Anda di halaman 1dari 9

ILMU BIOMEDIK DASAR

KAJIAN

Sistem Buffer Tubuh keseimbangan cairan, elektrolit tubuh dan asam basa

Dosen Pengampuh : Ns. Ni Wayan Sudarmi. S.kep. M.Kes

Disusun oleh :

Nama : Junais Dolo

NIM : 2214201091

Kelas : A3 Keperawatan ( semester 1)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

2023
KATA PENGANTAR

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangkan menambah
wawasan serta pengetahuan kita pada ilmu biomedik. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohonmaaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Manado,19 Januari 2023

Penulis

Sistem Buffer Tubuh Manusia


Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambah sedikit asam/basa atau ketika
diencerkan. Buffer memiliki dua macam :asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan
garamnya.Buffer dalam tubuh manusia adalah darah. Jika darah tidak memiliki buffer maka ketika
minum jus jeruk yang kecut, tubuh kita dapat mengalami asidosis ( pH darah asam ) (Anonim, 2008).

Buffer dalam darah adalah jenis buffer yang terdiri dari asam lemah dan garamnya.Asam lemah nya
adalah asam karbonat H2CO3 ( asam lemah ) dan garamnya adalah HCO3-. Buffer tersebut dapat
mempertahankan pH darah sekitar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut :

H2CO3+ OH- => HCO3- + H2OHCO3- + H+ => H2CO3

Ketika masuk zat asam dalam tubuh maka yang bertugas menetralisir adalahasam lemah (asam
karbonat). Jika masuk zat basa, yang bertugas menetralisisr adalah garamnya.

Ketika masuk zat asam

Ketika hal ini terjadiasam karbonatlah yang menjadi pahlawan. Ia akan menghadapi siasam ini dan
bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan kembali netral dan menghasilkan hasil reaksi
berupa garam yang banyak .Garam ini sebagain disimpan dan jika lebih akan dibuang melalui urin. Jadi
kalo banyak makan atau minum yang asam asam, kita akan banyak menghasilkan urin. Karena asam
karbonat bereaksi dengan asam untuk menetralkan tadi, maka jumlah asam karbonat akan berkurang
sehingga kita perlu mempeorlhnya dari pernafasan CO2.

Ketika masuk zat basa

Ketika hal ini terjadi garam lah yang menjadi pahlawan. Ia akan menghadapi basa ini dan bereaksi
dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan kembali netral dan menghasilkan hasil reaksi berupa asam
karbonat yang banyak .Asam karbonat ini sebagain disimpan dan jika lebih akan dibuang melalui nafas
(CO2). Jadi kalo banyak makan atau minum yang basa basa, kita akan banyak menghasilkan CO2

Fungsi Larutan dalam tubuh manusia

Reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh manusia merupakan reaksi enzimatis, yaitu reaski yang
melibatkan enzim sebagai katalis. Enzim sebagai katalis hanya dapat bekerja dengan baik pada pH
tertentu (pH optimumnya). Agar enzim tetap bekerja secara optimum, diperlukan lingkungan reaksi
dengan pH yang relative tetap, unutk itu maka diperlukan larutan penyangga.
Didalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan asam-basa konjugasi yang berfungsi sebagai larutan
penyangga. Cairan tubuh, baik sebagai cairan intra sel (dalam sel) dan cairan ekstra sel (luar sel)
memerlukan system penyangga tersebut unutk mempertahankan harga pH cairan tersebut. System
penyangga ekstra sel yang penting adalah penyangga karbonat ( H2CO3/HCO3-) yang berperan dalam
menjaga pH darah, dan system penyangga fosfat (H2PO4-/HPO42-) yang berperan menjaga pH cairan
intra sel.

Fungsi Larutan penyangga dalam industri

Dalam indutri farmasi, larutan penyangga berperan untuk pembuatan obat-obatan agar zat aktif dari
obat tersebut mempunya pH tertentu. Selain itu larutan penyangga juga digunakan unutk industri
makanan dan minuman ringan seperti yang sering digunakan adalah Natrium asetat dan asam sitrat.

Contohnya pada asam sitrat :

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus
Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan
sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal
sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup,
sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat
pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.

Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi,
yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk
purut).Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel informasi di sebelah
kanan). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.

Sifat-sifat fisis asam sitrat dirangkum pada tabel di sebelah kanan. Keasaman asam sitrat didapatkan dari
tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang
dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan
pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat
dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan
penghilang kesadahan air

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut)sedangkan
elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel-partikelbermuatan listrik yangdisebut ion jika
berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melaluimakanan,minuman,dan cairan
intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagiantubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuhtotal dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur sedemikian rupa agar keseimbangan fungsi
organ vital dapat dipertahankan.Untuk mempertahankan keseimbangannya, diperlukan masukan,
pendistribusian, dan keluaran yang memadai, yang diatur melalui mekanisme tersendiri namun
berkaitan satu sama lain3.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya.Apabila terjadi
gangguan keseimbangan, baik cairan atau elektrolitdalam tubuh dapat mengakibatkan overhidrasi,
dehidrasi, hiponatremia, hipeanatremia, hipokalemia, hiperkalemia, dan hipokalsemia.Dengan
demikian, keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan komponen atau unsur vital pada tubuh
manusia.

Mekanisme Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Pergerakanzat dan air di bagian-bagian tubuh melibatkan transpor pasif, yang tidak membutuhkan
energi terdiri dari difusi dan osmosis,dan transporaktif yang membutuhkan energi ATP yaitu pompa Na-
K. Osmosis adalah bergeraknya molekulmelalui membran semipermeabeldari larutan berkadar lebih
rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan kapiler
permeabel terhadap air, sehingga tekanan osmotik cairan tubuh seluruh kompartemen sama. Tekanan
osmotik plasma darah ialah 270-290mOsm/L4

.Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan bergerak dari konsentrasi tinggi
ke arah larutan berkonsentrasi rendah. Difusi tergantung kepada perbedaan konsentrasi dan tekanan
hidrostatik.Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa ion natrium keluar
melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam1,4

Berikut merupakan beberapa mekanisme pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit antar
kompartemen.

1. Keseimbangan Donnan

Keseimbangan Donnan merupakan keseimbangan antara cairan intraseluler dengan cairan ekstraseluler
yang timbul akibat adanya peran dari sel membran. Protein yang merupakan suatu molekul besar
bermuatan negatif, bukan hanya ukuran molekulnya yang besar namun merupakan suatu partikel aktif
yang berperan mempertahankan tekanan osmotik. Protein ini tidak dapat berpindah, tetapi akan
mempengaruhi ion untuk mempertahankan netralitas elektron (keseimbangan muatan positif dan
negatif) sebanding dengan keseimbangan tekanan osmotik di kedua sisi membran. Pergerakan muatan
pada ion akan menyebabkan perbedaan konsentrasi ion yang secara langsung mempengaruhi
pergerakan cairan melalui membran ke dalam dan keluar dari sel tersebut1,3,4.

2. Osmolalitas dan Osmolaritas

Osmolalitas digunakan untuk menampilkan konsentrasi larutan osmotik berdasarkan jumlah partikel,
sehubungan dengan berat pelarut. Lebih khusus, itu adalah jumlah osmol disetiap kilogram pelarut.
Sedangkan osmolaritas merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan konsentrasi larutan
osmotik. Hal inididefinisikan sebagai jumlah osmol zat terlarut dalam satu liter larutan. Osmolaritas
adalah properti koligatif, yang berarti bahwa tergantung pada jumlah partikel terlarut dalam larutan.
Selain itu osmolaritas juga tergantung pada perubahan suhu1,4.

3. Tekanan Koloid Osmotik

Tekanan koloid osmotik merupakan tekanan yang dihasilkan oleh molekul koloid yang tidak dapat
berdifusi, misalnya protein, yang bersifat menarik air ke dalam kapiler dan melawan tekanan filtrasi.
Koloid merupakan molekul protein dengan berat molekul lebih dari 20.000-30.000. Walaupun hanya
merupakan 0,5% dari osmolalitas plasma total, namun mempunyai arti yang sangat penting. Karena, hal
ini menyebabkan permeabilitas kapiler terhadap koloid sangat kecil sehingga mempunyai efek penahan
air dalam komponen plasma, serta mempertahankan air antar kompartemen cairan di tubuh. Bila terjadi
penurunan tekanan koloid osmotik, akan menyebabkan timbulnya edema paru3,4.

4. Kekuatan Starling (Starling’s Forces)

Tekanan koloid osmotik plasma kira-kira 25 mmHg sedang tekanan darah 36 mmHg pada ujung arteri
dari kapiler darah dan 15 mmHg pada ujung vena. Keadaan ini menyebabkan terjadinya difusi air dan
ion-ion yang dapat berdifusi keluar dari kapiler masuk ke cairan interstisiil pada akhir arteri dan
reabsorsi berkisar 90% dari cairan ini pada akhir arteri dan reabsosrsi berkisar 90% dari cairan ini pada
ujung venous3,4

Keseimbangan Asam dan Basa

Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang diproduksi setara
dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel.3 Pada proses kehidupan keseimbangan
asam pada tingkat molecular umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula
pada tingkat konsentrasi ion H+atau ion OH-yang sangat rendah.Keseimbangan asam basa adalah
keseimbangan ion hidrogen. Walaupun produksi akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah
sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4.4Derajat
keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia mampu
mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan
optimal.

Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru
berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.4
Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah4:
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45

2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen asam. CO2 juga
merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40 mmHg.

3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga

sebagai komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.

4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya jumlah komponen
basa.

5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya jumlah komponen
asam.

Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Asam dan Basa

Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari 3 sistem:

1. Sistem Buffer

Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang dengan segera bergabung dengan asam
atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen yang berlebihan.

Sistem buffer ini menetralisir kelebihan ion hidrogen, bersifat temporer dan tidak melakukan eliminasi.
Fungsi utama sistem buffer adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed
dan asam organic pada cairan ekstraseluler. Sebagai buffer, sistem ini memiliki keterbatasan yaitu:

a. Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan karena peningkatan
CO2.

b. Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistem pernafasan bekerja
normal

c. Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion bikarbonat.


Ada 4 sistem buffer:

a. Buffer bikarbonat merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel terutama untuk perubahan yang
disebabkan oleh non-bikarbonat

b. Buffer protein merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel

c. Buffer hemoglobin merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam karbonat

d. Buffer fosfat merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.

Sistem dapat kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara. Jika dengan buffer kimia
tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru
yang berespon secara cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam darah akinat rangsangan pada
kemoreseptor dan pusat pernafasan, kemudian mempertahankan kadarnya sampai ginjal
menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara
lambat dengan menskresikan ion H dan menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki
dapar fosfat dan amonia.

Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan ginjal dalam menunjang kinerja
sistem buffer adalah dengan mengatur sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hidrogen dan bikarbonat serta
membentuk buffer tambahan (fosfat, ammonia). Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa
dikeluarkan melalui ginjal dan paru sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH
dengan sistem buffer. Mekanisme buffer tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara
7,35- 7,45.4

2. Sistem Paru

Paru-paru, dibawah kendali medula otak, mengendalikan karbondioksida, dan karena itu juga
mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan ekstraseluler.3 Paru-paru melakukan hal ini
dengan menyesuaikan ventilasi sebagai respons terhadap jumlah karbon dioksida dalam darah.
Kenaikan dari tekanan parsial karbondioksida dalam darah arteri (PaCO2) merupakan stimulan yang kuat
untuk respirasi.3 Tentu saja, tekanan parsial karbondioksida dalam darah arteri (PaCO2) juga
mempengaruhi respirasi. Meskipun demikian, efeknya tidak sejelas efek yang dihasilkan oleh PaCO2.

Pada keadaan asidosis metabolik, frekuensi pernapasan meningkat sehingga menyebabkan eliminasi
karbon dioksida yang lebih besar (untuk mengurangi kelebihan asam).4 Pada keadaan alkalosis
metabolik, frekuensi pernapasanditurunkan, dan menyebabkan penahanan karbondioksida (untuk
meningkatkan beban asam).
3. Sistem Ginjal

Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan anion asam non volatile
dan mengganti HCO3.Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion
hidrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme pemgaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam
karbonat, buffer fosfat dan pembentukan ammonia. Ion hidrogen, CO2, dan NH3 diekskresi ke dalam
lumen tubulus dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di basolateral
tubulus.3 Pada proses tersebut, asam karbonat dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat
berfungsi kembali. Tubulus proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran
asam.

Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion bermuatan negative pada konsentrasi
yang sangat rendah. Pada kadar yang sangat rendahpun, ion hidrogen mempunyai efek yang besar pada
sistem biologi. Ion hidrogenberinteraksi dengan berbagai molekul biologis sehingga dapat
mempengaruhi struktur protein, fungsi enzim dan ekstabilitas membrane. Ion hidrogen sangat penting
pada fungsi normal tubuh misalnya sebagai pompa proton mitokondria pada proses fosforilasi oksidatif
yang menghasilkan ATP.

Produksi ion hidrogen sangat banyak karena dihasilkan terus menerus dalam tubuh. Perolehan dan
pengeluaran ion hidrogen sangat bervariasi tergantung diet, aktivitas dan status kesehatan. Ion hidrogen
di dalam tubuh berasal dari makanan, minuman, dan proses metabolism tubuh. Di dalam tubuh ion
hidrogen terbentuk sebagai hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis anaerobik atau
ketogenesis.

Daftar Pustaka
 Sistem-Buffer-Tubuh-artikel-docx
 https://123dok.com/document/q23e6orz-sistem-buffer-tubuh-manusia.html
 https://pjnhk.go.id/artikel/pentingnya-keseimbangan-cairan-balance-cairan
 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keseimbangan_cairan_tubuh
 https://www.alodokter.com/gangguan-keseimbangan-asam-basa

Anda mungkin juga menyukai