Anda di halaman 1dari 4

Learning Objectives :

Bagaimana menyokong keluarga berbasis komunitas


Bagaimana sistem laporan bulanan ke DinKes dari PusKesMas
(Form nya apa, sumbernya apa saja)
3)
Penanggulangan dan pencegahan malnutrisi
4)
Bagaimanakah prevensi dan promosi HT dan TB
1)
2)

Step 7
2. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
Puskesmas adalah ujung tombak pengumpulan data kesehatan,
untuk dilaporkan ke DinKes.
Melibatkan Pencatatan dan pelaporan data umum
Data dicatat dan dilaporkan (ke jenjang admin di atasnya, e.g
dinkes kabupaten -> provinsi -> nasional)
Frekuensi pelaoran : Bulanan, 3 bulanan, tahunan
Bulanan : data kesakitan, gizi, KIA, imunisasi, KB, pneggunaan
obat
3 bulan : Kunjungan puskesmas, rawat tinggal, pelayanan
kesehatan gigi, rujukan
Tahunan : Data dasar, e.g fasilitas pendidikan, peran masyarakat
di lingkungan, data ketenagakerjaan, data dari Puskesmas Pembantu
Diterapkan di setiap jenis puskesmas (termasuk Posyandu)
Tujuan pelaporan :
Untuk analisis data di dinas
Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas
Sebagai data primer (surveillance, etc)
Penanggung jawab :
Kepala Puskesmas
Dibantu Koordinator
Untuk tiap bagian laporan
3.
(Dari Kab. Cirebon)
Berikan ASI eksklusif untuk bayi 0-6 bulan
Berikan makanan yang bergizi dan terjangkau, porsi kecil tapi
sering
Balita dari keluarga miskin (6-23 bulan) harus mendapat MP ASI
Timbang seluruh bayi dan balita secara rutin untuk deteksi dini
Jika kader Posyandu menemukan kasus gizi buruk -> rujuk
Rujuk ke RS
Kembalikan ke puskesmas setelahnya
Kader edukasikan keluarga untuk membiasakan deteksi dini
(pasien butuh Posyandu)
Imunisasi lengkap sebelum 12 bulan

Vitamin A setahun 2 kali


5 langkah feeding efisien :
Beri makan secara langsung
Orang tua harus disuluh : harus sensitif jika anaknya kelaparan
(terutama kalau belum bisa bicara)
Beri penyuluhan bahwa memberi makan anak batita harus sabar
dan pelan2
Jika anak menolak makan -> eksperimen (kombinasi berbeda, etc)
Minimalkan gangguan saat makan
Ingatkan : makan adalah waktu mengekspresikan cinta ortu pada
anak
0-6 bulan : ASI ekslusif
6-8 bulan
: bubur
8-12 bulan
: makanan ringan dilunakkan
>12 bulan
: sama seperti ortu (makanan padat)
Malnutrisi :
WHO : Ketidak-seimbangan intake/kebutuhan sehari-hari
Merupakan FR penting, bisa berakhir dengan kematian
Penting untuk bisa diagnosis segera
Terapi :
Kalau curiga malnutrisi -> arahkan pemeriksaan untuk
memastikan
Rujuk ke ahli gizi
Di Amerika :
Rujuk ke LSM malnutrisi (di Indonesia ada?)
Dokter keluarga tidak bisa lepas tangan -> follow-up
Adakah perbaikan klinis simtom
Apakah pertumbuhan anak membaik
Di Solo :
Banyak ibu2 yang tidak teredukasi, salah memberi makan
4.
Pencegahan : Five Levels of Prevention
Hipertensi :
Basis SEHAT
Seimbangkan gizi
Enyahkan rokok
Hindari stress
Awasi tekanan darah
Teratur olah-raga
Dan CERDIK
Cek Kesehatan dengan deteksi dini secara rutin dan teratur
Enyahkan asap rokok dan polusi udara
Rajin aktivitas
Diet sehat
Istirahat cukup

Kendalikan stress
Tuberkulosis :
Advokasi, Komunikasi, Mobilisasi Sosial (AKMS)
Mobilisasi Sosial adalah ujung tombak pencegahan, didukung
Advokasi dan Komunikasi
Advokasi :
Upaya/proses terorganisisr untuk mendapat dukungan
pemangku kebijakan
Agar kebijakan yang mendukung pengendalian TB muncul
Mencakup Perpu, Perda, etc
Komunikasi :
Upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang
mendorong semua pihak menanggulangi penularan TB
Lingkungan sosial yang mendukung : dukungan dari
masyarakat pada penderita, atau dari keluarga untuk pengawas terapi,
menciptakan sikap positif masyarakat pada pencegahan penularan
Mengatasi permasalahan kurangnya edukasi
Mobilisasi Sosial :
Proses informasi terus menerus dan berkesinambungan,
mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran
agar memiliki pengetahuan, sikap, dan mempraktikkan sikap yang
diharapkan
Intinya : pemberdayaan masyarakat
Strategi Operasional :
Meliputi pusat, provinsi, kabupaten, kota
1.
Experience Based :
Follow-up pasien TB dr. Syamsul Rizal
Uang jimpitan : asuransi komunitas
==========================
JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)
: di Klaten
Tergantung kebijakan masyarakat
Sekalipun tanpa organisasi mungkin ada keperdulian masyarakat
secara informal
Partisipasi kader kesehatan puskesmas
Jamkesda, Jamkesmas, Jamkesta
Jamkesmas : dari pusat dan gratis
Jamkesda : seperti asuransi kesehatan, coverage pelayanan sempit
Pengalaman Home Visit dr Hudhi
Ajarkan : TB adalah penyakit, menular tapi bisa dicegah, hilangkan
superstisi masyarakat, cara mencegah penyakit tersebut menular
Dokter menyempatkan diri untuk mengunjungi pasien dan
melakukan penyuluhan serta edukasi
==============
JPKM : Model jaminan kesehatan prabayar, dikelola badan

penyelenggara, peserta mendapatkan pelayanan kesehatan paripurna


dan berjenjang, diawali pelayanan primer
Pelaku : Peserta, Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK), Badan
Penyelenggara (penanggung jawab, menerapkan trias manajemen),
Pemerintah, ada diagram manajemen finansial (serupa dengan
diagram askes, segitiga etc)
KESIMPULAN :
Pengetahuan praktik mahasiswa masih terbatas, terutama karena
banyaknya faktor yang mempengaruhi praktik di lapangan. Di
antaranya masalah distribusi SDM, lalu masalah niat berobat pasien ke
Puskesmas (Pembantu) yang rendah karena pelayanan yang buruk.
Ada juga masalah administrasi yang tidak optimal, seperti RM yang
alamatnya salah, sulitnya manajemen compliance pasien. INTINYA :
Praktik dan Ideal, bedanya masih terlalu jauh
Kegagalan terapi tidak hanya karena kurangnya pengobatan, masih
banyak penyebab di luar itu yang mendorongnya

Anda mungkin juga menyukai