Anda di halaman 1dari 43

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

KELOMPOK 3

1. Shafira Melsonia (1601049)


2. Siska Muharani (1601050)
3. Suci Nurhafizah (1601051)
4. Suci Rizki AR (1601052)

DOSEN: NOFRI HENDRI SANDI,M.FARM,APT


KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH
Tahukah kamu ?
Kira-kira 60%
Need cairan.

Fisiologi
Kedokteran
Edisi 11

Guyton dan Hall


Cairan tubuh tersebut berupa suatu
larutan ion dan zat-zat lain di dalam
medium air. sel-sel yang mempunyai
konsentrasi air paling
Cairan dtambahkan ke dalam tubuh dari dua sumber tinggi
utama: sel-sel otot
1. Berasal dari air atau cairan dalam makanan, organ-organ pada
yang normalnya menambah cairan tubuh sekitar rongga badan, seperti
2100 ml/ hari paru-paru atau jantung,.
2. Berasal dari sintesis di tubuh sebagai hasil
oksidasi karbohidrat, yang menambah sekitar
200 ml/ hari Sel-sel yang konsentrasi
Jadi total asupan cairan harian kira-kira 2300 air rendah
ml/hari Sel-sel jaringan seperti
tulang atau gigi
Konsumsi antara 8-10 gelas ( 1
gelas = 240 ml) biasanya
dijadikan sebagai pedoman
dalam pemenuhan kebutuhan
cairan perhariannya.

Mempertahankan cairan tubuh penting untuk hemostatis


KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

URIN,
KOMPARTE KOMPOSISI
MEN DAN PROSES
CAIRAN PEMBENTUKAN
INTRASEL URIN

KOMPARTEMEN PROSES
CAIRAN PERGERAKAN
EKSTRASEL CAIRAN
KOMPARTEMEN CAIRAN
INTRASEL (CIS)

40% dari BB total adalah Cairan Intraseluler


(CIS). Cairan intrasel adalah cairan yang
terkandung di dalam sel yang berisi subtansi
terlarut atau solut yang penting untuk
keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk
metabolisme.
Cairan masing-masing sel megandung
campurannya tersendiri dengan berbagai zat, namun
konsentrasi zat-zat ini mirip antara satu sel dengan sel
lainnya. Sebenarnya komposisi cairan sel sangat mirip,
bahkan pada hewan yang berbeda mulai dari
mikroorganisme paling primitif sampai manusia. Oleh
sebab itu, cairan intrasel dari seluruh sel yang berbeda-
beda dianggap sebagai satu kompartemen cairan yang
besar.
Cairan intrasel mengandung banyak sekali
ion kalium, magnesium dan fosfat dari
pada ion natrium dan klorin yang banyak
ditemukan di dalam cairan ekstrasel.

Cairan intrasel dipisahkan dari cairan ekstrasel oleh


membran sel yang sangat permeabel terhadap air,
tetapi tidak permeabel terhadap sebagian besar
elektrolit dalam tubuh.
KOPARTEMEN CAIRAN
EKSTRASEL (CES)
Cairan ini merupakan
20% dari BB atau sekitar
14 L pada orang dewasa
normal dengan BB 70 Cairan ini berada di tengah-tengah
kg. dimana sel hidup. Sel menerima
garam, makanan serta oksigen dan
melepaskan semua hasil
buangannya ke dalam cairan itu
juga.
Cairan esktrasel terbagi atas :
1. Cairan intersitisial , yang berjumlah > bagian cairan
ekstrasel
2. Intravaskuler (plasma), yang berjumlah hampir cairan
ekstrasel atau sekitar 3 liter.

Kompartemen cairan lainnya yang kecil disebut


sebagai transeluler yang meliputi cairan dalam
rongga sinovia, peritoneum, perikardium,
intraokular, serta cairan serebrospinal. Cairan
transeluler berjumlah sekitar 1-2 liter.
Fungsi Cairan Tubuh

Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel


Mengeluarkan buangan-buangan sel
Membantu dalam metabolisme sel
Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
Membantu memelihara suhu tubuh
Membantu pencernaan
Mempemudah eliminasi
Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim)
PROSES PERGERAKAN CAIRAN

Karena sel membran yang


memisahkan kedua kompartemen
ini memiliki permeabilitas yang
berbeda untuk setiap zat, maka
konsentrasi larutan (osmolality)
pada kedua kompartemen juga akan
berbeda.
Perpindahan substansi melalui
membran ada yang secara aktif atau
pasif. Transport aktif membutuhkan
energi, sedangkan transport pasif
tidak membutuhkan energi.

Metode perpindahan cairan dan


elektrolit tubuh dilakukan dengan cara
transpor pasif (difusi dan osmosis),
transpor aktif, dan filtrasi.
1. Difusi
Difusi merupakan kecenderungan alami dari suatu substansi
untuk bergerak dari suatu area dengan konsentrasi yang lebih
tinggi ke daerah konsentrasi yang lebih rendah.

Difusi melalui membran sel terbagi atas dua subtipe:


a. Difusi sederhana

Difusi sederhana berarti bahwa gerakan


kinetik molekul atau ion terjadi melalui
suatu celah membran atau melalui
ruangantarmolekul tanpa berinteraksi
dengan protein pembawa dalam
membran.
b. Difusi terfasilitasi

Difusi terfasilitasi membutuhkan


interaksi dengan suatu protein
pembawa. Protein pembawa membantu
lewatnya molekul atau ion melalui
membran dengan mengikat molekul
atau ion tersebut secara kimiawi
sehingga dapat keluar masuk membran
dengan cara ini.
2. Osmosis
Osmosis merupakan perpindahan air (pelarut) terjadi melalui
membran dari daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang
rendah ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut tinggi sampai
dengan kedua konsentrasi air tersebut sama.
3. Transpor aktif
Transpor aktif berarti gerakan ion atau
zat lainnya melintasi membran dalam
bentuk kombinasi dengan protein
pembawa dengan suatu cara sedemikian
rupa sehingga protein pembawa
menyebabkan zat bergerak dengan
melawan gradien energi seperti dari
tempat berkosentrasi rendah ke tempat
berkosentrasi tinggi.
Pompa Natrium-Kalium
Yaitu suatu proses transpor yang memompa
ion natrium keluar melalui membran yang
terdapat di semua sel dan pada saat yang
sama, memompa ion kalium dari luar ke
dalam.
3. Tekanan hidrostatik
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang
diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat
cair terhadap suatu luas bidang tekan
pada kedalaman tertentu yang hanya
berlaku pada zat cair yang tidak bergerak.
URIN, KOMPOSISI DAN PROSES
PEMBENTUKAN URIN
URIN

Urine atau air seni atau air kencing


adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
proses urinasi.

Eksreksi urine diperlukan untuk


membuang molekul-molekul sisa
dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh.
Urine disaring didalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui uretra.

Jumlah pengeluaran urine normal


selama 24 jam sekitar 1 sampai 2 liter
KOMPOSISI
Zat-zat yang terkandung dalam urin
normal adalah air, zat buangan nitrogen
(seperti urea, asam urat, keratinin),
benda keton (hasil metabolisme lemak)
normal ekskresinya hanya 3-15 mg/hari,
asam hipurat dari pencernaan sayuran
dan buah, toksin, zat kimia asing,
pigmen, enzim, vitamin, hormon,
elektrolit (ion natrium, klorin, kalium,
amonium, sulfat, fosfat, kalsium dan
magnesium.
PROSES PEMBENTUKAN URIN
Anatomi fisiologi ginjal

Dua ginjal terletak


pada dinding posterior
abdomen, di luar
rongga peritoneum.
Ginjal dilingkupi oleh kapsul fibrosa
yang keras untuk melindungi struktur
dalamnya yang rapuh.
Proses pembentukan urin
1. Filtrasi glomerulus

Pembentukan urin dimulai dengan


filtrasi sejumlah besar cairan melalui
kapiler glomerulus ke dalam kapsula
Bowman. Seperti kebanyakan kapiler,
kapiler glomerulus juga relatif
impermeabel terhadap protein, sehingga
cairan hasil filtrasi (disebut filtrat
glomerulus) pada dasarnya bersifat
bebas protein dan tidak mengandung
elemen selular, termasuk sel darah
merah.
Prosesnya:
Ketika darah yang mengandung air,
garam, gula, urea dan zat-zat lain serta
sel-sel darah dan molekul protein masuk
ke glomerulus, tekanan darah menjadi
tinggi sehingga mendorong air dan
komponen-komponen yang tidak dapat
larut, melewati pori-pori endotelium
kapiler glomerulus, sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah
kecuali sel-sel darah dan molekul protein.
Kemudian menuju membran dasar dan
melewati lempeng filtrasi, masuk ke
dalam ruang kapsula Bowman.
Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula
Bowman disebut filtrat glomerulus atau urine
primer yang komposisinya serupa dengan darah
tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat
glomerulus masih dapat ditemukan asam amino,
glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam
lainnya.
Daya yang terjadi ada saat filtrasi adalah:
1) Tekanan hidrostatik di dalam
kapiler glomerulus yang
mendorong filtrasi
2) Tekanan hidrostatik dalam kapsula
Bowman di luar kapiler yang
melawan filtrasi
3) Tekanan osmotik koloid protein
plasma di dalam kapiler
glomerulus yang melawan filtrasi
4) Tekanan osmotik koloid protein
dalam kapsula Bowman yang
mendorong filtrasi.
2. Reabsorpsi tubulus

Filtrat glomerulus atau urine primer


mengalami tahap reabsorpsi yang terjadi di
dalam tubulus kontortus proksimal, dan
lengkung Henle. Proses tahap ini dilakukan
oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus
ginjal.

Banyaknya zat yang direabsorpsi


tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat
yang direabsorpsi antara lain adalah:
glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca
2+, Cl-, HCO3-, sedangkan kadar urea
menjadi lebih tinggi.
Proses reabsorpsi :
Mula-mula urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus
kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga
mencapai lengkung Henle. Zat-zat yang direabsorpsi di sepanjang
tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan ion Cl-. Setiba di
lengkung Henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap
reabsorpsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus.
Kandungan urine sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen
empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine.
Urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal dan
terjadi lagi penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan
kelebihan air diserap sehingga terbentuk urine.
Bila suatu zat akan direabsorpsi, pertama
zat tersebut harus ditranspor
1) Melintasi membran epitel tubulus ke
dalam cairan intertisial dan
2) Melalui membran kapiler peritubulus
kembai ke dalam darah.

Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke


dalam cairan intertisial meliputi
transpor aktif atau pasif dengan
mekanisme dasar yang sama, yaitu
transpor melalui membran lain di
dalam tubuh.
Kemudian setelah absorpsi melalui
sel epitel tubulus ke dalam cairan
intertisial ini, air dan zat terlarut
selanjutnya di transpor melalui
dnding kapiler ke dalam darah
dengan cara ultrafiltrasi (aliran yang
besar) yang diperantarai oleh tekanan
hidrostatik dan tekanan osmotik.
3. Augmentasi ( Tahap Pengeluaran)

Augmentasi atau sekresi tubular adalah


proses penambahan zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus
kontortus distal.

Sel-sel tubulus menyekresi ion hidrogen


(H+), ion kalium (K+), amonium (NH3),
urea, kreatinin, dan racun ke dalam lumen
tubulus melalui proses difusi. Ion-ion ini
kemudian menyatu dengan urine sekunder.

Urine yang terbentuk akan disimpan


sementara di kandung kemih. Setelah itu,
urine akan dikeluarkan dari tubuh melalui
uretra.
Video Time

Anda mungkin juga menyukai