PENGERTIAN
Pneumonia adalah : proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli). Berdasarkan letak anatomis dibagi menjadi 3 yaitu pneumonia lobaris,
pneumonia lobularis (bronchopneumonia) dan pneumonia interstitialis
(bronkiolitis).
Bronchopneumonia adalah proses infeksi akut yang menyerang bronkus paru.
B . ETIOLOGI
1. Bakteri (H influenza)
2. Virus
3. Mycoplasma pneumoniae
4. Jamur
5. Aspirasi (makanan, keroses, amnion, dsb).
6. Pneumonia hipostatik
7. Sindrom Loeffler
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan radiologist : air bronchogram : streptococcus pneumoniae
2. Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit
3. Pemeriksaan Bakteriologis : sputum, darah, aspirasi
nasotrakeal/transtrakeal, aspirasi jarum
transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi,
biopsy
4. Pemeriksaan Khusus : Titer antibody terhadap virus
G. KOMPLIKASI
Empiema
Otitis media akut
Atelektasis
Empisema
Meningitis
H. PENATAKSANAAN
1. Antibiotik
2. Terapi supportif umum
a. Terapi oksigen
b. Humidifikasi dengan
nebulizer
c. Fisioterapi dada
d. Pengaturan cairan
e. Pemberian kortokosteroid
pada fase sepsis berat
f. Obat inotropik
g. Ventilasi mekanis
h. Drainase empiema
i. Bila terdapat gagal nafas,
diberikan nutrisi dengan
kalori cukup
- Diagnosa Keperawatan yang sering muncul
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi bronkus
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan pemasukan b.d faktor biologis.
3. Kekurangan volume cairan b. D kegaga;an mekanisme pengaturan
4. Defisit perawatan diri : mandi, makan, toileting berhubungan dengan kelemahan.
1. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF BERHUBUNGAN DENGAN OBSTRUKSI JALAN NAFAS:
SEKRIT BERLEBIHAN
NOC: Status nutrisi, setelah NIC: Eating disorder manajemen Mengetahui kebutuhan kalori
diberikan penjelasan Aktifitas: harian. Memudahkan dalam
dan perawatan selama 1. Tentukan kebutuhan kalori monitoring status nutrisi.
4x 24 jam kebutuhan harian
nutrisi ps terpenuhi dg: 2. Ajarkan klien dan keluarga
Indikator: tentang pentingnya nutrient
Pemasukan nutrisi yang 3. Monitoring TTV dan nilai
adekuat Laboratorium
Pasien mampu 4. Monitor intake dan output
menghabiskan diet yang 5. Pertahankan kepatenan
dihidangkan pemberian nutrisi parenteral
Tidak ada tanda-tanda 6. Pertimbangkan nutrisi enteral
malnutrisi 7. Pantau adanya Komplikasi GI Nutrisi enteral meningkatkan
Nilai laboratorim, protein fungsi sistem pencernakan.
total 8-8 gr%, Albumin NIC: terapi gizi
3.5-5.4 gr%, Globulin 1.8- Aktifitas:
3.6 gr%, HB tidak kurang 1. Monitor masukan makanan/
dari 10 gr % 1. Penanda malnutrisi
minuman dan hitung kalori
Membran mukosa dan harian secara tepat
konjungtiva tidak pucat 2. Penentuan jumlah kalori dan
2. Kaloborasi ahli gizi bahan makanan yang
3. Pastikan dapat diet TKTP memenuhi standar gizi
4. Berikan perawatan mulut 3. Mencegah penurunan nafsu
5. Pantau hasil labioratoriun makan
protein, albumin, globulin,
HB 4. Penanda kekurangan nutrisi
6. Jauhkan benda-benda yang
tidak enak untuk dipandang 5. Dapat mengurangi nafsu
seperti urinal, kotak drainase, makan
bebat dan pispot 6. Menambah selera makan
7. Sajikan makanan hangat psien
dengan variasi yang menarik
Manajemen cairan
NOC: Hidrasi, keseimbangan o Hitung kebutuhan cairan harian Memantau kondisi klien terhadap
cairan adekuat, selama klien perubahan status hidrasi
dilakukan tindakan keperawatan o Pertahankan intake output tercatat
5x24 jam keseimbangan cairan secara adekuat
pasien adekuat o Monitor status hidrasi
Indikator: o Monitor nilai laboratorium yang
Urine output 30ml/jam sesuai
TTV dalam batas normal o Monitor TTV
Turgor kulit baik, membran o Berikan cairan secara tetap
mukosa lembab, urine jernih o Tingkatkan masukan peroral
o Libatkan keluargadalam
membantu peningkatan masukan
cairan
Monitoring cairan
1. Pantau keadaan urine
2. Monitor nilai lab urine
3. Monitor membran mukosa, turgor,
dan tanda haus
4. Monitor cairan per IV line.
5. Pertahankan pemberian terapi
cairan peri infus.