PEMBAHASAN
Biokimia (bios dalam bahasa yunani artinya “hidup” dan “kimia”) adalah kimia dari
bahan bahan dan proses proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Biokimia juga dapat
diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang konstituen kimiawi sel hidup serta reaksi dan
proses yang dialami konstituen konstituem tersebut. Tujuan utama biokimia adalah
pemahaman menyeluruh atas semua proses kimiawi yang berkaitan dengan sel hidup pada
tingkat molecular.
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut
sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain
(disebut sebagai akseptor proton).
Keseimbamgan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion hydrogen
yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hydrogen yang dikeluarkan oleh sel. Pada
proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular umumnya berhubungan dengan
asam lemah dan basa lemah, begitupula dengan tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang
sangat rendah.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7,35 hingga 7,45.
Tubuh manusia mampu mempertahankan keseimbangan asam basa agar proses metabolisme
dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia
diatur oleh dua system organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi
CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.
a. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7,35 sedangkan alkalosis bila pH > 7,45.
b. CO2 (karbon dioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen
asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik nilai normalnya adalah 40 mmHg.
c. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolic. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
d. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya
jumlah komponen basa.
e. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya
jumlah komponen asam.
a. System buffer
System penyangga asam basa kimiawi dalam tubuh yang dengan segera bergabung
dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion hydrogen yang
berlebihan.
b. System paru
Paru paru, dibawah kendali medulla otak, mengendalikan karbon dioksida, dan karena
itu juga mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan ekstra seluler. Pada
keadaan asidosis metabolic, frekuensi pernapasan meningkat sehingga menyebabkan
eliminasi karbon dioksida yang lebih besar ( untuk mengurangi kelebihan asam).
c. System ginjal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan anion
asam nonvolatile dan mengganti HCO3-. Ginjal mengatur asam basa dengan sekresi
dan readsorpsi ion hydrogen dan ion bikarbonat.
a. Asidosis respiratorik
Keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbon dioksida dalam darah
sebagai akibat dari fungsi paru paru yang buruk atau pernapasan yang lambat. Terjadi
apabila paru paru tidak dapat mengeluarkan karbon dioksida secara adekuat seperti
Emfisema, bronchitis kronis, pneumonia berat, edema pulmoner dan asma.
Pengobatannya bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru paru.
b. Asidosis metabolic
Keasaman darah yang berlebihan yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat
dalam darah. Jika tubuh terus menerus menghasilkan asam, sehingga terjadi asidosis
berat dan berakhir dengan keadaan koma. Penyebabnya :
1. Jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam
menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun seperti methanol, dan zat
anti beku.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak atau berlebihan sebagai akibat
dari beberapa penyakit seperti diabetes mellitus tipe 1
3. Asidosis metabolic bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya. Seperti gagal ginjal.
c. Alkalosis respiratorik
Suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernapasan yang cepat dan dalam,
sehingga menyebabkan kadar karbon dioksida dalam darah menjadi rendah.
d. Alkalosis metabolic
Terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam, contoh asam lambung selama
periode muntah berkepanjangan atau apabila asam lambung disedot dengan selang
lambung. Disebabkan oleh pengguna diuretic(tiazid, furosemide, etaklinat), kelenjar
adrenal yang terlalu aktif. Pengobatannya dengan pemberian cairan dan elektrolit
(natrium dan kalium).
B. Cairan tubuh
Pada tubuh seorang dewasa, sekitar 60% terdiri atas air, sementara bayi dan anak
komposisi air didalam tubuh sekitar 70 – 80%. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari
air (pelarut) dan zat tertentu (terlarut) sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel partikel yang bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena dan didistribusikan keseluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lain. Apabila terjadi gangguan keseimbangan, baik cairan
atau elektrolit dapat mengakibatkan overhidrasi, dehidrasi, hiponatremia, hypokalemia,
hyperkalemia, dan hipokalsemia.
Persentase cairan tubuh tergantung pada usia, jenis kelamin, dan derajat status gizi
seseorang. Seiring dengan pertumbuhan seseorang, persentase jumlah cairan terhadap berat
badan menurun.
Cairan tubuh terbagi ke dalam 2 kompartemen, yaitu intraselular dan eksreaselular.
a. Intraselular
Pada orang dewasa, sekitar 2/3 dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular.
Sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya yang merupakan cairan
intraselular.
b. Ekstraselular
Cairan ekstraselular terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Cairan interstitial, yaitu cairan yang mengelilingi sel dan termasuk cairan yang
terkandung diantara rongga tubuh serebrospinal, pericardial, pleura, sendi
synovial, intraocular, sekresi saluran pencernaan.
b. Cairan intraveskular, yaitu cairan yang terkandung dalam pembuluh darah
seperti plasma darah.
Terdapat dua jenis bahan yang terkandung dalam tubuh, yaitu elektrolit dan non
elektrolit.
Pergerakan zat dan air dibagian tubuh melibatkan transport pasif, yang tidak
membutuhkan energy terdiri dari difusi dan osmosis, dan tranfor aktif yang membutuhkan
energy ATP yaitu pompa Na-K.
1. Keseimbangan Donnan
Keseimbangan antara cairan intraseluler dengan cairan ektraselular yang timbul akibat
adanya peran dari sel membrane.
4. Kekuatan starling
Tekanan koloida osmotic plasma kira kira 25 mmHg sedangkan tekanan darah 36
mmHg pada ujung arteri dari kapiler darah dan 15 mmHg pada ujung vena. Keadan
ini menyebabkan terjadinya difusi air dan ion ion yang dapat berdifusi keluar dari
kapiler masuk ke cairan interstisiil pada akhir arteri dan reabsorpsi berkisar 90% dari
cairan ini pada ujung veous.
1. Overhidrasi
Kelebihan atau intoksikasi cairan dalam tubuh, sering terjadi akibat adanya kekeliruan
dalam tindakan terapi cairan. Penyebabnya meliputi, adanya gangguan air lewat
ekskresi air lewat ginjal (gagal ginjal akut), mausikan iar yang berlebihan pada terapi
cairan, masuknya cairan irrigator pada tindakan reseksi prostat transuretra, dan korban
tenggelam. Gejalanya meliputi, sesak napas, edema, peningkatan tekanan vena
jugular, edema paru akut, dan gagal jantung. Terapi terdiri dari pemberian diuretic
(bila fungsi ginjal baik), ultrafiltrasi atau dialysis (fungsi ginjal menurun), dan
flebotomi pada kondisi yang darurat.
2. Dehidrasi
Kondisi deficit air dalam tubuh akibat masukan yang kurang atau keluaran yang
berlebihan. Kondisi dehidrasi terdiri atas 3 bentuk yaitu, isotonic (air hilang bersama
garam ), hipotonik (kehilangan natrium yang lebih banyak dibanding air, sehingga air
di kompartemen berpindah dari intraveskular ke ekstraveskular, sehingga
menyebabkan penurunan volume intraveskular), hipertonik (kehilangan air lebih
banyak dibanding natrium, menyebabkan air di konpartemen ekstraveskular
berpindah ke intraveskular, sehingga penambahan volume intraveskular). Terapi
dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan natrium yang hilang tergantung pada
tingkatan dehidrasi yang dialami, contoh kristaloid RL atau Nacl.
3. Hiponatremia
Kondisi apabila kadar natrium plasma dibawah 130 mEq/L, dan menimbulakan gejala
kejang, hingga koma. Disebabkan euvolemia, hipovolemia, hypervolemia. Terapi
dilakukan secara perlahan lahan dan berlangsung lama.
4. Hypernatremia
Jika kadar natrium melebihi 150 mg/L, maka akan timbul gejala berupa perubahan
mental, letargi, kejang, koma, lemah. Disebabkan oleh kehilangan cairan
(diare,muntah,DM,dll), asupan air kurang, asupan natrium berlebihan. Terapi keadaan
ini adalah penggantian cairan dengan 5% dektrose dalam air.
5. Hypokalemia
Kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L. akibat dari redistribusi akut kalium dari cairan
ekstraveskular ke intraveskular atau dari pengurangan kronis kadar total kalium
tubuh. Gejalanya berupa perasaan lemah, otot otot lemas, gangguan irama jantung.
6. Hyperkalemia
Kadar kalium melebihi 5 mEq/L. sering terjadi karena insufisiensi renal atau obat
yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-inhibitor, siklosporin, diuretic).
Tanda dan gejalanya melibatkan susunan saraf pusat dan kardiovaskular. Bila
kadarnya kurang dari 6,5 mEq/L diberikan diuretic, natrium bikarbonat, dll. Bila
dalam 6 jam belum tampak perbaikan, dilakukan hemodialysis. Bila kadar kalium
plasma lebih dari 6,5 mEq/L segera lakukan dialysis.
7. Hipokalsemia
Kondisi hipokalsemia biasanya terjadi pada pasien dengan hipoalbuminemia karena
90% kalsium terikat dengan albumin. Disebabkan hipoparatiroidism, kongenital,
idiopatik, dll. Gejala nya meliputi tetani dengan spasme karpopedal, adanya tanda
chovteks, kulit kering, gelisah, dan gangguan irama jantung. Merupakan kondisi
gawat darurat karena menyebabkan kejang umum dan henti jantung. Dapat diberikan
20-30 ml preparat kalsium glukonas 10% atau CaCl 10 % dan diulang 30-60 menit
kemudian samapai mencapai kadar optimal. Pada kasus kronik dilanjutkan dengan
terapi peroral.
C. Metabolisme
Metabolism adalah suatu proses yang terjadi dalam suatu organisme atau sel hidup.
Dalam proses tersebut, organisme mengambil senyawa kimia dari luar, mengolahnya untuk
mendapatkan energy dan proses sintesis dan kemudian mengekskresikan produk akhir hasil
reaksi yang terjadi didalam organisme tersebut.
Senyawa senyawa seperti karbohidrat, lipid, dan protein dapat digunakan sebagai
sumber energy untuk metabolism sel. Senyawa ini didalam sel akan mengalami perubahan
melalui berbagai reaksi enzimatik atau jalur metabolism. Jalur metabolism dapat dibagi
menjadi tiga bagian. Jalur metabolism yang mengkatalisis pemecahan suatu senyawa disebut
jalur katabolic. Sedangkan jalur untuk proses sintesis untuk suatu senyawa dalam sel disebut
jalur anabolic. Jalur yang digunakan untuk proses pemecahan dan proses sintesis disebut jalur
amfibolik.
Sebagian besar jalur metabolism dan reaksi reaksi yang terjadi didalam jalur
metabolism, baik pada organisme sederhana seperti bakteri, maupun organisme tertinggi
seperti mamalia, hampir sama.
D. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang bekerja
untuk menghasilkan energy bagi tubuh manusia. Karbohidrat merupakan sumber energy yang
primer untuk aktivitas tubuh sehingga dianjurkan untuk mengkomsumsi karbohidrat sebesar
50-60% dari kebutuhan energy total. Karbohidrat secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis
yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks karbohidrat. Karbohidrat sederhana terdiri atas
monosakarida, disakarida, dan oligosakarida. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida
dan polisakarida non pati (serat). Pencernaan dimulai dari mulut, kemudia terhenti
dilambung, dan dilanjutkan ke usus halus kemudia diserap oleh usus, masuk kecairan
limpasan, kemudian ke pembuluh darah kapiler, dan dinding melalui vena portae ke hati dan
sebagian pati yang tidak masuk ke usus besar. Sisa karbohidrat yang masih ada, dibuang
menjadi tinja. Fungsi karbohidrat lain bagi tubuh yaitu, pemberi rasa manis pada makanan,
penghemat protein, pengatur metabolism lemak, dan membantu mengeluarkan kotoran.
Sumber karbohidrat adalah padi padian atau serealia, umbi umbian, kacang kacang kering,
dan gula. Penyakit penyakit yang berhubungan dengan karbohidrat yaitu penyakit kurang
kalori, dan diabetes mellitus.
E. Protein
Protein adalah molekul organic yang terbanyak dalam sel. Lebih dari 50% berat
kering sel terdiri atas protein. Selain itu, protein adalah biomolekul yang sesungguhnya,
karena senyawa ini yang menjalankan berbagai fungsi dasar kehidupan, antara lain protein
berkontraksi melakukan gerak, menjalankan berbagai proses metabolism dalam bentuk
enzim. Protein dapat pula berperan membawa informasi dari luar kedalam sel dan didalam
bagian bagian sel sendiri.
Secara kimia, protein adalah heteropolimer dari asam asam amino, yang terikat satu
sama lain dengan ikatan peptide. Protein apapun dan berasal dari makhluk apapun juga
ternyata hanya tersusun dari 20 macam asam amino saja. Perbedaan protein yang satu dengan
yang lain disebabkan oleh jumlah dan kedudukan asam amino tersebut didalam tiap tiap
molekul. Keduapuluh asam amino tersebut itu mempunyai ciri umum sebagai berikut.
Pertama semuanya mempunyai konfigurasi L. kedua sama sama mempunyai 1 gugus COOH
Muatan suatu protein dalam suatu larutan ditentukan oleh gugus NH2 bebas disuatu
ujung dan gugus COOH bebas di ujung yang lain serta jumlah rantai yang bermuatan. Protein
yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung dan usus menjadi asam asam
amino, yang di arbsobsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam diambil oleh hati,
sebagian lagi diiedarkan ke dalam jaringan jaringan diluar hati. Protein dalam sel tubuh
dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk
biosintesis protein akan diubah menjadi asam keto yang dapat masuk ke siklus asam sitrat
dan diubah menjadi urea. Asam amino yang dibuat didalam hati, maupun yang dihasilkan
dari proses katabolisme protein di bawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan. Asam
amino yang terdapat dalam darah dapat berasal dari 3 sumber yaitu, adsorpsi melalui dinding
usus, hasil penguiraian protein dalam sel, dan hasil sintesis asam amino dalam sel.(Poedjiadi,
1994).
F. Lipid
Lipid merupakan salah satu biomolekul yang sangat penting dalam kebutuhan
makanan kita. Salah satu bentuk lipid adalah trigliserol dan lipoprotein. Trigliserol adalah
sumber cadangan kalori yang memiliki energy tinggi. Jika dibandingkan, metabolism
karbohidrat dan protein akan menghasilkan energy sekitar 4 sampai 5 kkal/g, sedangkan
trigliserol bisa menghasilkan 9 kkal/g. fungsi biologi lipid tergantung pada struktur kimianya.
Beberapa jenis lipid yang jumlahnya terbatas pada sel organisme memiliki fungsi sebagai
kofaktor, electron carriers, pigmen pengabsorpsi cahaya, ujung hidrofobik protein, agen
pengemulsi, hormone dan messenger intraseluler. Lipid relative tidak bisa larut dalam air
namun bisa larut dalam pelarut nonpolar seperti eter dan kloroform. Lipid atau lemak bisa
digunakan sebagai sumber energy, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin yang
larut lemak (A,D,E,K), menghemat protein, memberikan rasa kenyang, sebagai pelumas
pencernaan, memelihara suhu tubuh, dan pelindung organ tubuh.
Klasifikasi lipid :
Purin dan pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim (NAD,
NADP, ATP, UDPG). Inti purin dan pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul
nukleotida asam nukleat RNA dan DNA. Contoh pirimidin itu ada Sitosin, Urasil, Timin,
sedangkan yang termasuk purin itu ada Adenine dan Guanin. Purin dan pirimidin merupakan
unsur yang nonesensial secara dietik artinya manusia dapat mensistesis nukleotida secara
denovo (dari senyawa intermediet anfibolik), meskipin tidak mengkonsumsi asam nukleat.
Bentuk struktur purin dan pirimidin :
10 | I l m u B i o m e d i k D a s a r
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biokimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang makhluk
hidup, yang juga merupakan salah satu disiplin ilmu dari kimia organic dan sains biologi.
Biokimia mempelajari proses kimia yang berhubungan dengan makhluk hidup.
Biokimia mengarahkan bidang penelitiannya pada makromolekul seperti karbohidrat,
lipid, protein, dan asam nukleat yang berperan dalam kehidupan.
11 | I l m u B i o m e d i k D a s a r