Anda di halaman 1dari 80

BIOLISTRIK PADA TUBUH

MANUSIA
Dr. dr. Fitriyati Irviana, MM
TARGET PEMBELAJARAN
• Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali prinsip-prinsip biokimia
dalam tubuh :
• Keseimbangan asam basa
• Cairan tubuh
• Metabolisme karbohidrat, protein, lipid, purin
& pirimidin
KESEIMBANGAN ASAM BASA
• Didalam tubuh terdapat berbagai proses fisiko-kimia, enzimatik dan
biolistrik yang berada dalam keadaan seimbang.
• Bekerja secara harmonik dan berfungsi optimal pada kondisi
tertentu dimana konsentrasi elektrolit dan ion hidrogen berada
dalam rentang normal antara lain berkat pengaturan sistem buffer,
respirasi dan ginjal.
• Gangguan keseimbangan air-elektrolit dan asam-basa yang
merupakan akibat dari kelainan atau penyakit dapat mempengaruhi
fungsi seluruh sistem tubuh terutama : sistem kardiovaskuler, ginjal,
pernapasan, neuro-endokrin, hematologi dan sebagainya.
• Kondisi ini perlu ditangani dengan sebaik-baiknya oleh tenaga
kesehatan.
Con’t D
• Gangguan terhadap keseimbangan asam basa dapat berakibat fatal,
terutama pada gangguan yang ekstrem dimana pH 7.7 atau perubahannya
berlangsung cepat.
• Kelainan ekstrim tersebut dapat menyebabkan disfungsi pada organ
penting seperti edema otak, kejang, gangguan kontraksi otot jantung,
vasokonstriksi pembuluh darah paru dan vasodilatasi sistemik.
• Sebagai contoh; pasien asidosis metabolik yang bernafas spontan, akan
terjadi hiperventilasi untuk mengkompensasi asidosisnya.
• Hiperventilasi lambat laun selain akan mengakibatkan kelelahan pada otot
nafas juga akan menyebabkan terjadinya pengalihan (diversi) aliran darah
dari organ-organ vital ke otot- otot nafas, menyebabkan kerusakan organ
(organ injury). Asidemia akan meningkatkan kadar katekolamin plasma,
peningkatan in
• i selain mencetuskan aritmia juga akan meningkatkan kebutuhan oksigen
miokard pada pasien- pasien sakit kritis terutama pasien dengan infark
miokard akut.
KONSEP ASAM BASA HANDERSON
HASSELBACH
• penting u/ menjaga fgs.organ tubuh
• Diatur oleh ginjal dan paru
• Rumus Henderson:
– nilai normal pH : 7,40 + 0,02
– H+ : 40 + 2 mmol/L P
– CO2 : 40 + 2 mmHg
– HCO3- : 25 + 2 mmol/L
• Asidosis metabolik: H+ naik, HCO3 turun
• Alkalosis metabolik : H+ turun, HCO3 naik
• Asidosis respiratorik: H+ naik, PaCO2 naik
• Alkalosis respiratorik: H+ turun, PaCO2 turun
• Anion gap: u/ mengetahui ion lain selain ion Cl
dan HCO3 seperti laktat/hidroksi butirat.
Rumus:
– anion gap= Na – ( Cl + HCO3)
– harga normal : 12 + 2 meq/L
Alkalosis Metabolik
Asuhan Keperawatan Alkalosis
Metabolik
Asidosis Metabolik
Asuhan Keperawatan Asidosis
Metabolik
Asidosis Respiratorik
Asuhan Keperawatan Asidosis
Respiratorik
Alkalosis Respiratorik
Asuhan Keperawatan Alkalosis
Respiratorik
Tabel Perbedaan
CAIRAN TUBUH
• Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia. Persentase
cairan tubuh tergantung pada usia, jenis kelamin, dan derajat status
gizi seseorang.Seluruh cairan tubuh tersebut secara garis besar
terbagi ke dalam 2 kompartemen, yaitu intraselular dan
ekstraselular.
• Cairan tubuh sendiri terdiri dari komposisi zat elektrolit dan
elektrolit yang masing-masing memegang peranannya.
Pergerakanzat dan air di bagian-bagian tubuh melibatkan transpor
pasif, yang tidak membutuhkan energi terdiri dari difusi dan
osmosis,dan transporaktif yang membutuhkan energi ATP yaitu
pompa Na-K.
• Dalam kondisi yang normal, tubuh mememiliki suatu sistem
mekanisme pengaturan untuk menjaga keseimbangan cairan dalam
tubuh, baik melalui kendali osmoler dan nonosmoler.
Distribusi Cairan Tubuh
2 Kompartemen Cairan Tubuh
Con’t D
2 Jenis Bahan Cairan Tubuh
Con’t D
Con’t D
Pergerakan Cairan
• Pergerakanzat dan air di bagian-bagian tubuh melibatkan transpor
pasif, yang tidak membutuhkan energi terdiri dari difusi dan
osmosis,dan transporaktif yang membutuhkan energi ATP yaitu
pompa Na-K.
• Osmosis adalah bergeraknya molekul melalui membran
semipermeabel dari larutan berkadar lebih rendah menuju larutan
berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel
dan kapiler permeabel terhadap air, sehingga tekanan osmotik
cairan tubuh seluruh kompartemen sama. Tekanan osmotik plasma
darah ialah 270-290 mOsm/L4 .
• Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan
akan bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi
rendah. Difusi tergantung kepada perbedaan konsentrasi dan
tekanan hidrostatik.Pompa natrium kalium merupakan suatu proses
transpor yang memompa ion natrium keluar melalui membran sel
dan pada saat bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam.
Mekanisme Pengaturan Cairan Antar
Kompartemen Intraseluler / Ekstraseluler
• 1. Keseimbangan Donnan
– Keseimbangan Donnan merupakan keseimbangan antara cairan
intraseluler dengan cairan ekstraseluler yang timbul akibat adanya
peran dari sel membran. Protein yang merupakan suatu molekul besar
bermuatan negatif, bukan hanya ukuran molekulnya yang besar
namun merupakan suatu partikel aktif yang berperan
mempertahankan tekanan osmotik. Protein ini tidak dapat berpindah,
tetapi akan mempengaruhi ion untuk mempertahankan netralitas
elektron (keseimbangan muatan positif dan negatif) sebanding dengan
keseimbangan tekanan osmotik di kedua sisi membran.
• 2. Osmolalitas dan Osmolaritas
– Osmolalitas digunakan untuk menampilkan konsentrasi larutan
osmotik berdasarkan jumlah partikel, sehubungan dengan berat
pelarut. Lebih khusus, itu adalah jumlah osmol disetiap kilogram
pelarut. Sedangkan osmolaritas merupakan metode yang digunakan
untuk menggambarkan konsentrasi larutan osmotik
Con’t D
• 3. Tekanan Koloid Osmotik
– Tekanan koloid osmotik merupakan tekanan yang dihasilkan oleh molekul
koloid yang tidak dapat berdifusi, misalnya protein, yang bersifat menarik air
ke dalam kapiler dan melawan tekanan filtrasi. Koloid merupakan molekul
protein dengan berat molekul lebih dari 20.000-30.000. Walaupun hanya
merupakan 0,5% dari osmolalitas plasma total, namun mempunyai arti yang
sangat penting. Karena, hal ini menyebabkan permeabilitas kapiler terhadap
koloid sangat kecil sehingga mempunyai efek penahan air dalam komponen
plasma, serta mempertahankan air antar kompartemen cairan di tubuh. Bila
terjadi penurunan tekanan koloid osmotik, akan menyebabkan timbulnya
edema paru.
• 4. Kekuatan Starling (Starling’s Forces)
– Tekanan koloid osmotik plasma kira-kira 25 mmHg sedang tekanan darah 36
mmHg pada ujung arteri dari kapiler darah dan 15 mmHg pada ujung vena.
Keadaan ini menyebabkan terjadinya difusi air dan ion-ion yang dapat
berdifusi keluar dari kapiler masuk ke cairan interstisiil pada akhir arteri dan
reabsorsi berkisar 90% dari cairan ini pada akhir arteri dan reabsosrsi berkisar
90% dari cairan ini pada ujung venous
Sistem Pengaturan Cairan Tubuh
• a. Kendali Osmolar Mekanisme kendali ini dominan dan efektif dalam
mengatur volume cairan ekstraseluler. Terjadi melalui:
– 1. Sistem osmoreseptor hipothalamus-hipofisis-ADH Osmoreseptor terletak
pada hipotalamus anterior bagian dari nukleus supra optik. Terdiri dari vesikel
yang dipengaruhi osmolaritas cairan ekstraseluler. Bila osmolaritas cairan
meningkat, vesikel akan mengeriput. Sebaliknya bila osmolaritas cairan
menurun, vesikel akan mengembang sehingga impuls yang dilepas dari
reseptor akan berkurang. Impuls ini nantinya merangsang hipofisis posterior
melepaskan ADH. Jadi semakin rendah osmolaritas suatu cairan ekstraseluler,
semakin sedikit ADH yang dilepaskan. ADH berperan untuk menghemat air
dengan meningkatan reabsorbsi.
– 2. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron Mekanisme pengaturannya melalui
pengaturan ekskresi Na pada urin melalui interaksi antara aktivitas ginjal
dengan hormon korteks adrenal. Lebih dari 95% Na direabsorbsi kembali oleh
tubulus ginjal. Korteks adrenal merupakan faktor utama yang menjaga volume
cairan ekstraseluler melalui hormon Aldosteron terhadap retensi Na.
Con’t D
• b. Kendali Non Osmolar Mekanisme kendali ini meliputi beberapa cara
sebagai berikut:
– 1. Refleks “Stretch Receptor” Pada dinding atrium jantung terdapat
reseptor stretch apabila terjadi dilatasi atrium kiri. Bila reseptor ini
terangsang, maka akan timbul impuls aferen melalui jalur simpatis
yang akan mencapai hipotalamus. Kemudian akibat aktivitas sistem
hipotalamushipofisis akan disekresikan ADH.
– 2. Refleks Baroreseptor Bila tekanan darah berkurang, baroreseptor
karotid akan terangsang sehingga menyebabkan impuls aferen yang
melalui jalur parasimpatis menurun. Akibatnya, terjadi hambatan efek
hipotalamus terhadap hipofisis sehingga sekresi ADH meningkat. Bila
terjadi peningkatan tekanan darah, impuls aferen akan mempengaruhi
hipotalamus yang akan menginhibisi hipofisis posterior sehingga
sekresi ADH berkurang
Distribusi Input/Output Cairan Tubuh
• Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang
masuk dan keluar. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan
didalam tubuh setiap waktu selalu berada dalam jumlah yang kosntan. Dalam
keadaan normal, masukan cairan akan dipenuhi melalui minum atau makanan
yang masuk ke dalam tubuh secara peroral, serta air yang diperoleh sebagai hasil
metabolisme. Air yang keluar dari tubuh, termasuk yang dikeluarkan sebagai urin,
air didalam feses, isensibel dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru.
• Kebutuhan air setiap hari dapat ditentukan dengan dua cara, ditentukan
berdasarkan umur dan berat badan. Jika berdasarkan umur ditentukan dari umur
0-1 tahun memerlukan air sekitar 120 ml/kg BB, 1-3 tahun memerlukan air sekitar
100 ml/kg BB, 3-6 tahun memerlukan air sekitar 90 ml/kg BB, 7 tahun memerlukan
air sekitar 70 ml/kg BB, dan dewasa memerlukan sekitar 40-50 ml/kg BB.
Sedangkan berdasarkan berat badan ditentukan mulai dari 0-10 kg kebutuhan
cairannya 100 ml/kg BB, 10-20 kg kebutuhan cairannya 1000 ml ditambah dengan
50 ml/kg BB (jika diatas 10 kg), dan jika diatas 20kg kebutuhan cairannya sekitar
1500ml ditambah 20 ml/kg BB (jika diatas 20 kg), dan jika dewasa memerlukan
cairan 40-50 ml/kg BB
Con’t D
• Pengeluaran cairan sebagai bagian dalam mengimbangi kebutuhan cairan pada
orang dewasa. Pengeluaran cairan ini dibagi menjadi empat proses yaitu urin, IWL
(Insensible Water Loss), keringat, dan feses. Dalam kondisi normal, output urin
sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang sehat
kemungkinan produksi urin bervariasi dalam setiap harinya. Bila aktivitas kelenjar
keringat meningkat, maka produksi urin akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankan keseimbangan dalam tubuh. IWL terjadi melalui paru-paru dan
kulit, melalui mekanisme difusi.
• Pada orang dewasa normal, kehilangan cairan tubuh melalui IWL berkisar 200-400
ml perhari. Tetapi, IWL akan meningkat jika ada proses peningkatan suhu tubuh
dan proses respirasi meningkat.Pengeluaran cairan dari proses berkeringat terjadi
sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior
hypothalamus, lalu impulsnya akan ditransfer melalui sumsum tulang belakang
yang dirangsang oleh susunan saraf simpatis pada kulit.Pada pengeluaran air
melalu feses, berkisar antara 1500 mL per hari, yang diatur melalui mekanisme
reabsorbsi di dalam mukosa usus besar
Con’t D
• Untuk mengetahui imbang masukan dan keluaran cairan
tubuh, dilakukan penilaian klinis non invasive dan invansif.
Untuk penilaian non invasive dilakukan pencatatan tanda
dan gejala klinis sebelum dilakukan terapi cairan, selama
terapi dan sampai terapi dinyatakan berhasil.
• Parameter yang dinilai adalah :
– 1. perubahan tingkat kesadaran (dilakukan penilaian GCS secara
berkala)
– 2. perubahan tekanan darah dan denyut nadi normal
– 3. Perubahan kimia darah dari pemeriksaan laboratorium
– 4. Perubahan perfusi perfusi perifer
– 5. Produksi urin, diusahakan produksi urin paling sedikit 0,5
ml/kg BB/jam
Con’t D
Gangguan Keseimbangan Cairan
• 1. Overhidrasi
– Kelebihan atau intoksikasi cairan dalam tubuh, sering terjadi akibat adanya kekeliruan
dalam tindakan terapi cairan. Kejadian tersebut seharusnya tidak perlu sampai terjadi.
Penyebab overhidrasi meliputi, adanya gangguan ekskresi air lewat ginjal (gagal ginjal
akut), masukan air yang berlebihan pada terapi cairan, masuknya cairan irigator pada
tindakan reseksi prostat transuretra, dan korban tenggelam. Gejala overhidrasi meliputi,
sesak nafas, edema, peningkatan tekanan vena jugular, edema paru akut dan gagal
jantung. Dari pemeriksaan lab dijumpai hiponatremi dalam plasma.
• 2. Dehidrasi
– Merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat masukan yang kurang atau
keluaran yang berlebihan. Kondisi dehidrasi bisa terdiri dari 3 bentuk, yaitu: isotonik (bila
air hilang bersama garam, contoh: GE akut, overdosis diuretik), hipotonik (Secara garis
besar terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. Karena
kadar natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular berpindah ke
ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan volume intravaskular), hipertonik
(Secara garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang
hilang. Karena kadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstravaskular berpindah ke
kompartemen intravaskular, sehingga penurunan volume intravaskular minimal)
Con’t D
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
• 1. Hiponatremia
– Kondisi hiponatremia apabila kadar natrium plasma di bawah 130mEq/L. Jika kadar <
118 mg/L maka akan timbul gejala kejang, koma.
– Hiponatremia ini dapat disebabkan oleh euvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik),
hipovolemia (disfungsi tubuli ginjal, diare, muntah, third space losses, diuretika),
hipervolemia (sirosis, nefrosis).
– Koreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama dilakukan secara perlahan-lahan,
sedangkan untuk hiponatremia akut lebih agresif. Dosis NaCl yang harus diberikan,
dihitung melalui rumus berikut: NaCl = 0,6( N-n) x BB
• 2. Hipernatremia
– Jika kadar natrium > 150 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahan mental,
letargi, kejang, koma, lemah.
– Hipernatremi dapat disebabkan oleh kehilangan cairan (yang disebabkan oleh diare,
muntah, diuresis, diabetes insipidus, keringat berlebihan), asupan air kurang, asupan
natrium berlebihan.
– Terapi keadaan ini adalah penggantian cairan dengan 5% dekstrose dalam air
Con’t D
Con’t D
• 4. Hiperkalemia
– Hiperkalemia adalah jika kadar kalium > 5 mEq/L.
– Hiperkalemia sering terjadi karena insufisiensi renal atau obat yang membatasi ekskresi kalium
(NSAIDs, ACE-inhibitor, siklosporin, diuretik).
– Tanda dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf pusat (parestesia, kelemahan otot)
dan sistem kardiovaskular (disritmik, perubahan EKG).
– Bila kadar K plasma 6,5 mEq/L, segera lakukan dialisis.
• 5. Hipokalsemia
– 90% kalsium terikat dalam albumin, sehingga kondisi hipokalsemia biasanya terjadi pada
pasien dengan hipoalbuminemia.
– Hipokalsemia disebabkan karena hipoparatiroidism, kongenital, idiopatik, defisiensi vit D,
defisiensi 125(OH)2D3 pada gagal ginjal kronik, dan hiperfosfatemia.
– Gejala-gejala hipokalsemia meliputi tetani dengan spasme karpopedal, adanya tanda
Chovsteks, kulit kering, gelisah, gangguan girama jantung.
– Hipokalsemia adalah suatu kondisi yang gawat darurat karena menyebabkan kejang umum
dan henti jantung.
– Dapat diberikan 20-30 ml preparat kalsium glukonas 10% atau CaCl 10% dapat diulang 30-60
menit kemudian sampai tercapai kadar kalsium plasma yang optimal. Pada kasus kronik, dapat
dilanjutkan dengan terapi per oral
METABOLISME KARBOHIDRAT
Macam-macam Karbohidrat
Fungsi Karbohidrat
Metabolisme Karbohidrat
METABOLISME LIPID
• Metabolisme eksogen
– Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolesterol. Selain
kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang
diekslresi bersama empedu ke usus halus.
– Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun dari yang dari hati disebut
lemak eksogen.
– Trigiserid dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus
halus. Trigliserid akan diserap sebagai asam lemak bebas dan kolesterol sebagai
kolesterol.
– Didalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida sedangkan
kolesterol akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama dengan
fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang disebut kilomikron
– Kilomikron akan masuk melalui saluran limfe dan akhirnya melalui ductus toracicus akan
masuk ke aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron akan terhidrolisis oleh enzim
lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas (Free Fatty Acid).
– Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserid kembali di jaringan lemak
(Adiposa), apabila dalam jumlah banyak sebagian akan diambil oleh hati sebagai bahan
untuk pembentukan trigliserid hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian
trigliserid akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan
di bawa ke hati.
Cont’d
• Metabolisme endogen
– Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein
VLDL (Very Low Density Lipid). Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein
B100. Dalam sirkulasi, trigliserid dalam VLDL akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase dan VLDL
akan berubah menjadi IDL (Intermediate Density Lipid) yang juga akan mengalami hidrolisis menjadi
LDL (Low Density Lipid).
– Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah
lipoprotein yang mengandung paling banyak kolesterol. Sebagian kolesterol yang ada di LDL akan
dibawa ke hati dan jaringan steriogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang
mempuenyai reseptor untuk kolesterol-LDL. Sebagian lagi dari kolesterol-LDL akan mengalami
oksidasi dan ditangkap oleh reseptor.
– Makanan mengandung kolesterol dan trigliserida yang nantinya akan diubah menjadi kilomikron
bersama dengan substansi lain untuk dibawa ke hepar.
– Didalam hepar kilomikron akan dipecah dimana trigliserida akan dihidrolisis untuk di simpan menjadi
adiposa atau untuk di sekresi kembali ke dalam tubuh. 8 Scavenger A (SR-A) di makrofag dan akan
menjadi sel busa (foam cell).
– Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak mengalami oksidasi dan ditangakp
oleh makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang ada di
LDL.
– Beberapa keadaan yang mempengaruhi tingkat oksidasi (Adam, 2014):
• a. Meningkatnya jumlah LDL kecil padat ( small dense LDL) seperti pada sindrom metabolik dan diabetes mellitus
• b. Kadar kolesterol-HDL, makin tinggi kadar kolestero-HDL akan bersifat protektif terhadap oksidasi LDL
• Jalur Reverse Cholesterol Transport
– HDL dilepaskan sebagai partikel miskin kolesterol yang mengandung apolipoprotein
(Apo) A,C, dan E ; dan disebut HDL nascent.
– HDL nascent berasal dari usus halus dan hati, mempuyai bentuk gepeng dan
mengandung apo A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil
kolesterol yang disimpan di makrofag.
– Setelah mengambil kolesterol dari makrofag makan HDL nascent akan berubah menjadi
HDL dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent, kolesterol
(kolesterol bebas) dibagian dalam makrofag harus dibawa ke pemukaan membrane sel
makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosin triphosphate-binding cassette
transporter-1 (ABC-1)
– Setelah mengambil kolesterol bebas dari makrofag, kolesterol bebas akan diesterifikasi
menjadi kolesterol ester oleh enzim Lechitin Cholesterol Aacyltransferase (LCAT).
– Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa HDL akan mengambil dua jalur. Jalur
pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh scavenger receptor class B type 1 dikenal
dengan SR-B1.
– Jalur kedua adalah kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserida
dalam VLDL dan IDL dengan bantuan Cholesterol Ester Transfer Protein (CETP).
– Dengan demikian fungsi HDL sebagai penyerap kolesterol dari makrofag mempunyai dua
jalur yaiu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk
membawa kolesterol kembali ke hati
Sintesis Kolesterol
• Sekitar separuh kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis
(sekitar 700 mg/hari) dan sisanya diperoleh dari makanan.
Hati dan usus masing-masing menghasilkan 10% dari
sintesis total pada manusia.
• Hampir semua jaringan yang mengandung sel berinti
mampu membentuk kolesterol, yang berlangsung retikulum
endoplasmia dan sitosol.
• Kolesterol adalah lipid amfipatik dan merupakan komponen
structural esensial pada membran dan lapisan luar
lipoprotein. Senyawa ini banyak disintesis di jaringan dari
asetil-KoA dan merupakan precursor semua steroid lain di
dlama tubuh seperti kortikosteroid, hormone seks, asam
empedu, dan vitamin D.
Con’t D
• Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima
tahap :
– 1. Sintesis mevalonat dari asetil-KoA.
– 2. Pembentukan unit isoprenoid dari mevalonat
melalui pengeluaran CO2.
– 3. Kondensasi 6 unit isoprenoid untuk membentuk
skualen.
– 4. Siklisasi skualen menghasilkan steroid induk,
lanosterol.
– 5. Pembentukan kolesterol dari lanosterol
Con’t D
• Faktor yang memepengaruhi keseimbangan
kolesterol dalam jaringan :
– 1. Penyerapan lipoprotein yang mengandung
kolesterol oleh reseptor, seperti reseptor LDL atau
scavenger receptor.
– 2. Penyerapan kolesterol bebas dari lipoprotein
yang kaya akan kolesterol ke membran sel.
– 3. Hidrolisis ester kolesterol oleh enzim ester
kolesteril hydrolase.
Con’t D
• Ekskresi Kolesterol
– Setiap hari, sekitar 1 gram kolesterol dikeluarkan
dari tubuh.
– Sekitar separuhnya di ekstresikan di dalam tinja
setelah mengalami konversi menjadi asam
empedu.
– Sisanya diekskresikan sebagai kolesterol.
Koprostanol adalah sterol utama di dalam tinja.
– Senyawa ini dibentuk dari kolesterol oleh bakteri
utama di usus bagian bawah.
Cont’D
• Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL)
– Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan jenis
kolesterol yang berbahaya sehingga sering disebut
kolesterol jahat.
– LDL mengangkut kolesterol paling banyak didalam darah.
– LDL disebut lemak jahat karena memiliki kecenderungan
mudah melekat di pembuluh darah yang menyebabkan
timbulnya plak yang mudah ruptur.
– Plak yang mudah ruptur menyebabakan tumbuhnya plak
lain yang dapat menumpuk didalam pembuluh dan
menyebabkan hambatan aliran darah.
– LDL bisa melekat pada pembuluh darah karena mengalami
oksidasi atau dirusak oleh radikal bebas.
Con’t D
• Kolesterol High Density Lipoprotein (HDL)
– Kolesterol HDL disebut sebagai kolesterol yang
baik.
– Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit
dari LDL.
– Disebut sebagai kolesterol baik karena kolesterol
HDL dapat membuang kelebihan kolesterol jahat
yang ada di sel kembali ke hati untuk diproses dan
dibuang.
Cont’D
• Trigliserida
– Trigliserida merupakan salah satu fraksi lipid yang
digunakan dalam tubuh terutama untuk menyediakan
energi bagi berbagai proses metabolik yang memiliki
fungsi hampir sama dengan fungsi karbohidrat.
– Banyak karbohirat dan makanan yang lain yang diubah
menjadi trigliserida. Trigliserida banyak terdapat di
hati selama stadium awal kelaparan, pada diabetes
melitus, dan saat tubuh membutuhkan energi dari
lipid.
– Menigkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat
meningkatkan kadar kolesterol.
Con’t D
• Trigliserida
– Trigliserida merupakan salah satu fraksi lipid yang
digunakan dalam tubuh terutama untuk menyediakan
energi bagi berbagai proses metabolik yang memiliki fungsi
hampir sama dengan fungsi karbohidrat.
– Banyak karbohirat dan makanan yang lain yang diubah
menjadi trigliserida.
– Trigliserida banyak terdapat di hati selama stadium awal
kelaparan, pada diabetes melitus, dan saat tubuh
membutuhkan energi dari lipid.
– Menigkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat
meningkatkan kadar kolesterol dua subkategori yaitu
hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida.
Cont;D
• Hiperlipidemia Primer Pada hiperlipidemia primer
diklasifikasikan menurut klasifikasi Fredricson, yang dilihat
berdasarkan bentuk lipoprotein di elektrporesis atau
ultrasentrifugal.
• Klasifikasi Fredricson ada 5, yaitu (Harikumar et al., 2013) :
– a. Tipe 1 : Peningkatan kolesterol dengan level trigliserida yang tinggi
– b. Tipe 2 : Kolesterol tinggi dengan level trigliserida yang normal
– c. Tipe 3 : Peningkatan kolesterol dan trigliserida
– d. Tipe 4 : Peningkatan trigliserida, atheroma, dan peningkatan asam
urea
– e. Tipe 5 : Peningkatan trigliserida
Cont’D
• Hiperkolesterolemia
– Hiperkolesterolemia merupakan adanya kadar kolesterol yang tinggi. Menurut
NCEP ATP III kolesterol dikatakan tinggi bila kadarnya >160 mg/dl
• Hipertrigliserida
– Hipertrigliserida yaitu adanya kadar trigliserid yang tinggi, yang merupakan
bentuk paling umum dari lemak. Trigliserida dikatan tinggi bila kadarnya >200
mg/dl. Hipertrigliserida terjadi bisa disebabkan oleh dua mekanisme yaitu
yang pertama karena adanya produksi yang berlebih dari VLDL oleh liver yang
memberikan respon berupa peningkatan asam lemak bebas yang ada di organ,
dan yang kedua adanya defek pada proses lisis VLDL dan kilomikron oleh
lipoprotein lipase. Ketika aktivitas lipoprotein lipase terganggu, maka
trigliserida tidak dapat dikonversi, hidrolisis,atau rusak.
• Dislipidemia
– Dislipidemia merupakan penyakit yang kelainannya ada di metabolisme
lipoprotein,termasuk produksi lipoprotein yang berlebih atau defisiensi dari
lipoprotein. Manifestasi dari dislipidemia kemungkinan oleh peningkatan
konsentrasi kolesterol total, LDL
METABOLISME PROTEIN & ASAM
AMINO
Con’t D
Metabolisme Protein & Asam Amino
• Pencernaan & Absorbsi Protein
• Oksidasi Asam Amino
• Pembentukan Asetil Koenzim A
• Siklus Urea
• Biosintesis Asam Amino
Pembentukan Urea
Katabolisme Asam Amino
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai