BRONCHOPNEUMONIA
DISUSUN OLEH:
Adi Kristanto
Anita Prihastuti
Eko Sukarno
2014
A. PENGERTIAN
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area
pneumonia lobaris.
infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit
disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar
alveoli.
B. ETIOLOGI
reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang
Klebsiella.
paru-paru
Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi
pada pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora
(Soeparman, 1991)
D. PATHWAY
Gangguan difusi
Bersihan jalan Mukus bronkus Peningkatan dalam plasma Peningkatan Edema paru
nafas tidak meningkat peristaltik usus metabolisme
efektif
Gangguan
Bau mulut tidak Malabsorbrsi pertukaran gas Evaporasi Pengerasan
sedap meningkat dinding paru
Intake kurang
Gangguan Suplai O2
keseimbangan menurun
cairan dan eletrolit
Nutrisi kurang dari
kebutuhan Hipoksia
Hiperventilasi
Metabolisme
anaeraob meningkat
Dispneu
Akumulasi asam
Retraksi dada / laktat
nafas cuping
hidung
Fatigue
Gangguan pola
nafas
Intoleransi
aktivitas
E. MANIFESTASI KLINIS
bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia
mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis,
batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa
timbul sianosis.
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.
Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensitifitas
Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.
2. Pemeriksaan Radiologi
Rontgenogram Thoraks
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli.
sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan
toksin bakteri bau dan rasa sputum, distensi abdomen atau gas.( Doenges, 1999 :
171)
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas sehari-
H. FOKUS INTERVENSI
Tujuan :
Intervensi :
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas. Misalnya: mengi, krekels dan
ronki.
Rasional: Bersihan jalan nafas yang tidak efektif dapat dimanifestasikan dengan
Rasional: Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada
inspirasi.
c. Berikan posisi yang nyaman buat pasien, misalnya posisi semi fowler
upaya batuk.
Rasional: Batuk dapat menetap, tetapi tidak efektif. Batuk paling efektif pada
Tujuan :
- Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal
Intervensi :
e. Awasi suhu tubuh. Bantu tindakan kenyamanan untuk mengurangi demam dan
menggigil
f. Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam, dan batuk
efektif
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli
Tujuan:
- Pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan
Intervensi :
Rasional :Bunyi nafas menurun/ tidak ada bila jalan nafas terdapat obstruksi kecil.
pernafasan.
kelainan.
kebutuhan penggantian
metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia, distensi abdomen.
Tujuan :
Intervensi :
b. Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin, bantu
kebersihan mulut.
Rasional :Menghilangkan bahaya, rasa, bau,dari lingkungan pasien dan dapat
menurunkan mual
Rasional :Bunyi usus mungkin menurun bila proses infeksi berat, distensi
e. Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering atau makanan
sehari-hari.
Intervensi :
intervensi
b. Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung selama fase akut.
Rasional :Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat
kebutuhan oksigen
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk Perencanaan dan
Long, B. C.(1996). Perawatan Madikal Bedah. Jilid 2. Bandung :Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan
Soeparma, Sarwono Waspadji. (1991). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta :Balai Penerbit
FKUI
Sylvia A. Price, Lorraine Mc Carty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses