Anda di halaman 1dari 32

Keseimbangan

Cairan Elektrolit
dosen pengampu
Ns. Mareta Dea Rosaline, S.Kep, M.Kep
Anggota Kelompok

Miranti Bunga Fitria 2310711068


Maurine Rivalda E 2310711081
Laili Afifah 2310711089
Adinda Nur Azizah 2310711075
Nadya Syifa Aulia 2310711090
Keseimbangan Cairan
dan Elektrolit
Cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar
yang penting dalam kehidupan manusia. Cairan dan
elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan
dalam memelihara tubuh dan proses homeostatis
(Tarwoto & Wartonah, 2019).
Dalam kebutuhan cairan dan elektrolit memerlukan
air. Tubuh kita terdiri atas sekitar 60% air yang
terbesar didalam sel maupun diluar sel air memiliki
presentase yang besar dari berat badan manusia
(Asmadi, 2018).
Distribusi Cairan
Tubuh
Seluruh cairan tubuh secara garis besar terbagi ke dalam
2 kompartemen, yaitu :
Cairan Intraselular (CIS)
merupakan cairan yang berada dalam sel tubuh
Cairan ekstraselular (CES)
merupakan cairan yang berada diluar sel tubuh
Distribusi Cairan
Tubuh
Cairan Ekstraseluler terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Cairan interstitial
adalah cairan yang mengelilingi sel dan termasuk cairan
yang terkandung diantara rongga
tubuh(transseluler)seperti serebrospinal, perikardial,
pleura, sendi sinovial, intraokular dan sekresi saluran
pencernaan.
Distribusi Cairan
Tubuh
2. cairan intravaskular
cairan intravaskular merupakan cairan yang terkandung
dalam pembuluh darah, dalam hal ini plasma darah. cairan
intravaskular termasuk darah itu sendiri, serta cairan
infus yang diberikan melalui intravena (IV) untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat dehidrasi,
operasi, atau kondisi medis lainnya.
Distribusi Cairan
Tubuh
Komposisi
cairan tubuh
Terdapat dua jenis bahan yang terkandung di dalam
cairan tubuh, yaitu elektrolit dan
non-elektrolit.
a. Elektrolit
Adalah zat yang terdisosiasi dalam cairan,
dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion
negatif (anion). Kation utama dalam cairan
ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkan
kation utama dalam cairan intraselular adalah
potasium (K+).
Komposisi
cairan tubuh

b. Non elektrolit
Zat-zat yang termasuk ke dalam nonelektrolit
adalah glukosa, urea, kreatinin, dan
bilirubin yang tidak terdisosiasi dalam cairan.
Komposisi
cairan tubuh
Pergerakan
cairan tubuh
Dalam Pergerakkan cairan dan Elektrolit terdapat 4 proses untuk
memindahkan air dan elektrolit di antara kompartemen tubuh, yaitu :
Difusi
Proses pergerakan partikel dalam dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
sampai terjadi keseimbangan.
Transport Aktif
Bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi. Banyak zat terlarut penting
ditransport secara aktif melewati membran sel meliputi natrium, kalium, hidrogen,
glukosa dan asam amino.
Filtrasi
Merembesnya suatu cairan melalui selaput permeable. Arah perembesan adalah dari
daerah dengan tekanan yang lebih tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah.
Osmosis
Gerakan air melewati membran semipermeable dari area dengan konsentrasi zat
terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi
Pengaturan
cairan tubuh
Berikut merupakan beberapa mekanisme pengaturan keseimbangan cairan dan
elektrolit antar kompartemen yaitu,
Keseimbangan Donnan
Keseimbangan Donnan merupakan keseimbangan antara cairan intraseluler
dengan cairan ekstraseluler yang timbul akibat adanya peran dari sel membran.
Osmolalitas dan Osmolaritas
Osmolalitas digunakan untuk menampilkan konsentrasi larutan osmotik
berdasarkan jumlah partikel, sehubungan dengan berat pelarut. Lebih khusus, itu
adalah jumlah osmol disetiap kilogram pelarut. Sedangkan osmolaritas merupakan
metode yang digunakan untuk menggambarkan konsentrasi larutan osmotik.
Tekanan Koloid Osmotik
Tekanan koloid osmotik merupakan tekanan yang dihasilkan oleh molekul koloid
yang tidak dapat berdifusi, misalnya protein, yang bersifat menarik air ke dalam
kapiler dan melawan tekanan filtrasi.
Kekuatan Starling (Starling’s Forces)
Tekanan koloid osmotik plasma kira-kira 25 mmHg sedang tekanan darah 36
mmHg pada ujung arteri dari kapiler darah dan 15 mmHg pada ujung vena.
Keseimbangan Asam dan
Basa

Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat


memberikan ion H+ ke zat lain
(disebut sebagai donor proton), sedangkan
basa adalah zat yang dapat menerima
ion H+ dari zat lain (disebut sebagai
akseptor proton).
Keseimbangan Asam dan
Basa

Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion


hidrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang
dikeluarkan oleh sel.
Selain itu Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen. Walaupun
produksi akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah sangat banyak,
ternyata konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ
yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal
berperan dalam pelepasan asam
Keseimbangan Asam dan
Basa

Keseimbangan asam dan basa adalah keseimbangan ion hidrogen, walaupun


produksi asam akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah sangat banyak,
ternyata konsentrasi ion hidrogen tetap dipertahan pada kadar rendah pH 7,4.
Cairan tubuh harus dilindungi dari perubahan pH karena sebagian besar enzim
sangat peka terhadap perubahan pH. Mekanisme protektif harus berlangsung
aktif dan secara terus menerus karena proses metabolisme juga menyebabkan
terbentukya asam dan basa secara terus menerus
(asam karbonat, asam sulfat, asam fosfat, asam laktat, asam sitrat, ion
ammonium, asam asetoasetat, B-hidroksibutirat).
Pengaturan Kimiawi
Asam Basa
Pengaturan kimiawi asam dan basa melibatkan konsep pH (potensi hidrogen) dan
berbagai cara untuk mengubah tingkat keasaman atau kebasaan dalam larutan.
Beberapa cara umum untuk mengatur kimiawi asam dan basa meliputi:
Penggunaan larutan buffer, berguna dalam berbagai aplikasi laboratorium dan
industri.
Titrasi
Reaksi kimia
Elektrolisis air
Penggunaan indikator pH
Pengaturan Biologis
Asam Basa

Pengaturan asam basa dalam tubuh sangat esensial karena perubahan signifikan
dalam pH darah dapat mengganggu fungsi organ, sistem saraf, dan banyak
proses biokimia dalam tubuh. Sistem pengaturan asam basa melibatkan berbagai
mekanisme biologis untuk mempertahankan pH dalam kisaran sekitar 7,35 hingga
7,45. mekanisme pengaturan asam basa melibatkan:

sistem buffer

pernapasan
sistem ginjal
sistem hormonal
Pengaturan Fisiologis
Asam Basa

Keseimbangan asam dan basa adalah keseimbangan ion hidrogen, walaupun


produksi asam akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah sangat
banyak, ternyata konsentrasi ion hidrogen tetap dipertahan pada kadar
rendah 40 ‡ 5 M atau pH 7,4.
Cairan tubuh harus dilindungi dari perubahan pH karena sebagian besar enzim
sangat peka terhadap perubahan pH.
Mekanisme protektif harus berlangsung aktif dan secara terus menerus karena
proses metabolisme juga menyebabkan terbentukya asam dan basa secara
terus menerus (asam karbonat, asam sulfat, asam fosfat, asam laktat, asam
sitrat, ion ammonium, asam asetoasetat, B-hidroksibutirat).
Gangguan Ketidakseimbangan
Cairan
Berikut Gangguan Ketidakseimbangan Cairan yaitu,
Overhidrasi
Kelebihan atau intoksikasi cairan dalam tubuh, sering terjadi akibat adanya kekeliruan
dalam tindakan terapi cairan.

Dehidrasi
Merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat masukan yang kurang atau
keluaran yang berlebihan. Kondisi dehidrasi bisa terdiri dari 3 bentuk, yaitu:
isotonik,hipotonik, hipertonik
.
Hipovolemia
Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler. Kekurangan cairan eksterna terjadi karena penurunan asupan cairan
dan kelebihan pengeluaran cairan.
Gangguan Ketidakseimbangan
Elektrolit
Berikut Gangguan Ketidakseimbangan Elektrolit yaitu,
Hiponatremia
Kondisi hiponatremia apabila kadar natrium plasma di bawah 130mEq/L. Jika kadar <
118 mg/L maka akan timbul gejala kejang, koma.
Hipernatremia
Jika kadar natrium > 150 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahan mental,
letargi, kejang, koma, lemah.
Hipokalemia
Nilai normal Kalium plasma adalah 3,5-4,5 mEq/L. Disebut hipokalemia apabila kadar
kalium <3,5mEq/L.
Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah jika kadar kalium > 5 mEq/L. Hiperkalemia sering terjadi karena
insufisiensi renal atau obat yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-inhibitor,
siklosporin, diuretik).
Gangguan Ketidakseimbangan
Asam dan Basa
Berikut Gangguan Ketidakseimbangan asam dan basa yaitu,
Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru
yang buruk atau pernafasan yang lambat.
Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa
karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar
karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
Variabel yang
mempengaruhi
keseimbangan normal
Cairan dan Elektrolit

Keseimbangan cairan dan elektrolit dipengaruhi oleh beberapa


faktor yaitu usia, suhu/temperatur lingkungan, kondisi psikologis (stress),
keadaan sakit, dan diet (Ambarwati 2014).
usia: lansia cenderung memiliki respons yang berkurang terhadap dehidrasi.
lansia tidak merasakan haus dengan segera atau mengalami penurunan fungsi
ginjal yang lebih signifikan saat dehidrasi.
Lingkungan: Suhu dan kelembaban lingkungan dapat memengaruhi tingkat
keringat dan kehilangan cairan tubuh.
Kondisi Kesehatan: Penyakit seperti diare atau muntah dapat mengakibatkan
kehilangan cairan yang signifikan.
Diet: makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari dapat mempengaruhi
keseimbangan elektrolit dan asam basa. Misalnya, natrium dan kalium dalam
makanan dapat memengaruhi keseimbangan elektrolit.
definisi tekanan darah

Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah
dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah berperan penting,
karena tanpanya darah tidak akan mengalir (Anna & Bryan, 2007)

Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi
seperti pompa, untuk mendorong agar darah terus mengalir ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah. Tekanan darah ini diperlukan agar darah tetap mengalir dan mampu
melawan gravitasi, serta hambatan dalam dinding pembuluh darah.
Konsep fisiologis tekanan darah

Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh. Tekanan
darah bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan
compliance, atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut
diregangkan). Darah mengalir dalam suatu lingkaran tertutup antara jantung dan
organ-organ, Arteri mengangkut darah dari jantung ke seluruh tubuh. Arteriol
mengatur jumlah darah yang mengalir ke masing-masing organ. Kapiler adalah tempat
sebenarnya pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan sekitar. Vena
mengembalikan jaringan kembali ke jantung.
Konsep fisiologis tekanan darah

a. Tekanan Sistolik (angka atas) yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik
jantung sehingga ia akan memompa darah dengan tekanan besar. Tekanan darah sistolik
adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup (sistole)

b. Tekanan diastolik (angka bawah) yaitu kekuatan penahan pada dinding pembuluh
darah saat jantung mengembang antara denyut terjadi ketika jantung dalam keadaan
mengembang atau beristirahat. Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada
saat jantung mengendor kembali
Faktor - Faktor yang
mempengaruhi tekanan darah

FAKTOR GENETIK STRES

1 Suatu keluarga yang orang tuanya menderita


hipertensi maka kemungkinan
Stres akan meningkatkan stimulasi syaraf otonom yang
dapat meningkatkan volume darah dan curah jantung.
Stres yang berlangsung lama dapat mengakibatkan
3
anaknya mengalami hipertensi, walaupun peningkatan tekanan darah yang menetap. Populasi yang
tidak semua keturunannya menderita hidup pada lingkungan bising mempunyai kejadian
hipertensi yang tinggi (Potter dan Perry, 2005).
hipertensi (Potter dan Perry, 2005).

USIA

4
JENIS KELAMIN

2 Pengaruh usia terhadap tekanan darah dilihat dari


pembuluh darah yaitu semakin bertambah usia maka
elastisitas pembuluh darah akan menurun, sehingga
Tidak terdapat bukti adanya perbedaan tekanan darah antara laki-laki dan
perempuan pada usia anak-anak. Laki-laki cenderung memiliki tekanan darah
lebih tinggi pada saat remaja. Umumnya laki-laki lebih sering menderita tekanan
darah tinggi dibandingkan wanita, hal in disebabkan laki-laki lebih banyak
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer. mempunyai faktor yang menstimulasi terjadinya tekanan darah tinggi yaitu
stres, kelelahan serta makan yang tidak terkontrol. Wanita akan mengalami
Peningkatan tahanan perifer akan meningkatkan
peningkatan resiko tekanan darah setelah masa menopause (Siauw, 1994)
tekanan darah (Guyton dan Hall, 2014).
Kesimpulan
Apakah ada
pertanyaan?
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai