CAIRAN TUBUH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Patologi Klinik
Yang dibimbing oleh drg. Mayu Winnie Rachmawati, M.Sc., dan
drg. Ivan Arie Wahyudi, M.Kes., Ph.D sebagai PJMK
Oleh
Kelompok 3
Widhi Setiyani
Elvira Purnamasari
Kamilla Rufaidah
Atma Beauty M
(9953)
(9964)
(9973)
(9983)
CAIRAN TUBUH
A. Pengertian Cairan Tubuh
Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk
multiselular seperti manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya,
jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Sekitar 2/3 cairan tubuh berada dalam sel (cairan intraseluler / ICF) dan
1/3 yaitu cairan yang berada di luar sel (cairan ekstraselular / ECF), 80% yaitu
cairan interstisial dan 20% plasma. Cairan intertisial yang menempati ruang
mikroskopis antara sel-sel jaringan; termasuk getah bening dalam pembuluh
limfatik; cairan serebrospinal dalam sistem saraf; cairan sinovial dalam sendi;
aqueous humor dan viterous body di mata; endolymph dan perilymph di telinga;
dan cairan pleura, perikardial, peritoneal antara membran serosa. Keseimbangan
cairan adalah jumlah air dan zat terlarut yang diperlukan dalam keadaan
proporsional dalam berbagai kompartemen. (Tortora, 2012).
B. Komposisi Cairan Tubuh
1. Cairan intrasellular : 40 % BB
2. Cairan Ekstrasellular : 20 % BB
3. T.B.W : 60 % BB
4. Cairan interstitial : 15 %
5. Cairan Plasma Darah : 5 %
6. Volume Darah : 8 %
7. Hct = Vol. Eritrosit / Volume Darah x 100 % : 40 45 %
a) Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum
kira-kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira
2500 ml per harisehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh
dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.Berikut adalah
kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan berat
badan, perhatikan tabel di bawah:
No.
Umur
1
2
3.
4.
5.
6
7.
hari
1 tahun
2 tahun
6 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun (adult)
3,0
9,5
11,8
20,0
28,7
. 45,0
54,0
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari
kondisi dehidrasi intraseluler,sekresi angiotensin II sebagai respon dari
penurunan tekanan darah,perdarahan yang mengakibatkan penurunan
volume darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan
sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus
gastrointestinal.
b) Output Cairan
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus
urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama.Dalam
kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau
sekitar 30-50 ml per jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehat
kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,bila
aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan
tubuh.
IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan
mekanisme difusi.Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh
melalui proses ini adalahberkisar 300-400 mL per hari, tapi bila
proses respirasi atau suhu tubuhmeningkat maka IWL dapat
meningkat.
Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang
panas, respon iniberasal dari anterior hypotalamus,sedangkan
impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
G. Keseimbangan Elektrolit
Elektrolit adalah salah satu jenis cairan tubuh yang sifatnya terlarut
(solute). Substansi yang di dalamnya akan terpisah dan mengahantarkan arus
listrik. Elektrolit mampu berdisosiasi menjadi ion positif da ion negative. Dapat
diukur kapasitasnya dengan miliekuivalen/liter (mEq/L) atau milimol/liter
(mol/L). jika diukur dengan menggunakan ekuivaleb, maka jumlah anion dan
kation dalam larutan selalu sama.
Pengaturan keseimbangan elektrolit diatur oleh sistem endokrin dan juga
sistem saraf. Karena dalam sistem endokrin, pada saat tubuh mengalami
kekurangan cairan ada hormon-hormon yang berperan seperti: Angiotensin II,
Aldosteron, dan Vasopresin/ ADH yang dapat meningkatkan rabsorbsi air dan
natrium. Adapun faktor-faktor yang mepengaruhi keseimbangan elektrolit:
Suhu
: Peningkatan suhu tubuh
Usia
: Perbedaan usia
:
Stress
Peningkatan produksi ADH
Diet
: Kekurangan zat gizi
Penyakit : Sel-sel yang rusak
Lingkungan
2004).
Overdehidrasi adalah keadaan klinis yang terjadi akibat kelebihan
cairan ekstraseluler secara keseluruhan atau kelebihan cairan
intestinal. Hal ini dapat terjadi akibat asupan air ekstra yang cepat
dan penyakit ginjal atau kardiovaskular yang ditandai dengan
<135 mEq/L
Hipernatremia: demam, membrane mukosa dan lidah kering,
gelisah, rasa haus, kulit kering dan kemerahan, Na seru >145
mEq/L
Hipokalemia: nadi lemah dan tidak teratur, tekanan darah rendah,
dapat
ditoleransi,
selanjutnya
pasien
akan
mendapat
SIADH).
Pemberian makan
Pada kondisi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, diperlukan asupan
makanan yang sesuai kebutuhan diet guna memulihkan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh. Sebagai contoh, pada klien yang mendapat
furosemit (diuretik), dapat diberikan banyak pisang dan jaruk guna
mencegah hipokalemia, sedangkan pada pasien yang kekurangan zat besi
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, M. Anwari. 2007. Cairan Tubuh, Elektrolit, & Mineral. Polton Sports
Science & Performance Lab. Vol 1(1): 01-05.
Latifah,
Diakses
Ulfatul.
Keseimbangan
Cairan
&
Elektrolit.
melalui
http://www.poltektegal.ac.id/files/download/d3kebidanan/Cairan%20&
%20elektrolit.pdf Diakses pada tanggal 24 November 2015 pukul 17.25 WIB.
Siregar, Parlindungan. Keseimbangan Air. Divisi Ginjal-Hipertensi, Departemen
Ilmu Penyakit Dalam. FKUI Jakarta, Halaman 3 dan 5.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Diterjemahkan oleh
Palupi Widyastuti. Jakarta: EGC.
Tamsuri, Anas. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Keseimbangan
Cairan & Elektrolit . Jakarta: ECG
Tortora, Gerard J. 2012. Principles of Anatomy & Physiology 13th Edition.
United States: John Wiley & Sons, Inc.