PENDAHULUAN
A.Latar belakang
B.rumusan masalah
C.tujuan penulisan
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang prinsip-
prinsip biokimia dalm tubuh manusia,terkait keseimbangan asam
basa,cairan tubuh ,metabolisme karbohidrat,lipid,protein,purin dan
pirimidin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.Cairan tubuh
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan.
Distribusi Cairan Tubuh
Didistribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda.
1. Cairan Ekstrasel,
Tediri dari cairan interstisial (CIS) dan Cairan Intravaaskular.
Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada diantara sebagian
besar sel tubuh dan menyusun sebagian besar cairan tubuh. Sekitar
15% berat tubuh merupakan cairan tubuh interstisial.
2. Cairan intravascular
terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air tidak
berwarna, dan darah mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan
trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh.
3. Cairan Intrasel
Adalah cairan didalam membran sel yang berisi subtansi terlarut
atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit
serta untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat
tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solute yang
sama dengan cairan yang berada diruang ekstrasel. Namun proporsi
subtansi subtansi tersebut berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih
besar didalam cairan intrasel daripada dalam cairan ekstasel.
Distribusi cairan tubuh adalah relatif tergantung pada ukuran tubuh itu
sendiri.
Dewasa 60%
Anak-anak 60 – 77%
Infant 77%
Embrio 97%
Manula 40 – 50 %
1. Asupan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa
adalah ± 2500cc per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan
atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan mekanisme
keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat
pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan
adalah hipotalamus. Apabila terjadi ketidakseimbangan volume cairan
tubuh di mana asupan cairan kurang atau adanya perdarahan, maka
curah jantung menurung, menyebabakan terjadinya penurunan tekanan
darah.
2. Pengeluaran
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi
asupan cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah ±2300
cc. Jumlah air yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal
(berupa urine), sebanyak ±1500 cc per hari pada orang dewasa. Hal ini
juga dihubugkan dengan banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan
air melalui mulut dan pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur,
dan sering dilakukakan melalui kulit (berupa keringat) dan saluran
pencernaan (berupa feses). Pengeluaran cairan dapat pula
dikategorikan sebagai pengeluaran cairan yang tidak dapat diukur
karena, khususnya pada pasien luka bakar atau luka besar lainnya,
jumlah pengeluaran cairan (melalui penguapan) meningkat sehingga
sulit untuk diukur. Pada kasus seperti ini, bila volume urine yang
dikeluarkan kurang dari 500 cc per hari, diperlukan adanya perhatian
khusus. Setiap 1 derajat celcius akan berpengaruh pada output cairan.
Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan
pengawasan asupan dan pengeluaran cairan secara khusus.
Peningkatan jumlah dan kecepatan pernapasan, deman, keringat, dan
diare dapat menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan adalah
muntah secara terus menerus.
Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah:
Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika
urinaria (kandung kemih). Proses ini merupakanproses pengeluaran
cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring pada
glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali
ke dalam aliran darah. Hasil ekskresi terakhir proses ini adalah urine.
Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi darah, reseptor atrium
jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls kembali ke ginjal
dan memproduksi ADH sehingga mempengaruhi pengeluaran urine.
Keringat
Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat.
Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan yang
paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses
jumlahnya berlebihan,maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi
lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran cairan melalui feese adalah 100
ml/hari.
Keseimbangan Cairan
1. Komposisi cairan tubuh
Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50%-60% dari berat
badan. Kebutuhan cairan tubuh dan elektrolit adalah suatu proses
dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang
tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologi dan lingkungan.
2. Pergerakan cairan tubuh
Difusi : proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan
bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Osmosis : bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui membran
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi.
Filtrasi : perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara
bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan.
Transpor aktif : bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi
karena daya aktif tubuh seperti pompa jantung.
3. Cara Perpindahan Cairan Tubuh
Difusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan,
gas, atau zat padat secara bebas dan acak. Proses difusi dapat
terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membrane.
Osmosis proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane
semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi
yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat.
Transport aktif Merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan
berosmosis.
4. Gangguan Mempengaruhi Cairan Tubuh
Hipovolume/Dehidrasi : Ringan, Sedang, Berat
Hipervolume/ Overhidrasi
3.Metabolisme kabohidrat
3.Daur Krebs
4.Lipid
5.Protein
1.Struktur Protein
2.Sifat-sifat Protein
3. Protein Konjugasi
4. Fungsi Protein
Protein sangat besar peranannya dalam proses metabolisme
tubuh, terutama dalam pembentukan sel-sel baru untuk menggantikan
sel yang rusak. Selain itu, fungsi protein lainnya adalah:
Sebagai enzim. Enzim merupakan biokatalis. Bagian utama
molekul enzim yang disebut apoenzim merupakan molekul protein.
Alat angkut (protein transport). Hemoglobin merupakan protein
yang berperan mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan
mioglobin berperan dalam pengangkutan ion besi di dalam plasma
darah yang selanjutnya dibawa ke dalam hati.
Pengatur gerakan (protein kontraktil). Gerakan otot disebabkan
oleh dua molekul protein yang saling bergeseran.
Penyusun jaringan (protein struktural). Berfungsi sebagai
pelindung jaringan dibawahnya, misalnya keratin pada kulit dan
lipoprotein yang menyusun membran sel.
Protein cadangan. Merupakan protein yang berfungsi sebagai
cadangan makanan, misalnya kecambah dan ovalbumin.
Antibodi (protein antibodi). Berperan dalam melindungi tubuh dari
mikroorganisme patogen.
Pengatur reaksi (protein pengatur). Berfungsi sebagai pengatur
reaksi di dalam tubuh, misalnya insulin yang berperan dalam
mengubah glukosa menjadi glikogen.
Pengendali pertumbuhan. Bekerja sebagai penerima (reseptor)
yang dapat memengaruhi fungsi bagian-bagian DNA.
Pirimidin
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hikmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya dengan
segala baiknya
Saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih
baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Makalah Ilmu Dasar Keperawatan
Oleh:
Nama: Inggrid.J.Taniwel
NIRM: 12114201190106
Kelas E
Falkutas Kesehatan
Ambon,2019