Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOMEDIK

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

Dosen Pengampu:
Ns. Wahyu Sulfian, M.Kes

Diusulkan Oleh:
Ifty Najwa Diarsya
NIM (WN10123065)

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA


FAKULITAS ILMU KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah Kompartemen cairan tubuh
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen Ns. Wahyu Sulfian, M.Kes mata kuliah ilmu biomedik dasar yang
telah memberikan tugas kepada saya. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Saya berharap dengan pembuatan makalah bisa menjadi sumber referensi
dan juga agar makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan. Saya
menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
saya selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca semuanya
demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini kedepannya.

Palu, 23 September 2023

Penyusun
Ifty Najwa Diarsya
DAFTAR ISI

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan tubuh adalah unsur yang sangat penting dalam menjaga kehidupan dan fungsi
normal tubuh manusia. Komposisi dan perilaku cairan tubuh memegang peran kunci dalam
berbagai aspek biokimia, biologi, dan kesehatan. Dalam makalah ini, kita akan menggali lebih
dalam tentang berbagai aspek yang terkait dengan cairan tubuh, termasuk teori asam-basa,
pengukuran derajat keasaman larutan (pH), serta perbedaan antara larutan elektrolit dan non-
elektrolit. Pemahaman mendalam tentang topik-topik ini menjadi landasan penting dalam
memahami prinsip-prinsip fundamental yang memengaruhi keseimbangan biokimia dalam
tubuh manusia.

1. Komportemen dan Komposisi Cairan Tubuh


Cairan tubuh, yang terutama terdiri dari air, adalah komponen esensial dalam tubuh
manusia. Cairan tubuh ditemukan dalam dua kompartemen utama: intraseluler (cairan yang
berada di dalam sel) dan ekstraseluler (cairan yang berada di luar sel). Cairan ini membawa
nutrisi, mengatur suhu tubuh, dan membantu dalam pengeluaran zat-zat sisa dari tubuh.
Keseimbangan elektrolit, pH, serta tekanan osmotik dalam cairan tubuh adalah faktor-faktor
kunci yang harus dijaga agar fungsi tubuh tetap optimal.

2. Teori Asam-Basa
Teori asam-basa merupakan konsep dasar dalam kimia yang memahami sifat-sifat larutan
asam dan basa. Teori Brønsted-Lowry dan teori Lewis adalah dua teori utama yang digunakan
untuk menjelaskan interaksi asam-basa. Dalam teori Brønsted-Lowry, asam adalah zat yang
dapat melepaskan proton (H+), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton.
Keseimbangan asam-basa dalam tubuh manusia sangat penting, karena fluktuasi ekstrem
dalam pH dapat mengganggu fungsi enzim dan sistem biokimia dalam tubuh.

3. Derajat Keasaman Larutan (pH)


Derajat keasaman larutan diukur menggunakan skala pH, yang menggambarkan
konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan. Skala pH berkisar dari 0 (sangat asam) hingga
14 (sangat basa), dengan 7 sebagai titik netral. Dalam tubuh manusia, pH darah yang sehat
berkisar antara 7,35 hingga 7,45. Keseimbangan pH darah yang ketat sangat penting, karena
perubahan signifikan dalam pH darah dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius seperti
asidosis atau alkalisosis.

4. Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit


Larutan adalah campuran homogen zat-zat dalam pelarut. Larutan dapat dibagi menjadi
dua jenis utama: larutan elektrolit dan non-elektrolit. Larutan elektrolit mengandung ion-ion
yang dapat menghantarkan arus listrik ketika larutan tersebut larut dalam air. Contoh larutan
elektrolit meliputi larutan garam dan asam. Sementara itu, larutan non-elektrolit tidak

4
mengandung ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Contoh larutan non-elektrolit
mencakup gula dan alkohol.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Komposisi dan Kompartemen Cairan Tubuh
2. Bagaimana penjelasan tentang Teori asam menurut Teori Brønsted-Lowry dan Teori
Lewis
3. Penjelasan lebih rinci tentang derajat keasaman larutan pH
4. Apa penafsiran dari Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang komportemen dan
komposisi cairan tubuh, teori asam-basa, derajat keasaman larutan (pH), serta perbedaan
antara larutan elektrolit dan non-elektrolit.
2. Untuk menjelaskan pentingnya konsep-konsep tersebut dalam konteks kesehatan
manusia
3. Untuk mengilustrasikan bagaimana konsep-konsep ini berperan dalam praktik medis dan
ilmiah.
4. Untuk meningkatkan kesadaran pembaca tentang pentingnya pemahaman tentang cairan
tubuh, asam-basa, dan larutan dalam menjaga kesehatan pribadi

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komposisi dan Kompartemen Cairan Tubuh
1. Komposisi Cairan Tubuh: Cairan tubuh terutama terdiri dari air, tetapi juga mengandung
Komportemen elektrolit seperti natrium, kalium, klorida, dan ion-ion lainnya.
Keseimbangan elektrolit ini penting untuk menjaga fungsi normal sel dan organ dalam
tubuh.

a) Air: Air merupakan komponen utama dalam cairan tubuh manusia. Tubuh manusia
sebagian besar terdiri dari air, dengan persentase air yang berbeda tergantung pada
usia, jenis kelamin, dan komposisi tubuh individu. Air penting untuk transportasi zat-
zat dalam tubuh, termoregulasi, dan banyak reaksi biokimia.

b) Elektrolit: Cairan tubuh mengandung berbagai elektrolit, termasuk natrium (Na+),


kalium (K+), klorida (Cl-), kalsium (Ca2+), dan magnesium (Mg2+). Elektrolit sangat
penting untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuh, kontraksi otot, dan fungsi
sistem saraf.

c) Protein: Cairan tubuh mengandung berbagai jenis protein seperti albumin, globulin,
dan fibrinogen. Protein berperan dalam menjaga tekanan osmotik dalam darah,
transportasi mo lekul, pembekuan darah, dan banyak fungsi biologis lainnya.

d) Nutrisi: Cairan tubuh juga mengandung berbagai nutrisi seperti glukosa, asam amino,
lipid, vitamin, dan mineral. Nutrisi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi,
pertumbuhan, dan pemeliharaan sel dan jaringan tubuh.

e) Lainnya: Cairan tubuh juga dapat mengandung senyawa lainnya seperti hormon
steroid, neurotransmiter, dan berbagai produk kimia yang terlibat dalam proses
biokimia tubuh.

2. Kompartemen Cairan: Penjelasan tentang dua kompartemen utama dalam cairan tubuh,
yaitu intraseluler dan ekstraseluler. Ini akan mencakup peran masing-masing
kompartemen dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

a) Kompartemen Intraseluler adalah area dalam tubuh di mana cairan terletak di dalam
sel-sel tubuh. Ini mencakup semua cairan yang ada di dalam membran sel dan berada
di dalam sel itu sendiri.
Kompartemen intraseluler mengandung berbagai zat, termasuk air, ion-ion seperti
kalium (K+), natrium (Na+), dan berbagai molekul organik seperti protein, asam
nukleat, lipid, serta organel-organel dalam sel seperti mitokondria dan sitoplasma.

6
Fungsi cairan intraseluler adalah tempat terjadinya sebagian besar proses biokimia
yang memungkinkan sel berfungsi. Ini mencakup reaksi metabolik, sintesis protein,
pertukaran ion, dan sebagainya.

b) Kompartemen Ekstraseluler:
Kompartemen ekstraseluler adalah area di luar sel-sel tubuh, di antara sel-sel atau di
luar seluruh tubuh. Ini mencakup semua cairan yang berada di luar mebran sel.
Kompartemen ekstraseluler mencakup darah, cairan interstisial (yang ada di antara sel-
sel tubuh), cairan serebrospinal (yang ada di sekitar otak dan sumsum tulang
belakang), cairan synovial (yang ada dalam sendi), cairan peritoneal (yang ada di
rongga perut), dan cairan lainnya yang mengelilingi organ-organ tubuh.
Fungsi Cairan ekstraseluler penting untuk transportasi zat-zat dalam tubuh, seperti
oksigen, nutrisi, hormon, dan produk-produk sampingan dari metabolisme, serta
sebagai medium pertukaran zat antara darah dan sel-sel tubuh.

B. Teori Asam-Basa
Teori Brønsted-Lowry dan Teori Lewis: Penjelasan tentang kedua teori ini dan bagaimana
keduanya menjelaskan sifat asam dan basa dalam berbagai reaksi kimia. Berikut adalah
penjelasan singkat tentang keduanya:

1. Teori Brønsted-Lowry, yang dinamai dari dua ilmuwan, Johannes Nicolaus Brønsted dan
Thomas Martin Lowry, memberikan definisi yang lebih luas tentang asam dan basa
dibandingkan dengan definisi klasik. Menurut teori ini:

- Asam: Asam adalah zat yang dapat melepaskan proton (H+) atau ion hidrogen dalam
larutan. Ini berarti asam adalah penghdonor proton.
- Basa: Basa adalah zat yang dapat menerima proton (H+) dalam larutan. Ini berarti
basa adalah penerima proton.
Dalam reaksi Brønsted-Lowry, asam akan melepaskan proton (H+), dan basa akan
menerima proton (H+). Contoh reaksi yang sesuai dengan teori ini adalah reaksi antara
asam klorida (HCl) dan air (H2O):

HCl + H2O → H3O+ + Cl-

Dalam reaksi di atas, HCl bertindak sebagai asam karena melepaskan proton (H+),
sedangkan H2O bertindak sebagai basa karena menerima proton.

7
2. Teori Lewis, yang dikembangkan oleh ilmuwan Gilbert N. Lewis, lebih luas lagi dalam
menggambarkan asam dan basa. Menurut teori ini:

- Asam Lewis: Asam Lewis adalah zat yang dapat menerima sepasang elektron
(pasangan elektron) dari zat lain untuk membentuk ikatan koordinasi. Dalam konteks
ini, asam adalah penerima pasangan elektron.
- Basa Lewis: Basa Lewis adalah zat yang dapat menyumbangkan sepasang elektron
(pasangan elektron) kepada zat lain untuk membentuk ikatan koordinasi. Dalam
konteks ini, basa adalah donor pasangan elektron.

Salah satu contoh reaksi yang sesuai dengan teori Lewis adalah pembentukan kompleks
antara ion logam seperti ion besi (Fe3+) dan molekul amonia (NH3):

Fe3+ + 6 NH3 → [Fe(NH3)6]3+

Dalam reaksi ini, ion besi (Fe3+) bertindak sebagai asam Lewis karena menerima
pasangan elektron dari molekul amonia (NH3), yang bertindak sebagai basa Lewis karena
menyumbangkan pasangan elektron.

C. Derajat Keasaman Larutan (pH)


Pengukuran pH: Bagaimana pH diukur dan skala pH dari 0 hingga 14 dengan penjelasan
lebih lanjut tentang apa yang dianggap asam, basa, dan netral. ini adalah penjelasan lebih rinci
tentang derajat keasaman larutan pH:

1. Titik Netral (pH 7): pH 7 dianggap sebagai titik netral pada skala pH. Ini mengindikasikan
bahwa larutan tersebut tidak bersifat asam atau basa. Air murni pada suhu 25 derajat
Celsius (77 derajat Fahrenheit) biasanya memiliki pH netral sekitar 7.

2. Larutan Asam (pH < 7): Larutan yang memiliki pH kurang dari 7 dianggap sebagai larutan
asam. Semakin rendah pH, semakin asam larutan tersebut. Asam menghasilkan ion
hidrogen (H+) dalam larutan. Contoh larutan asam termasuk asam klorida (HCl), asam
sulfat (H2SO4), dan cuka (asam asetat).

3. Larutan Basa (pH > 7): Larutan yang memiliki pH lebih dari 7 dianggap sebagai larutan
basa. Semakin tinggi pH, semakin basa larutan tersebut. Basa menerima ion hidrogen (H+)
dalam larutan. Contoh larutan basa termasuk larutan natrium hidroksida (NaOH) dan
amonia (NH3).

8
4. Pentingnya pH dalam Kimia dan Biologi: pH memainkan peran penting dalam berbagai
reaksi kimia, termasuk reaksi asam-basa, serta dalam regulasi proses biokimia dalam tubuh
manusia. Enzim dan protein dalam tubuh manusia sangat sensitif terhadap perubahan pH,
dan keseimbangan pH yang tepat diperlukan untuk menjaga fungsi normal sel-sel dan
organ tubuh.

5. Pengukuran pH: pH larutan dapat diukur menggunakan alat yang disebut pH meter atau
dengan menggunakan kertas pH yang mengubah warna sesuai dengan pH larutan.
Pengukuran pH sangat penting dalam berbagai aplikasi, termasuk laboratorium kimia,
industri makanan dan minuman, pemantauan lingkungan, serta dalam pemahaman dan
pemeliharaan kesehatan tubuh manusia.

6. Skala Logaritmik: Skala pH adalah skala logaritmik, yang berarti bahwa setiap satuan
perubahan pada skala pH sebenarnya mewakili perubahan sepuluh kali lipat dalam
konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan. Misalnya, larutan dengan pH 4 adalah
sepuluh kali lebih asam daripada larutan dengan pH5.

Pentingnya pH dalam Biokimia: Dalam biokimia dan biologi, pH memiliki peran krusial
dalam menjaga fungsi enzim dan protein dalam tubuh. Tubuh manusia, sebagai contoh, harus
menjaga pH darah dalam rentang sangat ketat sekitar 7,35 hingga 7,45 untuk menjaga fungsi
biokimia yang optimal. Perubahan signifikan dalam pH darah dapat mengganggu proses
biokimia dan kesehatan tubuh. Pentingnya menjaga keseimbangan pH dalam tubuh manusia
dan dampaknya jika pH darah terlalu rendah (asidosis) atau terlalu tinggi (alkalisosis).

D. Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit


Larutan elektrolit dan non-elektrolit adalah dua jenis larutan yang berbeda berdasarkan
kemampuan mereka untuk menghantarkan arus listrik. Perbedaan utama antara keduanya
terletak pada keberadaan atau ketiadaan ion dalam larutan.

a. Larutan Elektrolit:
1. Definisi: Larutan elektrolit adalah larutan yang mengandung ion-ion yang dapat
menghantarkan arus listrik ketika larutan tersebut diberi potensial listrik. Ini berarti
larutan elektrolit dapat memisahkan diri menjadi ion-ion positif (kation) dan ion-ion
negatif (anion) saat larutan tersebut larut.
2. Contoh-contoh: Beberapa contoh larutan elektrolit meliputi larutan garam (seperti
natrium klorida, NaCl), larutan asam (seperti asam klorida, HCl), dan larutan basa
(seperti natrium hidroksida, NaOH). Larutan elektrolit juga termasuk larutan ionik,
seperti larutan klorida perak (AgCl) yang menghasilkan ion-ion perak (Ag+) dan ion
klorida (Cl-) ketika larut.

9
3. Kemampuan Menghantarkan Listrik: Larutan elektrolit memiliki kemampuan yang
baik untuk menghantarkan arus listrik karena keberadaan ion-ion yang dapat bergerak
di dalamnya. Semakin banyak ion yang ada dalam larutan, semakin baik larutan
tersebut menghantarkan listrik.
4. Contoh Aplikasi: Larutan elektrolit memiliki berbagai aplikasi, termasuk dalam
elektrolit untuk baterai, larutan elektrolit dalam kimia analitik untuk analisis kualitatif,
serta dalam proses elektrolisis untuk pemurnian logam.

Pentingnya Larutan Elektrolit dalam Tubuh: Bagaimana larutan elektrolit seperti


larutan garam berperan dalam menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan
mendukung fungsi sel dan organ.

b. Larutan Non-elektrolit:
1. Definisi: Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak mengandung ion-ion yang
dapat menghantarkan arus listrik ketika larutan tersebut diberi potensial listrik. Ini
berarti larutan non-elektrolit tidak memisahkan diri menjadi ion-ion saat larutan
tersebut larut.
2. Contoh-contoh: Beberapa contoh larutan non-elektrolit meliputi larutan gula (sukrosa,
C12H22O11), larutan alkohol (seperti etanol, C2H5OH), dan larutan urea
(CO(NH2)2).
3. Kemampuan Menghantarkan Listrik: Larutan non-elektrolit memiliki kemampuan yang
sangat terbatas untuk menghantarkan arus listrik karena mereka tidak mengandung ion
yang dapat bergerak.
4. Contoh Aplikasi: Larutan non-elektrolit digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk
sebagai pelarut dalam kimia, dalam industri makanan untuk membuat minuman manis,
dan dalam berbagai produk farmasi.

10
BAB III
PENUTUP
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dalam makalah ini yaitu :
1. Cairan tubuh manusia memiliki komposisi yang kompleks, termasuk air, elektrolit,
protein, nutrisi, gas, hormon, zat sisa, sel darah putih, enzim, dan banyak komponen
lainnya.
2. Teori Brønsted-Lowry dan Teori Lewis memberikan pemahaman yang lebih luas
tentang sifat asam dan basa dalam reaksi kimia.
3. pH adalah skala yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan
suatu larutan. Titik netral adalah pH 7, di bawahnya larutan bersifat asam, dan di
atasnya larutan bersifat basa.
4. Larutan elektrolit mengandung ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik,
sementara larutan non-elektrolit tidak mengandung ion-ion yang dapat
menghantarkan arus listrik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, A. Y., Jaya, W., Fatoni, A. Z., & Hartono, R. (2020). Balance Cairan Restriktif sebagai
Manajemen Pada Pasien dengan Sindroma Kompartemen Abdomen di Intensive Care
Unit (ICU). Journal of Anaesthesia and Pain, 1(2), 33-37.
Suyanti, Retno Dwi, and A. Pribani Benny. "A. Latar Belakang Masalah."
Anthara, I. M. S., & Suartha, I. N. (2011). Homeostasis Cairan Tubuh pada Anjing dan Kuc-
ing. Buletin Veteriner Udayana Vol, 3(1), 23-37.
Jannah, F. N. (2015). Serat Optik Dengan Sol-Gel Sebagai Cladding Untuk Mendeteksi Derajat
Keasaman (Ph) Larutan (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Aisyah, R. S. S., Solfarina, S., & Yuliantika, U. (2021). Pengembangan E-Modul Berbasis Pe-
mecahan Masalah Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit (ELNOEL). Hydro-
gen: Jurnal Kependidikan Kimia, 9(1), 19-29.

12

Anda mungkin juga menyukai