DOSEN:
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
ABSEN 1 – 27
KELOMPOK 2
ABSEN 28 - 55
Sebagai gambaran, nantinya air didorong ke atas melalui batang, cabang, dan
ranting-ranting pohon oleh tekanan osmotik. Supaya bisa bekerja dengan baik,
diperlukan tekanan sebesar 10-15 atm untuk mengangkut air ke daun di pucuk
pohon redwood di California yang tingginya mencapai sekitar 120 meter.
6. Mekanisme Difusi
Proses difusi dapat terjadi di zat padat, zat cair, atau zat gas. Dalam hal ini,
prosesnya tidak memerlukan energi karena itulah proses difusi disebut juga
sebagai sistem transpor pasif
Proses difusi adalah kondisi dimana terjadinya pergerakan partikel zat
dengan gerakan acak yang berdifusi dari bagian berkonsentrasi tinggi menuju
ke bagian yang lebih rendah melalui membran sel.
Sebuah partikel dapat melewati membran tersebut jika ukuran partikel sangat
kecil dan dapat larut dalam air maupun lemak.
7. Mekanisme Osmosis
Jenis mekanisme transpor aktif ini memerlukan energi dalam bentuk ATP
secara langsung untuk membawa molekul melawan gradient
Ketika ATP dihidrolisis menjadi ADP, fosfat yang dihasilkan akan melekat
pada protein. Melekatnya fosfat pada protein menyebabkan protein berubah
bentuk. Perubahan bentuk protein membuat ion Na+ keluar dari dalam sel
Bersamaan dengan itu, ion K+ akan mel;ekat pada protein dan fosfat akan
lepas. Lepasnya fofsfat menyebabkan bentuk protein kembali seperti semula.
Ion K+ akan masuk ke dalam sel.
& penatalaksanaannya)
Tatalaksana Hipernatremia
penatalaksanaannya)
Mekanisme terjadinya
Pada kondisi normal, kadar natrium dalam darah adalah 135–145 mEq/liter
(miliequivalen per liter). Seseorang dengan kadar natrium kurang dari 135
mEq/liter dianggap mengalami hiponatremia. Penurunan kadar natrium ini
dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain:
Perubahan hormon
Kekurangan hormon adrenal, misalnya akibat menderita penyakit Addison,
dapat memengaruhi keseimbangan kadar air, natrium, dan kalium dalam
tubuh. Kadar hormon tiroid yang rendah juga dapat menyebabkan
hiponatremia.
Syndrome of inappropriate anti-diuretic hormone (SIADH)
Kondisi ini menghasilkan anti-diuretic hormone (ADH) dalam jumlah besar,
yang membuat tubuh menahan air yang seharusnya keluar melalui urine. Air
yang berlebih dalam tubuh akan melarutkan natrium dan membuat kadarnya
menurun.
Diare atau muntah parah dan kronis
Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh kehilangan natrium dan memperbanyak
produksi ADH.
Obat-obatan tertentu
Obat-obatan, seperti obat diuretik, antidepresan, dan obat pereda nyeri, dapat
mengganggu fungsi hormon atau ginjal dalam menjaga kadar natrium.
Kondisi kesehatan
Gagal jantung, penyakit ginjal, dan sirosis, dapat menyebabkan penumpukan
cairan dalam tubuh dan melarutkan natrium, sehingga kadar natrium dalam
darah menjadi rendah.
NAPZA
Obat golongan amfetamin, seperti ekstasi, dapat membuat seseorang
mengalami hiponatremia berat.
Tatalaksana Hiponatremia
Tidak boleh terjadi kenaikan serum natrium >10−12 mEq/L dalam 24 jam,
atau >18 mEq/L dalam 48 jam
Evaluasi serum natrium setiap 2 jam hingga target yang diharapkan terpenuhi
Bila gejala belum membaik, dapat diulang pemberian bolus salin hingga 2 kali
Hipokalemia terjadi apabila kadar kalium serum < 3,5 mEq/L atau < 3,5
mmol/L. Hipokalemia sedang apabila kadar kalium serum antara 2,5 – 3,0
mEq/L dan hipokalemia berat apabila kadar kalium serum < 2,5 mEq/L.
Hipokalemia dapat diakibatkan oleh asupan kalium yang tidak adekuat,
peningkatan ekskresi kalium atau terjadinya pergeseran kalium ekstrasel menuju
ruang intrasel. Peningkatan eksresi kalium merupakan penyebab yang paling
sering menjadi penyebab hipokalemia
• Gangguan pernapasan, seperti asma dan PPOK (penyakit paru obstruksi kronis)
• Kondisi lain yang bisa memengaruhi pernapasan, seperti obesitas dan sleep
apnea
Pengobatan Alkalosis
Jika pernapasan cepat disebabkan oleh rasa sakit, maka mengobati rasa sakit
akan membantu mengembalikan laju pernapasan menjadi normal dan
memperbaiki gejala. Jika alkalosis disebabkan oleh hilangnya bahan kimia
seperti klorida atau kalium, maka ia akan diberi resep obat atau suplemen untuk
menggantikan bahan kimia ini
Pencegahan Alkalosis
- Wortel;
- Pisang;
- Susu;
- Kacang polong;
- Bayam.
Sementara itu, langkah-langkah yang dapat kamu lakukan untuk mencegah dehidrasi
antara lain:
Penting untuk diingat bahwa kamu sudah mengalami dehidrasi jika sudah
merasa haus. Dehidrasi juga dapat terjadi dengan cepat jika kamu kehilangan
banyak elektrolit. Ini bisa terjadi ketika kamu muntah karena flu. Jika kamu
tidak dapat menyimpan makanan kaya kalium di perut, pastikan untuk tetap
minum cukup cairan, seperti air, minuman olahraga, dan sup kaldu.
2. Asidosis laktat
Asidosis laktat disebabkan oleh produksi asam laktat yang berlebihan akibat
rendahnya kadar oksigen di dalam tubuh. Beberapa penyebabnya adalah:
- Kanker
- Konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan
- Gagal hati
- Gagal jantung
- Hipoglikemia dalam jangka panjang
- Sepsi
3. Asidosis hiperkloremik
Peningkatan kadar asam dalam tubuh pada kondisi ini terjadi akibat kehilangan
bikarbonat secara berlebihan dalam waktu yang lama. Asidosis hiperkloremik
biasanya disebabkan oleh gangguan saluran pencernaan dan penyakit ginjal.
Kondisi ini terjadi ketika ginjal tidak dapat membuang asam melalui urine
sehingga asam terkumpul di dalam darah. Hal ini biasanya terjadi bila kerusakan
ginjal disebabkan oleh penyakit autoimun atau kelainan genetik.
Alkalosis metabolik terjadi bila tubuh kekurangan banyak zat asam, atau
malah kelebihan zat basa. Kondisi ini dapat disebabkan oleh :
Keluarnya asam lambung dari selang lambung sebagai bagian dari prosedur
pengobatan yang dilakukan di rumah sakit.
Konsumsi obat tertentu secara berlebihan, seperti diuretik, antasida, aspirin, atau
obat pencahar.
Cystic fibrosis
Dehidrasi
Penyakit ginjal
Kecanduan alkohol
PENATALAKSANAAN EDEMA
1.untuk mengatasi dan mengurangi pembengkakan yang sudah terjadi pada tubuh
Anda, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan yang memiliki kandungan
furosemide.
2. Pembatasan konsumsi garam. Dokter mungkin akan menyarankan penderita
edema untuk mengurangi asupan garam dalam makanan atau minuman
4. Pemberian albumin
5 Cuci darah.
Dehidrasi ringan bisa diatasi dengan banyak minum, baik itu air putih, air
mineral, jus buah yang diencerkan, maupun infused water. Penderita juga dapat
mengonsumsi berbagai pilihan makanan untuk mengatasi dehidrasi. Sementara
pada penderita dehidrasi berat, penanganan harus diberikan di rumah
sakit.Dehidrasi dapat dicegah dengan menjaga asupan cairan, terutama bila
mengalami muntah, diare, atau berkeringat berlebihan, baik setelah melakukan
aktivitas berat maupun akibat cuaca panas.
Minum air putih, cairan rehidrasi oral (ORS), atau minuman olahraga untuk
menggantikan cairan yang hilang dapat membantu mencegah dehidrasi. Mencari
tempat yang sejuk juga dapat membantu.
3.Tidak sering buang air kecil atau kencing dalam jumlah sedikit
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang membuat seseorang perlu mendapatkan
nutrisi parenteral:
• Kanker pada saluran pencernaan, misalnya kanker lambung dan kanker usus
besar
• Malabsorpsi
• Sesak napas
• Gangguan elektrolit
Apa itu central venous catheter? Central venous catheter (CVC) adalah
pemasangan tabung kecil (kateter) pada pembuluh darah besar. Prosedur ini
mirip dengan pemasangan infus, tetapi untuk jangka waktu yang lebih lama. Pada
CVC, kateter masuk ke dalam pembuluh darah vena pada lengan, leher, atau
dada.
Indikasi utama dari pemasangan kateter vena sentral ditujukan pada pasien-
pasien dengan pemasangan vena perifer yang sulit (pasien dengan obesitas,
pasien dengan intravenous drug abusers, pasien agitasi yang tidak kooperatif).
Pasien yang mendapat obat-obatan vasokonstriktor, hypertonic solutions (nutrisi
parenteral) atau multiple parenteral medications (penggunaan kateter intravena
multilumen). Pasien yang mendapatkan prolonged parenteral drug therapy.
Pasien yang menjalani hemodialisa, transversus cardiac pacing, atau yang
membutuhkan monitoring hemodinamik invasive (kateter swan ganz pada arteri
pulmonal).
4.Mengurangi risiko peradangan dan jaringan parut yang dapat terjadi pada
pembuluh darah, setelah seseorang menerima banyak tusukan jarum suntik.
5.Meningkatkan kenyamanan dan mengurangi kecemasan bagi orang yang sering
membutuhkan terapi IV dan pengambilan sampel darah.
Tiga jenis CVC yang umum adalah kateter vena sentral terowongan, kateter
sentral yang dimasukkan ke perifer (PICC) dan implanted port, atau port yang
ditanam.
1. Tunneled CVC
CVC yang dimasukkan secara perifer, atau PICC, sering dianggap sebagai area
pemasangan intravena yang sangat besar di lengan. Meskipun dimasukkan ke
lengan, PICC adalah kateter vena sentral, di mana ujung kateternya terletak di
vena besar di dekat jantung.
Jenis CVC ini menggunakan perangkat port atau penghubung yang ditanamkan.
Perangkat ini nantinya dimasukan dengan kateter yang terpasang dan
ditempatkan di bawah kulit melalui operasi. Biasanya penempatannya akan
berada pada bagian atas dada.
Central venous catheter (CVC) memiliki beragam jenis. Berikut adalah
beberapa jenisnya:
PICC dipasang pada pembuluh darah vena lengan atas. Jenis ini mudah dilepas
dan umumnya prosedur ini selama berminggu-minggu hingga beberapa bulan.
2. Tunneled catheter
Tunneled catheter ditempatkan pada pembuluh darah bagian dada atau leher dan
kemudian melewati bawah kulit, melalui prosedur pembedahan. Salah satu ujung
kateter keluar melalui kulit, sehingga dokter dapat memasukkan obat atau cairan
ke dalamnya. Kateter ini bisa bertahan hingga setahun atau lebih.
3. Implanted port
Prosedur central venous catheter mungkin tidak cocok pada pasien yang
memiliki masalah pembekuan darah. Pasalnya, pemasangan kateter pada pasien
tersebut bisa berisiko menimbulkan perdarahan.Oleh karena itu, selalu pastikan
dengan dokter bahwa jenis perawatan yang akan Anda jalankan memang aman
dan bermanfaat untuk Anda.
Melansir dari John Hopkins Medicine, alternatif lain selain CVC adalah terus
menerima obat-obatan secara oral atau mengambil darah menggunakan infus atau
jarum setiap kali Anda menjalani prosedur pengobatan.Dokter akan selalu
memastikan jenis pilihan alternatif yang tersedia memang aman dan sesuai
dengan kebutuhan medis Anda. Tanyakan kepada dokter untuk informasi lebih
lanjut.
Setelah prosedur selesai, Anda akan pindah ke ruang pemulihan selama beberapa
jam. Saat berada di ruang pemulihan ini, perawat akan memantau kondisi Anda,
termasuk tekanan darah dan detak jantung.Sebelum pulang ke rumah, perawat
akan memberikan instruksi tentang cara merawat kateter. Namun, sebagai
gambaran, berikut adalah beberapa hal mengenai CVC, termasuk perawatannya,
yang perlu Anda perhatikan selama di rumah:Anda mungkin akan merasakan
nyeri pada area kateter selama 1-2 minggu setelah pemasangan CVC. Hal ini
mungkin akan membatasi aktivitas Anda.Hindari aktivitas yang dapat
menyebabkan kateter tertarik atau nyeri. Untuk menghindari masalah tersebut,
Anda bisa menempelkan kateter ke kulit Anda dengan menggunakan
plester.Pastikan kulit sekitar kateter tetap kering dan bersih untuk mencegah
infeksi.Anda mungkin baru boleh mandi setelah jahitan Anda sembuh. Bila
sudah boleh mandi, sebaiknya tetap tutupi area kateter dengan bungkus plastik
agar air tidak masuk.Jangan lupa untuk selalu membersihkan area kulit sekitar
CVC dengan kapas yang sebelumnya Anda basahi dengan hidrogen
peroksida.Selalu cuci tangan Anda sebelum memegang atau membersihkan
kateter dan kulit sekitarnya.Setelah bersih, selalu tutup area kateter dengan
perban. Anda pun perlu mengganti perban setiap hari dan ketika basah.Selain
cara perawatan, perawat biasanya akan memberikan jadwal untuk check up
lanjutan dan pengobatan atau prosedur medis yang akan Anda jalani berikutnya.
Konsultasikan dengan dokter atau perawat Anda untuk informasi lebih
lanjut.Risiko & komplikasi central venous catheter:
Pemasangan CVC merupakan prosedur medis yang aman dan seringkali tidak
menimbulkan masalah. Meski demikian, sejumlah risiko atau komplikasi bisa
saja terjadi.
Perdarahan.
3. Cedera pada pembuluh darah vena atau saluran getah bening dekat vena.
4. Gelembung udara dalam darah yang menghalangi aliran darah ke jantung, paru-
paru, otak, atau organ lainnya.
21. Terapi Intravena & perhitungan jumlah tetesan infus (makrodrip &
mikrodrip)
Terapi intravena mengirim dua jenis cairan, kristaloid dan koloid. Kristaloid
adalah cairan yang tersusun dari mineral, garam, dan zat-zat yang dapat larut dalam
air, contohnya solusi garam, dekstrosa dalam air, dan laktat Ringer. Sebagian dokter
memberi kristaloid pada pasien dehidrasi dan yang memerlukan penggantian
elektrolit. Di sisi lain, koloid adalah molekul yang tak dapat larut dalam air. Solusi
koloid memiliki partikel-partikel besar yang dimanfaatkan sebagai pengganti darah,
ekspansi volume, dan mempertahankan tekanan darah normal.
Cara menghitung tetesan infus mikro dan makro dapat dilakukan dengan
memperhatikan rumus dan faktor tetesnya. Faktor tetes adalah metode pemberian
infus. Setiap tetesan infus memiliki arti dalam dunia medis.
Cara menghitung tetesan infus ini dapat dilakukan dengan mengetahui volume
dari cairan infus, durasi waktu pemberian infus, dan juga faktor tetesnya. Bagi
para tenaga medis, tentu pengetahuan dan istilah-istilah yang digunakan dalam
hal pemasangan infus ini sudah sangat familier.
Berikut ini terdapat cara menghitung tetesan infus mikro dan makro
1. Set makro biasanya digunakan pada pasien dengan pembuluh darah besar,
yang dalam hal ini merupakan orang dewasa. Umumnya untuk set makro, faktor
tetes yang dikeluarkan adalah 10-20 tetes/mL.
2. Set mikro digunakan pada mereka dengan pembuluh darah yang kecil,
termasuk anak-anak. Umumnya untuk set mikro, faktor tetes yang dikeluarkan
adalah 45-60 tetes/mL.