Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Berdasarkan perkembangan zaman bentuk dan kesediaan obat beragam, ada


yang berbentuk tablet, kapsul, sirup, dan suppositiria. Beragamnya bentuk sediaan
tersebut di dasarkan atas kebutuhan dari konsumen atau pasien. Bentuk dan sediaan
obat pun dapat di berikan dengan rute yang berbeda-beda dan memberikan efek yang
berbeda-beda. Supositoria merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi berbentuk
padat yang digunakan melalui dubur, umumnya berbentuk torpedo dan meleleh pada
suhu tubuh. Supositoria sangat berguna bagi pasien dengan kondisi yang tidak
memungkinkan dengan terapi obat secara peroral. Misalnya pada pasien muntah,
mual, tidak sadr, anak-anak, orang tua yang sulit menelan dan selain itu juga dapat
menghindari metabolisme obat di hati (Voigt 1971).

Suppositoria dapat dibuat dalam bentuk rectal, ovula, dan uretra. Bentuk
suppositoria dapat ditentukan berdasarkan basis yang digunakan. Basis suppositoria
mempunyai peranan penting dalam pelepasan obat yang dikandung

Bahan dasar suppositoria mempengaruhi pada pelepasan zat terapeutiknya.


Lemak coklat capat meleleh pada suhu tubuh dan tidak tercampurkan dengan cairan
tubuh, sehingga menghambat difusi obat yang larut dalam lemak pada tempat yang
diobati. Polietilen glikol adalah bahan dasar yang sesuai dengan beberapa antiseptik,
namun bahan dasar ini sangat lambat larut sehingga menghambat pelepasan zat yang
dikandungnya. Bahan pembawa berminyak, seperti lemak coklat, jarang digunakan
dalam sediaan vagina, karena membentuk residu yang tidak dapat diserap. Sedangkan
gelatin jarang digunakan dalam penggunaan melalui rektal karena disolusinya lambat.
(Depkes RI, 1995).
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian suppositoria?
2. Macam-macam suppositoria?
3. Keuntungan dan kelemahan suppositoria?
4. Tujuan penggunaan obat bentuk suppositoria?
5. Bagamana cara penggunaan sippositoria?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian suppositoria


2. Untuk mengetahui Macam-macam suppositoria
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan suppositoria
4. Untuk mengetahui tujuan penggunaan obat bentuk suppositoria?
5. Untuk mengetahui cara penggunaan sippositoria?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian supositiria

Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak, atau
melarut dalam suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan
setempat atau sebagai pembawa zat terapeutik yang bersifat lokal atau sistemik.
Bahan dasar suppositoria yang umum digunakan adalah lemak coklat, gelatin
tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuran polietilen glikol, dan
esterasam lemak polietilen glikol. (Depkes RI, 1995)

2.2 Macam-macam suppositoria


Macam-macam Suppositoria berdasarkan tempat penggunaannya :

1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppositoria saja, bentuk peluru


digunakan lewat rektal atau anus, beratnya menurut FI.ed.IV kurang lebih 2 g.
Suppositoria rektal berbentuk torpedo mempunyai keuntungan, yaitu bila bagian yang
besar masuk melalui jaringan otot penutup dubur, maka Suppositoria akan tertarik
masuk dengan sendirinya.

2. Vaginal Suppositoria (Ovula), bentuk bola lonjong seperti kerucut,


digunakan lewat vagina, berat umumnya 5 g. Supositoria kempa atau Supositoria
sisipan adalah Supositoria vaginal yang dibuat dengan cara mengempa massa serbuk
menjadi bentuk yang sesuai, atau dengan cara pengkapsulan dalam gelatin lunak.

Menurut FI.ed.IV, Suppositoria vaginal dengan bahan dasar yang dapat larut /
bercampur dalam air seperti PEG atau gelatin tergliserinasi berbobot 5 g.
Supositoria dengan bahan dasar gelatin tergliserinasi (70 bag. gliserin, 20 bag.
gelatin dan 10 bag. air) harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada
suhu dibawah 350 C

3. Urethral Suppositoria (bacilla, bougies) digunakan lewat urethra, bentuk


batang panjang antara 7 cm - 14 cm.

2.3 Keuntungan Suppositoria


Keuntungan penggunaan obat dalam Suppositoria dibanding peroral, yaitu
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung.
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzym pencernaan dan asam lambung.
3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah sehingga obat dapat berefek
lebih cepat daripada penggunaan obat peroral.
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.
Kelemahan suppositoria

1. Tidak nyaman digunakan


2. Absorbsi obat sering kali tak teratur atau sulit diramalkan

2.4 Tujuan penggunaan obat bentuk suppositoria


1. Suppositoria dipakai untuk pengobatan lokal, baik dalam rektum maupun
vagina atau urethra, seperti penyakit haemorroid / wasir / ambein dan infeksi
lainnya.
2. Juga secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap
oleh membran mukosa dalam rektum,
3. Apabila penggunaan obat peroral tidak memungkinkan, seperti pasien mudah
muntah, tidak sadar.
4. Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat, karena obat diabsorpsi melalui
mukosa rektal langsung masuk ke dalam sirkulasi darah,
5. Agar terhindar dari pengrusakan obat oleh enzym di dalam saluran
gastrointestinal dan perubahan obat secara biokimia di dalam hepar.

2.5 Cara penggunaan sippositoria

1. Cuci tangan anda dengan air mengalir yang bersih disertai sabun. Saran :
gunakan air bersuhu normal (25 – 27 C) agar tangan anda tidak menjadi
hangat saat membuka obat. Peningkatan suhu dapat melelehkan sediaan
suppositoria.

2. Sebelum suppositoria dibuka dari pembungkus , pastikan suppositoria tersebut


dalam keadaan keras untuk memudahkannya masuk dalam
dubur/vaginal/uretra. Dunia Farmasi
3. Buka dengan hati-hati pembungkus suppositoria agar tidak
merusak/mematahkan suppositoria.

4. Tidak mematahkan suppositoria karena 1 suppositoria adalah 1 dosis obat,


jika dipatahkan maka akan menjadi ½ dosis. obat

5. Jika diresepkan untuk digunakan ½ dosis maka sebelum suppositoria dibuka,


obat tersebut dibagi 2 (dua) dengan cara digunting menggunakan
gunting/pisau yang sebelumnya dibersihkan (lebih baik menggunakan alkohol
untuk membersihkan gunting/pisaunya). Cara Menggunakan Suppositoria

6. Olesi bagian ujung suppositoria menggunakan lubrikan berbasis air (bisa


dibeli di apotek) atau basahi dengan sedikit air matang.

7. Posisikan tubuh anda seperti pada gambar, posisi sedikit miring ke kiri, kaki
kanan dibagian atas lalu posisikan seperti pada gambar dibawah ini.

8. Gunakan tangan kiri untuk membuka mulut dubur lalu tahan.


9. Masukan suppositoria kedalam dubur dengan posisi bagian ujung suppositoria
terlebih dahulu.Masukan dengan jari telunjuk/jari tengah tangan kanan
sedalam 1 cm (anak-anak) – 5 cm (dewasa) atau seukuran telunjuk orang
dewasa.

10. Diamkan selama beberapa menit (5-10 menit) pada posisi tetap tiduran, agar
obat dapat meleleh dan diserap sempurna oleh pembuluh darah dan mencegah
suppositoria keluar dari dubur.
11. Setelah selesai cuci kembali tangan anda dan keringkan.
BAB III

PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai