TRAINING
Oleh
Siti Rahmah
1711312023
Anatomi dan Fisiologi Kandung Kemih
• Kandung kemih merupakan organ berongga
yang memiliki 3 lapis otot detrussor yang yang
saling berkaitan atau seperti anyaman.
• Fungsi dari kandung kemih adalah menampung
urine dari ureter lalu dikeluarkan melalui
uretra dalam mekanisme berkemih (miksi).
• Pada dinding kandung kemih terdapat 2 bagian
yang besar :
1. Korpus (badan)
2. kolum (Leher)
• Pada dinding posterior kandung kemih terdapat
daerah segitiga kecil disebut trigonum.
• Leher kandung kemih (uretra posterior)
memiliki panjang 2-3 cm, dan dindingnya terdiri
atas otot detrusor yang sebagian besar
bersilangan dengan sejumlah besar jaringan
elastic.
• Setelah uretra posterior, uretra berjalan
melewati diafragma urogenital, yang
mengandung lapisan otot yang disebut dengan
sfingter eksterna kandung kemih.
• Persarafan utama kandung kemih adalah
nervus pelvikus yang berhubungan dengan
medulla spinalis melalui pleksus sarkalis,
terutama berhubungan dengan medulla
spinalis segmen S2 dan S3.
• Selain itu, kandung kemih juga menerima saraf
simpatis dari rangkaian simpatis melalui
nervus hipogastrikus, terutama hubungan
dengan segmen L2 medula spinalis.
Proses Berkemih
• Berkemih merupakan proses pengeluaran urine dari dalam
tubuh. Berkemih terjadi ketika sfingter uretra internal dan
eksternal pada dasar kandung kemih berlaksasi.
• Ketika kandung kemih berkontraksi, sfingter internal
membuka. Pada proses selanjutnya, informasi sensorik
mengenai peregangan kandung kemih berjalan dari korda
spinalis kebatang otak dan korteks serebrum sehingga
seseorang dapat merasakan keingian berkemih.
• Neuron- neuron desendens dapat menghambat atau
merangsang refleks spinal yang mengosongkan kandung
kemih. Jaras desendens ini menghambat pengeluaran
urine dengan menimbulkan kontraksi pada otot – otot
rangka dipanggul.
Konsep Bladder Training
• Defenisi
Bladder training adalah salah satu upaya untuk
mengembalikan fungsi kandung kencing yang
mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke
fungsi optimal neurogenik (Potter dan Perry, 2005).
• Terdapat tiga macam metode bladder training,
yaitu kegel exercises (latihan pengencangan atau
penguatan otot-otot dasar panggul), Delay
urination (menunda berkemih), dan scheduled
bathroom trips (jadwal berkemih) Suhariyanto
(2008).
• Tujuan
Tujuan dari bladder training adalah untuk
meningkatkan jumlah waktu pengosongan
kandung kemih, secara nyaman tanpa adanya
urgensi, atau inkontinensia atau kebocoran.
Bladder training juga bisa untuk melatih
kandung kemih dan mengembalikan pola
normal perkemihan dengan menghambat atau
menstimulasi pengeluaran air kemih
(potter&perry, 2005)
Indikasi
• Pasien yang mengalami retensi urin.
• Pasien yang terpasang kateter dalam waktu yang lama
sehingga fungsi sfingter kandung kemih terganggu.
• Pasien yang menderita inkontinensia urin (inkontinensia urin
stres, inkontinensia urin urge, atau kombinasi keduanya).
• Klien post operasi pada daerah pelvik (Nababan, 2011).
• Klien yang pemasangan kateter dengan cukup lama
• Klien yang akan dilakukan pelepasan dower kateter
• Klien yang mengalami inkontenesia urin
• Klien post operasi
• Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan
• Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran
urin.
Kontra Indikasi
• Jam
• Klem
1. Kegel exercise
• Minta kllien untuk mengembil posisi duduk atau berdiri
• Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di
sekitar anus
• Minta klien mengencangkan otot bagian posterior dan
kemudian kontraksikan otot anterior secara perlahan
sampai hitungan ke empat
• Kemudian minta klien untuk merelaksasikan otot secara
keseluruhan
• Ulangi latihan 4 jam sekali, saat bangun tidur sealam 3
bulan
• Apabila memungkinkan, anjurkan Sit-Up yang dimodifikasi
(lutut di tekuk) kepada klien
2. Delay urination