Anda di halaman 1dari 10

KATAPENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt,yang telah memberikan rahmat,hidayah serta
kesempatan kepada kelompok kami,sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu
keperawatan dasar 4 “kebutuhan cairan elektrolit” ini tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami
menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada Dosen pembimbingkami , yang telah membimbing
serta mengajarkan kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Seperti
kata pepatah “Tiada gading yang TakRetak”,demikian pula dengan makalah ini,tentu masih banyak
kekurangan,maka dari pada itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
penyempurnaan makalahini. Akhir kata kami sampaikan,semoga makalah ini dapat berguna dan
membantu paramahasiswa
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul
gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan
pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul
terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu, dalam osmosis
aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik.

Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada
larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal
ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut
(Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika
sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga
bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan).

Konsentrasi larutan menentukan tekanan osmotik-nya; tekanan minimum yang di perlukan untuk
menghindari larutan mengalir melalui membran semipermeabel. Perbedaan utama antara larutan
hipotonik isotonik dan hipertonik adalah bahwa larutan isotonik adalah larutan yang memiliki tekanan
osmotik yang sama dan larutan hipotonik adalah larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih rendah
sedangkan larutan hipertonik adalah larutan dengan tekanan osmotik tinggi.

Kondisi hipertonik adalah ketika konsentrasi zat terlarut yang berada di luar membran semipermeabel.
Kebalikan dari hipotonik, dalam kondisi ini air mengalir keluar dari entitas yang tertutup membran
semipermeabel (misalnya sel) untuk menyeimbangkan tekanan osmosis

B. Tujuan
Untuk mengetahui apa itu Larutan Isotonik dan penjelasannya:

1. Definisi larutan isotonik.


2. Fungsi larutan isotonik.
3. Manfaat larutan isotonik.
4. Minuman dengan kandungan isotonik, dan
5. Akibat ketidakseimbangan isotonik.
6. Untuk mengetahui apa itu Larutan Hipertonik dan penjelasannya:
7. Definisi larutan hipertonik.
8. Contoh larutan hipertonik.
9. Larutan hipertonik pada infus.
10. Perbedaan hipertonik dan hipotonik.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi dari larutan isotonik?


2. Bagaimana itu fungsi larutan isotonik?
3. Bagaimana manfaat larutan isotonik?
4. Apa saja minuman dengan kandungan isotonik?
5. Bagaimana akibat ketidakseimbangan isotonik?
6. Bagaimana definisi larutan hipertonik?
7. Bagaimana contoh larutan hipertonik?
8. Apa itu larutan hipertonik pada infus?
9. Bagaimana perbedaan hipertonik dan hipotonik?

BAB II

TINJAUAN TEORI

Larutan Isotonik, Hipotonik, dan Hipertonik

Perpindahan cairan yang melintasi membran sel terjadi sedemikan cepat sehinggasetiap perbedaan
osmolaritas antara kedua kompartemen ini akan dikoreksi dalam waktudetik ataumenit untuk mencapai
keseimbangan osmotik. Perubahan konsentrasi yang relatifkecil padazat terlarut dalam cairan
ekstraseluler, maka dapat timbul tekanan osmoticyang besar. Ini dibutuhkan kekuatan yang besar untuk
memindahkan air agar dapat melintasimembran sel bila cairan ekstraseluler dan intraseluler tidak dalam
keadaan keseimbanganosmotik .Hipotonik, Isotonik, dan Hipertonik adalah istilah yang
digunakanuntukmembandingkan tekanan osmoticdari cairan terhadap plasma darah yang
dipisahkanoleh membran sel.

ISOTONIK

A. Definisi

Isotonik terdiri dari dua kata, yaitu Iso yang artinya sama, dan Tonik artinya tekanan. Tekanan yang sama
artinya cairan di dalam minuman isotonik harus mempunyai tekanan yang sama yang terdapat dalam sel
tubuh, dalam satuan osmolaritas.

Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan
osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air.

Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati
membran biologis tidak sempurna. Larutan-larutan yang tersisa dalam keseimbangan osmotik yang
berhubungan dengan membran biologis tertentu di sebut isotonik. Ini berbeda dengan larutan-larutan
iso-osmotik yang tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul ketika di pisahkan oleh membran
semipermeabel.

Sebuah larutan yang mempunyai konsentrasi garam yang sama, contohnya: sel-sel tubuh yang normal
dan darah. Hal ini juga berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik. Minuman isotonik
dapat di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang digunakan tubuh selama aktivitas fisik.

Sebuah minuman di katakan isotonik jika dia mempunyai osmolaritasnya sekitar 250 mOsm/L - 340
mOsm/L. Kandungan dalam minuman isotonik adalah elektrolit (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl), sedangkan
kandungan gula cukup rendah hanya 6%-7% per 100 mL-nya (rata-rata = kurang lebih 26 kkal/100 mL,
kebutuhan orang dewasa = kurang lebih 2.100 kkal/hari). Gula dalam hal ini di butuhkan untuk
membantu mempercepat penyerapan elektrolit, dan sudah tentu kandungan yang terbanyak adalah air.

Cairan isotonik osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen
darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami
hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko
terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi.
Contohnya: cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati
membran biologis tidak sempurna. Larutan-larutan yang tersisa dalam keseimbangan osmotik yang
berhubungan dengan membran biologis tertentu di sebut isotonik. Minuman isotonik dapat di minum
untuk menggantikan fluida dan mineral yang di gunakan tubuh selama aktivitas fisik.

Jadi dari keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa isotonik sebenarnya adalah minuman yang aman
karena kandungannya harus tepat dan terukur dan sudah pasti bermanfaat bagi tubuh. Untuk dapat di
serap ke dalam tubuh harus mempunyai tekanan yang sama dengan sel tubuh tersebut.

B. Fungsi

1. Membantu kelancaran sistem metabolisme.


2. Menggantikan cairan tubuh yang hilang.
3. Membentuk nutrisi sel.
4. Membuang residu-residu dalam tubuh.
5. Menambah tenaga.
6. Menyembuhkan penyakit (diare, tifus, sariawan, dsb).

C. Manfaat

Mampu di serap tubuh dengan cepat. Hal ini terjadi karena isotonik memiliki kadar osmolaritas yang
sama dengan darah. Minuman ini banyak mengandung elektrolit sehingga sangat ideal di minum saat
olahraga.

Membantu penyembuhan diare. Penderita diare sangat rentan terkena dehidrasi, biasanya penderita di
anjurkan untuk mengkonsumsi minuman oralit yang banyak. Dan salah satu kelebihan isotonik adalah
perannya yang bisa menggantikan elektrolit.

Memberikan kebugaran. Hal ini tidak terlepas karena efek yang di timbulkan dari kafein, gula dan B
kompleks. Ketiga unsur tersebut, terutama kafein, bisa merangsang proses metabolisme tubuh untuk
meningkatkan tenaga tubuh yang sifatnya sementara.

Mengurangi lelah. Minuman berenergi memberikan kekuatan ekstra mengatasi rasa lelah karena
munculnya semangat untuk terus berada dalam kondisi prima. Selain itu, bisa meminimalkan rasa sakit
pada otot selama beraktivitas dan sumber energi utama otot. Hal ini yang menyebabkan tak gampang
merasa lelah.

Kebiasaan minum minuman isotonik untuk mengganti cairan tubuh yang hilang masih perlu di
tingkatkan. Edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan tubuh, menjadi kuncinya. Dengan begitu,
masyarakat akan semakin paham bahwa minuman isotonik atau minuman dengan komposisi sama
seperti cairan tubuh, memang di perlukan setiap harinya.

D. Minuman dengan Kandungan Isotonik

Di Indonesia minuman ini di kenal sebagai minuman yang berguna untuk menjaga stamina, di mana arti
dari isotonik itu sendiri adalah Iso artinya sama, dan Tonik artinya tekanan. Jadi arti keseluruhan dari
isotonik adalah minuman yang memiliki tekanan sama dengan sel tubuh (osmolaritas).

Minuman isotonik biasanya terasa agak asin karena di dalam minuman ini terdapat kandungan garam di
mana kandungan zat ini menjadikan kerongkongan menjadi segar. Beberapa zat lainnya yang
terkandung di dalam minuman ini adalah natrium, magnesium, kalsium, dan karbohidrat.

Hal inilah yang membuat minuman isotonik mudah di serap oleh tubuh dan cocok untuk olahraga
seperti futsal, sepak bola dan olahraga-olahraga berat lainnya. Sebenarnya manfaat minuman ini adalah
untuk menggantikan cairan tubuh yang keluar dan hilang ketika berolahraga atau beraktivitas, bukan
sebagai minuman yang bisa menjaga stamina dan memberikan energi lebih. Yang fungsinya sama seperti
yang di berikan dengan kita meminum air putih.

Namun sebagus apapun manfaat yang di berikan oleh minuman isotonik ini, tidaklah baik jika
mengkonsumsi dengan berlebihan serta tidak tepat waktu dalam mengkonsumsinya yang dimana akan
bisa mengganggu kesehatan. Berbagai jenis minuman isotonik beredar di pasaran dan kita bisa memilih
ingin mengkonsumsi. Seperti contoh: Pocari Sweat.

E. Akibat Ketidakseimbangan Isotonik

Minuman isotonik yang memiliki komposisi mirip dengan cairan tubuh yakni kandungan elektrolit yang
seimbang lebih mampu mengembalikan cairan tubuh secara menyeluruh. Dampaknya tubuh lebih segar
dan sehat.

Minuman isotonik di perlukan oleh tubuh untuk mempertahankan kondisi sel tubuh dalam keadaan
homeostasis (steady). Kalau tubuh berada dalam kondisi homeostasis, segala proses di dalam tubuh
dapat berjalan dengan baik. Sementara jika tubuh mengalami dehidrasi, maka akan berpengaruh
terhadap seluruh kerja organ dan proses dalam tubuh.
Menurut penelitian, dehidrasi membuat tubuh lebih cepat lelah. Kelelahan ini terjadi karena
terhambatnya proses perubahan pemecahan glikogen menjadi tenaga. Asam laktat yang seharusnya
dapat di gunakan sebagai tenaga, tak berfungsi karena tubuh kekurangan cairan.

Agar tubuh kembali mendapatkan cairan, di butuhkan minuman yang dapat lebih cepat di serap. Itulah
sebabnya, minuman isotonik di ciptakan dan berguna terutama pada orang yang sakit, seperti demam,
diare ketika tubuh membutuhkan cairan yang cukup agar suhu tubuh dapat terus terjaga
keseimbangannya.

Saat ini, banyak minuman isotonik di pasar dengan berbagai merek. Banyak masyarakat mengonsumsi
karena tergiur akan manfaat yang kabarnya bisa mengganti cairan dan elektrolit tubuh yang hilang
akibat aktivitas. Aktivitas itu tidak di jabarkan secara detail, apakah aktivitas biasa yang tidak menguras
tenaga atau aktivitas berat yang tentunya banyak mengeluarkan cairan tubuh.

Memang benar, minuman isotonik dapat mengganti cairan tubuh karena di rancang dengan tekanan
osmotik yang sama dengan tekanan darah tubuh. Namun, jika meminum minuman isotonik dalam
kondisi normal atau di saat tidak beraktivitas berat, tubuh tidak perlu zat-zat elektrolit dan kandungan
mineral. Minuman itu akan terbuang sia-sia.

Justru, ada bahaya mengintai jika meminum isotonik berlebihan. Minuman ini di duga mengandung
sejumlah bahan pengawet yang berbahaya bagi tubuh. Efek terhadap tubuh tentu efek buruk, yaitu jika
penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit Lupus (Systemic Lupus
Eritematosus/SLE).

Dalam literatur di sebutkan, bila di konsumsi berlebihan, timbul efek samping berupa edema (bengkak)
karena retensi atau tertahannya cairan di tubuh. Bisa juga naiknya tekanan darah sebagai akibat
bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air oleh natrium. Ini bisa di mengerti karena
minuman isotonik tidak mudah di serap ginjal. Konsumsi minuman isotonik bisa memaksa ginjal bekerja
lebih keras untuk membuang kelebihan mineral yang tak di butuhkan tubuh.

HIPERTONIK

A. Definisi
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik
yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel (kental). Dalam lingkungan
hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air mengalir keluar sel. Jika cukup air di pindahkan dengan
cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.

Turunan larutan hipertonik memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi dari larutan yang lainnya.
Suatu larutan mengandung kadar garam yang lebih tinggi di bandingkan dengan larutan yang lainnya.
Jika larutan hipertonik ini di campurkan dengan larutan lainnya (atau di pisahkan dengan membran
semipermeabel) maka akan terjadi perpindahan cairan menuju larutan hipertonis sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi larutan.

Sebagai contoh, larutan dekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat hipertonik karena konsentrasi
larutan tersebut lebih tinggi di bandingkan konsentrasi larutan dalam darah pasien. Titik beku besar,
yaitu tekanan osmoses-nya lebih tinggi dari serum darah, sehingga menyebabkan air keluar dari sel
darah merah melintasi membran semipermeabel dan mengakibatkan terjadinya penciutan sel-sel darah
merah. Peristiwa demikian di sebut plasmolisa. Bahan pembantu mengatur tonisitas adalah: NaCl,
Glukosa, Sukrosa, KNO3 dan NaNO3.

Cairan hipertonik osmolaritas-nya lebih tinggi di bandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan
elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah,
meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan
cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5% + Ringer-Lactate, Dextrose
5% + NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.

B. Contoh Larutan Hipertonik

1. Infus, dalam pemberian nutrisi bagi pasien melalui infus.


2. Larutan NaCl dengan kadar 7,5%. Kombinasi Dekstran 70, yang merupakan koloid hiperonkotik,
dengan NaCl 7,5% akan mempertahankan volume vaskuler.
3. Larutan saline di gunakan untuk memberikan cairan intravena serta untuk perawatan lensa
kontak.
4. Larutan sirup jagung dan glukosa juga hipertonik, karena mengandung lebih banyak gula
daripada apa yang ada di sel kita.

C. Larutan Hipertonik pada Infus


Cairan infus yang memiliki tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah di sebut hipertonik.
Contohnya adalah cairan manitol.

Berdasarkan besar molekul yang terkandung dalam suatu larutan, cairan infus dapat di bedakan
menjadi:

1. Cairan Koloid. Mempunyai ukuran molekul yang besar, sehingga tidak akan keluar dari
membrane kapiler. Contohnya adalah larutan albumin dan steroid.
2. Cairan Kristaloid. Ukuran molekulnya lebih kecil di banding cairan koloid. Cairan ini berfungsi
untuk mengisi sejumlah volume cairan ke dalam plasma (volume expander). Misalnya cairan
NaCl 0,9% dan Ringer-Lactate.

Sedangkan berdasarkan komposisi yang terkandung dalam suatu cairan infus, dapat di bedakan menjadi:

1. Cairan Elektrolit. Cairan ini di berikan untuk memenuhi kebutuhan akan beberapa elektolit
tubuh yang mengalami kekurangan, misalnya: NaCl, Ringer-Lactate, Ringer-Asetat.
2. Cairan Nutrisi. Untuk cairan ini komposisi yang ada dalam larutan di berikan untuk memberikan
dukungan nutrisi (PT. Otsuka Indonesia, 2009).

Di sini, larutan kurang terkonsentrasi di kenal sebagai larutan hipotonik. Sedangkan larutan yang lebih
pekat di kenal sebagai larutan hipertonik. Gerakan bersih pelarut dari pelarut hipotonik ke pelarut
hipertonik terjadi karena tekanan osmotik yang tidak sama. Tekanan yang di butuhkan untuk menjaga
keseimbangan tanpa gerakan bersih pelarut melintasi membran semipermeabel di definisikan sebagai
“tekanan osmotik”.

Larutan hipertonik memiliki konsentrasi tinggi zat terlarut dari pada sel dalam. Ketika sel di rendam
dalam larutan hipertonik, molekul air dalam sel akan bergerak di luar larutan, dan sel menjadi terdistorsi
dan keriput. Efek ini di sebut “Krenasi” sel. Pada sel tumbuhan, membran plasma yang fleksibel menarik
diri dari dinding sel yang kaku, namun tetap bergabung ke dinding sel pada titik-titik tertentu karena
pengaruh Krenasi dan akhirnya mengakibatkan kondisi yang di sebut “plasmolysis”.

D. Perbedaan Hipertonik dan Hipotonik

1. Larutan (air) memiliki konsentrasi yang tinggi dalam larutan hipotonik, sedangkan konsentrasi
larutan lebih rendah dalam larutan hipertonik.
2. Konsentrasi zat terlarut dari larutan hipertonik tinggi, sedangkan larutan hipotonik rendah.
3. Molekul air bergerak ke dalam sel saat sel di rendam dalam larutan hipotonik. Sebaliknya,
molekul air meninggalkan keluar sel (air di dalam sel itu sendiri) ketika di rendam dalam larutan
hipertonik.
4. Ketika sebuah sel dengan sitoplasma yang di rendam dalam larutan hipotonik, endosmosis
berlangsung. Di sisi lain, sel yang direndam dalam larutan hipertonik, eksosmosis berlangsung.
5. Larutan hipertonik menyebabkan sel menyusut sementara larutan hipotonik menyebabkan sel
membengkak.
6. Sitolisis dapat terjadi pada sel-sel karena larutan hipotonik sedangkan plasmolisis dapat terjadi
pada sel-sel tumbuhan karena larutan hipertonik.
7. Saat dehidrasi, larutan hipotonik dapat di gunakan dan saat hemoragi larutan hipertonik dapat
di gunakan.

Larutan hipotonik

Larutan hipotonik memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan yang
lain. Suatu larutan memiliki kadar garam yang lebih rendah dan yang lainnyalebih banyak. Jika ada
larutan hipotonis yang dicampur dengan larutan yang lainnya makaakan terjadi perpindahan
kompartemen larutan dari yang hipotonis ke larutan yang lainnyasampai mencapai keseimbangan
konsentrasi. Contoh larutan hipotonis adalah setengahnormalsaline (1/2 NS).. Turunnya titik beku kecil,
yaitu tekanan osmosisnya lebih rendah dari serumdarah, sehingga menyebabkna air akan melintasi
membrane sel darah merah yang semi permeabel memperbesar volume sel darah merah dan
menyebabkan peningkatan tekanan

Anda mungkin juga menyukai