PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
2.1. Defenisi
Retardasi mental juga didefenisikan yaitu fungsi intelektual dibawah rata- rata (IQ
dibawah 70) yang disertai dengan keterbatasan yang penting dalam area fungsi
adaptif, seperti keterampilan interpersonal atau sosial, penggunaan sumber
masyarakat, penunjukkan diri, keterampilan akademis, pekerjaan, waktu
senggang, dan kesehatan serta keamanan (King, 2000 dalam Videback, 2008).
Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi yang
kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).
Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi
gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut
juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental (W.F.
Maramis, 2005: 386).
2.2. Etiologi
Retardasi mental terjadi karena adanya disfungsi otak. Ada beberapa factor yang
menjadi penyebab dari retardasi mental seperti yang ditulis oleh Taft LT (1983)
dan Shonkoff JP (1992) sebagai berikut:
1. Organik
a. Faktor prekonsepsi atau genetik : kelainan kromosom (trisomi 21/Down
syndrome dan Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik,
kelainan neuro-cutaneos, dll.)
b. Faktor prenatal : kelainan petumbuhan otak selama kehamilan (infeksi, zat
teratogen dan toxin, disfungsi pl asenta)
c. Faktor perinatal : prematuritas, perdarahan intrakranial, asphyxia
neonatorum, Meningitis, Kelainan metabolik:hipoglikemia,
hiperbilirubinemia, dll
d. Faktor postnatal : infeksi, trauma, gangguan metabolik/hipoglikemia,
malnutrisi, CVA (Cerebrovascularaccident) - Anoksia, misalnya tenggelam
2. Non organik
a. Penelantaran anak
b. Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis
c. Sosial cultural.
d. Interaksi anak kurang.
3. Rudapaksa (trauma) atau sebab fisik lainnya
Rudapaksa sebelum lahir serta tauma lain, seperti pancaran sinar x, bahan
kontrasepsi yang digunakan, serta melakukan abortus juga dapat menyebabkan
retaardasi mental.
4. Gangguan metabolism, pertumbuhan, dan gizi.
Gangguan gizi berat dan lama yang dialami anak sebelum umur 4 tahun sangat
mempengaruhi perkembangan otak ada anak serta dapat memicu terjadinya
retardasi mental. Keadaan tersebut dapat diperbaiki sampai umur anak ahun. Jika
anak telah melebihi usia tersebut maka jika anak diberikan makanan bergizi
sekalipun, kemampuan intelegensi yang rendah pada anak sulit untuk
ditingkatkan.
5. Penyakit otak setelah kelahiran
Hal ini dappat disebabkan oleh tumor atau kanker dan beberapa reaksi sel- sel
otak yang nyata , namun belum diketahui pasti penybabnya.
6. Penyebab lain :
Keturunan, pengaruh lingkungan, dan kelainan mental lain. Retardasi mental
dapat juga disebabkan oleh gangguan psikiatris berat dengan deviasi psikososial
atau lingkungan ( Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta )
2.3. Manifestai Klinis
a. Gangguan kognitif.
b. Lambatnya keterampilan ekspresi dan resepsi bahasa.
c. Gagal melewati tahap perkembangan yang utama.
d. Lingkar kepala diatas atau dibawah normal.
e. Kemungkinan lambatnya pertumbuha.
f. Kemungkinan tonus otot abnormal.
g. Kemungkinan ciri – ciri dismorfik.
h. Terlambatnya perkembangan motorik halus dan kasar.
2.4. Patofisiologi
Istilah retardasi mental merujuk pada keterbatasannya fungsi hidup sehari – hari.
Retardasi mental adalah keadaan yang seseorang memiliki kemampuan mental
yang tidak mencukupi (WHO). Retardasi mental merupkan kelemahan atau
ketidakmampuan dalam hal kognitif yang muncul pada masa anak-anak (sebelum
usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan dibawah normal (IQ 70-75
atau kurang) dan disertai batasan- batasan lain pada sedikitnya dua fungsi adaptif:
bicara dan berbahasa, keterampilan, merawat diri, kerumah tanggaan,
keterampilan sosial, penggunaan sarana – sarana komunitas, pengarahan
diri,kesehatan dan keamanan, akademik fungsiional, bersantai, dan bekerja
(American Asosition on Mental Retardation [AAMR] 1992).
Dapat
mengembangka Dapat belajar Biasanya dapat
n keterampilan keterampilan mencapai
Ringan 50- social dan akademik sampai ± keterampilan
69 komunikasi, kelas 6 SD social dan
retradasi kejujuran namun
minimal perlu bantuan
terutama bila
stress
2.6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kromosomal Kariotipe
i. Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
ii. Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
iii. Terdapat beberapa kelainan kongenital
iv. Genetalia abnormal
b. EEG ( Elektro Ensefalogram)
i. Gejala kejang yang dicurigai
ii. Kesulitan mengerti bahasa yang berat
c. CT ( Cranial Computed Tomography) atau MRI ( Magnetic Resonance
Imaging)
i. Pembesaran kepala yang progresif
ii. Tuberous sklerosis
iii. Dicurigai kelainan otak yang luas
iv. Kejang lokal
v. Dicurigai adanya tumor intracranial
d. Titer virus untuk infeksi kongenital
i. Kelainan pendengaran tipe sensorineural
ii. Neonatal hepatosplenomegali
iii. Petechie pada periode neonatal
iv. Chorioretinitis
v. Mikroptalmia
vi. Kalsifikasi intrakranial
vii. Mikrosefali
e. Serum asam urat ( uric acid serum)
f. Laktat dan piruvat darah
g. Uji intelegensi standar (Stanford-Binet, Waschler, Bayley Scales Of Infant
Development)
h. Uji perkembangan seperti Denver II
i. Pengukuran fungsi adaptif (Vineland Adaptif Behavior Scales, Woodcock-
Johnson Of Independent Bahavoir, School Edition Of The Adaptive Behavior
Scales)
2.7. Penatalakssanaan Medis
a. Obat – obat psikotropika (Tioridazin, [mellaril]) untuk remaja yang berprilaku
membahayakan diri sendiri.
b. Psikostimulan untok remaja yang menunjukkan tanda- tanda gangguan
konsentrasi atau gangguan hiperaktif.
c. Anti depresan ((impramin [tofranil])
d. Karbamazepin (tegretol) dan propranolol (inderal)
2.8. Komplikasi
a. Serebral palsi
b. Gangguan kejang
c. Gangguan kejiwaan
d. Gangguan konsentrasi atau hiperaktif
e. Deficit komunikasi
f. Konstipasi (karena penurunan motilitas usus akibat obat – obatan anti
konvulsi, kurang mengonsumsi makanan berserat dan cairan).
2.9. Prognosis
Anak dengan retardasi mental ringan bisa jadi hanya sementara karena seiring
bertambahnya usia anak bisa kembali normal dengan terpi – terapi yang didapat.
Anak dengan retardasi sedang atau menengah banyak ditemukan dapat mencapai
seilf-sufficiency dan kebahagiaan hidup. Untuk mencapai tujuan tersebut tentu
diperlukan lingkungan yang mendukung seperti, pendidikan, komunitas,
lingkungan sosial, keluarga, dan keterampilan yang konsisten. Individu dengan
retardasi mental yang sangat berat memiliki harapan yang lebih kecil karena
sangat dibutuhkannya dukungan yang besar da biasanya tidak dapat hidup secara
independen atau dirumah secara berkelompok. Anak – anak dengan retardasi
mental memiliki kemampuan yang sama dengan teman – teman mereka , namun
akan Nampak tertinggal seiring bertambahnya usia anak dengan retardasi mental
tersebut.
B. Asuhan Keperawtan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Identitas orangtua
c. Riwayat kesehatan dulu, sekarang, dan keluarga.
d. Pola pengkajian Gordon:
i. Pola persepsi kesehatan
Pasien dan orang tua tidak mengetahui penyakit dan factor – factor yang
mempengaruhinya.
Konstipasi (karena penurunan motilitas usus akibat obat – obatan anti konvulsi,
kurang mengonsumsi makanan berserat dan cairan).
-
x. Pola koping – toleransi stress
e. Pemeriksaan fisik
Head to toe
tetangga khusus
- Berinteraksi
dengan anggota 2. modifikasi prilaku: