Anda di halaman 1dari 16

ANATOMI FISIOLOGI

RESUME KESEIMBANGAN ELEKTROLIT DAN


PERHITUNGAN CAIRAN TUBUH

Dosen Pengampu: Hening Ryan Aryani, SST., M.Keb


Disusun Oleh:
Diva Safira Iqnabila Maulani (P17311233079)

JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT TUBUH
Tubuh adalah rumah bagi berbagai proses fisiko-kimia, enzimatik, dan
bioelektrik, yang semuanya berada dalam keadaan seimbang. Untuk kinerja
optimal, proses-proses ini harus bekerja sama secara lancar dalam kondisi
tertentu. Ini termasuk pengaturan konsentrasi elektrolit dan ion hidrogen
dalam kisaran normal melalui sistem seperti pengaturan buffer, respirasi, dan
ginjal. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air (H2O), yang
menyumbang sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa. Namun, nilai
persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% tergantung pada kandungan
lemak dan otot individu. Menjaga kondisi tubuh tetap sehat memerlukan
kadar cairan dan elektrolit yang cukup. Bagian dari mencapai homeostatis
dalam tubuh melibatkan memastikan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan pergerakan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh merupakan larutan yang terdiri dari air
(pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel bermuatan listrik yang disebut ion ketika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan infus dan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti distribusi normal total air tubuh
dan elektrolit ke seluruh tubuh.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
1. cairan intraseluler
2. cairan ekstraseluler
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel-sel seluruh
tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tiga golongan, yaitu: cairan intravaskular (plasma), cairan
interstisial, dan cairan transeluler. Cairan intravaskular (plasma) adalah cairan
dalam sistem pembuluh darah, cairan interstisial adalah cairan yang terletak
di antara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekretori khusus
seperti cairan serebrospinal, cairan intraokular, dan sekresi saluran cerna.
Fungsi Cairan Tubuh
Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air mempunyai 2
fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat gizi seperti karbohidrat, vitamin dan
mineral dan juga berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh.
Selain itu, air dalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan sisa
metabolisme seperti karbon dioksida (CO) dan juga senyawa nitrat. Selain
berperan dalam proses metabolisme, air yang terkandung dalam tubuh juga
akan memiliki berbagai fungsi penting, antara lain melembabkan jaringan
tubuh seperti mata, mulut, dan hidung, melumasi cairan sendi tubuh,
mengkatalisis reaksi biologis dalam sel, melindungi organ tubuh. dan
jaringan tubuh dan juga akan membantu menjaga tekanan darah dan
konsentrasi zat terlarut. Selain itu, agar fungsi tubuh dapat berjalan normal,
air dalam tubuh juga berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga suhu
tubuh pada kondisi ideal yaitu ±37 C.
Proportion Of Body Fluid
Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain :
a. Umur
b. Kondisi lemak tubuh
c. Sex
Pada orang dewasa, kurang lebih 40% berat badan atau 2/3 TBW berada di
dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 TBW atau 20% berat
badan berada di luar sel (ekstraseluler) yang terbagi menjadi 15% cairan
interstisial, 5% cairan intravaskular, dan 1-2% cairan transeluler.
Elektrolit Utama Tubuh Manusia
Zat terlarut dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non-elektrolit. Non-
elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak
mempunyai muatan listrik, seperti: protein, urea, glukosa, oksigen, karbon
dioksida dan asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh antara lain natrium
(Na+), kalium (K+), kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), klorida (Cl),
bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Konsentrasi elektrolit
dalam cairan tubuh berbeda-beda antara satu bagian dengan bagian lainnya,
namun meskipun konsentrasi ion pada setiap bagian berbeda-beda, namun
hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan negatif harus sama
dengan jumlah muatan positif.
a. Kation :
Sodium (Na+) :
- Kation berlebih di ruang ekstraseluler
- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrogen
pada Ion sodium
Potassium (K+) :
- Kation berlebih di ruang intraseluler
- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves.
- Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.
Calcium (Ca++) :
- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam
tulang
- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses
pengaktifan protrombin dan trombin
- Sumber : susu dengan kalsium tinggi,ikan dengan tulang,sayuran,dll.
b. Anion :
Chloride (Cl -) :
- Kadar berlebih di ruang ekstrasel
- Membantu proses keseimbangan natrium
- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
- Sumber : garam dapur
Bicarbonat (HCO3 -) :
Bagian dari bicarbonat buffer sistem
- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana
garam untuk
- Menurunkan PH.
Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) :
- Bagian dari fosfat buffer system
- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel
- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang
- Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.
Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi melalui tiga fase, yaitu:
Fase I:
Plasma darah berpindah dari seluruh tubuh ke sistem peredaran darah, nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan saluran pencernaan.
Fase II:
Cairan interstisial dengan komponennya berpindah dari darah ke kapiler dan
sel
Fase III:
Cairan dan zat yang terkandung di dalamnya berpindah dari cairan interstisial
ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan
membran semipermeabel mampu menyaring, tidak semua zat dan komponen
dalam cairan tubuh ikut bergerak. Cara perpindahan cairan dan elektrolit
tubuh dengan:
 Difusi
 Filtrasi
 Osmosis
 Aktiv Transport
Difusi dan osmosis merupakan mekanisme transpor pasif. Hampir semua zat
bergerak melalui mekanisme transpor pasif. Difusi sederhana adalah
pergerakan partikel ke segala arah melalui larutan atau gas. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kemudahan difusi zat terlarut melalui kapiler dan
membran sel, yaitu:
 Konsenterasi
 Potensial listrik
 Perbedaan tekanan.
Osmosis merupakan proses difusi air yang disebabkan oleh perbedaan
konsentrasi. Difusi air terjadi dari daerah dengan konsentrasi zat terlarut
rendah ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut tinggi. Konsentrasi dan
muatan listrik disebut transpor aktif. Transpor aktif berbeda dengan transpor
pasif karena memerlukan energi berupa adenosin trifosfat (ATP). Salah satu
contohnya adalah pengangkutan kalium dan natrium yang dipompa. Natrium
tidak berperan penting dalam pergerakan air di plasma dan cairan interstisial
karena konsentrasi natrium di kedua bagian hampir sama. Distribusi air pada
kedua bagian tersebut diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh
darah kapiler, terutama akibat pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik
koloid yang terutama disebabkan oleh albumin serum. Proses perpindahan
cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafilterisasi.

Regulating Body Fluid Volumes


Biasanya, asupan cairan konsisten dengan kehilangan cairan. Penyakit dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Untuk
menjaga fungsi tubuh, tubuh kehilangan cairan, antara lain melalui penguapan,
pernafasan, penguapan kulit, ginjal (urin), dan ekskresi selama proses
metabolisme.
a. Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-
kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml
per
Hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan,
dan oksidasi selama proses metabolisme
b. Output Cairan
cairan yang keluar dari tubuh seperti cairan urine atau hilangnya air akibat
diserap oleh cairan cerna, dan volume dari feses
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :

1. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama.Dalam kondisi normal
output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per
jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine
bervariasi dalam setiap harinya,bila aktivitas kelenjar keringat meningkat
maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankankeseimbangan dalam tubuh.
IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme
difusi.Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini
berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh
meningkat maka IWL dapat meningkat.
Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
iniberasal dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya ditransfer melalui
sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada
kulit.
Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari,yang
diaturmelalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit


Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter
penting,
yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel.Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan.Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan
mengatur keluaran garam dan air dalam urine.
Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia,karena usia
akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh,metabolisme,dan berat badan.
anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding
usia dewasa.Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang
panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5L per hari.
Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
3. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel,glukosa darah,dan pemecahan
glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
4. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan
5. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction,nasogastric tube
Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,dikarenakan kehilangan
darah selama pembedahan.

Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh


Tiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tibuh adalah :
 Volume
 Osmolalitas
 Komposisi
Ketidakseimbangan volume terutama mempengaruhi cairan ekstraseluler
(ECF)
dan menyangkut kehilangan atau bertambahnya natrium dan air dalam jumlah
yang relatif sama, sehingga berakibat pada kekurangan atau kelebihan
volume ekstraseluler.
(ECF)Ketidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan
intraseluler
(ICF)dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan natrium dan air dalam
jumlah relatif tidak seimbang.Gangguan osmotik umumnya berkaitan dengan
hiponatremia dan hipernatremia sehingga nilai natrium serum dibutuhkan.
Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat berubah tanpa
disertai perubahan yang jelas dari jumlah total dari partikel-partikel yang
aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan perubahan komposisional.

a. Ketidakseimbangan Volume
• kurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)
Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai kehilangan
cairan tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air dalam jumlah
yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik sering kali diistilahkan
dehidrasiy ang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang
relatif mengakibatkan hipernatremia.
- cairan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengan
cairan tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).
- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya
melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl
normal,Dextrose 5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekataannya
Kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %,NaCl.0,45
%,NaCl0,33%
• Kelebihan Volume ECF :
Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air keduanya
tertahan dengan proporsi yang kira-kira sama. Dengan terkumpulnya cairan
isotonik yang berlebihan pada ECF(hipervolumia) maka cairan akan
berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema.
Edema adalah
penunpukan cairan interstisial yang berlebihan.E dema dapat terlokalisir atau
generalisata.
b. Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional
Melibatkan kadar zat terlarut dalam cairan-cairan tubuh. Karena natrium
merupakan zat terlarut utama yang aktif secara osmotik dalam ECF maka
kebanyakan kasus hipoosmolalita(overhidrasi). hiponatremia yaitu rendahnya
kadar natrium di dalam plasma dan hipernatremia yaitu tingginya kadar
natrium di dalam plasma.
• Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari 3,5
mEq/L.
• Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih dari atau
sama dengan 5,5 mEq/L.
• Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali,
dan ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang fatal.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH
Kebutuhan cairan orang dewasa menurut WHO
• Berdasarkan hasil riset Institute of Medicine’s Food and Nutrition
Board di Amerika Serikat, cara menghitung kebutuhan cairan setiap
individu yang pertama dapat dilakukan berdasarkan jenis kelamin.
• Seorang wanita membutuhkan 2,7 liter air putih per hari,
• Pria memerlukan 3,7 liter air putih setiap harinya

Rumus 1
0,03liter/kg berat badan(kgBB)
BB saya: 55kg, maka kebutuhan air adalah=
0,03 x 55= 1,65 liter/hari
Jadi, bila semakin besar berat badan maka semakin besar pula kebutuhan
cairan dalam tubuh.

Rumus 3
Untuk 10 kg pertama berat badan butuh 1 liter cairan, 10 kg
kedua berat badan butuh 500 mililiter cairan, dan sisanya setiap
kilogram berat badan butuh 20 mililiter cairan.

55, 10kg(1)= 1liter, 10kg(2)= 500ml


55-10-10 x 20ml=700ml
1000+500+700=2200ml=2,2liter/hari

Rumus Watson Wanita


-2,097 + (0,1069 x tinggi dalam cm) + (0,2466 x berat dalam kg) =
berat total tubuh (TBW)dalam liter
-2,097 + (0,1069 x 165cm) + (0,2466 x 55kg)= 29,10185= 2,9l
Jika rumus cepat maka, 55x30= 1650ml/hari atau 1,6liter
EDEMA
Edema adalah suatu kondisi klinis yang ditandai dengan penumpukan
cairan di interstitium atau di dalam sel. Akumulasi ini terjadi ketika laju
filtrasi transkapiler bersih melebihi laju drainase limfatik untuk jangka waktu
tertentu. Dengan kata lain, peningkatan filtrasi atau penurunan aliran limfatik
atau keduanya. Bab ini berfokus pada edema ekstremitas bawah, yang sering
dikaitkan dengan insufisiensi vena. Karena faktor patofisiologis utama
dibalik edema ini adalah peningkatan tekanan vena distal pada posisi tegak,
mekanisme penyebab hipertensi vena telah mendapat perhatian yang cukup
besar. Selain itu, karena pemahaman mekanisme edema memerlukan
pemahaman faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan
transkapiler, gambaran dasar faktor-faktor ini dan cara mengukurnya secara
eksperimental juga disertakan. Adanya edema menunjukkan bahwa volume
cairan interstisial melebihi normal beberapa liter. Dengan pengecualian yang
jarang, retensi natrium ginjal menyebabkan kelebihan ini. Pada saat yang
sama, edema dapat terakumulasi hanya jika satu atau lebih kekuatan Starling
diubah atau drainase limfatik terganggu. Pada beberapa kondisi, lesi
primernya adalah ketidakseimbangan kekuatan Starling yang mempercepat
transudasi cairan ke dalam interstitium; penipisan sekunder volume
intravaskular dirasakan pada baroreseptor arteri karotis dan ginjal, dan
konservasi natrium dirangsang. Pada kelainan lain, retensi natrium yang tidak
tepat merupakan gangguan proksimal; perluasan volume cairan ekstraseluler
menghasilkan perubahan sekunder pada gaya Starling yang menyebabkan
pembentukan edema. Setidaknya pada satu keadaan yang menyebabkan
edema, sindrom nefrotik, konservasi natrium yang tidak fisiologis dan
penurunan tekanan onkotik terjadi secara bersamaan.

Gejala Edema
Gejala edema adalah pembengkakan pada tubuh Anda. Pembengkakan
terjadi ketika suatu bagian tubuh Anda membesar karena ada penumpukan
cairan di jaringan Anda. Pembengkakan dapat terjadi di bagian tubuh mana
pun, tetapi paling sering terjadi pada kaki, pergelangan kaki, dan tungkai.
Gejala pembengkakan meliputi:
 Area tubuh lebih besar dari hari yang lalu.
 Kulit di area yang bengkak tampak meregang dan berkilau.
 Kesulitan berjalan jika tungkai, pergelangan kaki, atau kaki
membengkak.
 batuk atau kesulitan bernapas.
 merasa penuh atau sesak pada bagian tubuh yang bengkak.
 Nyeri ringan atau rasa perih di area yang terkena.
Jenis Edema
Berdasarkan letak penumpukan cairannya, edema dikelompokkan ke dalam
beberapa jenis, yaitu:
1. Edema Perifer
Edema perifer adalah jenis edema yang dapat terjadi pada bagian pergelangan
tangan, lengan, engkel dan telapak kaki. Edema perifer sering kali disebabkan
oleh gangguan aliran darah, masalah ginjal, serta gangguan kelenjar getah
bening.
2. Edema Pedal
Edema pedal merupakan penumpukan cairan pada bagian betis serta kaki
bagian bawah. Kondisi ini menyebabkan penderitanya kesulitan untuk
bergerak. Edema pedal umumnya dialami oleh orang tua serta wanita yang
sedang hamil. Edema pedal juga menjadi salah satu indikasi terjadinya
penyakit gagal jantung.
3. Limfedema
Limfedema merupakan pembengkakan pada lengan dan kaki yang terjadi
karena kerusakan atau masalah pada kelenjar getah bening. Limfedema kerap
kali dipicu oleh penanganan kanker, seperti perawatan radioterapi atau
pembedahan.
4. Edema Paru
Sesuai dengan namanya, edema paru adalah penumpukan cairan yang terjadi
pada paru-paru. Kondisi ini dapat mengakibatkan penderitanya mengalami
sesak napas hingga batuk berdarah. Biasanya gejala akan memburuk ketika
penderitanya sedang berbaring.
5. Edema Serebral
Edema serebral adalah pembengkakan yang terjadi pada otak. Beberapa
faktor yang menyebabkan edema serebral di antaranya cedera kepala,
pembuluh darah tersumbat, hingga tumor otak.
6. Edema Makula
Jenis edema ini terjadi pada makula, yaitu bagian mata yang terletak di
tengah retina. Edema makula termasuk ke dalam salah satu komplikasi
retinopati diabetik.
Penyebab Edema
Penyebab utama edema adalah keluarnya cairan dari pembuluh darah kecil
(kapiler). Hal yang memicu keluarnya cairan dari pembuluh kapiler sangat
beragam, mulai dari masalah ringan, seperti duduk terlalu lama, hingga
penyakit serius. Adapun macam-macam faktor yang meningkatkan risiko
terjadinya edema adalah sebagai berikut:
 Duduk terlalu lama.
 Kehamilan.
 Sindrom pramenstruasi.
 Mengonsumsi makanan tinggi garam berlebih.
 Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti Nonsteroidal Anti-inflammatory
Drugs (NSAID), obat antihipertensi, dan estrogen.
 Menderita penyakit tertentu, seperti gangguan hati, deep vein thrombosis,
gagal jantung, dan gagal ginjal.
 Kekurangan protein albumin pada tubuh.

Gejala Edema
Gejala edema cenderung beragam tergantung dari keparahan kondisi serta
lokasi pembengkakannya. Namun, beberapa gejala umum dari edema adalah
sebagai berikut:
 Bagian tubuh yang membengkak terlihat kencang dan mengilap.
 Bagian tubuh yang membengkak akan membentuk lekukan seperti lesung
pipi jika area kulit tersebut ditekan.
 Kesulitan bernapas jika edema terjadi pada paru-paru.
 Kesulitan berjalan jika edema terjadi pada kaki.

Penanganan Edema
Jika kondisinya ringan edema akan sembuh dengan sendirinya. Namun,
jika edema tidak mereda dalam jangka waktu lama, Anda tetap perlu berobat
ke dokter. Beberapa tindakan medis yang dapat dilakukan dokter untuk
mengatasi edema antara lain:
 Obat-obatan tertentu diberikan, seperti diuretik, yang bekerja dengan
membuang kelebihan cairan dan garam dari tubuh melalui urin.
 Infus albumin intravena (IV).
 Jika edema disebabkan oleh gagal ginjal, maka hemodialisis akan
dilakukan secara rutin.
Upaya Membantu Proses Penyembuhan:
 Membatasi konsumsi makanan yang mengandung garam tinggi.
 Olahraga secara rutin.
 Membiasakan diri untuk melakukan peregangan setiap 30 menit sekali jika
memiliki rutinitas yang mengharuskan duduk dalam jangka waktu lama.
 Berhenti merokok.
 Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung
alkohol.

Anda mungkin juga menyukai