Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

PRINSIP PRINSIP BIOKIMIA DALAM TUBUH MANUSIA

Biokimia (bios dalam bahasa yunani artinya “hidup” dan “kimia”) adalah kimia dari
bahan bahan dan proses proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Biokimia juga dapat
diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang konstituen kimiawi sel hidup serta reaksi dan
proses yang dialami konstituen konstituem tersebut. Tujuan utama biokimia adalah
pemahaman menyeluruh atas semua proses kimiawi yang berkaitan dengan sel hidup pada
tingkat molecular.

A. Keseimbangan Asam Basa

Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut
sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain
(disebut sebagai akseptor proton).

Keseimbamgan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion hydrogen
yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hydrogen yang dikeluarkan oleh sel. Pada
proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular umumnya berhubungan dengan
asam lemah dan basa lemah, begitupula dengan tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang
sangat rendah.

Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hydrogen. Walaupun produksi


akan terus menghasilkan ion hydrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata konsentrasi ion
hydrogen dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4.

Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7,35 hingga 7,45.
Tubuh manusia mampu mempertahankan keseimbangan asam basa agar proses metabolisme
dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia
diatur oleh dua system organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi
CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.

Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah :

a. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7,35 sedangkan alkalosis bila pH > 7,45.
b. CO2 (karbon dioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen
asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik nilai normalnya adalah 40 mmHg.
c. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolic. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
d. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya
jumlah komponen basa.
e. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya
jumlah komponen asam.

2|Ilmu Biomedik Dasar


Factor factor yang mempengaruhi keseimbangan asam dan basa :

a. System buffer
System penyangga asam basa kimiawi dalam tubuh yang dengan segera bergabung
dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion hydrogen yang
berlebihan.
b. System paru
Paru paru, dibawah kendali medulla otak, mengendalikan karbon dioksida, dan karena
itu juga mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan ekstra seluler. Pada
keadaan asidosis metabolic, frekuensi pernapasan meningkat sehingga menyebabkan
eliminasi karbon dioksida yang lebih besar ( untuk mengurangi kelebihan asam).
c. System ginjal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan anion
asam nonvolatile dan mengganti HCO3-. Ginjal mengatur asam basa dengan sekresi
dan readsorpsi ion hydrogen dan ion bikarbonat.

Jenis gangguan keseimbangan asam dan basa :

a. Asidosis respiratorik
Keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbon dioksida dalam darah
sebagai akibat dari fungsi paru paru yang buruk atau pernapasan yang lambat. Terjadi
apabila paru paru tidak dapat mengeluarkan karbon dioksida secara adekuat seperti
Emfisema, bronchitis kronis, pneumonia berat, edema pulmoner dan asma.
Pengobatannya bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru paru.

b. Asidosis metabolic
Keasaman darah yang berlebihan yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat
dalam darah. Jika tubuh terus menerus menghasilkan asam, sehingga terjadi asidosis
berat dan berakhir dengan keadaan koma. Penyebabnya :
1. Jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam
menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun seperti methanol, dan zat
anti beku.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak atau berlebihan sebagai akibat
dari beberapa penyakit seperti diabetes mellitus tipe 1
3. Asidosis metabolic bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya. Seperti gagal ginjal.

Pengobatan dilakukan tergantung kepada penyebabnya sebagai contoh, diabetes


dikendalikan dengan insulin.

c. Alkalosis respiratorik
Suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernapasan yang cepat dan dalam,
sehingga menyebabkan kadar karbon dioksida dalam darah menjadi rendah.

3|Ilmu Biomedik Dasar


Pernapasan yang cepat dan dalam disebut hipervemtilasi menyebabkan terlalu
banyaknya jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan dari aliran darah, dan bisa
desebabkan juga oleh kecemasan, rasa nyeri, sirosis hati, dll. Pengobatannya
dilakukan dengan memperlambat pernapasan jika penyebabnya kecemasan.

d. Alkalosis metabolic
Terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam, contoh asam lambung selama
periode muntah berkepanjangan atau apabila asam lambung disedot dengan selang
lambung. Disebabkan oleh pengguna diuretic(tiazid, furosemide, etaklinat), kelenjar
adrenal yang terlalu aktif. Pengobatannya dengan pemberian cairan dan elektrolit
(natrium dan kalium).

B. Cairan tubuh

Pada tubuh seorang dewasa, sekitar 60% terdiri atas air, sementara bayi dan anak
komposisi air didalam tubuh sekitar 70 – 80%. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari
air (pelarut) dan zat tertentu (terlarut) sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel partikel yang bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena dan didistribusikan keseluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lain. Apabila terjadi gangguan keseimbangan, baik cairan
atau elektrolit dapat mengakibatkan overhidrasi, dehidrasi, hiponatremia, hypokalemia,
hyperkalemia, dan hipokalsemia.

Persentase cairan tubuh tergantung pada usia, jenis kelamin, dan derajat status gizi
seseorang. Seiring dengan pertumbuhan seseorang, persentase jumlah cairan terhadap berat
badan menurun.
Cairan tubuh terbagi ke dalam 2 kompartemen, yaitu intraselular dan eksreaselular.
a. Intraselular
Pada orang dewasa, sekitar 2/3 dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular.
Sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya yang merupakan cairan
intraselular.
b. Ekstraselular
Cairan ekstraselular terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Cairan interstitial, yaitu cairan yang mengelilingi sel dan termasuk cairan yang
terkandung diantara rongga tubuh serebrospinal, pericardial, pleura, sendi
synovial, intraocular, sekresi saluran pencernaan.
b. Cairan intraveskular, yaitu cairan yang terkandung dalam pembuluh darah
seperti plasma darah.

Terdapat dua jenis bahan yang terkandung dalam tubuh, yaitu elektrolit dan non
elektrolit.

4|Ilmu Biomedik Dasar


a. Elektrolit
Adalah zat yang terdiosasi dalam cairan, dibedakan menjadi ion positif atau kation
dan ion negative atau anion.
b. Non-elektrolit
Zat yang termasuk kedalam nonelektrolit adalah glukosa, urea, kreatinin, dan
bilirubin yang tidak terdiosasi dalam cairan.

Mekanisme keseimbangan cairan tubuh

Pergerakan zat dan air dibagian tubuh melibatkan transport pasif, yang tidak
membutuhkan energy terdiri dari difusi dan osmosis, dan tranfor aktif yang membutuhkan
energy ATP yaitu pompa Na-K.

Berikut merupakan beberapa mekanisme pengaturan keseimbangan cairan dan


elektrolit antar kompartemen :

1. Keseimbangan Donnan
Keseimbangan antara cairan intraseluler dengan cairan ektraselular yang timbul akibat
adanya peran dari sel membrane.

2. Oamolalitas dan Osmolaritas


Osmolalitas digunakan untuk menampilkan larutan osmotic berdasarkan jumlah
partikel, sehubungan dengan berat pelarut. Lebih khusus, itu adalah jumlah osmol
disetiap kilogram pelarut. Sedangkan osmolaritas merupakan metode yang digunakan
untuk menggambarkan konsentrasi larutan osmotic. Osmolaritas adalah property
koligatif, yang berarti bahwa tergantung pada jumlah partikel terlarut dalam larutan.

3. Tekanan koloid osmotic


Tekanan yang dihasilkan molekul koloid yang tidak dapat berdifusi, misalnya protein,
yang bersifat menarik air kedalam kapiler dan melawan tekanan filtrasi. Walaupun
hanya 0,5% drai total osmolalitas plasma total, namun mempunyai arti yang sangat
penting. Karena, hal ini menyebabkan permeabilitas kapiler terhadap koloid sangat
kecil sehingga mempunyai efek penahan air dalam komponen plasma, serta
mempertahankan air dalam komponen kompartemen cairan di tubuh. Bila terjadi
penurunan tekanan koloid osmotic, akan menyebabkan timbulnya edema paru.

4. Kekuatan starling
Tekanan koloida osmotic plasma kira kira 25 mmHg sedangkan tekanan darah 36
mmHg pada ujung arteri dari kapiler darah dan 15 mmHg pada ujung vena. Keadan
ini menyebabkan terjadinya difusi air dan ion ion yang dapat berdifusi keluar dari
kapiler masuk ke cairan interstisiil pada akhir arteri dan reabsorpsi berkisar 90% dari
cairan ini pada ujung veous.

5|Ilmu Biomedik Dasar


Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk
dan keluar. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan dalam tubuh
setiap waktu selalu berada dalam jumlah yang konstan.

Gangguan keseimbangan cairan tubuh :

1. Overhidrasi
Kelebihan atau intoksikasi cairan dalam tubuh, sering terjadi akibat adanya kekeliruan
dalam tindakan terapi cairan. Penyebabnya meliputi, adanya gangguan air lewat
ekskresi air lewat ginjal (gagal ginjal akut), mausikan iar yang berlebihan pada terapi
cairan, masuknya cairan irrigator pada tindakan reseksi prostat transuretra, dan korban
tenggelam. Gejalanya meliputi, sesak napas, edema, peningkatan tekanan vena
jugular, edema paru akut, dan gagal jantung. Terapi terdiri dari pemberian diuretic
(bila fungsi ginjal baik), ultrafiltrasi atau dialysis (fungsi ginjal menurun), dan
flebotomi pada kondisi yang darurat.

2. Dehidrasi
Kondisi deficit air dalam tubuh akibat masukan yang kurang atau keluaran yang
berlebihan. Kondisi dehidrasi terdiri atas 3 bentuk yaitu, isotonic (air hilang bersama
garam ), hipotonik (kehilangan natrium yang lebih banyak dibanding air, sehingga air
di kompartemen berpindah dari intraveskular ke ekstraveskular, sehingga
menyebabkan penurunan volume intraveskular), hipertonik (kehilangan air lebih
banyak dibanding natrium, menyebabkan air di konpartemen ekstraveskular
berpindah ke intraveskular, sehingga penambahan volume intraveskular). Terapi
dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan natrium yang hilang tergantung pada
tingkatan dehidrasi yang dialami, contoh kristaloid RL atau Nacl.

3. Hiponatremia
Kondisi apabila kadar natrium plasma dibawah 130 mEq/L, dan menimbulakan gejala
kejang, hingga koma. Disebabkan euvolemia, hipovolemia, hypervolemia. Terapi
dilakukan secara perlahan lahan dan berlangsung lama.

4. Hypernatremia
Jika kadar natrium melebihi 150 mg/L, maka akan timbul gejala berupa perubahan
mental, letargi, kejang, koma, lemah. Disebabkan oleh kehilangan cairan
(diare,muntah,DM,dll), asupan air kurang, asupan natrium berlebihan. Terapi keadaan
ini adalah penggantian cairan dengan 5% dektrose dalam air.

5. Hypokalemia
Kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L. akibat dari redistribusi akut kalium dari cairan
ekstraveskular ke intraveskular atau dari pengurangan kronis kadar total kalium
tubuh. Gejalanya berupa perasaan lemah, otot otot lemas, gangguan irama jantung.

6|Ilmu Biomedik Dasar


Terapi dilakukan dengan memberikan makan yang kaya dengan kalium, seperti uah
buahan, sayuran, ikan dan kaldu.

6. Hyperkalemia
Kadar kalium melebihi 5 mEq/L. sering terjadi karena insufisiensi renal atau obat
yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-inhibitor, siklosporin, diuretic).
Tanda dan gejalanya melibatkan susunan saraf pusat dan kardiovaskular. Bila
kadarnya kurang dari 6,5 mEq/L diberikan diuretic, natrium bikarbonat, dll. Bila
dalam 6 jam belum tampak perbaikan, dilakukan hemodialysis. Bila kadar kalium
plasma lebih dari 6,5 mEq/L segera lakukan dialysis.

7. Hipokalsemia
Kondisi hipokalsemia biasanya terjadi pada pasien dengan hipoalbuminemia karena
90% kalsium terikat dengan albumin. Disebabkan hipoparatiroidism, kongenital,
idiopatik, dll. Gejala nya meliputi tetani dengan spasme karpopedal, adanya tanda
chovteks, kulit kering, gelisah, dan gangguan irama jantung. Merupakan kondisi
gawat darurat karena menyebabkan kejang umum dan henti jantung. Dapat diberikan
20-30 ml preparat kalsium glukonas 10% atau CaCl 10 % dan diulang 30-60 menit
kemudian samapai mencapai kadar optimal. Pada kasus kronik dilanjutkan dengan
terapi peroral.

C. Metabolisme

Metabolism adalah suatu proses yang terjadi dalam suatu organisme atau sel hidup.
Dalam proses tersebut, organisme mengambil senyawa kimia dari luar, mengolahnya untuk
mendapatkan energy dan proses sintesis dan kemudian mengekskresikan produk akhir hasil
reaksi yang terjadi didalam organisme tersebut.

Senyawa senyawa seperti karbohidrat, lipid, dan protein dapat digunakan sebagai
sumber energy untuk metabolism sel. Senyawa ini didalam sel akan mengalami perubahan
melalui berbagai reaksi enzimatik atau jalur metabolism. Jalur metabolism dapat dibagi
menjadi tiga bagian. Jalur metabolism yang mengkatalisis pemecahan suatu senyawa disebut
jalur katabolic. Sedangkan jalur untuk proses sintesis untuk suatu senyawa dalam sel disebut
jalur anabolic. Jalur yang digunakan untuk proses pemecahan dan proses sintesis disebut jalur
amfibolik.

Sebagian besar jalur metabolism dan reaksi reaksi yang terjadi didalam jalur
metabolism, baik pada organisme sederhana seperti bakteri, maupun organisme tertinggi
seperti mamalia, hampir sama.

Glikolisis merupakan jalur utama dalam metabolism karbohidrat untuk menghasil


energy. Jalur glikolisis ini merupakan jalur yang sangat penting pertawa karena tidak hanya
berperan pada metabolism karbohidrat saja, tetapi bersama sama dengan siklus asam sitrat

7|Ilmu Biomedik Dasar


dapat berperan sebagai jalur amfibolik. Selain itu, jalur ini juga harus berfungsi setiap saat
dan tersebar dalam seluruh makhluk hidup, mulai dari bakteri hingga manusia.

D. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang bekerja
untuk menghasilkan energy bagi tubuh manusia. Karbohidrat merupakan sumber energy yang
primer untuk aktivitas tubuh sehingga dianjurkan untuk mengkomsumsi karbohidrat sebesar
50-60% dari kebutuhan energy total. Karbohidrat secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis
yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks karbohidrat. Karbohidrat sederhana terdiri atas
monosakarida, disakarida, dan oligosakarida. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida
dan polisakarida non pati (serat). Pencernaan dimulai dari mulut, kemudia terhenti
dilambung, dan dilanjutkan ke usus halus kemudia diserap oleh usus, masuk kecairan
limpasan, kemudian ke pembuluh darah kapiler, dan dinding melalui vena portae ke hati dan
sebagian pati yang tidak masuk ke usus besar. Sisa karbohidrat yang masih ada, dibuang
menjadi tinja. Fungsi karbohidrat lain bagi tubuh yaitu, pemberi rasa manis pada makanan,
penghemat protein, pengatur metabolism lemak, dan membantu mengeluarkan kotoran.
Sumber karbohidrat adalah padi padian atau serealia, umbi umbian, kacang kacang kering,
dan gula. Penyakit penyakit yang berhubungan dengan karbohidrat yaitu penyakit kurang
kalori, dan diabetes mellitus.

Sifat alami karbohidrat dalam makanan mempengaruhi keseimbangan energy.


Makanan yang kaya serat pangan cenderung memiliki massa yang besar, meningkatkan rasa
kenyang yang berlebihan dan mengurangi risiko penambahan berat badan yang berlebih.
Sedangkan, asupan makanan yang padat energy, yang kaya akan lemak maupun gula bebas,
atau keduanya akan meningkatkan risiko penimbunan lemak yang lebih tinggi.

E. Protein

Protein adalah molekul organic yang terbanyak dalam sel. Lebih dari 50% berat
kering sel terdiri atas protein. Selain itu, protein adalah biomolekul yang sesungguhnya,
karena senyawa ini yang menjalankan berbagai fungsi dasar kehidupan, antara lain protein
berkontraksi melakukan gerak, menjalankan berbagai proses metabolism dalam bentuk
enzim. Protein dapat pula berperan membawa informasi dari luar kedalam sel dan didalam
bagian bagian sel sendiri.

Secara kimia, protein adalah heteropolimer dari asam asam amino, yang terikat satu
sama lain dengan ikatan peptide. Protein apapun dan berasal dari makhluk apapun juga
ternyata hanya tersusun dari 20 macam asam amino saja. Perbedaan protein yang satu dengan
yang lain disebabkan oleh jumlah dan kedudukan asam amino tersebut didalam tiap tiap
molekul. Keduapuluh asam amino tersebut itu mempunyai ciri umum sebagai berikut.
Pertama semuanya mempunyai konfigurasi L. kedua sama sama mempunyai 1 gugus COOH

8|Ilmu Biomedik Dasar


dan 1 gugus NH2 yang terikat ke atom C. perbedaan individual dari asam asam amino ini
disebabkan oleh perbedaan rantai samping.

Muatan suatu protein dalam suatu larutan ditentukan oleh gugus NH2 bebas disuatu
ujung dan gugus COOH bebas di ujung yang lain serta jumlah rantai yang bermuatan. Protein
yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung dan usus menjadi asam asam
amino, yang di arbsobsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam diambil oleh hati,
sebagian lagi diiedarkan ke dalam jaringan jaringan diluar hati. Protein dalam sel tubuh
dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk
biosintesis protein akan diubah menjadi asam keto yang dapat masuk ke siklus asam sitrat
dan diubah menjadi urea. Asam amino yang dibuat didalam hati, maupun yang dihasilkan
dari proses katabolisme protein di bawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan. Asam
amino yang terdapat dalam darah dapat berasal dari 3 sumber yaitu, adsorpsi melalui dinding
usus, hasil penguiraian protein dalam sel, dan hasil sintesis asam amino dalam sel.(Poedjiadi,
1994).

F. Lipid

Lipid merupakan salah satu biomolekul yang sangat penting dalam kebutuhan
makanan kita. Salah satu bentuk lipid adalah trigliserol dan lipoprotein. Trigliserol adalah
sumber cadangan kalori yang memiliki energy tinggi. Jika dibandingkan, metabolism
karbohidrat dan protein akan menghasilkan energy sekitar 4 sampai 5 kkal/g, sedangkan
trigliserol bisa menghasilkan 9 kkal/g. fungsi biologi lipid tergantung pada struktur kimianya.
Beberapa jenis lipid yang jumlahnya terbatas pada sel organisme memiliki fungsi sebagai
kofaktor, electron carriers, pigmen pengabsorpsi cahaya, ujung hidrofobik protein, agen
pengemulsi, hormone dan messenger intraseluler. Lipid relative tidak bisa larut dalam air
namun bisa larut dalam pelarut nonpolar seperti eter dan kloroform. Lipid atau lemak bisa
digunakan sebagai sumber energy, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin yang
larut lemak (A,D,E,K), menghemat protein, memberikan rasa kenyang, sebagai pelumas
pencernaan, memelihara suhu tubuh, dan pelindung organ tubuh.

Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990) menganjurkan


mengkonsumsi lemak sebanyak 15 -30 % dari kebutuhan total energy. Jumlah ini memenuhi
kebutuhan terhadap asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut
lemak. Kementrian RI menganjurkan untuk menghidangkan makan dengan cara menggoreng
cukup satu makanan dalam sehari. Kelebihan makanan dalam tubuh akan disimpan dalam
bentuk lemak terutamapada jaringan bawah kulit, sekitar otot, jantung, paru paru, ginjal dan
organ tubuh lainnya.

Klasifikasi lipid :

a. Lipid sederhana = lemak, dan lilin


b. Lipid kompleks = fosfolipid, glikolipid, sulfolipid, aminolipid, dan lipoprotein
c. Lipid prekusor dan derivate = asam lemak, gliserol, steroid, aldehid lemak, dll.

9|Ilmu Biomedik Dasar


Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh tumbahan, mentega, margarin, dan
lemak hewani, kemudian dapat di dapatkan juga dari kacang kacangan, biji bijian, daging,
susu, telur, serta makanan yang dimasak dengan menggunakan minyak, sedangkan pada
sayur dan buah sangat sedikit mengandung lemak kecuali alpukat.

G. Purin dan Pirimidin

Purin dan pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim (NAD,
NADP, ATP, UDPG). Inti purin dan pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul
nukleotida asam nukleat RNA dan DNA. Contoh pirimidin itu ada Sitosin, Urasil, Timin,
sedangkan yang termasuk purin itu ada Adenine dan Guanin. Purin dan pirimidin merupakan
unsur yang nonesensial secara dietik artinya manusia dapat mensistesis nukleotida secara
denovo (dari senyawa intermediet anfibolik), meskipin tidak mengkonsumsi asam nukleat.
Bentuk struktur purin dan pirimidin :

10 | I l m u B i o m e d i k D a s a r
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Biokimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang makhluk
hidup, yang juga merupakan salah satu disiplin ilmu dari kimia organic dan sains biologi.
Biokimia mempelajari proses kimia yang berhubungan dengan makhluk hidup.
Biokimia mengarahkan bidang penelitiannya pada makromolekul seperti karbohidrat,
lipid, protein, dan asam nukleat yang berperan dalam kehidupan.

11 | I l m u B i o m e d i k D a s a r

Anda mungkin juga menyukai