PEMBAHASAN
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
1.Usia
Usia merupakan tahap kehidupan seseorang dimana terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang
sistematis secara normal, kebutuhan cairan dan elektrolit akan berjalan seiringnya perubahan
perkembangan seseorang. Akan tetapi, hal ini bisa berubah jika terdapat penyakit.
Asupan cairan berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia berpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas
permukaan tubuh, kebutuhan metabolik, serta berat badan.
2.Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas
menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan
saluran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat.
Selain itu, kehilangan cairan yang tidak disadari juga mengalami peningkatan laju pernapasan dan
aktivasi kelenjar keringat.
3.Iklim
Normalnya individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu panas tidak akan
mangalami pengeluaran cairan yang ekstrim melalui kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini cairan
yang keluar umumnya tidak dapat di sadari. Dipengaruhi oleh suhu, lingkungan,tingkat
metabolisme dan usia. Individu yang tinggal di lingkungan yang bersuhu tinggi atau di daerah
dengan kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalahi kehilangan cairan dan elektrolit.
4.Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan makanan tidak
seimbang tubuh berusaha memecah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan
lemak dan glikoges.
5.Stres
Saat stres, tubuh mengalami peningkatan metabolisme saluler,peningkatan konsentrasi,glukosa
darah dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan refensi air dan natrium.
2.Sistem paru
Mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan ekstra saluler. Paru-paru melakukan hal ini
dengan menyesuaikan ventilasi sebagai respons terhadap jumlah karbon dioksida dalam darah.
Kenaikan dari tekanan persial karbondioksida dalam arteri (PaCO2) merupakan stimulasi yang kuat
untuk respiras
3.Sistem ginjal
Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi reabsorpsi ion hidrogen dan ion
bikarbonat. Pada mekanisme pengaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer,asam
karbonat,buffer fosfat dan pembentukan ammonia. Pada proses tersebut asam karbonat dan natrium
di lepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali.
B. Asam lemah yaitu asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat di larutkan dalam air.
Contoh asam lemah:
Asam askorbat
Asam karbonat
Asam sitrat
Asam etanoat
Asam laktat
Asam fosfat
Basa juga terbagi menjadi 2 jenis yaitu basa kuat dan basa lemah:
A. Basa kuat yaitu basa yang dapat terionisasi sempurna sesuai dengan unsur pembentukan basa
tersebut.
Contoh basa kuat:
Litium hidroksida
Natrium hidroksida
kalium hidroksida
kalsium hidroksida
Stronsium hidroksida
Rubidium hidroksida
Barium hidroksida
Magnesium hidroksida
B. Basa lemah yaitu, basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan.
Amonia adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas amonia tidak mengandung ion
hidroksida tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.
2.5. Pengertian Larutan hipotonik,isotonik dan hipertonik
Pengertian Larutan Hipotonik
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan
osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Dengan
menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik, tekanan osmotik menyebabkan jaringan
mengalirkan air ke dalam sel,sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.
Pengentian Larutan isotonik
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama
seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air. Larutan isotonik dengan larutan pada
sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis tidak sempurna.
Larutan – larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang berhubungan dengan membran
biologis tertentu disebut isotonik. Ini berbeda dengan larutan – larutan isotonik yang tidak
melibatkan pergerakan jaringan molekul ketika dipisahkan oleh membran semipermeabel. Sebuah
larutan yang mempunyai konsentrasi garam yang sama contohnya sel-sel tubuh yang normal dan
darah. Hal ini juga berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik. Minuman isotonik
dapat di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang digunakan tubuh selama aktifitas
fisik.