Anda di halaman 1dari 72

STRUKTUR & FUNGSI

Eyet Hidayat, SPd, SKp., MKep., Sp.Kep.J.

Bag. atas lobus ginjal menyentuh


diafragma, ginjal kanan lebih mudah
dipalpasi dari pada ginjal kiri karena ginjal
kanan letaknya yang sedikit lebih rendah.
Ginjal kanan sejajar dengan rusuk 12 dan
ginjkal kiri sejajar dengan rusuk 11.

Ginjal
Ginjal berbentuk spt kacang merah, licin,
padat, tegas, ukuran panjang 12 13 cm,
lebar 6 cm, tebal 3,5 cm berat 120 150
gr, Ginjal orang dewasa Indonesia umumnya
berukuran : lebar 4,5 cm, tinggi 5 7,6 cm,
bagian dalamnya 2 3 cm dan tebalnya 2,5
cm. Letak di belakang peritoneum (retro
peritoneal), unit fungsional ginjal (nefron)
sebanyak 1 1,5 juta nefron.

Aliran darah ginjal


Darah yg masuk pd org
dewasa normal 1.200 ml per
menit atau 20 - 25% (Sylvia
Anderson, 1995) dari cardiac
out put (5.600 ml/menit).

Aliran darah di ginjal


Darah yg mengalir mel. arteri renalis
arteri lobaris arteri interlobaris
arteri arkuata arteri lobularis
arteri interlobularis arteri aferent.

Histologi ginjal
Masing masing mengandung 1 1,5 juta
nephron
Ada 2 tipe nephron:
Cortical nephron
glomerulusnya pada kortek ginjal
loop of Henle pendek
Juxtamedullary nephron
glomerulusnya pada juxtamedullary
loop of Henle panjang sampai pyramida
renalis

NEPHRON
Unit fungsional ginjal sel-2 yg membentuk urine.
Lebih dari 1 1,5 juta neprhon pd tiap ginjal. (+
2.400.000 pd kedua ginjal.
Ujung neprhon kapiler-2 yg berkelompok
(Glomerulus) yg dibungkus oleh Capsula
Bowman)
Darah dg sampah metabolisme, elektrolit &
nutrient masuk ke glomerulus melalui arteriole
Afferent disaring dlm glomerulus.
Air sampah-2, glukosa, elektrolit dptt melalui
dinding tipis glomerulus & masuk Capsula
Bowman.

Nephron
Satu unit fungsional
dari ginjal yang terdiri
dari :
Glomerulus +
capsula bowman
Tubulus proksimalis
Lengkungan Henle (
Loop of Henle )
Tubulus distalis
Ductus koligentes

Glomerulus
Dibentuk oleh invaginasi
sekelompok kapiler ke
dalam ujung buntu dari
tubulus yang melebar
sehingga terbentuk kapsula
bowmen.
Kapsula bowman terdiri
dari:
Pars parietalis : lapisan
luar
Pars visceralis : lapisan
dalam

Kapsula Bowman
Darah dalam kapiler glomerulus
dipisahkan dari cairan filtrat glomeruli
dalam kapsula bowman oleh sistem filter
yang terdiri dari :
Endothelium kapiler
Lamina basalis
Epithelium pars viseralis kapsula bowman

Sistem Filter Kapsula Bowman


Endothelium kapiler mempunyai pori pori 10 m
Sel epitel kapsula bowman (podocyte)
mempunyai jonjot pseudopodia yang melekat
pada lamina basalis dengan celah selebar 25
m dan ditutup membran tipis
Normalnya protein tidak bisa menembus filter
kapsula bowman ini sehingga ultra filtrat yang
sudah disaring mempunyai susunan molekul
yang sama dengan plasma (isostenuria) kecuali
protein.

Tubulus proksimal
Panjang 15 mm diameter 55 m.
Dinding terbentuk dari satu lapis sel
dengan ikatan tight junction.
Pada permukaan yang menghadap ke
lumen terdapat brush border.
Disekitar sel terdapat ruangan ekstrasel
yang disebut lateral interseluler spaces.

Loop of Henle
Terdiri dari pars ascendent dan descendent
Pars descendent dilapisi sel epitel pipih
Pars ascendent dilapisi sel kuboid dan
mengandung banyak mitokondria
Segmen tebal pars ascendent mencapai
glomerulus dan berdampingan dengan vas
afferent. Daerah ini epitel tubuli mengalami
perubahan histologi yang namakan makula
densa.

Tubulus Distalis
Mempunyai panjang 5 mm
Dilapisi sel epitelium yang lebih pipih dari
pada epitel tubulus proksimal.
Tidak dijumpai brush border
Bermuara pada duktus koligentes yang
mempunyai ukuran panjang 20 mm dari
kortek ke medula menuju papila renalis.

Fungsi Sistem Urinaria


A. Memelihara Homeostasis
Mengontrol volume darah & air
Mengatur kadar elektrolit (garam2an)
Memelihara keseimbangan pH
Mengaktifkan vitamin D

Memelihara keseimbangan pH
Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral,
dan komposisi air dalam darah.
Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada
kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium
dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan
dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada
pH 8.
Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah
proses homeostasis yang melibatkan aldosteron
untuk meningkatkan penyerapan ion natrium
pada tubulus konvulasi.

Kenaikan atau penurunan tekanan


osmotik darah karena kelebihan atau
kekurangan air akan segera dideteksi oleh
hipotalamus yang akan memberi sinyal
pada kelenjar pituitari dengan umpan balik
negatif. Kelenjar pituitari mensekresi
hormon antidiuretik (vasopresin, untuk
menekan sekresi air) sehingga terjadi
perubahan tingkat absorpsi air pada
tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi
cairan jaringan akan kembali menjadi
98%.

Fungsi
B. Mengatur tekanan darah

(Prostaglandin)
(converting enz)

Fungsi
C. Pemprosesan Waste Product
Membentuk urine
Menyimpan urine

PROSES PRODUKSI URINE


1.Filtrasi oleh glomerulus
2.Reabsorbsi oleh tubulus
3.Sekresi oleh tubulus

FILTRASI (PENYARINGAN)
Filtrasi dilakukan oleh :
1. Membran Glomerulus
2. Dinding dalam Capsula Bowman
Zat yang difiltrasi antara lain :
H2O
Molekul dengan diameter :
< 4 nm ==> lewat
4-8 nm ==> sebagian lewat
> 8 nm ( al. Protein plasma, eritrosit,
leukosit) ==> tidak dapat lewat

H2O hampir seluruhnya


direabsorbsi
Protein tidak difiltrasi
N : tidak terdapat pada urine
Glukosa difiltrasi
direabsorbsi semua

Filtrasi Glomerulus
Filtrasi glomerulus terjadi oleh karena
adanya :
Tek hidrostatik kapiler (PB)= 70 mmHg
Tek hidrostatik cairan ultrafiltrat (PC)=20
mmHg
Tek koloid osmotik protein plasma (PCO)=
32 mmHg
Tek Filtrasi efektif (EFP) adalah netto
resultante dari ketiga gaya tersebut
EFP = PB PC PCO = 18 mmHg

ultrafiltrasi di glomerolus 170 - 180


liter / hari (125 200 ml/menit) terdiri
dari semua bag. plasma, termasuk gula
dan seb.kecil protein (0,3%).
Dari tubulus proksimal s.d. tubulus
distal hasil filtrasi 99% diresorbsi
kembali ke dalam darah (termasuk Na,
Ca, K, P, glucose, asam amino ion urat,
dll).

GFR (Glomerulo Filtration Rate)


GFR (Glomerulo Filtration Rate) = Jumlah filtrat yang
disaring dari plasma dalam 1 menit = Laju Filtrasi
Glomerulus
Normal : 125 ml/ min (M) atau 105 ml/min (F)
Cara mengukur GFR
GFR . Px = Ux . V

GFR =

Ux . V
Px

V = Volume urine
Ux = Konsentrasi zat X dalam urine
Px = Konsentrasi zat X diplasma

SYARAT ZAT UNTUK


PENGUKURAN GFR
1. Molekul kecil
2. Tidak direabsorbsi /
disekresi
3. Tidak dimetabolisir
4. Tidak beracun
5. Tidak terikat plasma
protein
6. Tidak disimpan dalam
ginjal
7. Tidak mempengaruhi
kecepatan filtrasi
8. Mudah dianalisa

ZAT YANG MEMENUHI


SYARAT TERSEBUT :
1. Insulin
2. Mannitol
Faktor-faktor yang
mempengaruhi GFR :
1. Perubhan tekanan darah
2. Perubahan tekanan
koloid osmotik
3. Perubahan permeabilitas
4. Perubahan luas area
filtrasi

Regulasi GFR
1.Autoregulasi renal
a. Mekanisme myogenik
b. Umpan balik tubuloglomerular
2.Regulasi saraf simpatis
3.Regulasi hormonal
a. Angiotensin II
b. Atrial natriuretic peptide (ANP)

1. Autoregulasi renal
1. Mekanisme myogenik:
BP RBF GFR regangan arteriola
afferent kontraksi otot arteriola afferent
lumen menyempit GFR ke tingkat semula
2. Umpan balik tubuloglomerular:
BP GFR cairan lewat cepat di tubulus
rebasorbsi Na, Cl, air di PCT & loop of Henle
deteksi oleh macula densa inhibisi sekresi
NO arteriola afferen konstriksi RBF
GFR ke normal
BP = blood presure, RPF = renal blood flow

2. Regulasi saraf simpatis norepinephrine


a. istirahat: stimulasi rendah arteriola afferent
(a) & efferent (e) dilatasi autoregulasi renal
& GFR tetap
b. stimulasi moderat : arteriola a & e konstriksi
restriksi aliran darah masuk & keluar
glomerulus GFR sedikit

c.stimulasi kuat: vasokonstriksi arteriola a > e


RBF GFR urine aliran darah ke
jaringan lain

Regulasi Reabsorbsi & Sekresi oleh Hormon

Sistem Renin Angiotensin Aldosteron


Vol darah

sel juxtaglomerular
renin
converting enzyme

angiotensinogen angiotensin I angiotensin II


Angiotensin ll :
Vasokonstriksi arteriola afferent GFR
Reabsorbsi Na+, Cl- , dan air di tubulus proximalis
Stimulasi kortex adrenal aldosteron reabsorbsi Na+, Cldan sekresi K+ di ductus collectivus reabsorbsi air

Hormon Antidiuretik (ADH)/ Vasopressin

Reabsorbsi air di bagian akhir tubulus distalis &


ductus collectivus (urine = 400 500 mL)
Osmolaritas plasma osmoreseptor
hipothalamus hipophysis ADH tubulus
distalis & ductus collectivus

Atrial Natriuretic Peptide (ANP)


Volume darah ANP dari jantung
1. Inhibisi reabsorbsi Na & air di tubulus
proximal & ductus collectivus
2. Inhibisi sekresi aldosteron & ADH

REABSORBSI
Penyerapan kembali filtrat : air
maupun zat-zat didalam filtrat
SEKRESI
Pengeluaran zat-zat kedalam filtrat

Substansi Terfiltrasi, Direabsorpsi, & Diekskresikan ke Dalam Urine

Susbtansi
Air
Protein

Na+
ClHCO3Glukosa
Urea
K+
Asam urat
Kreatinin

Terfiltrasi*
180 L
2,0 g

Reabsorpsi
178 179 L
1,9 g

Urine
12L
0.1 g

579 g
640 g
275 g
162 g
54 g
29,6 g
8,5 g
1,6 g

575 g
633,7 g
274,97 g
162 g
24 g
29,6 g
7,7 g
0g

4g
6,3 g
0,03 g
0g
30 g**
2,0 g***
0,8 g
1,6 g

* Dengan asumsi GFR = 180 l/ hari; **Selain difiltrasi & direabsorpsi, urea
disekresi; ***K+ difiltrasi & semua direabsorpsi oleh tubulus kontortus & ansa Henle,
& disekresi oleh sel principal duktus kolektivus

Rebasorbsi & Sekresi di Tubulus Proximalis

http://people.eku.edu/ritchisong/554images/proximal_tubule.jpg

Reabsorbsi ion (terutama Na+ dan air terbesar; 65%)

Reabsorbsi dng sistem Na+ symport: glukosa & asam amino


(100%), asam laktat, ion-ion fosfat (HPO42-) dan sulfat (SO42-)
Sistem Na+ /H+ antiport: Na+ dan HCO3- (80-90%)
Osmosis air (tub. prox. & descending limb of Henle -> permeable)
Difusi pasif: Cl- (50%), K+ (65%), Ca2+, Mg2+, HPO42+
Hepatosit: Ammonia (NH3) urea filtrasi & sekresi
Deaminasi asam amino ammonia

Reabsorbsi di Loop of Henle


Akhir tubulus proximalis: osmolaritas = darah
Loop of Henle:
Descending limb reabsorbsi 15% air
Thick ascending limb impermeable thd. air
Reabsorbsi HCO3- (10-20%)

Sistem Na+ -K+ -2Cl- symport:


Reabsorbsi Na+ & Cl- (35%)
K+ kembali ke tubulus

Reabsorbsi kation: Na+, K+,Ca2+ (20-30%), Mg2+


Akhir loop of Henle: osmolaritas

http://www.mscd.edu/~biology/2320course/2320images/nephron.jpg

Reabsorbsi di Tubulus Distalis

Sistem Na+ -Cl- symport


Hormon parathyroid reabsorbsi Ca2+
Reabsorbsi air 10-15%
Akhir tubulus distalis: 90-95% ion & air terserap

http://www.varimed.hu/hypertension/pha/img/pha_577.gif

Reabsorbsi & Sekresi di Ductus Collectivus


Principal cells: reabsorbsi Na+ & sekresi K+
Intercalated cells: reabsorbsi K+ & HCO3- ;
sekresi H+

http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/N/nephron.gif

REABSORBSI ELEKTROLIT
( Kation ) perlu dikendalikan cermat, bila berubah
kegagalan faal tubuh
Contoh : (Ca

) permeabilitas membran tetani

NATRIUM :
* 65 % DIREABSORBSI di Tubulus proximal + H2O isotonis
* Segmen tipis Henle : reabsorbsi ( -)
* Segmen tebal henle : reabsorbsi aktif bersama Cl tanpa
H2O hipotonis
* Bagian proximal tubulus distalis : reabsorbsi (+)
* Bagian distal tubulus distalis : ion exchange dikendalikan
aldosteron

KALIUM :
Reabsorbsi lengkap di Tubulus Proximalis
Sekresi di Tubulus Distal : ion exchange
KALSIUM DAN FOSFAT :
Reabsorbsi di Tubulus Proximalis
Dikendalikan Parathormon :
* Reabsorbsi Ca
* Reabsorbsi Fosfat
CHLORIDA :
Reabsorbsi pasif, kecuali di Segmen tebal henle
AMONIUM :
Dibentuk melalui NH3 : H + NH3 NH4

Karakteristik Urine Normal


Volume: 1 2 liter per hari
Warna: Kuning atau kuning sawo/ kuning gading (amber),

karena urokrom (hasil pemecahan pigmen empedu) dan


urobilin (hasil pemecahan hemoglobin). Urin pekat berwarna
gelap. Diet (misal: bit merah), obat, penyakit, berpengaruh pada
warna. Batu ginjal darah
Turbiditas: transparan (urine baru); berkabut (dibiarkan)

Bau: aromatik ringan (baru) amonia (dibiarkan);


metilmerkaptan (pada orang tertentu yang makan asparagus );
bau buah (badan keton pada diabetes mellitus)

pH: antara 4,6 8,0 (rata-rata 6,0). Diet tinggi protein


asam; diet tinggi sayuran basa

Berat jenis: antara 1,001 1,035. Konsentrasi zat terlarut


meningkat BJ meningkat

Fungsi

D. Eliminasi
Membuang sampah protein,
elektrolit yg berlebihan & bahanbahan toxic

Ureter
Panjang ureter Orang dewasa 25 30
cm dg penampang kosong 0,5 cm,
terdiri dari 3 lapisan : lapisan mucosa,
otot polos dan jaringan fibrous,
dinding ureter menimbulkan kontraksi
setiap 5 menit sekali.

Vesica urinaria (blaas)


Mrp tempat panampungan urine
sementara, terdiri dari tiga lapisan
otot polos yg dpt mengembang atau
mengempis.
Orang dewasa akan merasa ingin
miksi bila blaas berisi : 250 450 ml
urine. Urine dari blaas di keluarkan
melalui uretra.

http://academic.kellogg.cc.mi.us/herbrandsonc/bio201_McKinley/f27-9a_urinary_bladder_c.jpg

Inervasi:
1. Parasimpatis (S2 S3 nervus pelvicus plexus sacralis); sensoris &
motoris
2. Simpatis (L2 nervus hypogastricus): pembuluh darah
3. Somatis (nervus pudendus m. sphincter externus)

Uretra

Panjang uretra pd wanita


dewasa 3,7 cm, laki-laki
dewasa 20 cm.

Uretra laki-laki dibagi 3 bagian :

Prostatic urethra : mulai dari blaas


sampai dengan kelenjar prostat
membraneus urethra : mulai kelenjar
prostat sampai dengan ligamentum
triangular
Cavernous urethra : dari ligamantum tri
angular sampai dengan orifisium urethra

Uretra memiliki dua otot spinter yang


mengontrol retensi dan sekresi urine
Spinter internal pd dasar blaas, bekerja di
luar kesadaran, dikontrol o/ syaraf otonom.
Spinter eksternal di bawah kontrol kesadaran
shg memungkinkan org u/ menahan /
mengeluarkan urine scr sadar. Pada laki-laki
terletak jauh dari uretra prostatika dan pada
wanita terletak di tengah-tengah uretra.

Misturation / voiding / urination (miksi)


250 450 ml atau (anak-anak) 50 200
ml urine menekan akhir syaraf sensoris
pada dinding blaas, rangsang akan
diteruskan ke pusat kontrol miksi di cortex
cerebral, kmd pusat kontrol mengirim
rangsang mel. spinal cord ke syaraf motoris
di sacral diteruskan ke area rangsang para
simpatis pada otot destructor dan otot
spinter uretra interna. Jika orang tersebut
menghendaki maka otot spinter uretra
eksterna dikendorkan dan urine keluar.

Anda mungkin juga menyukai