Anda di halaman 1dari 58

ASKEP KESEIMBANGAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

By. Inca
Pendahuluan
• Terapi cairan merupakan bagian yang tak dapat
dipisahkan dlm perawatan penderita
• Tugas perawat adalah melak pengkajian dan
penilaian yang cepat dan tepat thd timbulnya
masalah-masalah yg berkaitan dgn terapi cairan,
kmd diikuti perencanaan dan pelaks terapi ssi
program yg ada.
TUJUAN

Agar mahasiswa dapat mengkaji d/c:


Mengetahui cairan berlebih atau kurang
Membantu menentukan efektifitas terapi
Mengetahui efek terapi
Antisipasi pemberian layanan keperawatan
Cairan Tubuh
• Komponen tubuh paling banyak
• Menyusun 60% berat tubuh (kisaran
40%-80%),
• Konstan ok peran ginjal yg mengatur
keseimbangan H2O
• Distribusi: kompartemen cairan intra sel
(ICF) & cairan ekstra sel (ECF).
Faktor2 yg mempengaruhi jml
cairan tubuh

• Umur (usia muda prosentase cairan tubuh


>>>)
• Jenis kelamin ( Laki-laki >>> wanita)
• Lemak dlm tubuh ( Org gemuk <<< kurus)
Variasi:
keberadaan jar.adiposa (10% air), plasma
(>90% air), jar.lunak: kulit, otot, organ
internal (70%-80% air), tulang (22% air)
Sistem Transport
Transport pasif Transport aktif
1. Difusi Na-K pump
2. Osmosis Cirinya :
3. Filtrasi - Perlu energi ( ATP)
4. Tekanan cairan - Memungkinkan
5. Membran selektif perpindahan elektrolit dr
permeabel tpt yg konsentrasi rendah
Cirinya : ke tinggi
- Tdk perlu energi - Funsinya memperthnkan
kadar Na-K tetap
- Tjd krn perbedaan
konsentrasi dan
perbedaan tekanan
hidrostatik
Difusi

• Pergerakan molekul cairan melalui selaput


membran
• Dipengaruhi oleh :
a. ukuran molekul
b. konsentrasi larutan
c. suhu larutan
Osmosis

• Pergrkan cairan dr larutan konsentrasi rendah ke


larutan konsentrasi tinggi
• Larutan beripa kristaloid (garam) dan Koloid
(molekul Protein)
• Laritan yg sama dgn plasma (isotonik)
• Larutan dgn konsentrasi lebih tinggi (hipertonik)
ex : glukosa 50%
• Larutan konsentrasi lebih rendah dr plasma
(Hipotonik)
Filtrasi

• Dilak oleh ginjal


• Setiap hari ginjal menyaring 170 liter
plasma pada org dewasa dan
mengekskresi 1,5 liter urine pada saat
yang sama
Tekanan cairan

• Tekanan Osmotik
tekanan yg dihslkan o/ protein plasma
• Tekanan Hidrostatik
tekanan yg dihslkan o/ cairan pd ddg
pembuluh drh
Membran selektif permeabel

• Karena adanya Membran selektif


permeabel menybbkan tdk sma substansi
dpt bergrk bebas .
• Ex : glikogen dan protein tdk bs bebas
melewati kapiler dan membran sel
• Glukosa dan asam amino bs bebas
melewati kapiler dan membran sel
ASUPAN DAN KELUARAN CAIRAN
HARIAN
• Asupan ( INTAKE/CM):
– cairan dari makanan : 2.100 ml/hr
– dari metabolisme : 200 ml/hr
– asupan total : 2. 300 ml/hr

• Keluaran ( OUTPUT/CK):
– insensible kulit : 350 ml/hr
– insensible paru : 350 ml/hr
– keringat : 100 ml/hr
– feses : 100 ml/hr
– urine : 1.400 ml/hr
– keluaran total : 2.300 ml/hr
CAIRAN INTRASEL
• Membentuk 2/3 cairan tubuh
total (40% BB, 28 liter)
• Ada kemiripan pada seluruh sel
tubuh, shg.secara kolektif
dianggap sebagai satu
kompartemen cairan yang besar
Mengandung
• Anion (Fosfat, protein,
bikarbonat, sulfat, klorida) dan
• Kation (natrium, Kalium,
magnesium)
CAIRAN EKSTRASEL
• Membentuk 1/3 cairan
tubuh (20% BB, 14 liter)

• Membentuk
– plasma (3 L)
– cairan interstisium (11 L)

• Lainnya: cairan limfe &


cairan lintas sel
CAIRAN INTERSTISIUM (C.JARINGAN)
• 2/3 CES
• Merupakan cairan
yang membasahi sel-
sel jaringan
(merup.lingkungan
internal sejati)
SAWAR PEMISAH
KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH
• dinding pembuluh darah,
– Dinding kapiler berpori-pori shg air dan zat
terlarut kecuali protein plasma secara terus
menerus dan bebas dipertukarkan antara plasma
dan cairan interstisium.

• membran (plasma) sel.


– Membran sel sangat selektif untuk bahan terlarut,
tapi air dapat bebas menembus (akibat efek
osmotik)
KONSEP KESEIMBANGAN
(HOMEOSTASIS)
• Pemeliharaan lingkungan internal yang relatif
stabil (keadaan stabil dinamis)
– Homeo = sama;
– Stasis = berdiam atau menetap

• Apabila ada faktor yang mulai menjauhkan


lingkungan internal dari kondisi
optimalnya→respons fisiologis kompensatorik
(u/ memperkecil perubahan)
Konsep Keseimbangan
(Homeostasis) lanj………...........
• Kontrol keseimbangan cairan tubuh
– merupakan integrasi beberapa sistem
untuk mempertahankan volume,
osmolaritas dan keasaman
– Keseimbangan air : peran mekanisme haus
& ADH
– Keseimbangan garam: peran angiotensin II
& aldosteron
– faktor behavior.
Homeostasis Air…..lanj

• Gangguan homeostasis air:


– Hipo/hipervolumia:
(gangg.keseimb.air & zat terlarut)
– Over/dehidrasi:
(gangg. keseimb.air)
Homeostasis Air…..lanj
• Peran ADH:
– Dehidrasi: osmoreseptor di hipotalamus, hipofise
posterior, sekresi ADH, tubulus distal & duktus
kolektivus menyerap >> air, urin berkurang dan lebih
pekat

• Peran mekanisme haus:


– Dehidrasi: rasa kering di mulut & tenggorokan, impuls
ke pusat haus dan osmoreseptor di hipotalamus;
↓ vol.darah, ↓ tek.darah, merangs sekresi renin dan
produksi angiotensin II, merangs.pusat haus, timbul
keinginan u/ minum
Homeostasis Air…..lanj
– Peran aldosteron:
hipovolumia, hipotensi: sekresi aldosteron
(korteks adrenal), reabsorbsi Na+ >> dan
air di tubulus kolektivus ginjal, volume &
tek. darah meningkat.
Homeostasis Air…..lanj
• Peran SS simpatis:
Hipovolemia, hipotensi: rangs.
Baroreseptor di lengkung aorta & art.
Karotis, impuls ke medulla, impuls simpatis
meningkat ke ginjal, arteriole afferen
konstriksi & merangs sekresi renin,
produksi urine berkurang
Riwayat Keperawatan
 Perawat harus mengetahui sistem pengaturan
cairan, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan
volume, perjalanan penyakit, penanganan, terapi
obat dan perubahan diet
 Resiko terjadi pada : penyakit kardiovaskuler,
ginjal, luka bakar, trauma, gangguan endokrin,
gangguan GI, usia muda dan tua
Homeostasis elektrolit
– Elektrolit merup. Komponen mayor dari cairan
tubuh,
– input dari makanan dan minuman
– Output lewat urin, kulit, dan feses
– Homeostasis ok penyimpangan yg sgt kecil
dpt memberi efek yang serius
– Kons Na+ plasma: 136 – 145 mEq / L, penjaga
osmolaritas CES yg utama
– Konsentrasi K+ dalam plasma:
3,5 – 5,1 mEq / L
– Ca2+ 99% pada tulang, 1% di CES
– Konsentrasi Ca2+ plasma : 9 – 11 mg/dl
Homeostasis elektrolit

– Elektrolit merup. Komponen mayor dari


cairan tubuh,
– input dari makanan dan minuman
– Output lewat urin, kulit, dan feses
– Homeostasis ok penyimpangan yg sgt kecil
dpt memberi efek yang serius
Keseimbangan Na
– Fungsi Na+ : konduksi saraf, kontraksi otot,
regulasi air
– Kons Na+ plasma: 136 – 145 mEq / L, penjaga
osmolaritas CES yg utama
– Hipernatremia:
• air >> hilang tanpa hilang Na+
• Asupan Na+ plasma meningkat
• sel mengkerut, g/: confusion, lethargy, kejang, kematian

– Peran ginjal, aldosteron


Keseimbangan K+
• Konsentrasi K+ dalam plasma: • Peran aldosteron
3,5 – 5,1 mEq / L • Saat Na+ direabsorbsi maka K+
diekskresi di tub kolektivus
• K+ mempertahankan potensial • Hiperkalemia: intake K+ >>,
membran istirahat pada sel asidosis (H+ akan masuk sel
(saat K+ keluar sel: -90 mV), diganti K+ ke CES). G/: respiratory
konduksi impuls saraf, arrest
kontraksi otot, irama jantung
normal, osmosis • Hipokalemia: pada intake K+ <<,
muntah / diare berat, alkalosis,
• K+ mengatur keseimbangan gagal ginjal, diuretik (K+ banyak
asam basa: pengganti H+ hilang lewat urine).
menuju / meninggalkan CES • G/: << excitability
(jika H+ ke sel maka K+ harus • neuromuskular,
keluar sel) • kelemahan otot,
• cardiac dysrhithmias
Keseimbangan Ca2+ (kalsium)
• Ca2+ 99% pada tulang, 1% di CES
• Konsentrasi Ca2+ plasma : 9 – 11 mg/dl (5 mEq/L)
• Peran kalsitonin: jika Ca2+ tinggi dalam darah:
menghambat kerja osteoklast mengeluarkan Ca2+ (dan
phosfat) dari tulang
• Peran paratiroid hormon: jika hipokalsemia:
– merangs osteoklast mengeluarkan Ca2+ (dan phosfat) dari tulang
– Vit D diaktivasi menjadi hormon calcitriol di ginjal, penyerapan
Ca2+ di GIT >>
• G/ Hiperkalsemia: fatigue, confusion, nousea, coma,
cardiac dysrhithmias, cardiac arrest
• G/ Hipokalsemia: spasme otot, tetanus, henti napas
Riwayat Keperawatan

Penanganan
Terapi IV dan nutrisi parenteral
Pada klien Cedera kepala  edema
serebral  menekan pituitary 
menekan sekresi ADH  gangguan spt
Diabetes Insipidus, SIADH
Luka bakar  kehilangan plasma
Terapi diuretik  lasix, aldactone
Riwayat Keperawatan

Gastroenteritis dan NGT  kehilangan K


dan Cl
Fistula  kalium hilang
Pemberian cairan yang tidak benar
Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi, palpasi dan auskultasi


• Kaji secara sistematis apakah volume lebih
atau kurang, elektrolit meningkat atau
berkurang
• Pengkajian head to toe
• Timbang BB tiap hari
Pengukuran dan Pencatatan Intake
dan Output
Diukur selama 24 jam
Intake (oral, NGT, parenteral )
Output ( urin, diare, muntah, gastric
suction, drainase post op )
Pengukurqan urin dilakukan pada pasien
post op, ku tidak stabil, demam, restriksi
cairan, diuretik, terapi intravena
Pengukuran dan Pencatatan Intake
dan Output
Pengukuran output dilakukan bekerja
sama dengan pasien ( anjurkan
mengumpulkan urin pada satu tempat,
dihitung volumenya oleh perawat, jika
klien memakai kateter, drain dan suction
Pencatatan output tiap 8jam sekali
jumlah total selama 24 jam
Ukur dan catat hasil dengan akurat
Nilai Laboratorium
Serum elektrolit ( Na, K, Cl, HCO3 )
Jumlah DL ( jumlah SDM, SDP, PLT, HCT)
BUN ( nilai normal 10-25 mg/100ml )
BJ Urine ( nilai normal 1,010 – 1,020 )
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Defisit volume cairan : Dehidrasi b/d intake oral
menurun, trauma berat, luka bakar
 Kelebihan volume cairan : Over hidrasi b/d
Proses penyakit , gangguan elektrolit, kelemahan
fungsi kardiovaskuler.
 Gangguan elektrolit b/d ketidakseimbangan
cairan, proses penyakit
Odema Pitting
• +1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan
jari telunjuk) maka daerah yang odema
akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 2 mm
• +2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 4 mm
• +3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 6 mm
• +4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 8 mm
PERENCANAAN
TUJUAN
Keadaan tidak seimbang dapat dikoreksi
Mengetahui penyebab gangguan
Menjaga leseimbangan cairan dan
elektrolit
Mencegah komplikasi akibat terapi
Implementasi
Meliputi :
• Koreksi defisit volume cairan
• Menurunkan kelebihan cairan
• Koreksi gangguan elektrolit
• Mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit
• Mencegah komplikasi dan terapi
Implementasi
• Mengukur BB setiap hari
• Pengukuran Intake dan Output
• Pemberian cairan melalui oral
• Restriksi cairan
• Pemberian cairan parenteral
IMPLEMENTASI

Klien dengan defisit volume cairan


Intake peroral
Pemberian cairan dan darah melalui IV
Pemberian nutrisi parenteral ( pada klien
malnutrisi )
IMPLEMENTASI
Klien dengan kelebihan volume cairan
Restriksi intake cairan
Intake Na dikurangi
Pemberian diuretik
Therapi cairan dan Elektrolit

 Perawat harus mengetahui jenis cairan yang


tepat, peralatan, cara pemasangan infus,
menghitung tetesan infus, mempertahankan
sistem cairan , identifikasi masalah dan
pemecahan, waktu penghentian cairan
 Tipe larutan infus ( isotonik, hipotonik,
hipertonik )
Therapi cairan dan Elektrolit

 Ingat 6 benar : pasien, obat, dosis, waktu,


cara dan pendokumentasian.
 Komplikasi terapi IV : plebitis, kelebihan
cairan, infiltrasi, perdarahan.
TRANFUSI DARAH
TUJUAN
 Meningkatkan volume sirkulasi (postop,
trauma, perdarahan )
 Meningkatkan jumlah SDM, mempertahan
kan Hb dalam batas normal
 Memberikan plasma sebagai faktor pembeku
untuk mencegah perdarahan
Persiapan tranfusi

 Pretranfusi disiapkan
Kaji jarum infus, beri informasi pada klien ,
jelaskan cara pemberian
 Pengkajian selama pemberian tranfusi
Resiko reaksi selama 15 menit pertama
 Pengaturan tranfusi
sesuai dengan instruksi dr.
Reaksi Tranfusi
 Tipe reaksi : demam, panas, gatal, shock
 Reaksi pencegahan : pemberian jenis darah
yg benar perlu double check perawat
 Faktor resiko : alergi, hiperkalemia,
hipokalemia
 Kelebihan Fe : jika tranfusi terus menerus
 Sirkulasi overload
TOTAL PARENTERAL NUTRITION
(TPN)
 Pemberian nutrisi secara adekuat dengan larutan
hipertonik tdd : glukosa, protein, mineral dan
vitamin melalui kateter vena sentral
 Tujuan :
Mempertahankan keseimbangan nitrogen positif
Meningkatkan pengantaran asam amino esensial
dan vitamin dalam tubuh
Memberikan nutrisi bagi klien dengan gangguan
psikologi berat
Perawatan klien dengan TPN

 Mencegah infeksi
Jaga balutan tetap kering dan bersih, cek TTV
 Mencegah komplikasi
Kaji nyeri dada, dyspnea, cairan overload, X-
ray
 Kondisikan pasien agar tetap baik
TPN

 Larutan TPN : 1000 kal tdd 25% dex, 4%


asam amino
 Keadaan yang memerlukan TPN :
 Trauma dan luka berat
Anoreksia nervosa
Malnutrisi pada klien postop
Kanker post kemoterapi
Gangguan GI
EVALUASI

 Ketidakseimbangan teratasi
 Penyebab sudah diketahui
 Klien dapat mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit
 Komplikasi tidak terjadi dan dapat diatasi

Anda mungkin juga menyukai