Anda di halaman 1dari 18

PENGKAJIAN PEMERIKSAAN FISIK DAN

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
GANGGUAN PENCERNAAN

Presented by : Kelompok 1
Pengkajian gangguan sistem pencernaan

 anamnesis

Anamnesis untuk kelainan sistem pencernaan


secara garis besar dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu:

• Gangguan asupan (intake)


• gangguan penyerapan (absorpsi)
• Gangguan struktur lainnya pada sistem
pencernaan
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
– nyeri
– Mual muntah
– Kembung dan sendawa (flatulens)
– Ketidaknyamanan abdomen
– Diare
– Konstipasi
3. Riwayat kesehatan terdahulu
4. Riwayat penggunaan obat-obatan
5. Riwayat alergi
Pemeriksaan gangguan sistem pencernaan
 Inspeksi

• Bibir
Bibir dikajia terhadap kondisi warna,
tekstur, hidrasi, kontur, serta adanya lesi.

• Rongga mulut
Pemeriksaan fisik rongga mulut dilakukan
untuk menilai kelainan atau lesi yang
mempengaruhi pada fungsi ingesti dan digesti

• Lidah dan dasar mulut


Perawat mencatat adanya penyimpangan seperti
tremor, atau keterbatasan gerak. Hal
tersebut dilakukan untuk menguji fungsi safar
hipoglosus
• Pemeriksaan fisik abdomen
Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen
ialah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan
perkusi.
Topografi Anatomi Abdomen
 Inspeksi

• Keadaan kulit;
• Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau
scaphoid (cekung).
• Simetrisitas
• Pembesaran organ atau tumor
• Pulsasi
• peristaltik
Perhatikan juga gerakan pasien:

• Pasien sering merubah posisi → adanya


obstruksi usus.
• Pasien sering menghindari gerakan → adanya
iritasi peritoneum generalisata.
• Pasien sering melipat lutut ke atas agar tegangan
abdomen berkurang/ relaksasi → adanya
peritonitis.
• Pasien melipat lutut sampai ke dada, berayun-
ayun maju mundur pada saat nyeri → adanya
pankreatitis parah.
 Auskultasi

a. Mendengarkan suara peristaltik usus.

• Bila terdapat obstruksi usus, peristaltik meningkat


disertai rasa sakit (borborigmi).
• Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak
membesar dan tegang, peristaltik lebih tinggi
seperti dentingan keeping uang logam (metallic-
sound).
• Bila terjadi peritonitis, peristaltik usus akan
melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampai
hilang. Suara usus terdengar tidak ada.
Hipoaktif/sangat lambat ( misalnya sekali dalam 1
menit )
b. Mendengarkan suara pembuluh darah.

Bising dapat terdengar pada fase


sistolik dan diastolic, atau kedua
fase. Misalnya pada aneurisma
aorta, terdengar bising sistolik
(systolic bruit). Pada
hipertensi portal, terdengar adanya
bising vena (venous hum) di daerah
epigastrium.
 palpasi

• Palpasi superficial berguna untuk mengidentifikasi


adanya tahanan otot (muscular resistance), nyeri
tekan dinding abdomen, dan beberapa organ dan
masa yang superficial. Dengan tangan dan lengan
dalam posisi horizontal, mempergunakan ujung –
ujung jari
• Pemeriksaan ballottement : cara palpasi organ
abdomen dimana terdapat asites.
 perkusi

• Orientasi abdomen secara umum.


Dilakukan perkusi ringan pada seluruh
dinding abdomen secara sistematis untuk
mengetahui distribusi daerah timpani dan
daerah redup (dullness).
• Cairan bebas dalam rongga abdomen
Adanya cairan bebas dalam rongga abdomen
(asites) akan menimbulkan suara perkusi
timpani di bagian atas dan dullness dibagian
samping atau suara dullness
• Pemeriksaan Rektal Anus
 Inspeksi
• Fisura-in-ano,
• Hemoroid,
• Prolaps rekti,
• Fistel-in-ano,
• Karsinoma anus,
 palpasi
Palpasi dinding anterior dari rectum dilakukan
untuk menilai kelenjar prostat pada pria dan
serviks wanita. Prostat yang normal
merupakan massa kenyal berlobus dua
dengan lekukan sentral.
Pengkajian organ asesoris
 Hepar
• Palpasi dan perkusi hati

Hati terdapat dikuadran kanan atas dibawah


rongga iga. Perawat menggunakan palpasi dalam
untuk mencari tepi bawh hati. Teknik ini
mendeteksi pembesaran hati.
Nyeri tekan pada hati menunjukan pembesaran
akut yang baru saja terjadi disertai peregangan
kapsul hepar. Tidak adanya nyeri tekan dapat
berarti bahwa pembesaran tersebut tidak
berlangsung lama.
Pemeriksaan penunjang gangguan sistem pencernaan

• Endoskopi

Endoskopi adalah pemeriksaan struktur dalam dengan


menggunakan selang/tabung serat optik yang disebut
endoskop. Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa
digunakan untuk memeriksa:
• kerongkongan (esofagoskopi)
• lambung (gastroskopi)
• usus halus (endoskopi saluran pencernaan atas).

Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa


digunakan untuk memeriksa:

• rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi)


• keseluruhan usus besar (kolonoskopi).
• Laparoskopi

Laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan

endoskop Laparoskopi biasanya dilakukan dalam keadaan penderita

terbius total. Setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik, dibuat

sayatan kecil, biasanya di dekat pusar. Kemudian endoskop

dimasukkan melalui sayatan tersebut ke dalam rongga perut. Dengan

laparoskopi dokter dapat:

• mencari tumor atau kelainan lainnya

• mengamati organ-organ di dalam rongga perut

• memperoleh contoh jaringan melakukan pembedahan perbaikan.


• Foto polos perut.

Foto polos perut merupakan foto rontgen


standar untuk perut, yang tidak memerlukan
persiapan khusus dari penderita. Sinar X
biasanya digunakan untuk menunjukkan:
• suatu penyumbatan
• kelumpuhan saluran pencernaan pola udara
abnormal di dalam rongga perut
• pembesaran organ (misalnya hati, ginjal,
limpa).
• USG perut

USG menggunakan gelombang udara untuk


menghasilkan gambaran dari organ-organ dalam.
USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk
berbagai organ (misalnya hati dan pankreas) dan
juga bisa menunjukkan daerah abnormal di
dalamnya. USG juga dapat menunjukkan adanya
cairan.

Anda mungkin juga menyukai