Anda di halaman 1dari 28

ASKEP HEPATITIS

Pengertian
Hepatitis virus adalah infeksi sistemik oleh virus
di sertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel
hati yang menghasilkan kumpulan perubahan
klinis, biokimia serta seluler yang khas
(Smeltzer dan Bare, 2002).
Etiologi Hepatitis
1. Agen penyebab hepatitis dengan transmisi secara
enterik.
2. Agen penyebab hepatitis dengan transmisi melalui
darah.
3. Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis
yaitu : virus mumps, virus rubela, virus
cytomegalovirus, dan virus herpes.
4. Hepatitis dapat juga disebabkan karena alkohol,
obat-obatan, penyakit autoimun, penyakit
metabolik.
Patofisiologis Hepatitis
Adanya kerusakan imunologis, adanya infeksi: virus,
bakteri, jamur, protozoa dan adanya zat toksik:
alkohol, obat-obatan, racun Sistem imun
melakukan perlawanan Proses inflamasi
Kerusakan Heptoseluler ( terutama reticulum
endoplasmic) Hipertropi dan hyperplasia sel
kufler Inflamasi jaringan pembuluh darah dan
duktus Kerusakan fungsi Hati Peningkatan
kadar transminae dan Penurunan sintesis albumin
serta sekresi empedu terganggu.
Manifestasi Klinis Hepatitis
Gejala Hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap, yaitu :
1. Fase inkubasi
merupakan waktu diantara masuknya virus sampai timbulnya gejala
keluhan.
2. Fase prodromal (pra ikterik)
Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama sampai timbulnya
ikterus.
3. Fase ikterik
ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga gejala.
4. Fase Konvalensen (penyembuhan)
dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit :
ulu hati, disusul bertambahnya napsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah
timbulnya masa ikterik
Jenis-Jenis Hepatitis
 Hepatitis A
merupakan virus RNA famili picarnovirus banyak
menyerang anak-anak. Hepatitis ini biasanya
mengenai masyarakat golongan ekonomi lemah dan
tinggal di lingkungan tidak bersih.
Pemeriksaan penujang hepatitis A
1. Pemeriksaan SGOT/SGPT
2. Mengalami peningkatan antibodi Ig G dan Ig M terhadap
HAV. Kemungkinan hasil yang diperoleh yaitu:
Lanjutan..
a. Antibodi IgM dan IgG (-), berarti tidak pernah
terinfeksi HAV, dan sebaiknya divaksinasi terhadap
HAV.
b. Antibodi IgM (+) dan IgG (-), berarti kemungkinan
tertular HAV dalam enam bulan terakhir dan sistem
imun sedang mengeluarkan virus dari tubuh.
c. Antibodi IgM (-) dan IgG (+), berarti pernah
terinfeksi HAV sebelumnya, atau sudah divaksinasi
terhadap HAV dan kebal tehadap HAV.
Lanjutan..
 Hepatitis B
merupakan virus DNA famili hepadnavirus yang
terdiri dari sebuah protein selubung luar virus
(mengandung antigen permukaan hepatitis B atau
HBsAg). Insiden penyakit hepatitis B di perkirakan
78% penderita berada di Asia Tenggara.
Upaya preventif penularan hepatitis B virus antara
lain dengan memotong rantai transmisi HVB pada
usia dini. Terdapat 2 transmisi penularan yaitu:
Lanjutan..
1. Transmisi vertikal: ibu hamil menjalani uji tapis
HVB karena bila terinfeksi HBV maka akan
menularkan kepada bayinya, transmisi penularan
terjadi melalui robekan plasenta dan kontaminasi
darah ibu terhadap luka /mikrolesi bayi.
2. Transmisi horizontal terdiri dari uji tapis donor
darah dengan uji diagnostik yang sensitif, sterilisasi
instrumen secara adekuat, penggunaan sarung
tangan dan pencegahan kontak mikrolesi melalui
pemakaian sikat gigi, sisir atau gigitan anak
pengidap HVB.
Penatalaksanaan umum hepatitis B
Prinsip tata laksana pada HVB akut adalah suportif dan
pemantauan perjalanan penyakit meliputi:
1. Tirah baring
2. Pemantauan fungsi hati dan serologi HVB 6 bulan
kemudian, bila terdapat peningkatan titer SGOT-SGPT>10
kali nilai batas atas normal, koagulopati, ensefalopati
dicurigai adanya hepatitis fulminan.
3. Pemeriksaan HBeAg, IgG anti HBc, SGOT/PT, USG hati
4. Terapi antivirus yang terdiri dari anti replikasi virus,
imunomodulator dan anti proflerasi. Tujuan terapi antivirus
adalah sebagai berikut:
Lanjutan..
a. Menekan replikasi virus sehingga
mengurangi resiko transmisi.
b. Normalisasi aminotransferase dan perbaikan
histologis hati.
c. Menghilangkan atau mengurangi gejala.
d. Mencegah progresivitas.
Pemantauan berkala pada hepatitis B :
1. Setiap 6 bulan: pemerikasaan HBsAG,
HBeAg, SGOT/PT, USG hati.
2. Setiap 1-2 tahun: pemeriksaan HBVDNA.
3. Pemeriksaan berturut-turut dengan interval
minimal 2 bulan bila HBsAg tetap positif dan
SGOT/PT meningkat lebih dari 1,5 kali batas
atas normal pada >3 kali, perlu
dipertimbangkan pemberian terapi antivirus.
Lanjutan..
 Hepatitis C
hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV=
hepatitis C virus). Virus hepatitis C masuk ke sel
Hati dan mereplikasikan diri dengan menggunakan
material yang terdapat dalam sel dan menginfeksi
banyak sel lainnya. 85% kasus infeksi hepatitis C
berkembang menjadikronis dan merusak hati
bertahun-tahun. Hati dapat menjadi sirosis atau
perkembangan ke arah keganasan.
Manifestasi klinis hepatitis C
Bila penyakit ini timbul, serangannya lambat dengan gejala yang
tidak spesifik atau tanpa gejala. Umumnya terjadi
malaiseeksta, anoreksta, mual dan kadang-kadang nyeri
abdomen di kuadran kanan atas, ikterik dapat berlangsung
hingga beberapa bulan, pruritas, steatore, dan penurunan berat
badan ringan (2-5kg). Tanda fisik pasien hepatitis C akut juga
tidak jelas, sebagian kecil pasien dapat ditemukan
hepatomegali dan splenomegali. Pada pasien hepatitis C
kronis yang sistomatik, fatigue merupakan keluhan yang
paling sering. Pada keadaan yang berat, terdapat spider
angioma dan hepatosplenomegali. Kurang lebih 20% pasien
hepatitis C kronis akan menjadisirosis dalam 10 tahun.
Penataklasanaan hepatitis C
Pengobatan hepatitis C adalah:
1. Interferon alfa merupakan protein yang di buat secara alami
oleh tubuh manusia untuk meningkatkan sistem daya tahan
tubuh/imunitas dan mengatur fungsi sel lainnya. Tersedia
dari produk alami atau sintesis.
2. Pegylated interferon alfa disebut dengan polyethylene glycol
(PEG) yang larut dalam air terdiri dari peginterferon alfa
untuk pengobatan hepatitis C.
3. Ribavirin, diberikan bersama interferon alfa untuk
pengobatan hepatitis C.
Lanjutan..
 Hepatitis D
Adalah virus tak sempurna yang mengandung RNA.
Agar infeksi dan replikasi virus ini dapat terjadi,
diperlukan kehadiran HBV. Jadi infeksi delta hanya
dapat terjadi apabila seorang pembawa HBsAg
kemudian terpapar pada virus delta atau bila
seseorang terinfeksi secara simultan oleh HBV dan
virus hepatitis Dinfeksi terjadi paling sering pada
para pecandu obat bius dan penderita
yangmelakukan transfusi darah berulang-ulang.
Lanjutan..
 Hepatitis E
hepatitis E banyak terjadi di negara berkembang terutama
yang airnya terkontaminasi kelompok resiko: turis/pelancong
di asia selatan dan afrika utara. Penyebab virus hepatitis E,
tanda dan gejala hepatitis E meliputi jaundice, lemah nyeri
abdomen, kurang nafsu makan, mual dan muntah, urin
berwarna gelap. Efek jangka panjang tanpa vaksinasi: tidak
ada infeksi kronik, lebih berat pada wanita hamil khususnya
trimester III, transmisi ditemukan pada feses manusia dan
binatang dengan hepatitis E. disebarkan oleh makanan dan
minuman yang terkontaminasi, transmisi dari orang ke orang
kurang lazim tidak seperti hepatitis A.
Penatalaksanaan medis hepatitis secara
umum
1. Pengobatan pada hepatitis virus lebih ditekankan pada
tindakan pencegahan.
2. Rawat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia
berat yang akan menyebabkan dehidrasi.
3. Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat.
4. Aktifitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangan harus
dihindari.
5. Pembatasan aktifitas sehari-hari tergantung dari derajat
kelelahan dan malaise.
6. Pemberian interferon-alfa pada hepatitis C akut dapat
menurun-kan risiko kejadian infeksi kronik.
7. Obat-obatan tidak penting harus dihentikan.
Pengkajian data keperawatan pada
hepatitis
1. Aktifitas/istirahat: klien mengalami kelemahan,
kelelahan, malaise umum.
2. Sirkulasi: klien mengalami bradikardi, ikterik pada
sklera, kulit, dan membran mukosa.
3. Eliminasi: urin gelap, diare/konstipasi; feses warna
tanah liat, adanya/berulang hemodialisa.
4. Makanan/cairan: klien mengalami hilang nafsu
makan, penurunan berat badan atau meningkat
(edema), mual/muntah dan asites.
5. Neurosensosri: klien peka rangsang, cenderung
tidur, letargis.
Lanjutan..
6. Nyeri/kenyamanan: klien mengeluh kram abdomen, nyeri
tekan pada kuadran kanan atas, mialgia, atralgia, sakit
kepala, gatal (pruritus), otot tegang dan gelisah.
7. Keamanan: adanya transfusi darah, demam, urtikaria, lesi
makulopapular, eritema tak beraturan,eksaserbasi jerawat,
angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia
(kadang-kadang ada pada hepatitis alkoholik),
splenomegali,pembesaran nodus servikal posterior.
8. Seksualitas: pola hidup/perilaku meningkatkan resiko
terpajan.
9. Penyuluhan/pembelajaran: riwayat diketahui, bakteri atau
toksin; adanya prosedur bedah; terpajan pada kimia toksik;
obat resep. Diabetes.
Diagnosa Keperawatan Klien Hepatitis
1. Intoleran aktifitas berhubungan dengan tidak
adekuatnya masukan nutrisi sekunder terhadap
hepatitis, malaise umum, pembatasan aktifitas.
 Tujuan: Klien berpartisipasi dalam perawatan
 Kriteria hasil:
a. Klien tidak lelah.
b. Tidak ada takikardi dan takipnea bila melakukan aktifitas sehari-
hari.
c. Dapat melakukan aktifitas sesuai tolerransi klien.
Lanjutan..
 Intervensi keperawatan:  Rasional:
a. Pantau hasil pemeriksaan a. Identifikasi
enzim hepar serum. kemajuan/penyimpangan dari
b. Timbang dan catat berat badan hasil yang diharapkan.
setiap hari. b. Identifikasi keadaan nutrisi
c. Anjurkan klien untuk istirahat klien.
6-8 jam/hari. c. Istirahat dapat mengurangi
d. Bantu klien dalam melakukan kerja hepar.
aktifitas sesuai kebutuhan. d. Dapat mengurangi laju
e. Beri kesempatan klien untuk metabolisme hepar.
melakukan aktifitas sesuai e. Dengan berpartisipasi
kemampuannya. meningkatkan harga diri klien.
f. Berikan terapi suplemen f. Vitamin untuk perbaikan
multivitamin, vitamin K sesuai jaringan dan vit. K dapat
program medik. meningkatkan pembekuan
darah
Lanjutan..
2. Resiko tinggi terhadap gangguan intergritas
kulit berhubungan dengan gatal sekunder
terhadap akumulasi garam empedu pada
jaringan.
 Tujuan: Tidak terjadi gangguan intergritas kulit.
 Kriteria hasil: Kulit tidak gatal.
 Kulit utuh.
 Tidak ada bekas garukan.
Lanjutan..
 Intervensi Keperawatan:  Rasional:
a. Lakukan tindakan a. Tindakan kenyamanan dapat
kenyamanan: gosok meningkatkan istirahat,
punggung, berikan aktifitas sehingga menurunkan tegangan
hiburan, lingkungan tenang. hepar.
b. Berikan antipiretik sesuai b. Untuk mengatasi demam.
program medik. c. Laken dan pakaian basah dapat
c. Pertahankan laken dan pakaian meningkatkan rasa gatal.
tetap kering. d. Isolasi dapat menyebabkan
d. Dorong kunjungan dari kebosanan yangmenyebabkan
keluarga dan teman. depresi dan meningkatkan
e. Anjurkan klien mandi dengan ketidaknyamanan.
air dingin. e. Suhu dingin menyebabkan
vasokontriksi, sehingga
menurunkan ekresi garam
empedu pada kulit.
Lajutan..
3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
(diare dan muntah sekunder terhadap hepatitis.
 Tujuan: Tidak terjadi kekurangan volume cairan.
 Kriteri hasil:
a. Natrium serum dalam batas normal.
b. Membran mukosa lembab.
c. Pengeluaran urine lebih besar dari 30 ml/jam.
d. Keluhan haus berkurang.
e. Turgor kulit baik.
f. Pengisian kapiler cepat (<3 detik).
Lanjutan..
 Intervensi Kepeawatan:  Rasional:
a. Pantau masukan dan a. Untuk mengidentifikasi
pengeluaran cairan setiap 8 indikasi kemajuan atau
jam. penyimpangan dari hasil
b. Pantau elektrolit serum. yang diharapkan.
c. Pantau TTV setiap 4 jam. b. Untuk menevaluasi volume
d. Monitor tanda-tanda cairan dalam tubuh.
dehidrasi seperti keluhan c. Penurunan TD dan
haus, turgor kulit buruk, peningkatan nadi merupakan
membran mukosa, kering indikator dehidrasi.
pengisian kapiler >3 detik. d. Tanda tersebut indikator
e. Berikan cairan, lakukan terjadinya dehidrasi.
terapi IV sesuai program e. Untuk pemenuhan
medik. kebutuhan cairan dengan
tepat.
Lanjutan..
4. Kurang pengetahuan tentang proses
penyakitnya dan perawatan di rumah
berhubungan dengan kurang informasi.
 Tujuan: pemahaman klien meningkat tentang
proses penyakit dan perawatan di rumah.
 Kriteria hasil:
a. Klien memahami proses penyakit dan perawatan di
rumah.
b. Klien kooperatif dalam perawatan.
Lanjutan..
 Intervensi keperawatan:  Rasional:
a. Jelaskan klien tentang a. Penyuluhan kesehatan
penyakit hepatitis: meningkatkan kepatuhan
bagaimana penularannya, klien dengan program
cara pencegahan. pengobatan.
b. Jelaskan tujuan pemberian b. Dengan mengetahui tujuan
obat. pengobatan, klien dapat
c. Jelaskan urine gelap dan kooperatif.
berkabut sampai fungsi c. Menurunkan kecemasan
hepar kembali normal. klien.
d. Jelaskan rasional untuk d. Mencegah penularan
prosedur perawatan penyakit.
protektif dan pentingnya
kewaspadaan isolasi untuk
pengujung.

Anda mungkin juga menyukai