PENDAHULUAN
1
bedah tentu tidak bermaksud menyebabkan cedera pasien, tetapi fakta
menyebutkan bahwa ada pasien yang mengalami KTD (kejadian tidak di
harapkan), KNC (kejadian nyaris cedera), ataupun kejadian sentinel yaitu
KTD yang menyebabkan kematian atau cedera serius, saat dilakukan tindakan
pembedahan. (Depkes,2008)
Pada Januari 2007, WHO melalui World Alliance for Patient Safety
membuat draft dengan tema “Safe Surgery Saves Lives”. WHO telah
membuat Surgical Safety Checklist (selanjutnya disingkat SSC) sebagai tool
atau alat yang digunakan oleh para klinisi di kamar bedah untuk meningkatkan
keamanan operasi, mengurangi kematian dan komplikasi akibat pembedahan
(WHO, 2009).
Oleh sebab lumrahnya kejadian yang tidak diinginkan terjadi pada saat
dikarenakan kelengahan tim bedah terhadap patient safety. Yang notabene-nya
perawat juga termasuk salah satu elemen penting dalam tim pembedahan
tersebut. upaya WHO untuk mengurangi jumlah kematian bedah di seluruh
dunia yakni dengan menghasilkan rancangan berupa checklist keselamatan
pasien di kamar bedah sebagai media informasi yang dapat membina
komunikasi yang lebih baik dan kerjasama antara disiplin klinis
2
1.3 TUJUAN
1. Dapat mengetahui apa Pengertian Pembedahan
2. Dapat mengetahui apa Pengertian Patient Safety
3. Dapat mengetahui apa saja Tujuan Patient Safety
4. Dapat mengetahui apa saja kesalahan medis yang mungkin terjadi di
kamar bedah
5. Dapat mengetahui apa yang dimaksud pengertian dan pembagian surgery
safety checklist
6. Dapat mengetahui tujuan dari surgery safety checklist
7. Dapat mengetahui apa saja instrumen data dan sistem monitoring yang di
implementasikan di ruang bedah.
8. Dapat mengetahui bagaimana cara memastikan prosedur pembedahan
yang benar.
9. Dapat mengetahui apa saja kreteria safety surgery
3
BAB II
PEMBAHASAN
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
dilakukan (DepKes RI, 2006).
4
2. Penerapan standar keselamatan pasien
3. Peningkatan keselamatan penggunaan darah (blood safety).
4. Dievaluasi melalui akreditasi rumah sakit.
5. Peningkatan keselamatan pasien di kamar operasi cegah
terjadinya wrong person, wrong site, wrong prosedure (Draft
SPM RS:100% tidak terjadi kesalahan orang, tempat, dan
prosedur di kamar operasi)
6. Peningkatan keselamatan pasien dari kesalahan obat.
7. Pelaksanaan pelaporan insiden di rumah sakit dan ke komite
keselamatan rumah sakit
5
Langkah yang dilakukan tim bedah terhadap pasien yang akan di
lakukan operasi untuk meningkatkan keselamatan pasien selama prosedur
pembedahan, mencegah terjadi kesalahan lokasi operasi, prosedur operasi
serta mengurangi komplikasi kematian akibat pembedahan sesuai dengan
sepuluh sasaran dalam safety surgery (WHO 2008) yaitu:
1. tim bedah akan melakukan operasi pada pasien dan lokasi tubuh
yang benar.
2. tim bedah akan menggunakan metode yang sudah di kenal untuk
mencegah bahaya dari pengaruh anestresia, pada saat melindungi
pasien dari rasa nyeri.
3. tim bedah mengetahui dan secara efektif mempersiapkan bantuan
hidup dari adanya bahaya kehilangan atau gangguan pernafasan.
4. tim bedah mengetahui dan secara efektif mempersiapkan adanya
resiko kehilangan darah.
5. tim bedah menghindari adanya reaksi alergi obat dan mengetahui
adanya resiko alergi obat pada pasien.
6. tim bedah secara konsisten menggunakan metode yang sudah
dikenal untuk meminimalkan adanya resiko infeksi pada lokasi
operasi.
7. tim bedah mencegah terjadinya tertinggalnya sisa kasa dan
instrument pada luka pembedahan.
8. tim bedah akan mengidentifikasi secara aman dan akurat, specimen
pembedahan.
9. tim bedah akan berkomunikasi secara efektif dan bertukar
informasi tentang hal-hal penting mengenai pasien untuk
melaksanakan pembedahan yang aman.
10. rumah sakit dan sistem kesehatan masyarakat akan menetapkan
pengawasan yang rutin dari kapasitas , jumlah dan hasil
pembedahan.
6
Surgery safety ceklist WHO merupakan penjabaran dari sepuluh
hal penting yang diterjemahkan dalam bentuk formulir yang diisi dengan
melakukan ceklist. Ceklist tersebut sudah baku dari WHO yang merupakan
alat komunikasi yang praktis dan sederhana dalam memastikan
keselamatan pasien pada tahap preoperative, intraoperatif dan pasca
operatif, dilakukan tepat waktu dan menunjukan manfaat yang lebih baik
bagi keselamatan pasien (WHO 2008).
7
peralatan anestesi berfungsi dengan baik, ketersedian alat, dan obat-
obatan.
8
3) Meminimalkan resiko infeksi
4) Teamwork yang efektif
b. Sebagai antisipasi hal –hal yang tak terduga
c. Sebagai media setiap anggota tim untuk dapat bicara jika
keamanan pasien terancam
a. informed consent
b. marking the site
c. patient identification
d. time-out briefing
e. imaging data
9
2.9 Instrumen data dan sistem monitoring yang di implementasikan di
ruang bedah.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
A. Pengertian Pembedahan
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian
tubuh yang akan ditangani.
11
D. kesalahan medis yang mungkin terjadi di kamar bedah
Kesalahan yang terjadi di kamar bedah yaitu salah lokasi operasi,
salah prosedur operasi, salah pasien operasi, akibat dari komunikasi yang
tidak efektif atau tidak adekuat antar anggota tim bedah.
12
a. informed consent
b. marking the site
c. patient identification
d. time-out briefing
e. imaging data
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
13
Departemen Kesehatan RI.2008. Panduan nasionalkeselamatan pasien rumah sakit
(patient safety). Utamakankeselamatan pasien edisi 2. Jakarta: Depkes RI.
KKP-RS.(2008). Panduan Nasional Keselamatan PasienRumah Sakit. Jakarta
: Depkes RI
Sjamsuhidajat, R. & Jong, W.D. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
14