SMF Neurology
RSUD Dr Soetomo, Surabaya
2. Pemeriksaan fisik, meliputi penilaian ABC, nadi,
oksimetri, dan suhu tubuh. Pemeriksaan kepala dan leher
(misalnya cedera kepala akibat jatuh saat kejang, bruit
karotis, dan tandatanda distensi vena jugular pada gagal
jantung kongestif). Pemeriksaan torak (jantung dan paru),
abdomen, kulit dan ekstremitas.
7. Pemeriksaan IRD :
Penunjang 1. CT Scan kepala
2. CT angiografi pada kasus tertentu (sICH skor 3)
3. Foto thorax
4. Laboratorium :
IRD: DL, GDA, BUN/SC, SE, INR, PPT, APTT
Ruangan:
1. CT Scan kepala evaluasi
2. CT angiografi pada kasus tertentu (sICH skor 3)
3. MRI dan MR angiografi pada kasus tertentu (sICH
skor 3)
4. Angiografi pada kasus ICH yang disebabkan AVM
atau aneurisma
5. Foto thorax
Ruangan: DL+LED, Profil lipid, fibrinogen, GDP, 2
JPP, HBA1C, INR.
6. Terapi 1. MEDIS : Penderita dalam keadaan koma sedapat
mungkin di ICU atau Stroke unit denagn dokter
neurology dan perawat yang ahli dibidang stroke (ClassI;
2
level of Evidence B)
a. Hiperventilasi
b. Dengan intubasi untuk membuat pCO2 28- 34 mmHg.
7. PEMBEDAHAN
Tindakan operatif pada perdarahan intra serebral dilakukan
secara selektif sesuai dengan indikasinya (derajat
kesadaran, lokalisasi dan besar hematom serta tidak adanya
penyakit lain yang memperberat keadaan).
Perlu diingat: pada kasus kasus perdarahan intra serebral,
waspada bahaya DIC
Tidak dilakukan pembedahan bila :
1. Pasien dengan perdarahan kecil (< 10 cc)dengan
defisit neurologis minimal
2. Pasien dengan GCS < 4, kecuali pasien perdarahan
3. serebellum disertai kompresi batang otak
4
4. pada kebanyakan perdarahan supratentorial, kegunaan
pembedahan masih tidak jelas (Class IIb; level of
evidence A).
Kandidat operasi :
1. Pasien dengan perdarahan serebellar atau fossa
posterior dengan perburukan klinis atau kompresi
batang otak dan hidrocephalus obstruktif haruslah
dilakukan evakuasi perdarahan sedini mungkin (Class
I; Level of Evidence B).
2. PIS oleh karena lesi struktural (AVM, aneurisma,
angioma cavernosa) di bedah bila mempunyai out
come yang baik dan lokasi lesi terjangkau
3. ICH supratentorial dengan deteriorasi, maka
pembedahannya adalah untuk life saving (Clas IIb;
level of evidence C)
4. Pasien usia muda dengan perdarahan lobar dengan
volume > 30 cc yang memburuk dan lokasinya sekitar
1 cm dari permukaan
5. PIS dengan tanda herniasi fokal
6. Teknik streotaktik dan endoskopi manfaatnya tidak
jelas (ClassIIb; level of Evidence B)
Pendekatan tindakan pembedahan yang lain:
1. EVD sebagai terapi hydrocephalus dapat dilakukan
terutama pada pasien yang mengalami penurunan
kesadaran (ClassIIa; level of Evidence B)
2. Pasien denganGCS 8, dan didapatkan tanda2
herniasi transtentorial atau yang didapatkan IVH atau
hydrocephalus dapat dipasang ICP monitor. Target
CPP 50-70 mmHg dapat dilakukan. (ClassIIb; level of
Evidence C)
3. Decompressive Hemicraniektomy tanpaevakuasi
perdarahanpada pasien ICH supratentorial yang
mengalami koma, ICH luas, atau kenaian ICP
refrakter dapat mengurangi kematian dibandingkan
dengan pengobatan konvensional Cortikosteroid tidak
boleh diberikan (ClassIbI; level of Evidence C)
Gray Zone:
1. usia > 90 th
2. hematoma 10-30 cc atau >100cc
3. reflex batang otak negative
4. GCS < 8
5. Gagal nafas ireversibel
6. CKD
7. CHF
8. Ok ES antikoagulan
9. PLT<50.000
10. ICH berulang atau CAA
11. Edema otak progresif
12. IVH
5
13. Klinis lebih jelek daripada gambaran radiologis
14. HT intractable
15. Kejang intractable
7. Edukasi 1. Kondisi klinis pasien dan rencana tindakan
2. Stratifikasi resiko penderita ICH
- perdarahan lobar
- usia tua
- adanya microbleeding pada gradient echo
- pemakaian antikoagulan
3. Kontrol tekanan darah
4. Hindari alcohol, merokok danpemakaian obat2
sympatomimetik
5. Terapi sleep apnea
6. Pada pasien non valvular AF, hindari Warfarin
7. Monoterapi anti platelet bila memang pasien
memerlukannya
8. Pemberian kembali antikoagulan minimal 4 minggu
setelah ICH
8. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
9. Penelaah Kritis 1. Hendro Susilo, dr., Sp.S(K)
2. Moh. Saiful Islam, dr.-, Sp.S(K)
3. Dr. Paulus Sugianto, dr., Sp.S(K)
4. Abdulloh Machin, dr, Sp.S,.
5. Achmad Firdaus Sani, dr.,Sp.S, FINS
6. Moh. Saiful Ardhi, dr., Sp.S.
6
Intracerebral Hemorrhage. Stroke. 2015;46:20322060
Direktur
RSUD Dr Soetomo Surabaya,
dr. Harsono