Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Cairan Tubuh


Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiseluler seperti manusia
atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.
Cairan tubuh merupakan sarana untuk transpor zat makanan maupun sisa-sisa metabolisme,
membawa nutrien (komponen makanan) mulai dari proses absorbsi, mendistribusikan, sampai ke
tingkat intraselular tempat nutrien mengalami proses metabolisme. Hasil metabolisme akan
didistribusikan ke seluruh tubuh dan ekskresinya akan dikeluarkan dari tubuh.
Cairan tubuh merupakan objek homeostatis :
1. Dalam cairan tubuh diatur keseimbangan bermacam-macam elektrolit, misalnya natrium, kalsium,
kalium, magnesium, hidrogen peroksida.
2. Mengatur keseimbangan asam dan basa, kekuatan senyawa bersifat asam berada dalam keadaan
seimbang dan dibantu oleh zat yang berfungsi sebagai dapar/buffer cairan tubuh.
3. Cairan tubuh diatur agar selalu konstan suhunya 37O C dengan mekanisme produksi panas oleh
hati dan otot. Mekanisme pelepasan panas tubuh oleh kulit dan hipotalamus sebagai pusat
pengendaliannya.
Cairan tubuh dapat dibedakan menjadi 2 bagian :
1. Cairan intrasel :
Cairan yang berada dalam sel merupakan jumlah cairan terbanyak, kira-kira 70% dari jumlah total
air dalam tubuh. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur akan tetapi dapat dihitung dengan
mengurangi volume CES dari volume air tubuh total (ATT). ATT dapat diukur dengan prinsip
pengenceran yang sama dengan digunakan untuk mengukur ruang-ruang tubuh lainnya.
2. Cairan ekstrasel :
Cairan yang berada di luar sel-sel kira-kira 30% dari cairan seluruh tubuh. Volume CES sukar
diukur karena batas-batas ruang petak ini suka diterapkan dan sedikit zat-zat yang membaur secara
cepat dalam semua bagian ruang petak ini sambil tetap berada dalam ruang ekstrasel.
a. Cairan interfisial : cairan yang berada diantara sel jaringan. Volume cairan interfisial tidak dapat
diukur langsung karena sukar untuk mendapatkan sample cairan itu dan zat yang berbaur dalam
cairan interstisial juga berbaur dengan plasma, dapat dihitung dengan mengurangkan volume
plasma dari volume CES.
b. Cairan intravaskular (plasma) : cairan yang berada dalam pembuluh darah, yang berisi darah
pembawa oksigen masuk ke dalam jaringan dan karbondioksida keluar dari jaringan.
c. Cairan limfe :: cairan yang berada di dalam pembuluh limfe, berada di seluruh tubuh mengangkut
partikel protein, selanjutnya maasuk ke dalam pembuluh darah.
d. Cairan transelular : cairan yang berada di termpat-tempat usus, misalnya cairan otak, cairan sendi,
cairan dalam bola mata, rongga pleura dan peritoneum.

B. Komposisi Cairan Tubuh dan Elektrolit


Zat yang terlarut dalam carian tubuh terdiri dari elektrolit dan non elektrolit. Zat non
elektrolit adalah zat yang terlarut tidak terurai dalam larutan tidak bermuatan listrik. Larutan
elektrolit yang menghantarkan aliran listrik ion-ion bermuatan positif disebut kation dan yang
bermuatan negatif disebut anion. Cairan elektrolit meliputi kation (Kalium, Natrium, Calsium, dan
Magnesium) dan anion (Klorida, Karbonat, Sulfat, Fosfat, Protein, dan Asam Organik). Zat yang
bukan elektrolit meliputi air, dextrosa, ureum, dan kreatinin.
Konsentrasi elektrolit dalam tubuh bervariasi pada 1 bagian dengan bagian lainnya. Dalam
keadaan sehat harus berada pada bagian yan tepat dan dalam jumlah yang tepat. Meskipun
konsentrasi ion tiap bagian berbeda-beda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah
muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif dalam setiap bagian.
Mempertahankan muatan listrik yang netral adalah penting agar dapat menentukan
pemindahan ion CES dan CIS pada ginjal.

C. Perpindahan Cairan Tubuh dan Elektrolit


Cairan tubuh dan zat yang terlarut di dalamnya berbeda dalam mobilitas konstan. Proses
menerima dan mengeluarkan cairan berlangsung terus-menerus, baik dalam tubuh secara
keseluruhan maupuin diantara berbagai bagian untuk membawa zat gizi, oksigen pada sel,
membuang zat sisa dan membentuk zat tertentu dari sel.
1. Oksigen, zat gizi, cairan elektrolit, diangkut ke paru dan saluran cerna tempat ia akan menjadi
bagian dari cairan tubuh dalam pembuluh darah dan dibawa ke dalam tubuh melalui sistem
sirkulasi.
2. Cairan dalam pembuluh darah dan zat-zat yang terlkarut di dalamnya secara cepat saling
bertukaran dengan CIS melalui membran kapiler yang semi permeable.
3. CIS dan zat-zat yang ada di dalamnya saling bertukaran dengan CES melalui membran sel yang
permeabel selektif.
Meskipun keadaan diatas merupakan proses pertukaran dan pengganti yang harus menerus
namun komposisi dan volume cairan relatif stabil. Keadaan ini disebut keseimbangan atau
homeostatis. Perpindahan air dan zat terlarut diantara bagian tubuh melibatkan mekanisme
transportasi aktif ( memerlukan energi dan transpor pasif) dan mekanisme transportasi pasif ( tidak
memerlukan energi difusi dan osmosis).

D. Keseimbangan Elektrolit
Fungsi elektrolit meliputi :
1. Membantu dalam perpindahan cairan antara ruangan dalam sel dan diluar sel terutama dengan
adanya natrium. Apabila jumlah natrium dalam CES meningkat maka sejumlah cairan akan
berpindah menuju CES untuk keseimbangan cairan.
2. Mengatur keseimbangan asam basa dan menetukan pH darah dengan adanya sistem buffer.
3. Dengan adanya perbedaan komposisi elektrolit di CES dan CIS maka akan terjadi perpindahan
yang menghasilkan impuls-impuls saraf dan mengakibatkan terjadinya kontraksi otot. Fungsi
impuls dari elektrolit :
a. Kalsium, penting dalam fungsi sel untuk depolarisasi (netralisasi dalam keadaaan polar) dan pada
sel saraf.
b. Natrium, mempunyai peranan penting dalam proses osmosis.
c. Magnesium, proses keseimbangan asam dan basa.
d. Karbonat, untuk keseimbangan asam dan basa.
e. Fosfat, membantu enzim dalam metabolisme karbohidrat.
f. Protein, membantu proses osmosis sebagai buffer keseimbangan asam dan basa dan membentuk
Hb.
Keseimbangan elektrolit sangat penting karena total konsentrasi elektrolit akan
mampengaruhi keseimbangan cairan, dan konsentrasi elektrolit berpengaruh pada fungsi sel.
Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi asam basa,
memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuskular.
E. Proses Pergerakan Cairan Tubuh
Perpindahan air dan zat terlarut di antara bagian-bagian tubuh melibatkan mekanisme
transpor pasif dan aktif. Mekanisme transpor pasif tidak membutuhkan energy sedangkan
mekanisme transpor aktif membutuhkan energi. Difusi dan osmosis adalah mekanisme transpor
pasif. Sedangkan mekanisme transpor aktif berhubungan dengan pompa Na-K yang memerlukan
ATP.
Proses pergerakan cairan tubuh antar kompertemen dapat berlangsung secara:
1. Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membran semipermeabel
(permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga
kadarnya sama. Seluruh membran sel dan kapiler permeable terhadap air, sehingga tekanan
osmotik cairan tubuh seluruh kompartemen sama. Membran semipermeabel ialah membran yang
dapat dilalui air (pelarut), namun tidak dapat dilalui zat terlarut misalnya protein.
Tekanan osmotik plasma darah ialah 285+ 5 mOsm/L. Larutan dengan tekanan osmotik kira-
kira sama disebut isotonik (NaCl 0,9%, Dekstrosa 5%, Ringer laktat). Larutan dengan tekanan
osmotik lebih rendah disebut hipotonik (akuades), sedangkan lebih tinggi disebut hipertonik.
2. Difusi
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah. Tekanan hidrostatik pembuluh darah juga
mendorong air masuk berdifusi melewati pori-pori tersebut. Jadi difusi tergantung kepada
perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik.
3. Pompa Natrium Kalium
Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa ion natrium keluar
melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam. Tujuan
dari pompa natrium kalium adalah untuk mencegah keadaan hiperosmolar di dalam sel.

F. Asupan dan Ekskresi Cairan dan Elektrolit Fisiologis


Homeostasis cairan tubuh yang normalnya diatur oleh ginjal dapat berubah oleh stres akibat
operasi, kontrol hormon yang abnormal, atau pun oleh adanya cedera pada paru-paru, kulit atau
traktus gastrointestinal.
Pada keadaan normal, seseorang mengkonsumsi air rata-rata sebanyak 2000-2500 ml per
hari, dalam bentuk cairan maupun makanan padat dengan kehilangan cairan rata rata 250 ml dari
feses, 800-1500 ml dari urin, dan hampir 600 ml kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible
water loss) dari kulit dan paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai