Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf
perlu
mendapatkan
perhatian
dalam
pengembangan
dunia
keperawatan.
Manajemen merupakan ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan
sumberdaya secara efisien, aktif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan
supervisi terhadap staf, saran dan prasarana dalam mencapai tujuan. Ruangan atau
bangsal sebagai salah satu uni terkecil pelayanan kesehatan merupakan tempat
yang memungkinkan bagi Perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara
optimal. Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan,
dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan
keperawatan hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu Perawat perlu
mengupayakan
kegiatan
penyelenggaraan
Model
Asuhan
Keperawatan
Tujuan
Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat mengerti, dan memahami, tentang prinsip manajemen
1.2.2
1.3
1.3.1
1.3.2
Manfaat
Bagi Mahasiswa
1.3.1.1 Dapat melaksanakan Timbang Terima.
1.3.1.2 Dapat melaksanakan Ronde Keperawatan.
1.3.1.3 Dapat melaksanakan Supervisi Keperawatan.
1.3.1.4 Dapat melaksanakan Sentralisasi Obat.
1.3.1.5 Dapat melaksanakan Discharge Planning.
Bagi Paviliun Sriwijaya RSUD Prof dr. Soekandar Mojokerto
Setelah Mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto selesai
melaksanakan praktek manajemen di Paviliun Sriwijaya RSUD Prof dr.
Soekandar Mojokerto, Perawat memperolah masukan dalam hal:
1.3.2.1 Pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesioanal (MAKP).
1.3.2.2 Pelaksanaan Timbang Terima.
1.3.2.3 Pelaksanaan Ronde Keperawatan.
1.3.2.4 Pelaksanaan Supervisi Keperawatan.
1.3.2.5 Pelaksanaan Sentralisasi Obat
1.3.3
BAB 2
KONSEP DASAR
2.1.
MAKP
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat
2.1.3
2.1.4
dengan
sebelumnya.
2.2
Timbang Terima
yang
telah
dibahas
pembicaraan
yang
2.2.1
Pengertian
Timbang Terima Klien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan atau menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan Klien. Timbang Terima
2.2.4
TEMPAT
Ners Station
PELAKSANA
PP dan PA
operan.
2. Prinsip timbang
gterima, semua
Klien baru masuk
dan Klien yang
dilakukan timbang
terima khususnya
Klien yang memiliki
permasalahan yang
belum/dapat teratasi
serta yang
membutuhkan
observasi lebih
lanjut.
3. PP menyampaikan
timbang terima pada
PP berikutnya, hal
yang perlu
disampaikan dalam
timbang terima:
Jumlah Klien.
Identitas Klien
dan diagnosis
medis.
Data (keluhan/
subjektif dan
objektif).
Masalah
keperawatan
yang masih
muncul.
Intervensi
keperawatan
yang
sudah/belum
dilaksanakan
(secara umum).
Intervensi
kolaboratif dan
dependen.
Rencana umum
dan persiapan
yang perlu
dilakukan
(persiapan
Pelaksana 1.
an
2.
3.
4.
5.
6.
7.
operasi,
pemeriksaan
penunjang, dan
lain-lain).
Kedua kelompok
dinas sudah siap (shift
jaga)
Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan
buku catatan.
Kepala Ruangan
membuka acara
timbang terima.
Perawat yang
melakukan timbang
terima dapat
melakukan
klarifikasi, Tanya
jawab, dan
melakukan validasi
terhadap hal-hal yang
telah
ditimbangterimakan
dan berhak
menanyakan
mengenai hal-hal
yang kurang jelas.
Kepala Ruangan/PP
menanyakan
kebutuhan dasar
Klien.
Penyampaian yang
jelas,singkat dan
padat.
Perawat yang
melaksanakan
timbang terima
mengkaji secara
penuh terhadap
masalah keperawatan,
kebutuhan, dan
tindakan yang
telah/belum
dilaksanakan serta
hal-hal penting
lainnya selama masa
20 menit
Ners Station
KARU, PP dan
PA
Perawatan.
8. Hal-hal yang sifatnya
khusus dan
memerlukan
perincian yang
matang sebaiknya
dicatat secara khusus
untuk kemudian
diserahterimakan
kepada petugas
berikutnya.
9. Lama timbang terima
untuk tiap Klien tidak
lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi
khusus dan
memerlukan
keterangan yang
rumit.
1. Diskusi.
2. Pelaporan untuk
timbang terima
dituliskan secara
langsung pada format
timbang terima yang
ditandatangani oleh
PP yang jaga saat itu
dan PP yang jaga
berikutnya diketahui
oleh Kepala Ruangan.
3. Ditutup oleh Kepala
Ruangan.
2.2.5
Ruang
Perawatan
5 menit
Ners Station
KARU, PP dan
PA
2.2.6
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
(didukung data)
DIAGNOSA MEDIS
MASALAH
KOLABORATIF
RENCANA
TINDAKAN
BELUM
DILAKUKAN
TELAH
DILAKUKAN
PERKEMBANGAN/K
EADAAN KLIEN
MASALAH
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
Gambar
2.1 Alur
Timbang
4. MUNCUL
MASALAH
BARUTerima
2.2.7
2.2.8
sore
memberikan
klarifikasi
keluhan,
intervensi
Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
mutu
Asuhan
Keperawatan
sesuai
dengan
tuntutan
keperawatan
dimana
salah
satu
kegiatannya
adalah
Ronde
2.3.1
Tahap pra........................................................
PP
Penetapan Klien
Persiapan Klien:
Informed consent
Hasil pengkajian/
validasi data
Penyajian masalah
Validasi data
Diskusi PP-PP,
Lanjutan-diskusi di
Nurse Station
Pasca ronde.................................................................................................
Kesimpulan dan
Rekomendasi Solusi
Masalah
2.3.2
2.3.3
Media
2.3.2.1 Dokumentasi/ status Klien.
2.3.2.2 Sarana diskusi: kertas, pulpen.
2.3.2.3 Materi yang disampaikan secara lisan.
Kegiatan Ronde Keperawatan
Tabel 2.2 Kegiatan Ronde Keperawatan
Waktu
Tahap
Pra
ronde
Pra
ronde
5
menit
30
menit
Kegiatan
Pelaksaan
Pra ronde:
Penanggung jawab
1. Menetukan kasus
dan topik
2. Menetukan tim
ronde.
3. Menetukan
literatur.
4. Membuat
proposal.
5. Mempersiapkan
Klien.
6. Diskusi
pelaksanaan.
Ronde Pembukaan :
Kepala Ruangan
1. Salam pembuka.
2. Memperkenalkan 5 menit
tim ronde.
3. Menyampaikan
identitas dan
masalah Klien.
4. Menjelaskan
tujuan ronde.
Penyajian masalah:
1. Memberi salam
dan
memperkenalkan
Klien dan
keluarga kepada
tim ronde.
2. Menjelaskan
riwayat penyakit
dan keperawatan
Klien.
3. Menjalaskan
masalah Klien dan
rencana tindakan
yang telah
Tempat
Keg.
Klien
Pav.
Sriwijaya
RSUD
Prof. Dr.
Soekandar
Nurse
Station
Nurse
Station
10
menit
2.3.4
Pasca
ronde
dilaksanakan dan
serta menetapkan
prioritas yang
perlu
didiskusikan.
Validasi data:
1. Mencocokan dan
menjelaskan
kembali data yang
telah
disampaikan.
2. Diskusi antar
anggota tim dan
Klien tentang
masalah
kePerawatan
tersebut.
3. Pemberian
justifikasi oleh
Perawat Primer
atau Konselor
atau Kepala
Ruangan tentang
masalah Klien
serta rencana
tindakan yang
akan dilakukan.
4. Menetukan
tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah
ditetapkan.
1. Evaluasi dan
rekomendasi
intervensi
keperawatan.
2. Penutup.
Karu
Karu, Supervisor,
Perawat, Konselor,
Pembimbing
Kriteria Evaluasi
2.3.4.1 Struktur
1. Ronde Keperawatan dilaksanakan di Pav. Sriwijaya
Nurse
Station
2.3.5
Keperawatan.
e. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
f. Meningkatkan kemampuan manilai hasil kerja.
Pengorganisasian
2.3.5.1 Kepala Ruangan
2.3.5.2 Katim/ PP
2.3.5.3 PA
2.3.5.4 Konselor
Dengan
ini
menyatakan
setuju
untuk
dilakukan
Ronde
Keperawatan.
Mojosari,.....
Perawat yang menerangkan
Penanggung Jawab
...........................................
...........................................
Saksi-saksi:
2.4
2.4.1
Tanda tangan
1. .....................
.....................
2. .....................
.....................
Sentralisasi Obat
Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada Klien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh Perawat
(Nursalam, 2002).
2.4.2
2.4.2.5 Memberikan obat kepada Klien yang tidak dipercayainya dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum
2.4.2.6 Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak
yang tersisa sesudah batas kadaluarsa
2.4.2.7 Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi
tida kefektif
2.4.2.8 Meletakkan obat di tepat yang lembab, terkena cahaya atau panas
2.4.2.9 Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada
suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Mc Mahon,
1999).
2.4.3
Ruang
atau
Petugas
yang
ditunjuk
dan
2.4.5
obat.
Menyimpan persediaan obat
2.4.5.1 Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat
dan
menulis
etiket
dan alamat
Klien
(Pedoman,
1997).
atau
ditunjukkan
kepada
keluarga
setelah
DOKTER
Pendekatan Perawat
KLIEN/KELUARGA
FARMASI/APOTIK
KLIEN/KELUARGA
Surat persetujuan
sentralisasi obat dari
Perawat.
Lembar serah terima
obat.
Buku serah
terima/masuk obat.
PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH PERAWAT
KLIEN/KELUARGA
2.4.7
2.4.8
terapi
2.4.6.2 Perawat Primer lain dan Supervisor
1. Memberikan perlindungan terhadap Klien tindakan malpraktek
2. Menilai kepatuhan Klien terhadap program terapi
3. Memotivasi Klien untuk mematuhi program terapi
Instrumen dalam Sentralisasi Obat
2.4.7.1 Informed consent pengelolaan Sentralisasi Obat
2.4.7.2 Format kontrol dan pemakaian obat
2.4.7.3 Buku Sentralisasi Obat (Buku serah terima obat)
2.4.7.4 Lemari obat dan kotak Sentralisasi Obat
2.4.7.5 Leaflet
Kriteria evaluasi
2.4.8.1 Struktur (input)
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Untuk
: ( ) Diri sendiri
( ) Anak
Nama Klien
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Ruangan
No. Reg
( ) Istri
( ) Suami
( ) Orang tua
( ) Lainnya
()
Yang menyetujui,
(.)
Saksi 1: (..)
Saksi 2: (..)
NB : Harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan
*) Coret yang tidak perlu
Ruang
Umur
No. Reg
Tgl
No
Nama Obat
Dosis
Keterangan
(Diterima/
Diserahkan)
Tanda
tangan/Nama
Terang
Mojokerto,
2015
Kepala Ruangan,
(..)
2.5
2.5.1
Supervisi
Pengertian
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana D,
2004).
Arief (1987) merumuskan supervisi sebagai suatu proses kegiatan dalam
upaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan tenaga pelaksana
program, sehingga program itu dapat terlaksana sesuai dengan proses dan
hasil
yang
diharapkan.
Supervisi
Keperawatan
adalah
kegiatan
Supervisi
keterampilan
disupervisi.
yang
harus
memiliki
pengetahuan
dan
melainkan
pengetahuan,
secara
sabar
keterampilan,
dan
berupaya
sikap
meningkatkan
bawahan
yang
disupervisi.
2.5.2.2 Sasaran
Sasaran atau obyek dari Supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahan yang melakukan pekerjaan.sasaran yang dilakukan
oleh bawahan disebut sebagai sasaran langsung.
2.5.2.3 Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berbeda.
Supervisi yang dilakukan hanya sekali, bukanlah supervisi yang
baik. Tidak ada pedoman yang pasti tentang seberapa sering
supervisi dilakukan. Pegangan umum yang dilakukan tergantung
pada derajat kesulitan pekerjaan yang dilakukan serta sifat
penyesuaian yang akan dilakukan.
Menurut Nursalam (2002), dalam melakukan supervisi yang tepat,
Supervisor harus bisa menentukan kapan dan apa yang perlu
dilakukan supervisi dan bantuan. Sepanjang kontrol supervisi
penting, bergantung pada bagaimana staf melihatnya:
1. Overcontrol, kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak
delegasi yang diberikan sehingga Staf tidak akan dapat
memikul tanggungjawabnya.
2. Undercontrol, kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk
terhadap
delegasi,
dimana
Staf
akan
tidak
produktif
Tujuan
dan
memberi
2.5.5
masukan
untuk
pengambilan
keputusan
tentang
apabila
terjadi
ketidak
sesuaian
dengan
atau
analisis
adalah
untuk
pertama
yang
perlu
dilakukan
adalah
langsung
pada
pelaksana
kegiatan.kedua,
memiliki
kesamaan
kegiatan
atau
kesamaan
2.5.7
Alur Supervisi
Kepala bidang kePerawatan
Supervisi
Kepala Ruangan
Supervisi
PEMBINAAN (3f)
Penyampaian penilaian (fair)
Feed back
Follow Up, pemecahan masalah dan
Gambar 2.3 Alur Supervisi
reward
PP 1
PP 2
PA
PA
2.5.9
Langkah Supervisi
2.5.9.1 Pra Supervisi
1. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
2. Supervisor menetapkan tujuan
2.5.9.2 Pelaksana Supervisi
1. Supervisor menilai kerja Perawat berdasarkan alat ukur atau
instrumen yang telah disiapkan
2. Supervisor mendapat beberapa
hal
yang
memerlukan
pembinaan
3. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi permasalahan
4. Pelaksanaan Supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder
a. Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada
b. Supervisor melakukan tanya jawab dengan Perawat
2.5.9.3 Paska Supervisi 3F
1. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-fair)
2. Supervisor memberikan Feedback dan klarifikasi
3. Supervisor memberikan reinforcement dan Follow
up
perbaikan
2.5.10 Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi Keperawatan
Peran dan fungsi Supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan
keseimbangan Pelayanan Keperawatan dan manajemen sumber daya yang
tersedia
2.5.10.1 Manajemen Pelayanan Keperawatan
Tanggung jawab Supervisor adalah
1. Menetapkan dan mempertahankan
standar
praktik
keperawatan
2. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang
diberikan
3. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur
pelayanan keperawatan, kerja sama dengan tenaga kesehatan
lain yang terkait.
2.5.10.2 Manajemen anggaran
Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu
perencanaan, dan pengembangan
Supervisor berperan dalam
1. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan
dana tahunan yang tersedia, mengembangkan tujuan unit
yang dapat dicapai sesuai dengan tujuan RS.
2. Membantu
mendapatkan
informasi
statistik
untuk
memperbaiki
dan
kepada Klien
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Pendidikan kesehatan melalui perencanaan pulang
Pengelolaan logistik dan obat
Penerapan metode Ronde Keperawatan dalam menyelesaikan
masalah Klien
6. Pelaksanaan Timbang Terima
2.5.12 Cara supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui 2 cara,yaitu:
2.5.12.1 Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung, dimana Supervisor dapat terlibat dalam kegiatan,
umpan balik, dan perbaikan.
2.5.12.2 Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Supervisor tidak melihat secara langsung apa yang terjadi
dilapangan sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan
balik dapat diberikan secara tertulis.
:..
Supervisor
:..
Yang disupervisi
:..
Ruangan
:..
Aspek
penilaian
Persiapan
Parameter
A. Menyiapkan Instrument
1. Informed consent
pengelolaan
sentralisasi obat
2. Buku pemakaian obat
3. Format serah terima
B. Menyiapkan Klien
1. Memberi penjelasan
Klien tentang prosedur
Pelaksanaan
yang akan dilakukan
A. Pelaksanaan sentralisasi
obat:
1. Katim atau Perawat
pelaksana mengikuti
dokter kekamar Klien
untuk melakukan
visited
2. Pendelegesian
pemberian resep
kepada Klien dari
kaltim keperawat
pelaksana.
3. Perawat pelaksanaan
menjelaskan kepada
keluarga Klien cara
pengambilan obat.
4. Pemeriksaan obat
(yang dibawa oleh
keluarga Klien) oleh
Katim.
- Jumlah obat
- Jenis obat
5. Penjelasan katim
kepada keluarga Klien
tentang sentralisasi
obat.
- Tujuan
dilaksanakan
sentralisasi obat
Bobot
1
1
1
2
Dilakukan
Ya Tidak
Keterangan
- Manfaat
dilaksanakan
sentralisasi obat
- Prosedur
sentralisasi obat
6. Penjelasan katim
kepada keluarga Klien
tentang pentingnya
informconsern tetang
sentralisasi obat.
7. Mengisi format
persetujuan
sentralisasi obat.
8. Mengisi format serah
terima obat.
9. Penjelasan oleh katim
tentang jenis obat,
waktu pemberian, dan
kegunaan obat kepada
keluarga Klien.
10. Katim dibantu Perawat
pelaksana membagi
obat pasien sesuai
waktu pemberian.
11. Penyimpanan obat
oleh katim ke lemari
obat atau tempat
sentralisasi obat.
12. Pemberian obat pada
Klien sesuai jadwal
minum obat Klien
yang dilakukan oleh
Perawat pelaksana.
- Pendekatan
Perawat pelaksana
kepada Klien
dengan
komunikasi
terapeutik.
- Penjelasan oleh
Perawat tentang
prosedur buku
kontrol dan
pemakaian obat
oral kepada Klien.
- Pemberian obat
(oral) kepada
Klien.
2
2
3
2
2
3
2
13. Dokumentasi atau
pengisian buku kontrol
dengan pemakaian
obat.
B. Sikap Perawat selama
melakukan sentralisasi
obat.
1. Komunikasi.
2. Kerjasama.
3. Tanggung jawab.
4. Kewaspadaan
Total Nilai
2
2
4
2
50
Kriteria:
Baik
Cukup
Kurang
(.)
2.6
Discharge Planning
2.6.1
Pengertian
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis
dari penilaian,
untuk
Klien
dan
Keluarga
untuk
dapat
memahami
Sakit.
Manfaat
Menurut Spath (2003), perencanaan pulang mempunyai manfaat :
dalam
kesiapan
melakukan
Perawatan Rumah
Manfaat discharge planning dapat dibedakan menjadi 3
2.6.3.5 Bagi Klien :
1. Meningkatkan kemandirian Klien dalam melakukan Perawatan
di rumah
2. Meningkatkan Perawatan yang berkelanjutan pada Klien
3. Membantu Klien memiliki pengetahuan,ketrampilan dan sikap
dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan
Klien
2.6.3.6 Bagi Perawat :
1. Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
2. Menerima informasi kunci setiap waktu
3. Memahami perannya dalam sistem
4. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
5. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang
berbeda dan cara yang berbeda.
6. Bekerja dalam suatu sistem dengan efektif.
Perawatan di rumah
Prinsip-prinsip
2.6.4.1 Klien merupakan focus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan
dan kebutuhan dari Klien perlu dikaji dan dievaluasi
Setiap
Klien
masuk
tatanan
pelayanan
maka
2.6.6
2.6.7
Klien Masuk
Klien Masuk
Klien Keluar
Perencanaan Pulang
Perawat
Dokter
Tim
Kesehatan
Lain
Penyelesaian
Administrasi
PROGRAM HE
Lain - lain
kontrol dan
obat/Perawatan
- gizi
- aktivitas dan istirahat
- Perawatan diri
Monitor (sebagai program
service safety) oleh : keluarga
dan Klien
Keterangan :
1. Tugas Perawat primer :
a. Membuat rencana discharge planning
b. Membuat leaflet
c. Memberikan konseling dan pendidikan kesehatan
d. Menyediakan format discharge planning dan mendokumentasikan
2.6.8
discharge planning
2. Tugas Perawat Associate :
a. Melaksanakan agenda discharge planning
Tahap-tahap discharge planning
2.6.8.1 Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data
tentang Klien. Ketika melakukan pengkajian kepada Klien,
keluarga merupakan bagian dari unit Perawatan. Klien dan
Keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agar transisi
dari Rumah Sakit ke rumah dapat efektif. Elemen penting dari
pengkajian discharge planning adalah:
1. Data Kesehatan
2. Data Pribadi
3. Pemberi Perawatan
4. Lingkungan
5. Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
2.6.8.2 Diagnosa
Diagnosa Keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge
planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan Klien dan
keluarga. Keluarga sebagai unit Perawatan memberi dampak
terhadap anggota keluarga yang membutuhkan Perawatan. Adalah
penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau
potensial.
2.6.8.3 Perencanaan
Menurut Luverne & Barbara, 1988, perencanaan pemulangan
Klien membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik Klien.
Kelompok Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran
yang baik untuk persiapan pulang Klien, yang disingkat dengan
METHOD, yaitu:
1. Medication (obat).
2. Environment (Lingkungan).
3. Treatrment (pengobatan)
4. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
5. Outpatient referral
6. Diet
2.6.8.4 Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral.
Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada
catatan Perawat dan ringkasan pulang (Discharge Summary).
Instruksi tertulis diberikan kepada Klien. Demonstrasi ulang
menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi Perawatan harus
memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan
digunakan di rumah.
2.6.8.5 Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam
membuat kerja proses discharge planning. Perencanaan dan
penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas
dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-menerus dan
membutuhkan revisi dan juga perubahan. Evaluasi lanjut dari
proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah Klien
berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner
atau kunjungan rumah (home visit).
Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam
variabel:
1. Derajat penyakit
2. Hasil yang diharapkan dari Perawatan
3. Durasi Perawatan yang dibutuhkan
4. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
5. Komplikasi tambahan
6. Ketersediaan sumber-sumber