Anda di halaman 1dari 28

 Resusitasi adalah suatu tindakan untuk mengembalikan

fungsi tubuh kepada keadaan fisiologis. Kehilangan


cairan dapat berupa kehilangan yang normal (keringat,
penguapan, urine ) atau kehilangan yang patologis.
Kehilangan cairan yang patologis bisa disebabkan oleh
karena perdarahan atau non perdarahan (dehidrasi).
Resusitasi cairan adalah tindakan mengganti
kehilangan cairan tubuh yang hilang oleh sebab
patologis kembali menjadi normal.
 Terapi cairan  resusitasi dan rumatan.
 Resusitasi dapat dilakukan dengan cairan kristalloid atau kolloid.
 Rumatan dilakukan dengan kristalloid
Resusitasi Rumatan

Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi

Ringer asetat KA-EN 3B Amiparen


Otsutran- 40
Ringer laktat KA-EN 3A Aminovel-600
Otsutran- 70
Normal saline KA-EN 1B Pan-amin G
KA-EN 4A KA-EN MG 3
KA-EN 4B Martos 10
Triparen
Kristaloid Koloid
Manfaat Merembes ke komponen Tetap berada di komponen
ekstraselular intravaskular
 Mengurangi peningkatan  volume yang diperlukan ebih
cairan paru sedikit
Meningkatkan fungsi organ Meningkatkan transpor
setelah operasi oksigen ke jaringan,
 Reaksi anafilaktik minimal kontraktilitas jantung dan
Kemungkinan dapat
keluarannya
mengurangi angka kematian
 Lebih murah

Predisposisi untuk terjadinya


Resiko Reaksi sensitivitas
edema pulmonal
Cairan Hipotonik
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum ( 285
mOsmol/L)  cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah
keluar ke jaringan sekitarnya
Digunakan pada saat sel mengalami dehidrasi, misalnya pada
pasien hemodialisis dalam terapi diuretik, juga pada pasien
hiperglikemia dengan ketoasidosis diabetik.
Komplikasi : kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan
intracranial
Contoh : NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
Cairan Isotonik
Osmolaritasnya mendekati serum = 285 mOsmol/L, sehingga
terus berada di dalam pembuluh darah.
Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, dimana tekanan darah terus
menurun).
Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan),
khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan
hipertensi.
Contoh : Ringer Laktat (RL), dan normal saline / larutan garam
fisiologis (NaCl 0,9%).
Cairan Hipertonik
Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum ( 285
mOsmol/L), sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari
jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.
Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi
urin, dan mengurangi edema.
Contoh : Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5% +
Ringer-Lactate, Dextrose 5% + NaCl 0,9%, produk darah /
darah, dan albumin.
Mempunyai partikel besar
yang agak sulit menembus
membran semipermeabel /
dinding pembuluh darah
dan tetap berada dalam
pembuluh darah sehingga
sifatnya hipertonik dan
dapat menarik cairan dari
luar pembuluh darah.
Contoh : dextran, albumin,
steroid, HES (Hydroxy
Etil Starch)
Nama Na+ K+ Mg+ Cl Laktat Dekstr Kalori
produk ose (Kcal/L
(gr/L) )

Ringer 130 4 - 109 28 - -


laktat
NaCl 154 - - 154 - - -
0,9%
Dextro - - - - - 27 108
se 5%
Total body water : 60% dari BB.
Intraselular (ICF) : 40%
Extraseluler (ECF) : 20%
Intersitial (ISF) : 15%
Intravascular (IVF) : 5%
Contoh :
Laki laki , BB : 60 kg  TBW = 60% dari 60 kg 36
liter
Dari 36 liter TBW  ICF = 24 liter & ECF = 12 liter
ECF = 12 liter  ISF = 9 liter & IVF = 3 liter
Pria Wanita

Kurus 65% 55%

Sedang 60% 50%

Gemuk 55% 45%


Tanda-tanda klinis Ringan Sedang Berat

Hemodinamik Takikardi Takikardi, hipotensi Takikardi,sianosis,


ortostatik, nadi lemah, nadi sulit diraba, akral
vena kolaps dingin

Jaringan Mukosa lidah kering Lidah lunak, keriput Atonia, mata


cekung/corong

Turgor kulit < << <<<

Urin Pekat Pekat, jumlah Oliguria


menurun

Kesadaran Normal Apatis, gelisah Koma

Defisit 3-5% BB 6-8% BB 10% BB


 Penggantian Cairan :
 Tentukan derajat dehidrasi pasien
 Hitung kekurangan / defisit cairan, berdasarkan derajat
dehidrasi dikali dengan BB
 Bila dehidrasi ringan dan sedang langsung ke rehidrasi tahap
lambat, namun bila dehidrasi berat dimulai dengan rehidrasi
tahap cepat kemudian dievaluasi dilanjutkan ke tahap rehidrasi
lambat bila rehidrasi cepat berhasil.
 Tahap cepat : 20 – 40 ml/kgBB  guyur dalam waktu ½ -1 jam

 Tahap lambat : 50% sisa defisit cairan + rumatan,


diberikan dalam 8 jam pertama 50% sisa defisit cairan + rumatan
diberikan dalam 16 jam kedua
 Dehidrasi tahap cepat untuk mengembalikan fungsi
hemodinamik menuju normal, ditandai dengan membaiknya
fungsi hemodinamik ( MAP , HR, perfusi perifer), membaiknya
perfusi organ (urine mulai keluar, jernih)
 Kebutuhan normal untuk rumatan
Dalam keadaan tidak ada masukan melalui oral,
maka defisit cairan dan elektrolit dengan segera
dapat terjadi sebagai akibat produksi urine,
sekresi gastrointestinal, keringat dan insesible
waterloss dari kulit dan paru. Kebutuhan
normal untuk rumatan dapat dilihat dari table di
bawah ini
Berat Badan Jumlah Cairan

0-10 kg 4 mL / kg/jam

10-20 kg berikutnya tambahkan 2 mL/kg/jam

Untuk setiap kg diatas 20 kg tambahkan 1 mL/kg/jam

Sebagai contoh : kebutuhan cairan rumatan untuk berat badan


60 kg adalah:
10x4 + 10x2 + 40x1= 100 mL/jam
CAIRAN PENGGANTI
 Kristaloid : Ringer laktat, Ringer Asetat,
NaCl 0.9%
 Koloid : HES 6%, Gelatin, Albumin5%
Kasus :
 Seorang wanita, umur 26 thn, BB 50 kg, datang ke
unit gawat darurat dengan keluhan muntah dan
mencret.
 Pada pemeriksaan fisik dijumpai : bila diberi
rangsang nyeri dengan menekan nail bed, mata
terbuka lalu tertutup kembali; dari bangun lalu tidur
kembali.
 TD 85/- mmHg (dari palpasi); nadi 138x/menit,
halus; ujung jari dingin, warna pucat dan kebiruan,
mata cekung. Katerter terpasang, urine 5 cc dengan
warna pekat.
 Pasien didiagnosa mengalami diare dengan dehidrasi
berat.
 lihat tabel dehidrasi klas dehidrasi berat
 Pasien mengalami kehilangan cairan 10%/BB
 10% dari 50 kg = 5 liter = 5000 ml
Tata cara resusitasi cairan
 Infus RL hangat : 20 ml/kg BB  1000 ml
 Dihabiskan dalam waktu setengah s/d 1 jam (guyur)
 Dinilai status pasien ini, kalau masih belum membaik, berikan 20 ml/kg BB (1000
ml) ke II dalam waktu setengah jam
Nilai kembali TD saat ini : 105/70 mm/Hg, HR : 100 x/menit, nadi teraba, volume
sudah mulai membaik. Urin keluar 35 ml,mulai jernih
 Tindakan berikutnya sisa deficit cairan 5000 ml – 2000 ml = 3000 ml.
 Cairan Rumatan dengan BB = 50 kg = (10 X 4) +(10x2)+ (30X1) = 90 ml/jam
 Maka tetesan lambat 8 jam pertama (50% x 3000 ml + (90 ml x 8 ) = 2220 ml →
dihabiskan dalam 8 jam
 16 jam berikutnya : 1500 ml + (90 ml x 16 ) = 2940 ml  habiskan
dalam 16 jam
 berikutnya .
 Kehilangan cairan oleh karena perdarahan :
 Estimated Fluid and Blood Losses Based on
Patient’s Initial Presentation
 ( tabel ini digunakan untuk menentukan
derajad perdarahan yang sudah terjadi
berdasarkan hasil pemeriksaan pada saat ini)
EBV : 70 ml/kg BB  contoh BB 60 kg , maka EBV = 60 x 70 = 4200 mL
Perdarahan 25 % EBV = 25 % x 4200 = 1000 mL

Class I Class II Class III Class IV

Blood-Loss[ml] < 750 750-1500 1500-2000 >2000

Blood-loss [%EBV] <15% 15-30% 30-40% >40%

Pulse-Rate [x/min.] <100 >100 >120 >140

Blood-Pressure Normal Normal Decreased Decreased

Pulse-Pressure N or increased Decreased Decreased Decreased

Respiratory Rate 14-20 20-30 30-35 >35

Urine out-put[ml/hour] >30 20-30 5-15 Negligible

Mental status/CNS Slightly anxious Midly anxious Anxious and Confused and
confused lethargic
Penggantian Cairan Pada Perdarahan:
Konsensus :
 Kristaloid 3:1
 Kolloid (HES) 1:1
 Kolloid (gelatin) 1.5 : 1
Sampai dengan perdarahan 25 % EBV  Kristaloid
Contoh :
 Pasien dengan BB 60 kg, perdarahan s/d 25% EBV
( 1000 ml)  diganti dengan 3000 ml RL.
Selebihnya ( diatas 25% EBV), diganti dengan koloid
(1:1)  500 ml perdarahan diganti dengan 500 ml
HES-6% , atau darah (WB) 500 ml
 TRANSFUSI DARAH
Mengikuti RULE-of 5
 Jumlah ml WB = BB (kg) x 5 x delta Hb ( selisih
Hb target dengan Hb saat ini)
Target Hb = 7-9 gr %
 PRC  ½ dari WB.
 Contoh :
BB 60kg, Hb 3gr%, target 9gr%
 Maka kebutuhan WB = 60 x 5 x (9-3) = 1800 ml

 Bila PRC  900 ml


Laki-laki, 40 thn, 60 kg mengalami KLL datang ke
UGD dengan keadaan :
 Nafas sesak 32 x/menit, TD : 90/70 mmHg, Nadi
: 128x / menit, Ketika diajak bicara jawaban
tidak jelas, setelah dipasang kateter, urine yg
keluar pekat, hanya 15 cc.
 Perut kelihatan membesar dan keras. Jejas
terlihat di daerah bawah arcus costa kiri.Tanda-
tanda patah tulang tidak kelihatan.
 Lakukanlah resusitasi cairan yang sesuai dengan
kasus di atas !
 Lihat tabel, dari tanda dan gejala yang ada
diagnosa: derajad perdarahan kelas III ( 30 -40
% EBV)
 35 % x 60 x 70 mL = 1500 mL
 Cairan yang diberikan RL (Ringer Lactat) + koloid
(HES 6%) (dihangatkan)
 Sampai dengan perdarahan 25 % berikan RL (3 :
1)  1000 cc perdarahan diganti dengan 3000
mL RL, guyur kira-kira 1 jam. Nilai tanda klinis
(nafas, TD, Nadi, produksi urine), bila
hemodinamik belum kembali normal, berikan
penganti sisa perdarahan dengan koloid  500
mL perdarahan ganti dengan HES 6 % 500 mL ( 1
: 1)
KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT
PADA DEWASA
Kebutuhan air pada orang dewasa setiap harinya
adalah 30-35 ml/kgBB/24jam
Kebutuhan ini meningkat sebanyak 10-15 % tiap
kenaikan suhu 1° C
Kebutuhan elektrolit Na 1-2 meq/kgBB (100
meq/hari atau 5,9 gram)
Kebutuhan elektrolit K 1 meq/kgBB (60 meq/hari
atau 4,5 gram)
Berat badan Kebutuhan cairan

0-10 kg 4 ml / kg BB / per jam


11-20 kg 40 + 2ml / kg BB / per jam

›20 kg 60 + 1ml / kg BB / per jam

Kebutuhan elektrolit Na 2 meq/kgBB (2-3 meq/kg BB)


Kebutuhan elektrolit K 2 meq/kgBB (3-4 meq/kg BB)
Perubahan konsentrasi cairan tubuh dapat
berupa hipernatremia atau hiponatremia
maupun hiperkalemia atau hipokalemia.
Rumus untuk menghitung defisit elektrolit :
o Defisit natrium (mEq total) = (Na serum yang
diinginkan – Na serum sekarang) x 0,6 x BB
(kg)
o Defisit Kalium (mEq total) = (K serum yang
diinginkan [mEq/liter] – K serum yang diukur) x
0,25 x BB (kg)
o Defisit Klorida (mEq total) = (Cl serum yang
diinginkan [mEq/liter] – Cl serum yang diukur)
x 0,45 x BB (kg)

Anda mungkin juga menyukai