Anda di halaman 1dari 42

GANGGUAN

KESEIMBANGAN
CAIRAN dan
ELEKTROLIT
 50 - 70 % dari berat badan terdiri dari
cairan.
 Jaringan lemak lebih kurang
mengandung air dibanding otot

Sumber :
Air yang diminum
Bersama makanan
Hasil metabolisme
PORSI CAIRAN TUBUH ORANG
DEWASA ( 70 kg )

Total Body Water 49 L 70 % X BB


Ekstra sel 14 L 16-23 % X BB
1. Intravaskuler 3L 4 – 5 % X BB
2. Ekstravaskuler 11 L 12 –18% X
BB
Intra sel 35 L 50 % X BB
Fungsi :
 Kehidupan sel
 Melarutkan makanan, ion ( Na – K )
 Metabolisme

Distribusi cairan tubuh dipengaruhi oleh :


 Sist sal Limfe
 Tekanan darah
 Permeabilitas kapiler
 Protein plasma
 Retensi air dan garam
Eksresi cairan dalam tubuh melalui :
Urin Paru
Keringat Feces

Rata kehilangan cairan / hari :


 Kulit/paru
(insensible water loss) : 800 - 1200 cc

 Urine : 1500 cc

 Feces : 100 – 1200 cc


Pengaturan cairan tubuh

 Terdapat keseimbangan ( input&output )


yang diatur hipotalamus melalui
osmoreseptor.
 Pada dehidrasi me↑, haus dan ADH me↑
sehingga intake me↑ dan eksresi me↓
DEHIDRASI
( vol sirkulasi efektif ↓ )

Osmolality plasma ↑

Thirst ↑ ADH ↑
Water ingesti ↑ water exc ↓

Water retensi

Osmolaliti plasma ↓

Vol sirkulasi ↑
DEHIDRASI
 Tubuh kekurangan cairan
 Etiologi kekurangan cairan :
 Melalui sal cerna
 Muntah
 Bocor
 perdarahan
 Melalui sal kencing
 Pemakaian diuretik
 Penyakit ginjal
 diabetes
 Melalui kulit
 Luka bakar
 Keringat ↑↑
 Perpindahan keruang dalam badan
 Peritonitis
 Pankreatitis
Gejala dehidrasi :
lesu akral dingin
tek darah ↓ mukosa kering
nadi halus cepat turgor ↓
urin ↓

Pengobatan :
 Sesuai penyakit dasar
 Pemberian cairan oral - parenteral
Perkiraan Jumlah Cairan yg Hilang
( defisit )
1. Sistem skor ( dehidrasi akut, mis GE akut )
2. Pemasangan CUP
3. Ukur kadar Na plasma
defisit cairan = 0,6 X BB {Na plasma _ 1}
140

4. Ukur hematokrit
defisit cairan = 0,2 X BB { Ht _ 1}
Ht N

5. Ukur BJ plasma
Sistem Skor
SIGN & SIMP SKOR
 Muntah 1
 Vok cholerica 2
 Apatis 1
 Somnolen/sopor/koma 2
 T.D.S ≤ 90 1 Defisit
≤ 60 2 cairan =
 Nadi ≥ 120 mm/Hg 1 skor X BB X 100
 Nafas Kusmaul 1 15
 Turgor ↓ 1
 Facies Cholerica 2
 Ekstremitas dingin 1
 Jari tangan keriput 1
 Sianosis 2
 Umur > 50 tahun -1
 Umur > 60 tahun -2
Cara pemberian cairan

 Cairan diguyur sampai nadi terisi penuh


dan TDS > 100 mmHg, sisanya diberikan
2 jam berikutnya
EDEM
Patogenesis
1. ↑ tekanan darah hidrostatik kapiler
1. Payah jantung
2. Sirosis hati
3. Obstruksi vena lokal
2. ↓ tekanan koloid osmotik plasma ( alb↓ )
1. Sind. Nefrotik
2. Sirosis hepatis
3. Malnutrisi
3. Permeabilitas kapiler ↑
1. Trauma
2. Radang
3. Luka bakar
4. Alergi
4. ↑ tekanan koloid osmotik intertitial
1. Sumbatan sal limfe
Pengobatan :

Sesuai penyakit dasar


Simptomatis
1. Diit RG
2. Diuretik
GANGGUAN ELEKTROLIT
Elektrolit : penting menjaga proses
kehidupan di tubuh

Gangguan elektrolit :
 Gangguan metabolisme
 Gangguan potensial listrik jaringan
mati mendadak
Komposisi Elektrolit

Ekstraselular
Intraselular
mEq/L Plasma Darah Interstisial
Kation
Na+ 15 142 144
K+ 150 4 4
Ca++ 2 5 2.5
Mg++ 27 3 1.5
Anion
Cl- 1 103 114
HCO3- 10 27 30
HPO4= 100 2 2
SO4= 20 1 1
Asam organik - 5 5
Protein 63 16 6
K + dalam makanan
Note: 2000 mg ~ 60 mEq
Sayuran
Kentang, buncis 500 mgr
Kacang 5000 mgr

Buah
Pisang 800 mgr
Jeruk 1200 mgr

Daging
Sapi atau ayam 600 mgr

Halperin & Goldtstein. Fluid, Electrolyte and Acid Base Physiology.


WB Saunders Co. 2nd ed.p 358
Fungsi Kalium

Kation utama dalam sel


Repolarisasi membran
Neuro-autonomik
Respons Neuromuscular terhadap ransang
Deposisi Glycogen & Metabolism protein
Pengeluaran hormon pancreas
Penentu pH intracellular
GANGGUAN KESEIMBANGAN K+
K+ : kation terbesar di sel (150 -
160mEq/L)
di luar sel 3,5 – 5,5 mEq/L

Fungsi utama : menjaga potensial listrik


membran sel

Gejala gangguan K : sangat tergantung


kecepatan perubahan K didlm & luar sel
Keseimbangan K diatur oleh :
1. Distribusi K+ di dlm & luar sel
1. Insulin : K+ ekstra sel intrasel shg
sewaktu DM cenderung hiperkalemi
2. Asidosis : H+ luar sel ↑ H+ masuk dlm sel.
Untuk menjaga keseimbangan listrik,
K+ keluar sel hiperkalemi
3. Alkalosis : kebalikannya
2. Ekskresi K+ oleh ginjal (di eks di tubuli)
1. Aldosteron : eks K+ ↑ sdgkan Na retensi
2. Diuretik osmosis : eks K+ ↑
3. Asidosis : eks K+ ↓
4. PGK , eksresi menurun
HIPERKALEMIA
Etiologi :
1. Intake ↑ -pisang, jeruk
- pemberian K i v
- hemolisis yang hebat
Tdk akan terjadi hiperkalemi bila ginjal berfungsi
dengan baik
2. Perpindahan kalium ke ekstra sel
1. Asidosis 3. intoksikasi digitalis
2. Deff insulin 4. ketoasidosis
3. Eksresi ↓
1. Gagal ginjal 3. diuretik hemat K
2. Insuf adrenal
4. Pseudohiperkalemia
Leukositosis hebat ( > 100.000 / mm3 ) → wkt darah
diambil → K keluar sel
5. Obat-obat
ACE I, ARB, NSAID, aldosteron antagonis
DIAGNOSIS
MANIFESTASI KLINIK
OTOT SKELET:
PARALYSIS/FLACCID PARALYSIS
ARREST PERNAFASAN
ILEUS

DYS-RYTHMIA :
TACHYCARDIA
FIBRILLASI VENTRIKULER
SINUS BRADYCARDIA
SINUS ARREST
RYTHME IDIO-VENTRICULAR LAMBAT
DIAGNOSIS
PENGOBATAN
Table 28-4. Treatment of Hyperkalemia

1 Antagonism of membrane action


A. Calcium
B. Hypertonic Na solution (if hyponatremic)
2. Increased K+ entry into cells
A. Glucose and Insulin
B. NaHCO3
C. β2-adrenergic agonist
D. Hypertonic Na+ solution ( if hyponatremic)
3. Removal of the excess K+
A. Diuretics
B. Cation exchange resin
C. Hemodialysis or peritoneal dialysis.
Burton Davis Rose: Hyperkalemia, in: Clinical Physiology of Acid-Base
Balance And Electolyte disorders. 4th edit 1994 p.848.
PENGOBATAN Management of Hyperkalemia
K+ Meninggi ?
Tidak Ya
Berhenti Apakah nyata?

Tidak Ya
Berhenti Apakah > 6.0 mEq/L atau ada
perubahan EKG

Tidak Ya
Pasien perlu penurunan K+
darurat.

EKG abnormal ?

Tidak Ya
Beri insulin dengan glukosa
Beri kalsium glukonat
dan/atau Ventolin
dgn nebulizer

Lanjutkan dengan Periksa K+ urine,


evaluasi osmolailty, kreatinin

K < 6.0 mEq/L?

Tidak Ya
Ulangi insulin dan glukosa, Beri cation exchange resin atau
pertimbangkan hemodialisis furosemide
Evaluasi lanjutan dan
terapi jangka panjang
HIPOKALEMI
 Etiologi :
1. Tanpa defisit K total tubuh
1. Alkalosis
2. Sekresi insulin yang menetap
2. Dengan defisit K total tubuh
1. Intake ↓, anoreksia
2. Hilang → sal cerna: GE, muntah
ginjal : hiperaldosteron,
loop diuretik
Gejala Klinis :
1. Jantung
1. Aritmia
2. EKG : T datar, gel U, QT lebar
3. Hipotensi : ↓ resistensi perifer

2. Sal cerna : ileus paralitik


3. Ginjal
1. Osmolalitas urin ↓
2. pH urin ↑
4. Endokrin :
1. sekresi aldosteron ↓  eksresi K ↓
2. Gangguan toleransi glukosa ok sekresi insulin
terhambat
DIAGNOSIS

Kalium serum < 3,5 mEq / L


Terapi
K oral / parenteral
 K parenteral
Hipokalemi barat
Aritmia
Gagalotot nafas
DOSIS AMAN : 10 mEq / L
Gangguan Keseimbangan Na+

 Na + :
ion utama
luar sel (145 mEq / L)
dalam sel (10 mEq / L)
 Menjaga osmolalitas cairan ekstra
sel
HIPERNATREMIA
 Pada hiperNa, cairan intrasel →
ekstrasel → sel dehidrasi → ADH ↑
(kompetensi tubuh) → haus →
intake ↑
ETIOLOGI
1. Kehilangan cairan
1. Insensible loss : demam, luka bakar
2. Melalui ginjal : diuretik, diabetes insipidus
2. Intake ↑
1. Pemberian NaCl hipertonis / Na bicarbonat
2. Hiperaldosteron & sindroma cushing
GEJALA KLINIS
Terutama neurologis ok dehidrasi sel otak
 Twiching
 Lethargi
 Kejang
 Koma
 Kelemahan otot
TERAPI
 Pada keadaan akut harus segera dikoreksi
 Hipernatremi > 24 jam koreksi hati-hati
dan perlahan, ok koreksi yang cepat &
progresif → edem akut sel otak →
kematian
 Dapat dikoreksi dengan cairan oral /
parenteral (dextrosan 5 % )
RUMUS Defisit Cairan :
0,6 (♂) / 0,5 (♀) X BB X Na Plasma
140 - 1
HIPONATREMI
Etiologi :
1. Deplesi volume sirkulasi efektif
1. Akan terjadi ↑ ADH → haus → minum ↑ →
retensi cairan → hipo Na
2. Mis, infeksi Neurologi (meningitis, ensefalitis)
Paru
2. Loop diuretik
1. Mis, furosemid, etakpinikasid
2. Disamping deplesi vol, diuretik menghambat
reabsorpsi Na di tubuli
3. GGK dengan LFG yang sangat rendah
4. Diare & muntah yang hebat
GEJALA KLINIS
Gejala ok edem sel otak, yang timbul bila
hipoosmolalitas dalam plasma terjadi
dengan cepat
Pada kadar Na 120 – 125: nosea-vomit
110 – 120: letargi-sefalgia
< 110 : kejang-koma
TERAPI
 Tujuan : pertahankan Na > 120 mEq / L
Kehilangan Na = 0,6 X BB X (140 – Na
plasma)
 Hiponatremi yang disertai hipokalemi (mis,GE)
→ koreksi kalium saja telah langsung
mengoreksi Na
 Lar NaCl 3 % (~ 513 mEq/L)diberikan bila ada
gejala edem serebri
Bila gejala edem serebri hilang → cukup berikan
NaCl isotonis
Masalah keperawatan berdasarkan Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)
2017

 Ketidak seimbangan cairan (00036)


 Ketidak seimbangan elektrolit (00037)
NOC  defisit volume cairan
 Kriteria Hasil :
 Mempertahankan urine output sesuai dengan
usia dan BB, BJ urine normal, Hematokrit normal
 Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas
normal
 Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik, membran mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang berlebihan
NIC  defisit volume cairan
(intervensi disesuaikan dengan data klinis)
Fluid management
 Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
 Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
 Monitor vital sign
 Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
 Lakukan terapi IV
 Monitor status nutrisi
 Berikan cairan
 Berikan cairan IV pada suhu ruangan
 Dorong masukan oral
 Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
 Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
 Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
 Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
 Atur kemungkinan tranfusi (bila perlu)
 Persiapan untuk tranfusi (bila perlu)

Anda mungkin juga menyukai