2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena saya
dapat menyelesaikan Karya tulis inidengan judul Hitung Sel Manual dengan baik.
Tidak lupa saya menyampaikan terima kasih kepada. semua pihak yang telah
membantu. Saya menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dari segi
penyusunan materi dan bahasa, oleh karena itu saya mengharapkan masukan
untuk dapat menyempurnakan tulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2.6. Nilai Referensi Hitung Sel Manual …..……………………………………. 17
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Hitung sel darah adalah suatu pemeriksaan untuk menentukan jumlah sel
dalam tiap mikroliter darah. Ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan ini sangat
tergantung dari ketepatan dan ketelitian pengenceran volume darah yang diperiksa
Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara manual atau otomatik. Hitung sel secara
manual dapat dilakukan dengan peralatan sederhana, sedangkan hitung sel dengan
cara otomatik dilakukan dengan alat elektronik yang tingkat ketelitian dan
sel secara manual ketika analyzer hematologi tidak berfungsi dan tidak ada
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hitung sel dapat dilakukan secara manual atau dengan analisa hematologi
otomatis. Hitung sel secara manual dilakukan setelah pengenceran sampel dalam
kemudian sel dihitung dengan mikroskop. Sel darah merah, sel darah putih dan
Prinsip pengenceran pada hitung sel darah secara manual adalah semakin
banyak sel yang akan dihitung, semakin tinggi pengenceran yang dilakukan.
2
2.3. Kamar Hitung
paling umum digunakan adalah Improved Neubauer, yang terdiri dari dua
permukaan yang terangkat, masing – masing kotak counting area berukuran 3mm
area terdiri dari 9 kotak (masing – masing kotak berukuran 1mm x 1mm). Dari 9
kotak tersebut terdapat 4 kotak di setiap sudut kamar hitung (kiri atas dan kiri
bawah, kanan atas dan kanan bawah) dibagi lagi menjadi 16 kotak dan digunakan
Pada gambar diatas, area untuk menghitung sel leukosit diberi label W dan
area untuk menghitung sel eritrosit diberi label R. Seluruh kotak di tengah yang
3
samping Hemacytometer menunjukan kedalaman 0,1 mm dari permukaan
masing kotak kecil berukuran 0,2 mm x 0,2 mm, yang merupakan 1/25 dari
tengah kotak atau 0.04 mm2). Kaca penutup diletakkan di atas permukaan
counting area. Jarak antara setiap permukaan counting area dan kaca penutup
adalah 0,1 mm, dengan demikian total volume dari satu counting area pada satu
Gambar 2.2. Kamar hitung Improved Neubauer (Seward and John, 1971).
4
kristal), 1 gram natrium klorida, 0,5 gram merkuri khlorida kemudian volumenya
dijadikan 200 mL dengan penambahan air suling. Juga boleh dipakai larutan
Gower yang mengandung 12,5 gram natrium sulfat, 33,3 mL asam asetat glasial
sitrat yang mengandung 10 mL formalin 40% yang volumenya dijadikan satu liter
dengan penambahan larutan trisodium sitrat 0.109M. larutan formal sitrat bersifat
isotonis, mudah dibuat dan tidak berubah dalam jangka lama. Bentuk discoid
al, 2016).
yang terdiri dari larutan asam asetata 2% dan ditambahkan gention violet 1%.
larutan Turk menghancurkan eritrosit dan trombosit sehingga hanya leukosit dan
ammonium oksalat 1% atau larutan Rees Ecker. Larutan Rees Ecker mengandung
blue dan volumenya dijadikan 100 mL dengan penambahan air suling. Sebelum
dipakai larutan ini harus disaring terlebih dahulu. Perbedaan kedua larutan ini
5
adalah larutan ammonium oksalat 1% membuat eritrosit lisis tetapi larutan Rees
Alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan hitung sel eritrosit
- Pipet Thoma.
6
Gambar 2.4. Pipet Leukosit (Departemen Patologi Klinik Fakultas
- Larutan pengencer.
Tabel 2.1. Larutan Pengencer Untuk Hitung Sel (Sudiono et al, 2016).
- Kaca penutup.
- Karet penghisap.
- Mikroskop.
7
2.5.2. Membuat Pengenceran Darah
menahan sampel darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut
45 derajat.
8
Gambar 2.5. Pengenceran Darah dengan Pipet Eritrosit (Departemen Patologi
- Angkat pipet thoma dari larutan pengencer kemudian tutup ujung pipet
delapan (jika tidak segera akan dihitung, letakkan dalam posisi horizontal).
9
Gambar 2.7. Homogen Sampel (Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran
- Letakkan kaca penutup yang baru atau bersih (bebas lemak) di atas kamar
- Buang 3 - 4 tetes cairan dari dalam pipet thoma dan sentuhlah ujung pipet
10
Gambar 2.8. Membuang Cairan dari Dalam Pipet Thoma (Departemen Patologi
- Pada saat meneteskan jangan melampaui garis batas. Bila darah merembes
keluar menuju celah antar bilik, maka harus mengulang penetesan dengan
11
- Biarkan kamar hitung terisi cairan secara perlahan-lahan dengan daya
kapilaritasnya sendiri.
- Bila tidak dapat segera dihitung, simpan kamar hitung tersebut dalam
Gambar 2.10. Kamar Hitung dan Kaca Penutup Dalam Cawan Petri (Departemen
12
2.5.4. Cara Perhitungan Jumlah Sel
13
Gambar 2.11. Hemocytometer (Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran
- Perhitungan sel dimulai dari sudut kiri atas, ke kanan kemudian turun ke
Gambar 2.12. Arah Hitung Sel Manual (Departemen Patologi Klinik Fakultas
14
Gambar 2.13. Perbedaan Hemocytometer yang baik dan buruk (Departemen
Contoh :
- Total jumlah sel yang dihitung (satu sisi dari hemocytometer) = 200 sel
- Pengencer = 200
- Jumlah leukosit
= 200 X 200
5 X 0,04 mm2 X 0,1 mm
Contoh :
- Total jumlah sel yang dihitung (satu sisi dari hemocytometer) = 200 sel
- Pengencer = 20
- Jumlah leukosit
= 200 X 20
4 X 1 mm2 X 0,1 mm
Contoh :
- Total jumlah sel yang dihitung (satu sisi dari hemocytometer) = 200 sel
- Pengencer = 200
16
- Kedalaman bilik hitung = 0,1 mm
- Jumlah trombosit
= 200 X 200
1 X 1 mm2 X 0,1 mm
Kesalahan yang berhubungan dengan hitung sel manual antara lain adalah
Teknik yang buruk dalam mengambil sampel darah, sampel kurang homogen,
penggunaan pipet yang tidak akurat, kalibrasi yang buruk pada pipet atau kamar
hitung, pengisian kamar hitung yang salah, dan perhitungan sel yang salah (Bain
et al, 2017).
17
BAB III
RINGKASAN
Hitung sel dapat dilakukan secara manual atau dengan analisa hematologi
sel secara manual ketika analyzer hematologi tidak berfungsi dan tidak ada
pengenceran darah dengan larutan pengencer, dimana semakin banyak sel yang
kecil sel darah yang sudah dilakukan pengenceran tersebut dihitung dengan
menggunakan kamar hitung, dan dihitung dengan mikroskop. Sel darah merah, sel
18
DAFTAR PUSTAKA
Bain, B. J., Bates, I., Laffan, M. A., Lewis, S. M. 2017. Dacie and Lewis Practical
Haematology. Twelfth Edition. China : Elsevier Limited. p. 552-555.
Greer, J. P., Rodger , G. M., Glader, B., Arber, D. A., Means, R. T., List, A. F., et
al. 2019. Wintrobe’s Clinical Hematology. Fourteenth edition.
Philadelphia : Wolters Kluwer. p. 184.
Seward, E. M., John, M. W. 1971. Textbook of Clinical Pathology. 8th ed. Asian
Edition, Igaku Shoin Ltd.
Sudiono, H., Iskandar, I., Edward, H., Halim, S.L., Kosasih, R. 2016. Penuntun
Patologi Klinik Hematologi. Cetakan kelima. Jakarta : PT Sinar Surya
Mega Perkasa. p. 52-62.
19