Oleh :
KELOMPOK 19
Pembimbing Akademik
Ayulia Fardila Sari ZA, SKM, MPH
Pembimbing Lapangan
Efrinaldi, SKM, M.Kes
Oleh :
KELOMPOK 19
Laporan PBL ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Pengalaman
Belajar Lapangan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
Menyetujui,
Oleh :
KELOMPOK 19
Laporan PBL ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pengalaman Belajar Lapangan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
Menyetujui,
Penguji 1 Penguji 2
Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan akhir
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) dengan judul “Pembuatan Media Promosi
Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020”.
Sholawat serta salam tidak lupa selalu dihaturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar
yakni syariah agama islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
paling besar bagi seluruh alam semesta.
Dalam proses pembuatan laporan, kelompok tidak terlepas dari pihak-
pihak yang telah membantu dan mendukung untuk dapat menyelesaikan laporan
ini. Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Defriman Djafri, SKM, MKM, Ph.D selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Andalas.
2. Ibu Dr. Merry Ramadani, SKM, MKM, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.
3. Ibu Christiana Tuty Ernawati, SKM, M.Kes selaku Koordinator Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL) Fakultas Kesehatan Masyarakat Univesitas Andalas
tahun akademik 2020.
4. Ibu Ayulia Fardila Sari ZA, SKM, MPH selaku Pembimbing Akademik
kelompok Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam menyelesaikan Laporan Akhir
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).
5. Bapak Efrinaldi, SKM, M.Kes selaku Pimpinan Puskesmas Silaping dan
Pembimbing Lapangan kelompok Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam pelaksanaan
kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).
i
ii
6. Ibu drg. Oktia Kiki Triana selaku Penanggung Jawab UKM Puskesmas
Silaping yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan PBL.
7. Bapak dan Ibu Pegawai Tata Usaha dan pemegang program Puskesmas
Silaping yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan dan penyediaan
data yang dibutuhkan.
8. Bapak dan Ibu tenaga kesehatan di Puskesmas Silaping yang telah membantu
dalam pelaksanaan kegiatan dan penyusunan laporan akhir Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL).
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan akhir
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) ini.
Kelompok menyadari bahwa laporan akhir Pengalaman Belajar Lapangan
(PBL) ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati kelompok mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan yang akan datang.
Kelompok berharap semoga laporan akhir Pengalaman Belajar Lapangan
(PBL) ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Semoga
semua bantuan, bimbingan, semangat, dan amal kebaikan yang telah diberikan
dapat dijadikan amal shaleh dan diridhoi Allah SWT. Aamiin.
Kelompok 19
DAFTAR ISI
iii
iv
vi
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
tidak minum obat antara lain karena penderita merasa sehat (59,8%), tidak rutin
ke fasilitas pelayanan kesehatan (31,3%), minum obat tradisional (14,5%),
menggunakan terapi lain (12,5%), sering lupa minum obat (11,5%), tidak mampu
membeli obat secara rutin (8,1%), tidak tahan terhadap efek samping obat (4,5%),
dan obat tidak tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan (2%).(4)
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan serta dapat
menambah beban kerja jantung dan arteri. Apabila berlanjut maka hipertensi dapat
menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah, sehingga memerlukan
kepatuhan pengobatan secara rutin untuk menjaga tekanan darah agar tetap stabil.
Penderita hipertensi harus minum obat secara teratur karena kepatuhan serta
pemahaman yang baik dalam menjalankan terapi dapat mempengaruhi tekanan
darah dan mencegah terjadinya komplikasi.(9)
PBL (Pengalaman Belajar Lapangan) dilaksanakan dalam rangka memenuhi
mata kuliah Pengalaman Belajar Lapangan di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas. PBL merupakan salah satu wujud pengaplikasian ilmu atau
materi yang telah diperoleh selama perkuliahan ke dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Calon tenaga kesehatan masyarakat dituntut untuk mampu
mengidentifikasi dan mengintervensi permasalahan kesehatan yang ada di
lingkungan masyarakat. PBL tahun 2020 dilaksanakan di beberapa puskesmas di
daerah Pasaman Barat, salah satunya adalah di Puskesmas Silaping, Nagari
Batahan, Kecamatan Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan
bahwa kejadian hipertensi dan keteraturan pengobatan pada penderita hipertensi
masih menjadi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Silaping dan
membutuhkan upaya pemecahan masalah yang tepat, sehingga topik yang
diangkat pada laporan ini yaitu mengenai “Pembuatan Media Promosi Kesehatan
Dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020”.
5
Uraian Keterangan
Letak Geografis 00’33’LU – 00’19’LU
99’19’BT – 99’35’BT
Ketinggian dari permukaan laut 23 – 753 mdpl
Batas Wilayah
a. Sebelah Utara Kab. Mandailing Natal, Prov. Sumut
b. Sebelah Selatan Kec. Sungai Beremas
c. Sebelah Barat Kec. Sungai Beremas dan Kab.
Mandailing Natal, Prov. Sumut
d. Sebelah Timur Kec. Sungai Beremas
Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2019
Puskesmas Silaping berdiri sejak tahun 1991 dan merupakan salah satu
puskesmas yang berada di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat,
dengan wilayah kerja puskesmas yang terdiri dari 2 kenagarian dan 21 jorong.
7
8
3 SMA/SMK/MA 8
Jumlah 42
Sumber : Data Referensi Kemendikbud Kecamatan Ranah Batahan
4 Poskestren 0
5 SBH (Saka Bakti Husada) 0
6 Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) 0
7 Dana Sehat 0
8 Dokter Kecil 0
9 KKR (Kader Kesehatan Remaja) 0
10 Posyandu Usila 1
Sumber : Data UPT Puskesmas Silaping Tahun 2019
c. Pelayanan KIA KB
d. Pelayanan Gawat Darurat
e. Pelayanan Gizi
f. Pelayanan Persalinan
g. Pelayanan Farmasi/obat
h. Pelayanan Laboratorium Sederhana
i. Klinik Sanitasi
j. Pelayanan Senam Sehat Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a. Pelayanan Promosi Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
d. Pelayanan Gizi
e. Pelayanan Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
f. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
3. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Puskesmas Silaping menjalankan tujuh program kesehatan pengembangan
(Program Inovasi), antara lain:
a. Pelayanan Kesehatan Jiwa
b. Pelayanan Kesehatan Olah Raga
c. Pelayanan Kesehatan Gigi
d. Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
e. Pelayanan Kesehatan Kerja
f. Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah
g. Pelayanan Posbindu PTM (Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular)
4. Pelayanan Ambulans
Kepala UPT Puskesmas dibantu oleh seorang Kepala Tata Usaha dengan empat
Sub Bagian yakni sub bagian kepegawaian, rumah tangga, keuangan dan simpus.
Dalam pelaksanaan tugas manajemen dan tatalaksana program, Kepala UPT
Puskesmas dibantu oleh empat orang koordinator, yakni :
1. Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat dan PTM, membawahi program
Promkes, Kesehatan Lingkungan, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), Gizi, P2P
(Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit), Perkesmas (Perawatan
Kesehatan Masyarakat), UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), PKPR (Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja), dan Poskeskel (Pos Kesehatan Keluarga).
2. Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan yang membawahi
Kesorga (Kesehatan Olahraga), UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah),
Batra (Pengobatan Tradisional), Kesehatan Indra, Lansia dan Prolanis
(Program Pengelolaan Penyakit Kronis), IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat),
Kelas Ibu Hamil, UKK (Upaya Kesehatan Kerja), Akupresur, UKGMD
(Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa), Kesehatan Haji, Perkesmas dan
Kesehatan jiwa.
3. Koordinator Upaya Kesehatan Perorangan yang membawahi pelayanan BP
Lansia, BP Umum, BP KIA, Keluarga Berencana, P3K (Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan), PRB (Program Rujuk Balik), Kesehatan Gigi dan Mulut,
Kefarmasian, Laboratorium, Klinik Bersalin dan UGD.
4. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Jejaring dan jaringan membawahi Pustu
(Puskesmas Pembantu), Poskesdes (Pos Kesehatan Desa), dan Praktek
Dokter.
Kepala Puskesmas Camat Ranah Batahan
Efrinaldi, M.Kes Syahwirman MM
Tata Usaha
Zulfayanti, Amd.Keb
Penanggung Jawab Koodinator UKM Koodinator Upaya Kesehatan Upaya Kesehatan Jejaring
UKM Essensial Pengembangan Perorangan
drg. Oktia Kiki Triana Parlagutan Dr. Romia Borkas 1. Poskesdes Siduampan : Anggun Nihari
2. Poskesdes M.Air Talang : Spherpi
1. Sub PJ Promkes : Nurdalena 1. PJ Kesehatan Jiwa : 1. MR :Waskarni,SKM 3. Poskesdes Air Talang : Iwit Dewi
2. PJ Kesling : Nursani Parlagutan 2. BP Umum : dr.Romia 4. Polindes Silaping : Isra Dina
3. PJ KIA IBU : Melati 2. PJ Lansia : Irdawati Borkas 5. Poskesdes Rao Rao: Hegina Sari
4. PJ KIA ANAK : Roslaiani 3. PJ Kesgimas : drg.Kiki 3. Kesgimul : drg.Kiki 6. Polindes Pagaran Tengah:Witra Sari
5. PJ Gizi : Rida Umami 4. PJ Yankestrad : Zurmayetti 4. KIA/KB : Deri Eleski 7. Polindes Paninjauan : Anna Mulyanita
6. PJ P2P : Zurmayetti 5. Poli Gizi : RidaUmami 8. Polinsdes Muara Mais : Hilda Yan
7. PJ Perkesmas :Waskardi 6. Akupresur : Zurmayetti 9. Polindes Silayang :Julia Dovera
7. Persalinan : Roslaini 10.Poskesdes Lubuk Gobing:Wanda N
8. PJ Kefarmasian : Sri Hutri 11.Polindes Tolang Baru: Musdalifah
9. PJ Laboratorium : Meiharti 12.Polindes Tolang Lama:Laila Priska
10.PJ UGD : Ondo marulam 13.Poskesdes Pintu Padang : Ema Suharti
14.Polindes Gunung Tua : Mawar Diana
15.Poskesdes Paraman Sawah : Emilan
16.Poskesdes Taming Tengah: Puti Anisa
17.Polindes Taming Julu : Yulisda
18.Poskesdes Sawah Mudik : Ashriya
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Puskesmas Silaping 19.Polindes Sigantang : Leliarti
Sumber : RBA Puskesmas Silaping Tahun 2020 20.Poskesdes Tanjung Larangan :Anita
Eka Putri
21.Poskesdes Silayang Julu : Welda Niarti
19
20
Hasil cakupan program gizi secara umum sudah memenuhi target, tetapi
masih ada beberapa indikator yang belum tercapai sesuai dengan target yang telah
ditetapkan, seperti persentase balita stunting, persentasi balita yang ditimbang
berat badannya, persentase balita yang mendapat tablet vitamin A, persentase ibu
hamil yang mendapat TTD, persentase ibu nifas yang mendapat vitamin A,
persentase balita ditimbang yang naik berat badannya, persentase balita ditimbang
yang tidak naik berat badannya, dan persentase balita dibawah garis merah.
Masih rendahnya pencapaian kinerja program gizi disebabkan karena
masih rendahnya kesadaran keluarga untuk membawa anak balita ke pelayanan
26
Cakupan Cakupan
No Variabel
Variabel rata-rata
1 TBC Paru 75,2 65,85
2 Malaria 34
3 Kusta 0
4 Pelayanan Imunisasi 57,5
5 Diare 55
6 ISPA 55
7 Pengamatan Epidemiologi 55
Sumber : Laporan Kinerja BLUD UPT Puskesmas Silaping Tahun 2019
Dari data diatas cakupan rata-rata kinerja P2PM yang tercapai tahun 2019
adalah sebesar 65,8, dengan demikian termasuk dalam kelompok II atau Cukup.
Terdapat beberapa cakupan variabel yang masih terbilang rendah seperti cakupan
variabel malaria. Cukup tingginya nilai kinerja Program P2PM disebabkan karena
semua program dikelola dan dijalankan secara aktif dan bertanggung jawab oleh
masing-masing pengelola.
Cakupan Cakupan
No Variabel
Variabel rata-rata
1 Kunjungan Rawat Jalan Umum 82 63
2 Kunjungan Rawat Jalan gigi 65,8
3 Pemeriksaaan Laboratorium Sederhana 53,9
4 Penanganan kasus gawat darurat 55
Sumber : Laporan Kinerja BLUD UPT Puskesmas Silaping Tahun 2019
27
Cakupan Cakupan
No Variabel
Variabel rata-rata
1 Kesehatan Usia Lanjut 93 58,06
2 Kesehatan Mata / pecegahan kebutaan 12,75
3 Kesehatan Jiwa 30
4 Pencegahan dan Penanggulangan Peny.gigi 30
5 Pelayanan kesehatan Kerja 30
6 Bina Kesehatan Tradisional 50
7 Perkesmas 34
Sumber : Laporan Kinerja BLUD UPT Puskesmas Silaping Tahun 2019
dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga
sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator.(14)
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas
tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan
juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Keluarga
sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan Program Indonesia Sehat memiliki
lima fungsi keluarga, yaitu: (15)
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada
anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan. Adapun tugas-tugas keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan adalah:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggota keluarganya.
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
29
Pencapaian
No Kegiatan
2017 2018 2019
A Pelayanan Kesehatan Dasar
1 Cakupan kunjungan ibu hamil (K1) 81,08 68,4 71,70
2 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 11,08 43,4 48,40
3 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 3,5 59,2 62,90
4 Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau
50,3 55,5 60,80
nakes yang memiliki kompetensi kebidanan
5 Cakupan pelayanan ibu nifas (KF3) 74,9 77,7 62,90
6 Cakupan neonatal dengan komplikasi yang
4,6 3,6 4,80
tertangani
7 Cakupan kunjungan bayi 83,89 77,30 72,50
8 Cakupan desa/ kelurahan UCI 34 ,78 - 65.69
9 Cakupan pelayanan anak balita 40,04 38,6 41,40
10 Cakupan pemberian makanan PASI anak 6 - 12
65,5 80,5 83,5
bulan Gakin
11 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100 100 100
(rawat jalan)
12 Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 98 98 70.90
13 Cakupan peserta KB Aktif 50,07 56,19 60,86
14 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
a. Pneumonia balita 0 0 0
b. DBD 13 8 5
c. Diare 666 759 375
B Pelayanan Kesehatan Rujukan
15 Cakupan pelayanan rujukan 702 965 1089
Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
C
(KLB)
16 Cakupan kel dengan KLB dilakukan PE < 24
0 0 0
Jam
32
No Penyakit Jumlah
1 Penyakit pada sistem otot & jaringan pengikat 888
2 Gastritis 820
3 Influenza 524
4 Hipertensi 455
5 Asma 327
6 Gangguan Psikotik 281
7 ISPA 274
8 Penyakit kulit alergi 266
9 DM 243
10 Penyakit kulit infeksi 165
Jumlah 4243
Sumber : Data 10 Penyakit Terbanyak UPT Puskesmas Silaping Tahun 2019
3 Asma 3
4 Radang hati menahun 1
5 Kencing manis 1
6 Kanker 2
7 Kecelakaan 3
8 Ketuaan 8
9 Lainnya 7
Total 37
Sumber : Data Kematian UPT Puskesmas Silaping Tahun 2019
34
35
No Penyakit Jumlah
1 Penyakit pada sistem otot & jaringan pengikat 888
2 Gastritis 820
3 Influenza 524
4 Hipertensi 455
5 Asma 327
6 Gangguan Psikotik 281
7 ISPA 274
8 Penyakit kulit alergi 266
9 DM 243
10 Penyakit kulit infeksi 165
Jumlah 4243
Sumber : Data 10 Penyakit Terbanyak UPT Puskesmas Silaping Tahun 2019
6 Kanker 2
7 Kecelakaan 3
8 Ketuaan 8
9 Lainnya 7
Total 37
Sumber : Data Kematian UPT Puskesmas Silaping Tahun 2019
No Masalah Kode
Rendahnya cakupan pasien hipertensi yang melakukan
1 A
pengobatan teratur dan tingginya angka kejadian hipertensi
Rendahnya cakupan jumlah anggota keluarga yang tidak
2 B
merokok
3 Rendahnya cakupan keluarga yang mengikuti program KB C
Rendahnya cakupan anggota keluarga sudah menjadi anggota
4 D
JKN
Selanjutnya, empat masalah utama yang telah diidentifikasi dan diberi kode,
dibandingkan dengan mempertimbangan aspek USG, sehingga diperoleh urutan
prioritas dari keempat masalah tersebut. Hasil perbandingan masalah dengan
metode USG yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
Kurangnya sosialisasi
mengenai pengobatan teratur Tidak adanya evaluasi Kurangnya dukungan keluarga dalam
pada penderita HT oleh nakes setelah pelaksanaan pengobatan rutin bagi penderita HT
program promosi kesehatan
METHOD ENVIRONMENT
41
42
3.4 Intervensi
Setelah dilakukan penetapan prioritas alternatif pemecahan masalah, maka
direncanakan upaya intervensi yang akan dilakukan oleh kelompok, disesuaikan
dengan kondisi yang sedang pandemi Covid-19, sehingga tidak dilakukan
kegiatan intervensi yang melibatkan masyarakat dalam jumlah banyak. Adapun
bentuk intervensi yang dilakukan kelompok meliputi :
1. Pembuatan dan penyediaan media promosi kesehatan berupa spanduk, leaflet
dan poster mengenai pencegahan dan pengendalian hipertensi kepada pihak
Puskesmas Silaping.
Pembuatan dan pemberian media promosi kesehatan ini diharapkan dapat
membantu tenaga kesehatan maupun kader puskesmas dalam melaksanakan
sosialiasi terkait hipertensi agar lebih menarik dalam pemaparan materi yang
diberikan. Selain itu penyediaan media promosi kesehatan ini juga dapat
menjadi sumber informasi bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman terkait pencegahan hipertensi dan pentingnya pengendalian
atau pengobatan secara rutin bagi penderita hipertensi.
Media promosi kesehatan yang telah dibuat oleh kelompok tidak langsung
disebarkan kepada masyarakat, dikarenakan kondisi yang sedang dalam masa
pandemi Covid-19, sehingga media promosi yang telah dibuat hanya
diserahkan kepada pihak puskesmas, agar nantinya dapat disebarluaskan dan
digunakan sebagai media penyuluhan kepada masyarakat saat di lapangan.
Adapun media promosi kesehatan yang dibuat oleh kelompok terdiri dari 3
jenis, yaitu meliputi :
49
pengunjung yang sedang berada di ruang tunggu, dalam waktu yang tidak
bersamaan dan tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan. Kegiatan
penyuluhan dilakukan menggunakan media leaflet yang telah dibuat
sebelumnya, kemudian diberikan penjelasan terkait hipertensi secara umum
serta cara pencegahan dan pengendalian hipertensi. Kegiatan penyuluhan
kesehatan perorangan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman masyarakat terkait hipertensi secara umum serta cara pencegahan
dan pengobatan hipertensi yang tepat, baik untuk dirinya maupun untuk
anggota keluarganya.
3.b. Pemberian draft Membantu pihak Pemberian draft instrumend. Pemegang Kuesioner yang - Semua
instrumen evaluasi puskesmas untuk evaluasi berupa kuesioner program telah dibuat anggota
berupa kuesioner pre-test mengevaluasi kegiatan pre-test dan post-test akan digunakan dan
dan post-test kepada penyuluhan kesehatan terkait hipertensi kepada setiap peme-
pihak puskesmas serta yang dilakukan sehingga pihak puskesmas dan pelaksanaan gang
55
pelaksanaan evaluasi dapat diukur tingkat rekomendasi pelaksanaan kegiatan program
oleh pihak puskesmas pengetahuan masyarakat evaluasi kegiatan yang penyuluhan PTM
kepada masyarakat dan keberhasilan kegiatan dilakukan oleh pihak kesehatan pada
setelah pelaksanaan puskesmas masyarakat di
program promosi lapangan yang
kesehatan nantinya
c. dilakukan oleh
pihak
puskesmas
56
57
4.1 Hipertensi
4.1.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa
oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya dimana
tekanan darah naik dari angka yang seharusnya secara persisten, yaitu tekanan
darah sistolik sebesar ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Pada manula (manusia usia lanjut) hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistoliknya 160 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 mmHg.(17) Tekanan darah
merupakan kekuatan darah untuk melawan dinding arteri selama bersirkulasi ke
seluruh tubuh. Ada dua jenis tekanan darah yaitu : (18)
1. Tekanan sistolik, menggambarkan tekanan darah arteri yang dihasilkan
selama kontraksi ventrikel.
2. Tekanan diastolik, menggambarkan tekanan darah arteri yang dihasilkan
sewaktu ventrikel relaksasi.
59
60
menggunakan terapi lain (12,5%), sering lupa minum obat (11,5%), tidak mampu
membeli obat secara rutin (8,1%), tidak tahan terhadap efek samping obat (4,5%),
dan obat tidak tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan (2%).(4)
e) Hidung berdarah
f) Sering buang air kecil (terutama malam hari)
g) Tinnitus (telinga berdenging)
h) Dunia terasa berputar (vertigo)
Gejala-gejala tersebut akan berbahaya jika diabaikan, tetapi bukan merupakan
tolak ukur keparahan dari penyakit hipertensi.(25)
teratur membuat jantung lebih kuat. Hal tersebut berperan pada penurunan
Total Peripher Resistance yang bermanfaat dalam menurunkan tekanan
darah. Melakukan aktifitas fisik dapat menurunkan tekanan darah sistolik
sekitar 5-10 mmHg. Olahraga secara teratur juga berperan dalam menurunkan
jumlah dan dosis obat anti hipertensi.(24)
d. Berhenti Merokok
Merokok sangat besar perananya dalam meningkatkan tekanan darah, hal
tersebut disebabkan oleh nikotin yang terdapat didalam rokok yang memicu
hormon adrenalin yang menyebabkan tekanan darah meningkat. Tekanan
darah akan turun secara perlahan dengan berhenti merokok. Selain itu
merokok dapat menyebabkan obat yang dikonsumsi tidak bekerja secara
optimal.(24)
e. Mengurangi Konsumsi Alkohol
Mengurangi alkohol pada penderita hipertensi yang biasa minum alkohol,
akan menurunkan TDS rerata 3,8 mmHG. Batasi konsumsi alkohol untuk
laki-laki maksimal 2 unit per hari dan perempuan 1 unit per hari, jangan lebih
dari 5 hari minum per minggu (1 unit = setengah gelas bir dengan 5%
alkohol, 100 ml anggur dengan 10% alkohol, 25 ml minuman 40%
alkohol).(24)
2. Terapi Farmakologis
a. Pola Pengobatan Hipertensi
Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal, masa kerja yang
panjang sekali sehari dan dosis dititrasi. Obat berikutnya mungkin dapat
ditambahkan selama beberapa bulan pertama perjalanan terapi. Pemilihan
obat atau kombinasi yang cocok bergantung pada keparahan penyakit dan
respon penderita terhadap obat anti hipertensi. Obat-obat yang digunakan
sebagai terapi utama (first line therapy) adalah diuretik, Angiotensin
Converting Enzyme Inhibitor (ACE-Inhibitor), Angiotensin Reseptor Blocker
(ARB), dan Calcium Channel Blocker (CCB). Kemudian jika tekanan darah
yang diinginkan belum tercapai maka dosis obat ditingkatkan lagi, atau ganti
obat lain, atau dikombinasikan dengan 2 atau 3 jenis obat dari kelas yang
70
c. Material (Sarana)
Penyebab masalah yang di pandang dari segi sarana atau material yaitu
tidak tersedianya media promosi seperti spanduk, leaflet, dan poster
kesehatan mengenai hipertensi.
d. Environment (Lingkungan)
Penyebab masalah yang di pandang dari segi lingkungan yaitu masih
banyak akses yang sulit untuk dijangkau di wilayah kerja puskesmas, tidak
adanya kendaraan umum menuju fasilitas kesehatan, dan kurangnya
dukungan keluarga dalam pengobatan rutin bagi penderita hipertensi.
e. Money (Dana)
Penyebab masalah yang di pandang dari segi dana yaitu terbatasnya
anggaran yang dialokasikan untuk program hipertensi.
Setelah diketahui penyebab masalahnya, kemudian kelompok merumuskan
beberapa alternatif pemecahan masalah dan menetapkan prioritas pemecahan
masalah dengan menggunakan metode efektivitas dan efisiensi. Melalui metode
ini, didapatkan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menilai dari M
(magnitude), I (important), V (vulnerability), dan C (cost).
Hasil Intervensi
No. Kegiatan Indikator
Sebelum Sesudah
1. Pembuatan dan Tidak adanya Tersedianya Sudah adanya
penyediaan media media promosi media promosi media promosi
promosi kesehatan kesehatan kesehatan yang menarik
berupa spanduk, mengenai berupa untuk digunakan
leaflet dan poster hipertensi di spanduk, dalam kegiatan
mengenai Puskesmas leaflet, dan sosialisasi PTM
76
berbagai lokasi di Puskesmas Silaping agar dapat menjadi salah satu media
informasi yang dapat dibaca oleh masyarakat serta petugas dan diharapkan
dapat dipahami serta diterapkan, sehingga disiplin protokol kesehatan tetap
terlaksana dan penyebaran virus Covid-19 dapat dicegah dan dihentikan.
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan pengumpulan dan analisis data dasar dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Silaping, serta
hasil diskusi dan rekomendasi dari pihak puskesmas disesuaikan dengan
kondisi di lapangan, maka beberapa permasalahan kesehatan yang diangkat
oleh kelompok meliputi rendahnya cakupan keluarga yang mengikuti
program KB, rendahnya cakupan pasien penderita hipertensi yang
melakukan pengobatan secara teratur dan tingginya angka kejadian
hipertensi, rendahnya cakupan jumlah anggota keluarga yang tidak
merokok, dan rendahnya cakupan anggota keluarga yang sudah menjadi
anggota JKN.
2. Prioritas masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Silaping,
berdasarkan analisis prioritas masalah yang telah dilakukan menggunakan
teknik USG yaitu rendahnya cakupan penderita hipertensi melakukan
pengobatan secara teratur dan tingginya angka kejadian hipertensi.
3. Penyebab masalah terkait rendahnya cakupan pengobatan teratur dan
tingginya angka kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Silaping,
dikelompokkan dari segi man, money, method, material, dan environment.
4. Upaya intervensi yang ditetapkan berdasarkan alternatif pemecahan masalah
untuk dilaksanakan kelompok di Puskesmas Silaping, berupa pembuatan
dan penyediaan media promosi kesehatan berupa spanduk, leaflet dan poster
mengenai pencegahan dan pengendalian hipertensi kepada pihak puskesmas,
kegiatan penyuluhan kesehatan perorangan terkait pencegahan dan
pengendalian hipertensi kepada masyarakat yang melakukan kunjungan atau
berobat ke puskesmas, serta pemberian draft instrumen evaluasi berupa
kuesioner pre-test dan post-test kepada pihak puskesmas.
5. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dari rencana kerja dan intervensi
yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Silaping, dapat ditarik
82
83
5.2 Saran
1. Bagi Pihak Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat
a. Meningkatkan kegiatan penyuluhan tentang hipertensi pada masyarakat
menggunakan media yang lebih menarik dan mudah dipahami
masyarakat, seperti menggunakan video animasi dan power point.
b. Meningkatkan penyediaan dan penyebaran media promosi kesehatan
terkait hipertensi seperti banner, leaflet, pamflet, poster, dan sebagainya
di seluruh wilayah kerja puskesmas (pustu, polindes, posyandu,
posyandu lansia, dll).
c. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan lintas program agar semua
upaya intervensi yang dilakukan untuk pencegahan kejadian hipertensi
dan peningkatan kunjungan berobat teratur penderita hipertensi dapat
dilakukan secara efektif, seperti melakukan kerjasama dengan
pemerintahan nagari dan jorong ataupun dengan instansi terkait dalam
rangka pencegahan dan penanggulangan hipertensi di masyarakat.
d. Mengadakan pelatihan dan menambah jumlah kader, serta menunjuk
PMO (Pengawas Minum Obat) bagi penderita hipertensi, maupun
melalui kunjungan door to door untuk mengingatkan keteraturan
berobat oleh tenaga kesehatan kepada penderita hipertensi.
e. Pemberian informasi jadwal berobat secara teratur pada pasien
hipertensi setiap berobat ke puskesmas dalam rangka peningkatan
upaya pemeriksaan dan pengobatan hipertensi secara berkala.
84
2. Bagi Masyarakat
a. Diharapkan dapat mengubah perilaku dengan menghindari faktor risiko
penyakit hipertensi dan melakukan upaya modifikasi gaya hidup
menjadi lebih sehat dalam rangka pencegahan penyakit hipertensi, serta
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk melakukan
pemeriksaan dan pengobatan hipertensi secara teratur.
b. Diharapkan masyarakat dapat memotivasi anggota keluarganya
terutama yang menderita hipertensi untuk melakukan pengobatan secara
teratur, serta dapat menjadi PMO (Pengawas Minum Obat) bagi
anggota keluarga dengan hipertensi.
3. Bagi Mahasiswa PBL
a. Diharapkan pengalaman yang didapatkan selama PBL dapat di
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam dunia kerja
setelah lulus dari Perguruan Tinggi.
b. Menciptakan ide-ide yang lebih inovatif lagi kedepannya dalam
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan masyarakat yang
ditemukan.
c. Menjalin koordinasi dan kerja sama yang baik dengan semua pihak
yang ada di puskesmas serta terlibat aktif dalam program-program
yang dilaksanakan puskesmas terkait disiplin ilmu untuk menambah
pengalaman lapangan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
85
86
23. Robbins SL, Cotran R, Kumar V. Buku Ajar Patologi Vol. 2. Jakarta
Penerbit Buku Kedokt EGC. 2007;14–5.
24. Puspita E. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penderita
Hipertensi Dalam Menjalani Pengobatan (Studi Kasus di Puskesmas
Gunungpati Kota Semarang). Universitas Negeri Semarang; 2016.
25. World Health Organization (WHO). International Society of Hypertension
Guidelines for the Management of Hypertension. Guidelines
Subcommittee. Clin Exp Hypertens. 1999;21(5–6):1009–60.
26. Debby C. Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang Hipertensi pada
Masyarakat yang Merokok di Rw 01 Kelurahan Pondok Cina, Beji, Depok.
Skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia; 2009.
27. Pical FI. Prevalensi dan Determinan Hipertensi di Posyandu Lansia
Wilayah Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2010. Univ Indones
Depok Skripsi. 2011;
LAMPIRAN
88
89
KUESIONER
Petunjuk pengisian:
Pilihlah jawaban yang menurut Anda tepat dengan memberikan tanda silang (X)
pada option yang tersedia!
1. Apa yang dimaksud dengan tekanan darah tinggi/ hipertensi?
a. Kondisi stress atau terlalu banyak pikiran
b. Kondisi denyut nadi cepat atau peningkatan volume darah
c. Peningkatan tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah
d. Tidak tahu
5. Berat badan seseorang yang cenderung lebih rentan terkena tekanan darah
tinggi adalah….
93
7. Apakah akibat dari tekanan darah tinggi/ hipertensi yang tidak terkontrol?
a. Kanker paru-paru
b. Diabetes
c. Kanker serviks
d. Penyakit jantung dan stroke
8. Apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi/
hipertensi?
a. Mengurangi makanan yang pedas
b. Mengurangi penggunaan garam pada makanan
c. Mengurangi minum air putih
d. Merokok dan mengkonsumsi alkohol
10. Berapa jumlah air putih yang dianjurkan untuk diminum dalam sehari?
a. 5 gelas per hari
b. 6 gelas per hari
c. 7 gelas per hari
94
11. Berapa frekuensi berolahraga paling sedikit yang dianjurkan dalam satu
minggu?
a. 2 kali
b. 3 kali
c. 1 kali
d. Tidak ada atas minimal
12. Jenis makanan berlemak tinggi yang patut dikurangi untuk mencegah tekanan
darah tinggi?
a. Ikan pindang, tahu dan tempe
b. Susu kedelai
c. Daging, otak dan jeroan
d. Ikan lele dan udang
13. Jenis minuman yang harus dihindari untuk mencegah tekanan darah tinggi?
a. Teh
b. Susu
c. Tuak/ minuman beralkohol
d. Jus buah
14. Apa saja jenis makanan yang dapat mencegah tekanan darah meningkat?
a. Roti dan biskuit
b. Buah dan sayur
c. Sarden dan sosis
d. Ikan dan abon
15. Apa yang harus dilakukan apabila ada keluarga yang mengalami gejala
tekanan darah tinggi/ hipertensi?
a. Menganjurkan untuk beristirahat
b. Membawa ke puskesmas
c. Keduanya benar
d. Tidak tahu
95
Kamis, 26 November 2020 – Ikut serta dalam pelaksanaan Rapid Test yang
dilaksanakan Puskesmas Silaping dalam rangka Pilkada 2020
97
Jum’at, 27 November 2020 – Ikut serta dalam pelaksanaan Rapid Test yang
dilaksanakan Puskesmas Silaping dalam rangka Pilkada 2020
98
Sabtu, 28 November 2020 – Ikut serta dalam pelaksanaan Rapid Test yang
dilaksanakan Puskesmas Silaping dalam rangka Pilkada 2020
Kamis, 17 Desember 2020 – Serah terima media sosialisasi spanduk, leaflet dan
poster ke Puskesmas Silaping
109