Anda di halaman 1dari 77

Terapi Cairan dan Elektrolit

Failasuf Wibisono
ICU RS Roemani Semarang
Hipercci-Jateng
PROFIL

NAMA : ANA TRI HASTUTI, S. Kep


Tempat / Tanggal lahir : Wonogiri, 08 Oktober 1970
STATUS : Menikah
ALAMAT : JL. Taman Serang 1 No 3
Semarang
JABATAN : Perawat ICU
HP/ E-MAIL : 081901144788 /
anatri.3@gmail.com
PENDIDIKAN
1. SPK Panti Wilasa Semarang Th 1987-1990
2. AKPER Poltekkes Semarang Th 2004-2006
3. STIKES Karya Husada Semarang Th 2008-2010
RIWAYAT PEKERJAAN
1. PERAWAT ICU PANTI WILASA CITARUM ( 1991 – SEKARANG )
ORGANISASI : HIPERCCI – PD JATENG.
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu
menjelaskan dan memahami tentang keseimbangan
cairan dan elektrolit
Fungsi cairan bagi tubuh

Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan


temperatur tubuh

Transportasi : nutrien, partikel kimiawi, partikel


darah, energi, hormon, hasil sisa metabolisme

Pembentuk struktur tubuh

Mempertahankan tekanan Hidrostatik dalam


sistem kardiovaskuler
FISIOLOGI CAIRAN TUBUH

TOTAL BODY FLUID


LAKI-LAKI DEWASA
55-60%

TOTAL BODY FLUID


PEREMPUAN
DEWASA
50-55%
Cairan tubuh
Pada orang dewasa sekitar 60 % BB
 2/3 dari 60 % berada di intra selluler
 1/3 dari 60 % berada di extra selluler
o2/3 dari cairan extra selluler berada di
intersisial
o1/3 dari cairan extra selluler berada di
intravaskuler
Jika BB pasien = 50 Kg
Maka :
o Total cairan tubuh sekitar 30 lt, yg terbagi
menjadi ;
• 20 lt berada di intra selluler
• 10 lt berada di extra selluler yg terbagi lagi
mjd ;
• 6.67 lt cairan intersisial
• 3.33 lt cairan intravaskuler
JUMLAH CAIRAN
JUMLAH
UMUR JENIS KELAMIN
( % BB)
0 – 1 bulan 75,7
1 – 12 bulan 64,5
1 – 10 tahun 61,7
10 – 16 tahun Laki 58,9
Perempuan 57,3
17 – 19 tahun Laki 60,6
Perempuan 50,2
40 – 59 tahun Laki 54,7
Perempuan 46,7
> 60 tahun Laki 51,5
Perempuan 45,5
Proses Perpindahan
Cairan
 Diffusi : Pergerakan zat dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yg lebih rendah
 Osmosis : Pergerakan cairan zat dari konsentrasi
rendah ke konsentrasi yg lebih tinggi
 Tekanan Hidrostatik : adl tekanan yg mendorong cairan
shg terjadi perpindahan dari tekanan tiggi menuju yg
lebih rendah
 Tekanan onkotik : adl tekanan permukaan yg berfungsi
mempertahankan agar tdk terjadi perpindahan cairan,
biasanya dipengaruhi oleh nilai albumin
Kebutuhan Cairan

• Total Cairan Tubuh


– Bayi 80 %
– Dewasa 55 – 60 %
– Lansia 45 – 55 %
• Kebut Cairan
– Dewasa : 50 cc/ kgBB/ 24 jam
– Anak BB < 10 Kg : 100 cc/KgBB/24 jam
– Anak BB 10-20 Kg : Rumus 4.2.1
– Anak BB > 20 Kg : 1500 + 20 cc/KgBB
Atau....

• AIR:
– Dewasa : 2 cc / kg / jam
– Anak :
• 0 – 10 kg : 4 cc / kg / jam
• 11 – 20 kg : 40 cc + 2 cc / kg > 10 kg / jam
• 21 – 30 kg : 60 cc + 1 cc / kg > 20 kg / jam

• Na+ : 2 meq / kg / hari


• K+ : 1 meq / kg / hari
Pertanyaan
• Pasien usia 30 tahun, dengan BB 56 Kg.
Tinggi pasien : 170 cm.

• Berapa kebutuhan cairan yang dibutuhkan


pasien dalam sehari ?
JAWABAN

• BB pasien : 56 Kg

→2 ml x 56 kg x 24 jam = 2688 ml
GANGGUAN KESEIMBANGAN
CAIRAN
• KEKURANGAN VOLUME CAIRAN/
HIPOVOLEMIA
• KELEBIHAN VOLUME CAIRAN/
HIPERVOLEMIA
HIPOVOLUMIA
 Penyebab
 Kehilangan cairan berlebihan : muntah, diare, poliuria,
diaforesis, luka bakar, perdarahan, demam, terapi
diuretik
 Penurunan masukan, mual, puasa
 Gejala
 Menurunnya turgor kulit, mukosa mulut
 Out put urine < 0,5 cc/KgBB/jam
 Hemokonsentrasi (kadar Ht meningkat), ur/cr meningkat
 HR meningkat
 Postural hipotensi, CVP < 8
 Penurunan kesadaran
 Haus
 Penurunan BB
DEHIDRASI
 Derajat Dehidrasi :
Dewasa Bayi dan anak
Dehidrasi Ringan 4 % BB 5 % BB
Dehidrasi sedang 6 % BB 10 % BB
Dehidrasi berat 8 % BB 15 % BB
Tanda Klinis Dehidrasi
Ringan Sedang Berat
Defisit 3-5 % 6-8 %  10 %
Hemodinamik takikardi takikardi takikardi
nadi lemah nadi sangat lemah nadi tak teraba
kolaps volume akral dingin
hipotensi orthostatik sianosis
Jaringan lidah kering lidah keriput atonia
turgor turun turgor kurang turgor buruk
Urin pekat jumlah kurang oliguria
SSP mengantuk apatis koma
Jenis Dehidrasi
 Dehidrasi Hipertonik :
 Kehilangan air lebih besar dari Na
 Kadar Na > 145 mmol/L
 Osmolalitas serum > 295 mOsm/L
 Terapi :
# Dekstrosa 5 % dalam NaCl 0,45 % atau 5% dextrose
in half strength Ringer lactate atau
# fase I : 20 mL/kg RL atau NaCl 0,9 %
fase II: dekstrosa 5% dalam NaCl 0,45% diberikan
48 jam agar tidak terjadi edema otak dan kematian
Kelebihan Na : (X-140) x BB X 0,6 = …..mEq
Defisit cairan : {(X-140) x BB x 0,6} : 140 = ….L
Kecepatan koreksi maksimal 2 mEq/jam
Dehidrasi Isotonik

• Kehilangan air sama dengan Na


• Kadar Na : 135 – 145 mmol/L
• Osmolalitas serum 275-295 mOsm/L
• Terapi :
RL atau NaCl O,9 % atau Dekstrosa 5% dalam
NaCl 0,225% 20 mL/kg
Dehidrasi hipotonik

 Kehilangan air lebih kecil dari Na


 Kadar Na < 135 mmol/L
 Osmolalitas serum < 275 mOsm/L
 Terapi:
 NaCl 0,9% disertai dextrosa 5% dalam NaCl 0,225%
untuk the rest of fluid deficit
 Phase I : 20 mL/kg 0,9% NaCl atau RL
 Phase II : tambahkan defisit natrium
Koreksi defisit Na: (Na yg diinginkan-Na aktual) x 0,6 x BB
Koreksi Na yg dibutuhkan > 24 jam agar tidak terjadi injury
SSP
Dehidrasi isotonik atau isonatremik adalah jenis dehidrasi
yang paling sering terjadi (80%)
Cara rehidrasi

Hitung derajat dehidrasi


Jumlah cairan yang diberikan = derajat dehidrasi (%) x
BB x 1000 mL
Hitung cairan rumatan
 Bayi dan anak : rumus 4,2,1
 Dewasa : 40 mL/24 jam atau rumus 4,2,1
Pemberian cairan (menurut Guillot)
 8 jam I : ½ dari jumlah cairan yg diberikan + 1/2 cairan
rumatan
 16 jam II : ½ dari jumlah cairan yg diberikan + 1/2 cairan
rumatan
HIPERVOLEMIA
 Penyebab
 Gangguan mekanisme ; CHF, CRF, Cushing
Syndroma, CH
 Konsumsi natrium berlebih
 Kelebihan pemberian infus
 Gejala
 Udema perifer, palpebra
 Distensi vena jugularis
 Hemodelusi/ penurunan Ht
 Asites, efusi pleura, udema pulmonal
 CVP > 12
 Dispnea, kongesti
End Point Of Fluid Maintenance
• Makrosirkulasi
– Kesadaran CM, MAP 65-110 mmHg, CVP 8-
12 cmH2O, CRT < 2 dtk, urine 0,5-1
cc/KgBB/jam, turgor baik, mukosa mulut
lembab

• Mikrosirkulasi
– Kadar as. Laktat < 2 mmol
MACAM CAIRAN
dan PENGGUNAANNYA
TERAPI CAIRAN

RESUSITASI RUMATAN

KRISTALOID KOLOID ELEKTROLIT NUTRISI

KEHILANGAN AKUT: KEBUTUHAN HARIAN:


•Perdarahan •Air + elektrolit
•Muntaber •Nutrisi
•Hilang ke rongga III
MACAM CAIRAN
(berdasarkan isinya)

1. CAIRAN KRISTALOID
Cairan yg.berisi partikel kecil ( < 30.000 dalton)
sehingga mudah menembus dinding pembuluh
darah (NaCl , RL , RS)

2. CAIRAN KOLOID
cairan yg.berisi partikel dg.BM besar ( > 30.000
dalton) sehingga tak mudah menembus dinding
pembuluh darah (dextran, albumin, HES / voluven®)

3. CAIRAN NUTRISI
Cairan yg.berisi bahan nutrisi KH, lemak, protein
(sendiri atau campuran)
SIFAT CAIRAN BERDASAR TONISITET

1. ISOTONIS : osmolalitas : 285 mOsmol / L

2. HIPOTONIS : osmolalitas : < 285 mOsmol / L

3. HIPERTONIS : osmolalitas : > 285 mOsmol / L


SIFAT CAIRAN BERDASAR TEKANAN ONKOTIK

1. ISO-ONKOTIK :
• Albumin 5 %
• HES 6 %

2. HIPER-ONKOTIK :
• Albumin 25 %
• HES 10 %
DAMPAK PEMBERIAN CAIRAN
tetap berada di dalam pembuluh darah atau
keluar pembuluh darah.

Tergantung jenis dan sifat cairan:
– Kristaloid apa koloid
– Hipotonis apa isotonis atau hipertonis
– Iso-onkotik apa hiper-onkotik
83 ml 333 ml 583 ml
200 ml
800 ml
200 ml 800 ml
1000 ml
SKEMA DAMPAK INFUS CAIRAN

Lart.hi- Krist. Krist. hi Koloid Koloid


potonis isotonis pertonis Iso-onk. Hiper onk.

INTRA
VASK.
    

INTER-
STITIEL
    

INTRA
SEL
 –  – –
PERBEDAAN KRISTALOID &
KOLOID
KRISTALOID KOLOID
KEBERADAAN DLM Sebentar, sebab mudah lebih lama, sebab tidak
PEMB. DARAH keluar dr.pb darah mudah keluar dr pb drh
STABILITAS
HEMODINAMIK
kurang baik

JML YG DIPERLUKAN banyak sedang


PERFUSI DI KAPILER kurang baik
RESIKO EDEMA
JARINGAN
besar tidak
EFEK THD TEK
ONKOTIK
menurunkan stabil

RESIKO ANAFILAKTIK - ada


HARGA murah relatif mahal
MACAM CAIRAN KOLOID

NATURAL HES GELATINS DEXTRANS

STRUKTUR
Protein Karbohidrat Protein Karbohidrat
KIMIA

Jaringan Sintesa
ASAL darah Amy’pectin
kolagen bakteri

CONTOH Albumin HES Gelofusine Dextran 40

FFP Voluven Haemaccel Dextran 70

Amylase/ Ginjal,
EKSKRESI Liver, ginjal
RES/ginjal protease

Archives of Disease in Childhood 1992; 67: 649-653


SIFAT SIFAT BERMACAM KOLOID
D’tran D’tran
ALB GELO HEM HetaS PentS TetrS
40 70

MW(kDa) 69 30 35 450 200 130 40 70

130-
Na (mmol /L) 154 145 154 154 154 154 154
160

K (mmol / L) 1 <0.4 5.1 0 0 0 0 0

Ca (mmol/ L 0 <0.4 12.5 0 0 0 0 0

Dur of act
6 3-4 3-4 >8 6-8 4-6 3-4 6-8
(hrs)

Surv in body
21 7 7 2-65 7 2 6 28-42
days)
Water
binding (ml 18 42.8 41.7 20 30 37 29
H2O/g coll
KAPAN KOLOID ?
KALAU DIDUGA TEKANAN ONKOTIK PLASMA
MENURUN
1. Perdarahan
2. Kebocoran kapiler
3. Karena pengenceran akibat infus kristaloid yang
banyak
4. Untuk test cairan
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Waktu resusitasi
2. Jumlah cairan
3. Jenis cairan
4. Sifat cairan
5. Parameter target / evaluasi yang
digunakan
WAKTU RESUSITASI
• Harus secepat mungkin, agar perfusi membaik
dan hipoksia teratasi.

• Dalam waktu 6 jam pertama sasaran sudah


harus tercapai  EGDT (early goal directed
therapy).
FLUID CHALLENGE TEST
Bila setelah loading dengan cairan perubahan
tekanan pada CVP < 2 cmH2O : loading cairan
bisa diteruskan.

Bila setelah loading dengan cairan perubahan


tekanan pada CVP 5 cmH2O : observasi setiap
10 menit.

Bila setelah loading dengan cairan perubahan


tekanan pada CVP > 5 cmH2O : loading cairan
dihentikan.
MODIFIKASI FLUID
CHALLENGE

Infus kristaloid 500-1000 Target yang dipantau :


cc atau koloid 300-500 cc Perfusi ke perifer, MAP,
dalam waktu 30 menit. Heart rate, Produksi urine

Pembatas keamanan :
CVP 15 cmH2O (yang
dievaluasi setiap 10 menit)
INSENSIBLE WATER LOSS
(IWL)

IWL adalah kehilangan cairan


melalui 1/3 dari paru, 2/3 melalui
kulit, 400 mL/hari melalui saluran
pernafasan dan melalui feces.
MENGHITUNG IWL

Bila terjadi kenaikan


suhu : IWL =
Anak : {30 – Usia (th)} Dewasa : 10 -15
10cc /kg/BB + 200
mL/kg/hari cc/kgBB/ hari
( suhu sekarang -
36,8c)

Keringat : 100 mL Kulit : 350mL – 400mL


Menghitung IWL Luka Bakar

IWL = (25+ %LB) x BSA x 24 jam

1/2
BSA = (TB (cm) x BB (Kg)/3600)
KEBUTUHAN CAIRAN
RESUSITASI LUKA BAKAR
4 ml / kgBB x Luas Luka Bakar
Contoh :
Pasien BB 70 kg dengan Combosio luas 30%
Cairan yang dibutuhkan = 4 mlx70kgx30%
=8400 ml
Setengah dari cairan yang dibutuhkan
diberikan dalam 8 jam pertama, setengah sisa
cairan diberikan dalam 16 jam
Pertanyaan

• Pasien umur 50 tahun dengan BB 60 Kg,


datang dengan Luas Luka Bakar 55%

Hitunglah kebutuhan cairan untuk pasien


tersebut.!
Jawab
• Kebutuhan cairan =
4 ml x 60 kg x 55%
= 13.200 ml

→6600 diberikan dalam 8 jam = 825 ml/ jam


→6600 diberikan dalam 16 jam = 412 ml/ jam
Keseimbangan elektrolit
Elektrolit → senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi partikel yang
bermuatan (ion) positif atau negatif

Ion bermuatan positif → kation dan ion bermuatan negatif → anion.

Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas.

Sebagian besar proses metabolisme dipengaruhi oleh elektrolit. Konsentrasi


elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak gangguan.
Komposisi Elektrolit Cairan Intra
dan Ekstraseluler
Nilai rujukan elektrolit
CALCIUM 8,5 – 10,5 mg/ dL

KALIUM 3,5 – 5,2 mmol/ L

NATRIUM 135 – 145 mmol/ L

MAGNESIUM 1,8 – 3,0 mg/ dL

CHLORIDA 96 – 106 mmol/ L


GANGGUAN
KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
Hipo/

Gangguan elektrolit
Hipernatremia
Hipo/
Hiperkalemia
Hipo/
Hiperkalsemia
Hipo/
Hiperkloremia
Hipo/
Hipermagnesia
Penyebab
gangguan keseimbangan elektrolit

Dehidrasi Asupan makanan yang


tidak tepat , atau
( muntah dan diare ) malabsorpsi

Penyakit PPOK,
pneumonia,gagal ginjal, Obat-obatan : diuretik,
alkoholisme, anoreksia, antibiotik, dan obat
edema cerebri, kemoterapi
gangguan hormonal, dll.
SODIUM
• Normal serum Na : 135 – 145 mEq/L
• Merupakan kation (elektrolit yang
bermuatan positif)
• Natrium banyak terdapat dalam cairan
ekstra selular.
• Konsentrasi Na dalam cairan ekstra
selular diatur oleh AND dan aldosteron.
Hyponatremia (Defisit Na dalam Plasma
darah) < 130 meq/lt

• Hyponatremia menyebabkan air bergerak


keluar dari rongga vaskuler ke rongga
interstitial dan kemudian masuk ke intrasel.
• Tanda dari hiponatremia adalah : pitting
edema dan tanda klinik lain adalah
hipovolemia, gelisah, lemas, kram. Retinal air
dalam sel otak akibat dari hipotremia ditandai
dengan penurunan kesadaran, kejang otot,
kram abdominal
Faktor Predisposisi

– Diet kurang natrium, infus larutan bebas natrium


– Kehilangan Na perdarahan, penghisapan gaster
– Muntah, diare, peritonitis
– Hiponatremia dilusi (kelebihan masukan air, infus
IV, bebas elektrolit)
– Sekresi ADH yang berlebihan akibat penggunaan
obat tertentu (obat hipoglikemia, aminovlin,
morfin) merangsang kelenjar hipofisis
Tindakan Keperawatan / intervensi

– Identifikasi penyebab hiponatremi (kehilangan


Na/kelebihan air)
– Pantau pemasukan dan pengeluaran
– Hitung keseimbangan cairan
– Berikan makanan dan minuman tinggi natrium
– Irigasi selang NGT dengan normal salin
sebagai pengganti air
– Kolaborasi Px elektrolit asam
INTERVENSI...

 Batasi pemberian cairan tergantung status volume


cairan
 Berikan obat-obatan NaCl sesuai indikasi

Catatan :
 Dewasa muda x BB x 60%
 Orang tua : x BB x 50%
 Anak-anak : x BB x 70%

 NaCl < 125 = ½ dengan NaCl 3%


½ dengan NaCl 0,9%
Hipernatremia (Kelebihan Natrium dalam plasma
darah > 145 meq/lt)

Hipernatremia menyebabkan
meningkatnya tekanan osmotik
ekstraselular. Cairan bergerak keluar dari
sel masuk ke ekstra selular, sehingga sel
kekurangan cairan dan sel menjadi
dehidrasi.
Faktor predisposisi

– Kehilangan air berlebihan


– Poliurine (DM), penggunaan diuretik osmotik
(monitol)
– Demam banyak berkeringat, muntah, diare
– Kelebihan volume cairan ekstraselullar
(penyakit ginjal, penyakit jantung kongestif)
– Tenggelamkan dalam air garam
– Masukkan air kurang
Tindakan Keperawatan / intervensi

• Identifikasi penyebab hipernatremi


• Pantau masukan dan keluaran
• Lakukan rehidrasi
• Pantau Bj urine dan elektrolit (Na)
• Monitor perubahan tingkah laku
• Kolaborasi pemberian cairan ssi program
• Diet rendah natrium
Intervensi...

• Dewasa muda : BB x 60% (Na Plasma-1)


140
• Orang tua : BB x 50% (Na Plasma-1)
140
• Anak-anak : BB x 70% (Na Plasma-1)
140
• Menggunakan Nacl 0,3%
• Penurunan tidak boleh lebih dari 15 meq/lt/8jam
Potasium
• Normal serum potassium 3,5 – 5,2 mEq/L
• berfungsi dalam sistem kardiovaskuler,
sistem neuromuscular, respirasi, asam
basa. Potassium sangat penting dalam
transmisi inpuls ke jantung, otot-otot
jaringan paru, jaringan intestinal
Hipokalemia (Defisit K, dalam plasma darah
< 3,5 mEq/L

– Intake kalium yang tidak adekuat, puasa


lama, kelaparan
– Pengeluarna K yang berlebihan dalam waktu
lama diare, pemberian laktasi, muntah-
muntah, keringat banyak
– Pengobatan diuretik, hiperadosteron,
gangguan tubular ginjal
– Pergerakan K ke dalam sel (DM)
Tindakan keperawatan / intervensi

– Pantau frekuensi dan irama jantung


– Pantau frekuensi pernafasan ke dalam
– Latihan batuk / nafas dalam
– Kaji tingkat kesadaran, fungsi neuromuscular :
kekuatan, pergerakan
– Askultasi BU, penurunan peristaltic
– Pantau pemberian kalium IV
– Pemberian makanan / cairan tinggi kalium
– Observasi tanda alkalosis metabolik :
hipoventilasi, takikardi
Intervensi...

-IV sesuai Kolaborasi kalium oral atau program


 koreksi kalium = (4,5-K) x BB
3
 Tambahkan Kebutuhan Kalium = 1 mEq/Kg/24jam
 Pengenceran kalium sebaiknya dengan Nacl, bila dg
glukosa maka kalium akan berikatan dan masuk ke
dalam sel
 Kecepatan drip maksimal 8 mEq/jam via perifer
 Dewasa : 10 – 20 meq/jam via CVC
 Anak : 2 meq/kg/jam
Hiperkalemia (K dalam plasma darah > 5,2 mEq/l)

– Intake kalium yang berlebihan, tranfusi


invasive darah
– Gangguan oksresi ginjal (hipoadosteron,
penyakit ginjal)
– Hipovolemia
– Perpindahan kalium keluar dari sel
– Asidosis metabolik
Tindakan keperawatan / intervensi
– Identitas penyebab hiperkalemia
– Pantau frekuensi dan kedalaman pernafasan
– Pantau frekuensi dan irama jantung
– Batasi cairan yang mengandung kalium
– pantau hasil lab : K serum, AGD, BUN, glukosa
– Berikan D 40% 2cc/kgBB + insulin 0,1 ui/kgBB
– Berikan ca gluconas 1 amp bia menemukan QT yang
memanjang
– Berikan bic nat untuk membuat keadaan basa shg kalium
masuk ke dalam sel
– Berikan diuretik
– Dialisa
Kalsium

• berfungsi dalam pembentukan tulang


transmisi impuls syaraf, kontraksi otot,
faktor pembekuan darah, dan aktivitas
enzym seperti lipate dan phospollpase
Hipokalsemia
 Mal absorbsi, Kurang vit D
 Pankreatitis akut
 Transfusi darah
 Hipoparatyroid, Hipoalbuminemia,
Hipophosphatemi
 Alkalosis
 Penggunaan anti kanvulsan (phenitoin,
phenobarnital)
 Penggunaan loop diuretik (furosemide)
 Antibiotik (gentamysin)
Tindakan keperawatan / intervensi

• Monitor perubahan interval QT


• Pemberian 10 ml ca gluconas
• Pemberian 1000 mg ca gluconas/hari
dapat menaikan kalsium total 1 mg
• Ca glukonas ; 0,5 cc/kgBB
• Cacl ; 0,2 cc/kgBB
Hiperkalsemia
• Hiperparatyroid
• Immobilisasi lama
• Pengobatan vit D dosis tinggi
• Penggunaan terapi diuretik tiazid
Tindakan keperawatan / intervensi

• Diet rendah kalsium


• Pemberian per oral garam phosphat
unorganik
• Operasi pengangkatan tumor parathyroid
Hipomagnesemi
• Alkoholisme
• Diare, penghisapan cairan lambung
• Pankreatitis, hiperaldosteronisme
• Penggunaan diuretik dan aminoglikosida
• KAD
Tindakan keperawatan / intervensi

• Memperbaiki diet
• Pemberian MgSO4 0,2 cc/kgBB
atau
• MgSO4 0,5-1 gr iv (diencerkan)
Hipermagnesemi
• Gagal ginjal
• Insufisiensi adrenal
• Pemberian Mg selama pengobatan
eklamsi
• HD dengan pengeluaran air yang banyak
Tindakan keperawatan / intervensi

• Atasi Penyebab
• Pemberian kalsium iv 5-10 meq sbg
antagonis Mg
• Pemberian diuretik
• Hemodialisa
• Transfusi tukar pada bayi baru lahir
Semoga bermanfaat...

Wassalam.....

Anda mungkin juga menyukai