BASA
Bayi premature 80
3 bulan 70
6 bulan 60
1 – 2 tahun 59
11 – 16 tahun 58
Dewasa 58 – 60
Dewasa gemuk 40 – 50
Dewasa kurus 70 - 75
Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung 2 jenis
substansi terlarut (zat terlarut) :
Keringat 45 5 58 0 -
KOMPARTEMEN CAIRAN
Cairan tubuh didistribusi antara2 kompartemen cairan utama :
kompatemen intraseluler dan kompartemen ekstraseluler.
1. Cairan Intraseluler (CIS)
Adalah cairan yang terkandung didalam sel. Pada orang
dewasa ± 2/3 dari cairan tubuh adalah intraseluler, sama
dengan 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya,
hanya setengah dari cairan tubuh bayi adalah cairan
intraseluler.
Membran
Setiap kompartemen cairan dipisahkan oleh membran
permeabel selektif yang memungkinkan gerakan air dan
beberapa zat terlarut. Meskipun molekul kecil seperti
urea dan air bergerak dengan bebas diantara semua
kompartemen, substansi tertentu sedikit bergerak.
Sebagai con :Protein plasma terbatas terhadap CIV
karena permeabilitas yang rendah dari membran kapiler
terhadap molekul besar.
Permeabilitas membran yang selektif membantu untuk
mempertahankan komposisi unik dari setiap kompartemen
sementara memungkinkan gerakan nutrient dari plasma
kesel-sel dan gerakan produk sisa keluar dari sel dan
akhirnya kedalam plasma
1. Difusi
Gerakan acak dari partikel pada semua arah melalui larutan
atau gas. Partikel bergerak dari area dengan konsentrasi
tinggi kearea dengan konsentrasi rendah sepanjang
gradient konsentrasi. Energi untuk difusi dihasilkan oleh
energi panas. Contoh difusi adalah gerakan oksigen dari
alveoli paru ke darah dari kapiler pulmoner. Difusi juga
dapat terjadi karena perubahan potensial listrik yang
melewati membran. Kation akan mengikuti anion dan
sebaliknya.
Dinding sel terbentuk atas lapisan lemak dengan
banyak pori-pori protein yang halus. Substansi dapat
berdifusi melewati dinding sel dengan mengikuti syarat :
•Bila partikel tersebut cukup kecil untuk melewati pori-
pori protein (mis:air dan urea): Ini disebut Difusi
Sederhana.
•Bila partikel tersebut adalah larut dalam lemak
(mis:oksigen dan karbon dioksida): Ini adalah contoh
lain dari Difusi Sederhana.
•Melalui substansi pembawa : Ini disebut Difusi yang
dipermudah. Partikel besar tak larut lemak seperti
glukosa harus berdifusi kedalam sel melalui substansi
pembawa. Glukosa sebagai contoh, berikatan dengan
pembawa diluar sel untuk menjadi larut dalam lipid. Bila
memasuki sel, glukosa memisahkan diri dari pembawa
dan pembawa kemudian bebas untuk mempermudah
difusi dari glukosa tambahan.
Faktor- faktor yang meningkatkan Difusi *
Peningkatan suhu
Peningkatan konsentrasi partikel
Penurunan ukuran atau berat molekul dari
partikel
Peningkatan area permukaan yang tersedia untuk
berdifusi
Penurunan jarak lintas dimana massa partikel
harus berdifusi.
* Catatan : Faktor-faktor yang berlawanan akan bertindak menurunkan Difusi
2. Transport Aktif :
Energi diperlukan agar substansi dapat pindah dari area
berkonsentrasi lebih rendah atau sama kearea dengan
konsentrasi sama atau lebih besar. Con : tubulus ginjal
tergantung pada transport aktif untuk mereabsorpsi semua
glukosa yang difilter oleh Glomerulus untuk memungkinkan
ekskresi urin yang bebas glukosa.
3. Filtrasi :
Gerakan air dan zat terlarut dari area dengan tekanan
hidrostatik tinggi kearea dengan tekanan hidrostatik rendah.
Tekanan Hidrostatik adalah tekanan yang dibuat oleh berat
cairan . Filtrasi penting dalam mengatur cairan keluar dari
arteri ujung kapiler. Ini juga merupakan kekuatan yang
memungkinkan ginjal untuk memfilter 180 L plasma perhari.
4. Osmosis :
Gerakan air melewati membrane semipermeabel dari area
dengan konsentrasi zat terlarut rendah kearea dengan zat
terlarut lebih tinggi. Osmosis dapat terjadi melewati semua
membrane bila konsentrasi zat terlarut pada kedua berubah.
Tekanan Osmotik : Jumlah tekanan hidrostatik diperlukan
untuk menghentikan aliran osmotik air
Tekanan Onkotik : dihasilkan oleh koloid protein. Con:
Albumin menghasilkan tekanan onkotik dalam pembuluh
darah dan membantu menahan kandungan air dalam ruang
intravascular.
Diuresis Osmotik : Peningkatan haluaran urin disebabkan
oleh substansi seperti manitol, glukosa dan media kontras
yang dikeluarkan dalam urin dan mengurangi reabsorpsi air
ginjal.
Konsentrasi Cairan Tubuh
1. Osmolalitas
Pengukuran kemampuan larutan untuk menciptakan
tekanan osmotic dan dengan demikian
mempengaruhi gerakan air. Osmolalitas juga dapat
digambarkan sebagai pengukuran konsentrasi cairan
tubuh ( rasio zat terlarut terhadap air) karena
besarannya ditunjukkan dalam miliosmol (satu per
seribu dari osmol) per kilogram air (mOsm/kg). Satu
Osmol mengandung 6 x 1023 partikel.
Osmolaritas, istilah lain yang digunakan untuk
mengambarkan konsentrasi larutan, menunjukkan
jumlah partikel dalam satu liter larutan dan diukur
dalam miliosmol per liter (mOsm/L). Karena cairan
tubuh secara relatif encer, perbedaan antara
osmolalitasnya dan osmolaritanya kecil. Osmolalitas
adalah pengukuran yang digunakan untuk
mengevaluasi serum dan urin dalam praktek klinis.
Perubahan dalam osmolalitas ekstraseluler dapat
mengakibatkan perubahan pada volume cairan
ekstraseluler dan intraseluler.
Hipertonisitas klinis :
dapat terjadi karena kehilangan air (mis: Diabetes
Insipidius), kehilangan cairan tubuh hipotonik (mis
:berkeringat,diare), atau peningkatan osmol efektif
(mis:hiperglikemia atau pemberian NaCl hipertonik,
natrium bikarbonat [NaHCO3], atau manitol).
Hiperosmolalitas tanpa hipertonisitas (tidak
menyebabkan dehidrasi seluler) terjadi pada gagal
ginjal karena retensi urea.
KESEIMBANGAN ASAM-BASA
pH
Cl- + H+ HCl
HCO3- + H+ H2CO3
NH3 + H+ NH4
Laktat + H+ Asam laktat
PENYANGGA
Adalah suatu bahan yang mampu menyerap ion hidrogen dari
suatu larutan atau membebaskan ion hidrogen kedalam
larutan, sehingga dapat dapat mencegah fluktuasi pH yang
besar. Terdapat 3 sistem penyangga yang penting dalam
tubuh manusia :
Asidosis
peningkatan sistemik konsentrasi ion hidrogen. Konsentrasi
ion hidrogen dapat meningkat karena kegagalan paru
mengeluarkan karbon dioksida, atau apabila terjadi produksi
asam yang mudah dan tidak mudah menguap secara
berlebihan. Asidosis juga dapat timbul apabila terjadi
pengeluaran basa bikarbonat karena diare persisten atau
ginjal gagal menyerap kembali bikarbonat atau mensekresi
ion hidrogen.
Alkalemia
peningkatan pH darah arteri diatas 7,45
Alkalosis
Penurunan sistemik konsentrasi ion hydrogen. Konsentrasi
ion hidrogen dapat turun akibat pengeluaran karbon
dioksida yang berlebihan selama hiperventilasi, keluarnya
asam yang tidak mudah menguap melalui muntah, atau
asupan basa yang berlebihan
Kompensasi
Paru dan ginjal bersama-sama untuk mempertahankan pH
plasma dalam rentang nilai normal. Apabila timbul asidosis
atau alkalosis karena penyakit paru, maka ginjal berespons
dengan mengubah penanganan terhadap ion hidrogen dan
basa bikarbonat agar pH kembali kenormal. Kerja ginjal yang
ditujukan untuk melawan asidosis dan alkalosis karena
penyakit paru disebut kompensasi ginjal.
Apabila asidosis atau alkalosis terjadi karena gangguan
metabolik atau ginjal, maka sistem pernafasan berespons
dengan meningkatkan atau menurunkan kecepatan
pernafasan, untuk mengembalikan pH kenormal. Kerja
respirasi yang ditujukan untuk melawan asidosis dan
alkalosis karena gangguan metabolik atau ginjal disebut
kompensasi respirasi.