf (7) : 31)

31
DAFTAR PUSTAKA

DR. dr. Amir Sjarifuddin Madjid, SpAnKIC, dkk. 2008. Gangguan


Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa FK UI. Unit Pendidikan Kedokteran-
Pengembangan Koprofesian Berkelanjutan (UPK-PKB). Jakarta

Komarian, Lilis. Fungsi Makanan Bagi Tubuh. Tersedia :


http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/195906281989012-
LILIS_KOMARIYAH/Modul_Jadi_Gizi_Olahraga.pdf. Diakses : 14 Februari 2018

Meirissa, Tria. 2008. Fungsi Cairan Tubuh Manusia, Gejala Dehidrasi dan Cara
Mengatasi Kehilangan Cairan Tubuh. Tersedia :
https://www.scribd.com/document/132047542/Fungsi-Cairan-Tubuh-Manusia. Diakses :
13 Februari 2018

Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 8. Penerbit
Buku Kedokteran (EGC). Jakarta

Yovi, Muhammad. Pengertian Mineral, Fungsi Mineral, Jenis Mineral. Tersedia


: http://woocara.blogspot.com/2015/10/pengertian-mineral-fungsi-
mineral.html#ixzz575x20Ng4. Diakses : 14 Februari 2018

https://www.google.co.id/amp/s/shafiqolbu.wordpress.com/2011/11/18/adab-
minum-rasulullah-saw/amp/

Physiology, Renin Angiotensin System Journal by John H. Fountain; Sarah L.


Lappin.

32

Anda mungkin juga menyukai