Anda di halaman 1dari 14

Nama : Ahmad Hanafi

NIM : P07120322003
Matkul : Keperawatan Dasar

A. Cairan dan Elektrolit Tubuh

B. Cairan tubuh adalah


larutan yang terdiri
C. dari air (pelarut) dan
zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat
kimia yang
D. mengjasilkan partikel-
partikel bermuatan
listrik yang disebut ion
jika berada
E. dalam larutan. Cairan
dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui
makanan,
F. minuman, dan cairan
intervena (IV) dan
distribusi ke seluruh
bagian tubuh.
G. Keseimbangan cairan
dan elktrolit berarti
adanya distribusi yang
normal dari
H. air tubuh total dan
elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan
I. cairan dan elektrolit
saling bergantung satu
dengan yang lain.
J. Cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri
K. dari air (pelarut) dan
zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat
kimia yang
L. mengjasilkan partikel-
partikel bermuatan
listrik yang disebut ion
jika berada
M. dalam larutan. Cairan
dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui
makanan,
N. minuman, dan cairan
intervena (IV) dan
distribusi ke seluruh
bagian tubuh.
O. Keseimbangan cairan
dan elktrolit berarti
adanya distribusi yang
normal dari
P. air tubuh total dan
elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan
Q. cairan dan elektrolit
saling bergantung satu
dengan yang lain.
R. Cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri
S. dari air (pelarut) dan
zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat
kimia yang
T. mengjasilkan partikel-
partikel bermuatan
listrik yang disebut ion
jika berada
U. dalam larutan. Cairan
dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui
makanan,
V. minuman, dan cairan
intervena (IV) dan
distribusi ke seluruh
bagian tubuh.
W. Keseimbangan cairan
dan elktrolit berarti
adanya distribusi yang
normal dari
X. air tubuh total dan
elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan
Y. cairan dan elektrolit
saling bergantung satu
dengan yang lain.
Z. Cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri
AA. dari air (pelarut)
dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit
adalah zat kimia yang
BB. mengjasilkan
partikel-partikel
bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada
CC. dalam larutan.
Cairan dan elektrolit
masuk ke dalam tubuh
melalui makanan,
DD. minuman, dan
cairan intervena (IV)
dan distribusi ke seluruh
bagian tubuh.
EE.Keseimbangan cairan
dan elktrolit berarti
adanya distribusi yang
normal dari
FF. air tubuh total dan
elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan
GG. cairan dan elektrolit
saling bergantung satu
dengan yang lain.
HH. Cairan tubuh
adalah larutan yang
terdiri
II. dari air (pelarut) dan
zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat
kimia yang
JJ. mengjasilkan partikel-
partikel bermuatan
listrik yang disebut ion
jika berada
KK. dalam larutan.
Cairan dan elektrolit
masuk ke dalam tubuh
melalui makanan,
LL.minuman, dan cairan
intervena (IV) dan
distribusi ke seluruh
bagian tubuh.
MM. Keseimbangan
cairan dan elktrolit
berarti adanya distribusi
yang normal dari
NN. air tubuh total dan
elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan
OO. cairan dan elektrolit
saling bergantung satu
dengan yang lain
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel- partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik
karena metabolism tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan.

B. Pergerakan Cairan dan Elektrolit Tubuh


1. Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membran
semipermeabel (permeabel selektif dari larutan berkadar lebih rendah menuju
larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Membran semipermeabel
ialah membran yang dapat dilalui air (pelarut), namun tidak dapat dilalui zat
terlarut misalnya protein.1,4 Tekanan osmotik plasma darah ialah 285 ± 5
mOsm/L. Larutan dengan tekanan osmotik kira-kira sama disebut isotonik (NaCl
0,96%, Dekstrosa 5%, Ringer-laktat), lebih rendah disebut hipotonik (akuades)
dan lebih tinggi disebut hipertonik. 1
2. Difusi
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah. Tekanan
hidrostatik pembuluh darah juga mendorong air masuk berdifusi melewati pori-
pori tersebut. Jadi difusi tergantung kepada perbedaan konsentrasi dan tekanan
hidrostatik.
3. Pompa Natrium Kalium
Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transport yang memompa ion
natrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion
kalium dari luar ke dalam. Tujuan dari pompa natrium kalium adalah untuk
mencegah keadaan hiperosmolar di dalam sel.

C. Keseimbangan Caairan
Keseimbangan cairan adalah aspek homeostasis organisme ketika
jumlah cairan dalam organisme perlu dikendalikan melalui osmoregulasi dan
perilaku sehingga konsentrasi elektrolit (garam terlarut) dalam berbagai cairan
tubuh berada dalam kisaran yang normal. Prinsip pokok dari keseimbangan cairan
tubuh adalah bahwa jumlah air yang keluar (output) dari tubuh harus sama dengan
jumlah air yang masuk (intake).
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter
penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur
keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi
asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
1. Pengaturan volume cairan ekstrasel
Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah
arteri dengan menurunkan volume plasma. Sebaliknya, peningkatan volume
cairan ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan
memperbanyak volume plasma. Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting
untuk pengaturan tekanan darah jangka panjang.
2. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel
Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut)
dalam suatu larutan. Semakin tinggi osmolaritas, semakin tinggi konsentrasi
solute atau semakin rendah konsentrasi air dalam larutan tersebut. Air akan
berpindah dengan cara osmosis dari area yang konsentrasi solutnya lebih
rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasi solutnya lebih
tinggi (konsentrasi air lebih rendah).
Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak
dapat menembus membran plasma di intrasel dan ekstrasel. Ion natrium
merupakan solut yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel, dan ion utama
yang berperan penting dalam menentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel.
Sedangkan di dalam cairan intrasel, ion kalium bertanggung jawab dalam
menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel. Distribusi yang tidak merata
dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua ion ini
bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik di kedua
kompartmen ini.

D. Regulasi Elektrolit
E. Faktor yang mempengaruhi keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
antara lain (Abdul , 2008) :
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan
dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan
cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui
keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Misalnya :
a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
b. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses Pasien
dengan penurunan tingkat kesadaran.
c. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya
secara mandiri.
F. Gangguan keseimbangan Cairan dan Elektrolit
1. Hipovolemik
Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanismenya adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan
frekuensi jantunng, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus,
pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus,
gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut
kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut, mata cekung,
pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air
mata. Pada pasien syok tampak pucat, HR cepat dan halus. Hipotensi dan
oliguri.
2. Hipervolemi
Hipervolemi adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat
terjadi pada saat :
 Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
 Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan eksresi natrium dan air
 Kelebihan pemberian cairan
 Perpindahan cairan interstitial ke plasma
Gejala : sesak napas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi
kuat, asites, edema, adanya ronchi, kulit lembap, distensi vena leher, dan
irama gallop.

G. Keseimbangan Asam Basa


Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:
1. Asidosis respiratori, disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi.
Pembentukan H2CO3 meningkat, dan disosiasi asam ini akan meningkatkan
konsentrasi ion H.
2. Alkalosis respiratori, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan akibat
hiperventilasi. Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukan ion H
menurun.
3. Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi
paru. Diare akut, diabetes mellitus, olahraga yang terlalu berat, dan asidosis
uremia akibat gagal ginjal akan menyebabkan penurunan kadar bikarbonat
sehingga kadar ion H bebas meningkat.
4. Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena
defisiensi asam non-karbonat. Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal
ini terjadi karena kehilangan ion H karena muntah-muntah dan minum obat-obat
alkalis. Hilangnya ion H akan menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk
menetralisir bikarbonat, sehingga kadar bikarbonat plasma meningkat.

Anda mungkin juga menyukai