PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apayang ada di sekelilingnya
termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang
60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan
elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin,
dan kandungan lemak dalam tubuh.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan dan elektrolit sangat penting mempertahankan keseimbangan atau
homeostosis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
memengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang
mengandung partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup.
Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi (FKUI, 2018).
Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negatif
(anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi
neuromuskular dan keseimbangan asam basa. Pada fungsi neuromuskular,
elektrolit memegang peranan penting terkait dengantransmisi impuls saraf
(Asmadi, 2018).
Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas cairan. Cairan tubuh ini sangat
penting perannya dalam menjaga keseimbangan(hemodinamik) proses
kehidupan. Peranan tersebut dikarenakan air memiliki karakteristik fisiologis (FKUI,
2018). Dalam tubuh, fungsi sel bergantung pada keseimbangan cairan dan
elektrolit. Keseimbangan ini diurus oleh banyak mekanisme fisiologik yang terdapat
dalam tubuh sendiri. Pada bayi dan anak sering terjadi gangguan
keseimbangan tersebut yang biasanya disertai perubahan Ph cairan tubuh (Irwan,
2013).
Cairan merupakan komposisi terbesar dalam tubuh manusia. Cairan
berperan dalam menjaga proses metabolisme dalam tubuh. Untuk menjaga
kelangsungan proses tersebut adalah keseimbangan cairan. Cairan dalam tubuh
manusia normalnya adalah seimbang antara asupan (input) dan haluaran (output). Jumlah
asupan cairan harus sama dengan jumlah cairan yang dikeluarkan dari tubuh.
Perubahan sedikit pada keseimbangan cairan dan elektrolit tidak akan memberikan
dampak bagi tubuh. Akan tetapi,jika terjadi ketidakseimbangan antara asupan dan
haluaran, tentunya akan menimbulkan dampak bagi tubuh manusia. Pengaturan
keseimbangan cairan tubuh, proses difusi melalui membran sel, dan tekanan osmotik
yang dihasilkan oleh elektrolit pada kedua kompartemen (Mubarak, 2017).
Pentingnya cairan bagi tubuh membuat sel-seltubuh hanya dapat hidup dan
berfungsi jika berada /terendam dalam cairan ekstrasel yang sesuai. Sehingga,
homeostasis cairan harus ekstrasel yang sesuai. Meskipun tubuh mempunyai respon
fisiologis untuk menjaga keseimbangan. Akan tetapi, peningkatan volume cairan
ekstrasel akan meningkatkan volume darah dan tekanan darah serta sebaliknya.
Sehingga, dari hukum tersebut dapat diasumsikan bahwa yang mengatur tekana
darah adalah volume cairan ekstrasel (Mubarak, 2017).
Asupan cairan merupakan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh
manusia. Secara fisiologis, manusia sudah dibekali dengan respon untuk
memasukkan cairan ke dalam tubuh. Respon harus merupakan refleks yang secaara
otomatis menjadi perintah kepada tubuh memasukkan cairan. Pusat pengendalian
rasa haus berada di dalam hipotalamus otak (Pranata, 2013).
Rasa haus akan muncul jika volume dalam tubuh menurun. Kondisi tersebut
akan memberikan stimulasi pada terhadap pusat rasa haus bahwa terjadi
peningkatan konsentrasi plasma dan penurunan volume darah. Sehingga pusat rasa
haus di hipotalamus akan memerintahkan motorik untuk memasukkan cairan ke dalam
tubuh. Selain itu, untuk memantau osmolalitas diatur oleh sel-sel reseptor yang
disebut dengan osmoresepor akan berespon dan mengaktifkan pusat rasa haus dan pada
akhirnya orang tersebut akan minum (Pranata, 2013).Selain penurunan volume cairan
dalam plasma, pusat rasa haus juga dipengaruhi oleh keringnya membran mukosa
faring dan mulut, Angiotensi II, Kehilangan kalsium, Faktor psikologis (Perry &
Potter, 2016).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F. Pengaturan Elektrolit
1. Natrium (Na+)
Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel. Na+ mempengaruhi
keseimbanagan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. ion natrium di dapat
dari saluran pencernaan, makanan atau minuman masuk ke dalam cairan ekstrasel
melalui proses difusi. Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran
pencarnaan, dan kulit. Pengaturan konsentrasi ion di lakukan oleh ginjal.
Normalnyasekitar 135-148 mEq/lt.
2. Kalium (K+)
Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai excitability
neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa
protein, pengaturankeseimbanaganasambasa, karena ion K+ dapatdiubahmenjadi ion
hidrogen (H+). Kalium dapat diperoleh melalui makanan seperti daging, buah-buahan
dan sayur-sayuran. Kalium dapat dikeluarkan melalui ginjal, keringat dan saluran
pencernaan. Pengaturan konsentrasi kalium dipengaruhi oleh perubahan ion kalium
dalam cairan ekstrasel.Nilainormalnyasekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
3. Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, berguna untuk integritas
kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta pembentukan tulang
dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstra sel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.
Hormon paratiroid mengabsorpsi kalisum melalui gastrointestinal, sekresi melalui
ginjal. Hormon thirocalcitonin menghambat penyerapan Ca+tulang. Kalsuim
diperoleh dari absorpsi usus dan resorpsi tulang dan di keluaran melalui ginjal, sedikit
melalui keringaserta di simpan dalam tulang. Jumlah normal kalsium 8,5 – 10,5
mg/dl.
4. Magnesium (Mg2+)
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting untuk
aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Sumber magnesium didapat
dari makanan seperti sayuran hijau, daging dan ikan. Nilai normalnya sekitar 1,5-2,5
mEq/lt.
5. Klorida (Cl ˉ )
Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, berperan dalam pengaturan osmolaritas
serum dan volume darah, regulasi asam basa, berperan dalam bufer pertukaran
oksigen, dan karbon dioksida dalam sel darah merah. Klorida disekresi dan di
absorpsi bersama natrium di ginjal dan pengaturan klorida oleh hormin
aldosteron.Normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.
6. Bikarbonat (HCO3ˉ )
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan ekstra sel dan
intrasel dengan fungsi utama adalah regulasi keseimbangan asam basa. Biknat diatur
oleh ginjal.
7. Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi untuk
meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme karbohidrat, pengaturan asam
basa. Pengaturan oleh hormon paratiroid.