Anda di halaman 1dari 76

KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT

DAN ASAM-BASA PASCAOPERASI

dr. Patiyus Agustiansyah, SpOG(K)


Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Divisi Onkologi Ginekologi
Universitas Sriwijaya
Rumah Sakit Dr. Moh. Hoesin Palembang
PENDAHULUAN

Defisit cairan perioperatif timbul sebagai akibat


puasa prabedah, kehilangan cairan, perdarahan,
manipulasi bedah dan lamanya pembedahan.
Cairan didistribusikan kompartemen intraseluler
dan ekstraseluler.
Kompartemen ekstraselular : cairan intravaskular
dan intersisial.
Fungsi Air dalam Fisiologi
Manusia
1. Media semua reaksi kimia tubuh
2. Berperan dalam pengaturan distribusi
kimia & biolistrik dalam sel
3. Alat transport hormon & nutrien
4. Membawa O2 dari paru-paru ke sel tubuh
5. Membawa CO2 dari sel ke paru-paru
6. Mengencerkan zat toksik dan waste
product serta membawanya ke ginjal dan
hati
7. Distribusi panas ke seluruh tubuh
3
Distribusi Cairan Tubuh
Volume cairan tubuh
- wanita (17-39 th) : 50% BB
- pria (17-39 th): 60% BB

Distribusi cairan tubuh


- cairan intrasel (CIS) = 2/3 cairan tubuh
- cairan ekstrasel (CES) = 1/3 cairan tubuh
* intravaskular (plasma) = 25% CES
* intersisial = 75% CES

4
5
Komposisi Ion pd Cairan Tubuh

6
Perpindahan Cairan &
Elektrolit
1. Difusi
perpindahan molekul dari
tekanan/konsentrasi tinggi ke
tekanan/konsentrasi rendah
2. Osmosis
perpindahan air dari konsentrasi zat
terlarut rendah ke konsentrasi zat terlarut
tinggi
osmolaritas: ukuran konsentrasi suatu
larutan
- isotonus konsentrasi larutan = plasma
darah
3. Transport aktif 7
Tekanan Cairan
1. Tekanan osmotik & onkotik
Tekanan osmotik: tekanan untuk
mencegah aliran osmotik cairan
Tekanan onkotik: gaya tarik s/ koloid agar
air tetap berada dalam plasma darah di
intravaskular
2. Tekanan hidrostatik ( filtration force)
tekanan yang digunakan oleh air dalam
sistem tertutup

8
Perpindahan cairan di kapiler

9
Selektivitas Permeabilitas
Membran
Membran sel
lipid bilayer

Permeabilitas membran sel bersifat


selektif terhadap: ion (kanal ion), air
(aquaporin)
10
Pengaturan Keseimbangan
Cairan dan Elektrolit
1. Pengaturan volume cairan ekstrasel
* Asupan cairan
* Peranan Ginjal
* Pengontrolan tekanan darah
- Hormon Atriopeptin (Atrial Natriuretic
peptide)
* Pengontrolan keseimbangan garam
- Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
2. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel
* Perubahan osmolaritas di nefron
* Peranan Vasopresin

11
PENGATURAN VOLUME CAIRAN
EKSTRASEL

12
13
Peranan ginjal

14
Filtrasi, Reabsorpsi, Sekresi &
Ekskresi di Nefron

15
Respons thd Peningkatan Tekanan
Darah

16
Respons thd Penurunan Tekanan
Darah

17
Peranan Atriopeptin

18
Peranan Renin-Angiotensin-Aldosteron

19
Respons thd Asupan Garam

20
PENGATURAN OSMOLARITAS
CAIRAN EKSTRASEL

21
Perubahan osmolaritas di
Nefron

22
Peranan Vasopresin

23
Mekanisme Kerja
Vasopresin/ADH

24
Pengaturan Neuroendokrin
dalam Keseimbangan Cairan
1. Sistem saraf
Reseptor
- Baroreseptor di arkus aorta & sinus karotis
- Reseptor regang tekanan rendah di thorak
Sistem saraf simpatis
2. Sistem endokrin
- Angiotensin II reabsorpsi Na
- Aldosteron reabsorpsi Na
- Antidiuretic hormone (ADH) reabsorpsi air
- Atrial natriuretic peptide (ANP/atriopeptin)
ekskresi
Na & air 25
Perubahan Volume & Osmolaritas
Cairan

26
Pergerakan cairan secara osmosis, difusi, pompa
natrium-kalium
Perubahan cairan tubuh karena perubahan
volume (dehidrasi dan kelebihan volume),
konsentrasi (elektrolit), perubahan komposisi
(asidosis dan alkalosis)
Terapi cairan dan elektrolit : kebutuhan normal
cairan dan elektrolit harian, defisit pra, saat dan
pasca pembedahan.
Kebutuhan normal cairan orang dewasa rata-rata
30-35 ml/kgBB dan
Elektrolit Natrium = 1-2 mmol/kgBB/hari
Kalium = 1 mmol/kgBB/hari
Tabel Perubahan Cairan Tubuh Total Terhadap Perubahan
Usia

USIA Kg BB( % )
Bayi Prematur 80

Usia 3 bulan 70

Usia 6 bulan 60
Usia 1-2 tahun 59
Usia 11-16 tahun 58
Dewasa 58-60
Dewasa dengan obesitas 40-50
Dewasa Kurus 70-75
Cairan tubuh didistribusikan :
kompartemen intraselular dan
ekstraselular
Kompartemen Kompartemen
intraseluluer ekstraseluler
Dewasa duapertiga Jumlah cairan
dari cairan dalam ekstraselular
tubuhnya di berkurang seiring
intraselular dengan usia
bayi hanya setengah Cairan ekstraselular :
dari berat badannya 1.Cairan Interstitial
merupakan cairan 2. Cairan Intravaskular
intraselular 3. Cairan Transeluler
Elektrolit dibedakan kation
& anion
Kation utama ekstraselular : sodium (Na+) kation
utama intraselular : potassium (K+)
Anion utama cairan ekstraselular klorida (Cl-) dan
bikarbonat (HCO3-)
Sedangkan anion utama cairan intraselular adalah
ion fosfat (PO4 3-)
Natrium (Na)
Natrium kation utama ekstrasel
Berperan mengatur keseimbangan cairan
Kadar natrium plasma: 135-145 mEq/liter
Kebutuhan /hari = 100 mEq (6-15 gr NaCl)
Natrium bergerak intravaskuler dan interstitial
maupun ke dalam dan keluar sel
Tubuh banyak mengeluarkan natrium (muntah,
diare) sedangkan pemasukkan terbatas :
dehidrasi disertai kekurangan natrium
Kekurangan air dan natrium dalam plasma diganti
dengan air dan natrium dari cairan interstitial.
Apabila kehilangan cairan berlangsung, air akan
ditarik dari dalam sel dan apabila volume plasma
tetap tidak dapat dipertahankan terjadilah kegagalan
sirkulasi
Kalium (K)
Kation utama (99%) dlm cairan ekstrasel berperan
dalam terapi gangguan air dan elektrolit
Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan
setiap hari 1-3 mEq/kgBB.
Keseimbangan kalium sangat berhubungan
dengan konsentrasi H+ ekstraseluler
Kalsium
Kalsium didapat dalam makanan dan minuman
Fungsi : kontraksi otot, impuls syaraf, pembekuan
darah
Kadar : 1-1,25 mmol/L
Bicarbonat
Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal
Asam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru dan
sangat penting peranannya dalam keseimbangan
asam basa
Gambar 1. Susunan Kimia Cairan Ekstraseluler
dan Intraseluler
Proses Pergerakan Cairan Tubuh

Perpindahan air dan zat terlarut mekanis transpor


pasif dan aktif.
Mekanisme transpor pasif tidak butuh energi ,
transpor aktif butuh energi.
Difusi dan osmosis adalah mekanisme transpor
pasif.
Sedangkan mekanisme transpor aktif
berhubungan dengan pompa Na-K yang
memerlukan ATP
KESEIMBANGAN ASAM BASA
- Keseimbangan asam basa penting pengharui
fungsi organ vital.
- Gangguan keseimbangan asam basa dapat
mengancam kelangsungan hidup pasien.
- Tingkat keasaman (pH) untuk hidup berkisar 6,7
7,9
Asidosis :pH darah asam pH < 7,35, Alkalosis bila
pH basa >7,45
Mekanisme pengaturan pH (3)
Sistem Dapar/Buffer Kimia
- Sistem buffer bikarbonat-asam karbonat
(HCO3- H2CO3)
Henderson dan Hesselbach:
pH = 6,1 + log HCO3 / H2CO3
Sistem buffer fosfat
Sistem dapar protein
Sistem buffer hemoglobin
Mekanisme Kompensasi Respirasi
Mekanisme Kompensasi oleh Ginjal
GANGGUAN KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Gangguan Keseimbangan Cairan
Berupa : Dehidrasi & Overhidrasi
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Berupa :
- Hiponatremia dan hipernatremia
- Hipokalemia dan hiperkalemia
- Hipokalsemia
Hiponatremia
Kadar natrium plasma < 135 mEq/L
Gejala bila natrium plasma < 118 mEq/L
Hiponatremia berat < 110 mEq/L: gawat darurat
harus segera dikoreksi secara cepat dan tepat
----oedema otak (kejang,koma) selanjutnya
kerusakan otak yang bersifat reversible
Penyebab hiponatremia adalah:
Faktor renal dan faktor ekstrarenal
Hiponatremia ringan cukup berikan garam retriksi
cairan atau cairan NaCl fisiologis
Hiponatremia sedang sampai berat < 120 mEq/L
diberi NaCl 3 %
Dosis NaCl yang harus diberikan dapat dihitung dari
rumus berikut :
NaCl = 0,6 (N-n) x BB
Hipernatremia
Natrium > 160 mEq/L timbul gejala : perubahan
mentak, letargi, kejang koma dan lemah
Terapi : kelebihan na : (x-140)xBBx 0,6 mEq/L
Defisit cairan : I(x-140) x BB x 0,6)I : 140 =
liter, berikan dlm infus Dekstros 5%
Hipokalemia
Normal didalam plasma berkisar antara 3,5- 4,5
mEq/L. (bila < 2 mEq/L : fatal)
Hipokalemia kalium plasma < 3,5 mEq/L
Akibatkan aritmia jantung, otot lemah
/paralise, kram perut & mual muntah
Terapi : Berikan KCL
K > 3 mEq/L : oral/NGT 20-40 mmol
K < 3 mEq/L : (4,5-x) x BB x 0,3 = mEq
Kecepatan : 0,5 mEq/kg/jam
1 FLS KCL (25 ml) = 25 mEq/L
Hiperkalemia
Hiperkalemia bila kadar kalium dalam plasma lebih
dari 5 mEq/L
K > 6 mEq/L : aritmia, bklok jantung, bradicardi,
lemah otot
K > 7 mEq/L : fatal
Bila kalium < 6,5 mEq/L diberikan :
- Diuretika , Natrium bikarbonat memasukkan kalium
kedalam sel
- Glukonas insulin, memasukkan kalium ke dalam sel
Bila dlm 6 jam belum perbaikan : hemodialisis.
Bila kalium > 6,5 mEq/L segera dilakukan dialisis.
Hipokalsemia
Hipokalsemia dapat terjadi pada pasien yang
hipoalbuminemia
Penyebab defisiensi vitamin D, defisiensi 125
(OH)2D3 pada GGK, hiperposfatemia
Gawat darurat karena dapat akibatkan kejang
umum dan henti jantung
Terapi : Kalsium glukonas 10% 20-30 ml atau
CaCL 10%, dapat diulang 30 sampai 60 menit
kemudian
Mekanisme Regulasi
Keseimbangan Asam-Basa

Sistem dapar hanya mengatasi


ketidakseimbangan asam-basa sementara
Ginjal: meregulasi keseimbangan ion H+
dengan menghilangkan
ketidakseimbangan kadar H+ secara
lambat; terdapat sistem dapar fosfat &
amonia
Paru-paru: berespons scr cepat thd
perubahan kadar H+ dalam darah &
mempertahankan kadarnya sampai ginjal
menhilangkan ketidakseimbangan tersebut
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 48
Regulasi Pernapasan dlm
Keseimbangan Asam-Basa
Kadar CO2 meningkat pH menurun
Kadar CO2 menurun pH meningkat
Kadar CO2 & pH merangsang kemoreseptor yg
kemudian akan mempengaruhi pusat pernapasan
hipoventilasi meningkatkan kadar CO2
dlm darah
hiperventilasi menurunkan kadar CO2
dlm darah

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 49
Regulasi Pernapasan dlm
Keseimbangan Asam-Basa

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 50
Regulasi Ginjal dlm
Keseimbangan Asam-Basa
Sekresi H+ ke dalam filtrat & reabsorpsi HCO3- ke
CES menyebabkan pH ekstrasel meningkat
HCO3- di dlm filtrat diabsorbsi
Laju sekresi H+ meningkat akibat penurunan pH
cairan tubuh atau peningkatan kadar aldosteron
Sekresi H+ dihambat jika pH urin < 4,5

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 51
Gangguan Keseimbangan
Asam-Basa
1. Asidosis respiratori
hipoventilasi retensi CO2 H2CO3H+
2. Alkalosis respiratori
hiperventilasi CO2 banyak yg hilang
H2CO3 H+
3. Asidosis metabolik
Diare, DM HCO3- PCO2 H+
4. Alkalosis metabolik
muntah H+ HCO3- PCO2
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 52
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 53
Kompensasi Sistem Pernafasan
terhadap Asidosis Metabolik

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 54
Kompensasi Ginjal terhadap
Asidosis Respiratorik

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 55
Nomogram Davenport

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 56
GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA
1. Asidosis Respiratorik (pH < 7,35 dan PaCO2 > 45
mmHg)
Retensi CO2 terjadi peninggkatan PCO2 >45
mmHg. Menyebabkan rasio HCO3 / H2CO3 turun
sehingga pH turun
Akut : ventilasi yg inadekuat obstruksi jalan
nafas, atelektasis, pneumonia, efusi pleura,
nyeri dari insisi abdomen atas, distensi
abdomen dan depresi nafas dan infeksi SSP
Manajemennya koreksi defek pulmonal, intubasi
endotrakeal, dan ventilasi mekanis
Koreksi hiperkapnia tidak terlalu cepat
Akut beri : oksigen utk cegah hipoksia jaringan.
Pada retensi CO2 diarahkan tindakan konservatif :
bronkodilator, fisioterapi paru dan antibiotika
Natrium bikarbonat tdk penting
2. Alkalosis Respiratorik (pH >
7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg)
CO2 yang rendah : hiperventilasi.
Alkalosis respiratorik disebabkan oleh ketakutan,
nyeri, hipoksia serebri, cedera SSP, ensefalopati
metabolik, penyakit paru
Gejala dan tanda (akut) : kepala terasa ringan,
mual-muntah, parestesi sirkumoral dan digiti serta
tetani
Bikarbonat serum normal, dan alkalosis hasil dari
penurunan PaCO2 yang cepat
3. Asidosis Metabolik (pH <7,35
dan bikarbonat <21 mEq/L)
Ginjal ekskresi asam yang dihasilkan dan secara
simultan akan mensintesa HCO3
Penyebab umum : gagal ginjal, diare, fistula usus
kecil, diabetik ketoasidosis, dan asidosis laktat
Kompensasi awal adalah peningkatan ventilasi
dan depresi PaCO2
Th/ bikarbonat utk asidosis berat dan setelah
kompens alkalosis respirasi
4. Alkalosis Metabolik (pH >7,45
dan bikarbonat >27 mEq/L)

Hiperkarbonatremia tanda dari alkalosis metabolik


diperberat hipokalemia
Penyebab : kehilangan HCl dlm jumlah besar akibat
muntah, hisapan lambung, penggunaan antasida
Hilang K akibat diare, muntah dan peny.hati
Terapi : Natrium klorida isotonik dan ganti Kalium
dengan cairan yang menggandung NaCl dan KCl
selama 24 jam ukuran pH, PaCO2 dan serum elektrolit
GAS DARAH DAN INTERPRETASINYA

Analisis gas darah : pemeriksaan pH, tekanan


parsial CO2 dan tekanan parsial O2 dalam darah
Tujuan pem. analisis gas darah menilai fungsi
sisitem respirasi menyediakan oksigen tubuh dan
keluarkan CO2 dari dalam tubuh, juga
menilai status asam-basa cairan tubuh
Cara Pemeriksaan dan Pengambilan
Gas Darah
Saat pengambilan contoh darah :
- catat waktu pengambilan
- suhu tubuh pasien
- aliran oksigen udara inspirasi/fraksi oksigen
inspirasi dan
- pola nafas pasien dengan atau tanpa alat bantu
nafas mekanik
Ukuran Ukuran Dalam Analisis Gas
Darah
Analisis gas darah ada 2 jenis :
- ukuran yang langsung diperiksa dengan
analyzer
- ukuran yang dihitung dengan komputer mikro
dengan menambah darah suhu tubuh dan kadar
hemoglobin.
* Ukuran yang diperiksa yaitu : pH, Tekanan Parsial
CO2 (PCO2), Tekanan Parsial O2 (PO2)
Ukuran ukuran yang dihitung
Total CO2 (TCO2) adalah jumlah total CO2 yang
terdapat dalam plasma
Aktual Bikarbonat (ABC) Nilai normal = 24 mEq/L
Standar Bikarbonat (SBC) :konsentrasi ion bikarbonat
plasma pada PCO2 40 mmHg, suhu 38 derajat celcius
dan hb teroksidasi penuh. Nilainya adalah 22-26
mEq/l
Base Akses (BE) Nilai normal BE berkisar antara
(+3) (-3)
Parameter guna sebagai pedoman koreksi asidosis
metabolik, yaitu :
Kebutuhan basa = BE x Berat Badan x 0,3 mEq
Kandungan Oksigen (Oxygen content = O2 Ct)
Persentase Saturasi Oksigen Hemoglobin (sat Oksi-
Hb). Nilai normal adalah > 95 %.

Cat : Meylon 84 (25 ml): Sod. Bicarbonat 84 mg/ml =


bicarbonat 1 mEq / 1 ml
Interpretasi Hasil Pemeriksaan
Analisis Gas Darah
Jenis gangguan pH TCO2 PCO2
asam basa
Asd Resp tdk terkompensasi Rendah Tinggi Tinggi
Alk Resp tdk terkompensasi Tinggi Rendah Rendah
Asd Met tdk terkompensasi Rendah Rendah Normal
Alk Met tdk terkompensasi Tinggi Tinggi Normal
Asd Resp kompensasi alk met N Tinggi N
Alk Resp kompensasi asd met N Rendah N
Asd Met kompensasi alk resp N Rendah Rendah
Alk Met kompensasi asd resp N Tinggi Tinggi
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 68
INTERPRETASI AGD
Lihat pH darah

pH < 7,35 pH > 7,45

ASIDOSIS ALKALOSIS

Lihat pCO2 Lihat HCO3-

< 40mmHg > 40 mmHg < 24 mM > 24 mM

METABOLIK RESPIRATORIK RESPIRATORIK METABOLIK

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 69
TERKOMPENSASI atau
TIDAK?
Lihat pH kembali
- jika mendekati kadar normal (7,35-7,45)
terkompensasi
- jika belum mendekati normal
tidak terkompensasi atau terkompensasi
sebagian
Jika asidosis respiratorik dgn HCO3- < 24 mM
terkompensasi sebagian
Jika asidosis metabolik dgn pCO2 < 40 mmHg
terkompensasi sebagian
Jika alkalosis respiratorik dgn HCO3- > 24 mM
terkompensasi sebagian
Jika alkalosis metabolik dgn pCO2 > 40 mmHg
terkompensasi sebagian
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 70
LATIHAN
Asidosis metabolik
pH 7.32, PCO2 40, HCO3 19 tdk terkompensasi
pH 7.55, PCO2 20, HCO3 22 Alkalosis respiratorik
tdk terkompensasi
pH 7.55, PCO2 37, HCO3 30
Alkalosis metabolik
pH 7.49, PCO2 35, HCO3 29 tdk terkompensasi
pH 7.30, PCO2 50, HCO3 29 Alkalosis metabolik
tdk terkompensasi
pH 7.43, PCO2 53, HCO3 30
Asidosis respiratorik
pH 7.44, PCO2 38, HCO3 26 terkompensasi sebagian
pH 7.43, PCO2 32, HCO3 20 Alkalosis metabolik
terkompensasi
normal

Alkalosis respiratorik
terkompensasi
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 71
Contoh hasil AGD
Jamilah/27 th/sampel blood
Baro : 761,9 mmHg, Temp :37,4 C, adult
PO2 : 224,6 mmHg
PCO2 : 25,4 mmHg
pH : 7,643 (++)
T Hb : 9,1 g/dl
SO2 : 99,7 %
Na : 152,4 mmol/L
Cl : 111,2 mmol/L
Ca : 1,043 mmol/L
K : 2,98 mmol/L
BE : 6,3 mmol/L
cHCO3 st : 29,7 mmol/L
ct O2 : 13,4 vol %
Kesimpulan : Alkalosis repiratorik + alkalosis metabolik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai