Anda di halaman 1dari 67

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Ns Euis Herawati Hidayat. MM


PENDAHULUAN
• “Kebutuhan Dasar Manusia”, merupakan materi dasar bagi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien baik individu, keluarga
dan masyarakat yang meliputi bio, psiko, sosial, spiritual, dan kultural.
• Peran dan kompetensi perawat dalam pemenuhan kebutuhan dasar
manusia pada klien mutlak diperlukan, karena perawatlah satu-satunya
tenaga kesehatan yang 24 jam mendampingi klien. Dengan tindakan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia secara benar dan tepat, maka risiko
akibat gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dapat dicegah
atau diatasi secara cepat dan tepat.
14 Kebutuhan dasar manusia menurut Henderson adalah sebagai berikut (Sumber:
Alligood, MR (2014) Nursing Theorists and Their Work)

1. Bernapas dengan normal


2. Kebutuhan makan dan minum yang adekuat
3. Kebutuhan eliminasi
4. Kebutuhan bergerak dan dapat mempertahankan postur tubuh dengan baik
5. Kebutuhan tidur dan beristirahat
6. Kebutuhan berpakaian
7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal
8. Menjaga kebersihan diri dan penampilan ( mandi)
9. Menghindari bahaya lingkungan dan menghindari cedera orang lain
10. Berkomunikasi dengan orang lain untuk mengungkapkan perasaan
emosi, kebutuhan, dan kekhwatiran
11. Mempercayai keimanan/ketuhanan
12. Kebutuhan akan pekerjaan untuk biaya hidup
13. Penghargaan kebutuhan akan hiburan/rekreasi
14. Belajar, menemukan /memuaskan rasa ingin tahu dan dpt
memanfaatkan faskes yg ada.
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Pengertian
 Cairan Tubuh adalah salah satu elemen dasar yang terdiri dari unsur-
unsur dan zat yang terlarut di dalamnya yang diperlukan untuk
kesehatan sel pada manusia.
 Cairan tubuh adalah larutan terdiri dari
. air ( pelarut) dan zat tertentu ( zat terlarut)
 Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel yang
bermuatan listrik yg di sebut ION .
 Cairan dan Elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan,
minuman dan cairan intravena yang di distribusikankeseluruh tubuh
( Haswita, Reni,Sulistyowati, 2017)
 CairanTubuh kita terdiri sekitar 60% yg tersebar di dalam sel maupun
diluar sel
 Fungsi Cairan
1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur
tubuh
2. Transpotr Nutrien ke sel
3. Transport hasil sisa metabolisme
4. Transport zat-zat seperti (hormon, enzim)
5. Pelumas antar organ
6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler
7. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
8. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
9. Membantu pencernaan
10. Mempermudah eliminasi
(Tarwoto dan wartonah, 2010)
1. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
A. Distribusi cairan tubuh
Cairan tubuh di distribusi dalam 2 kompartemen, yaitu:
1) Cairan intra seluler (CIS): 40% berat tubuh. Pada orang dewasa kira-kira
2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, dan bayi kira-kira ½ dari cairan
tubuh adalah cairan intraselular
2) Cairan ekstra sel (CES) : 20 % Berat Tubuh
(a) Cairan interstitial (CI): cairan diantara sel, sekitar15% berat tubuh.
(b) Cairan intra vaskular (CIV): terdiri dari plasma (cairan limfe) dan darah,
5% berat tubuh.
B. Komposisi cairan tubuh:
1. Air Adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria dewasa
hampir 60%  dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita
mengandung 55% air dari berat badannya.
fungsi Air dalam tubuh , yaitu :
– Sebagai media transportasi bagi zat makanan dan oksigen menuju sel dan sisa
metabolism sel ke organeliminasi,
– Mengantarkan hormone dari organ penghasil menuju sel/organ target,
– Memudahkan proses metabolism di dalamsel
– Sebagai pelarut elektrolit dan nonelektrolit,
– Membantu dalam mempertahankan suhutubuh,
– Memudahkan pencernaan daneliminasi,
– Sebagai pelumas jaringan,dan
– Sebagai pembentuk strukturtubuh
2.Solute (terlarut) Cairan tubuh mengandung dua jenis substrat terlarut (zat
terlarut) elektrolit dan non elektrolit.
a).Elektrolit
adalah senyawa yang jika larut dalam air akan pecah menjadi ion dan mampu
membawa muatan listrik.
-- kation: ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstaseluler utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraseluler utama
adalah kalium (K)·
-- Anion: ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstaseluler utama adalah klorida (Cl), sedangkan anion intraseluler
utama adalah ion fosfat (PO43)
• Jenis elektrolit yg terdapat di dalam tubuh manusia
1). Natrium ( Na+).
- Dibutuhkan tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan
- Merupakan elektrolit utama cairan ekstrasel,
- Normalnya kadar natrium dalam darah 135-145 mmol/L (milimo/Liter).
- Natrium dapat dijumpai dalam makanan seperti bacon (daging babi)sosis, kecap, keju, sayuran
kalengan, roti, sereal dan makanan kecil yang asin.
- Natrium dieksresikan dari tubuh melalui ginjal,sebagian kecil melalui feses, dan pernapasan.
Fungsi Natrium
– Mengatur volume cairan dalam tubuh
– Hantaran impul saraf dan kontraksi otot

2) Kalium (K)
Merupakan elektrolit utama cairan intrasel. Kalium banyak dijumpai dalam sayuran
seperti brokoli, kentang, dan buah-buahan seperti: pisang, jeruk, melon, dan kismis.
Kalium terdapat dalam jumlah yang banyak dalam sekresi gastrointestinal, saliva dan
respirasi.
Fungsi Kalium adalah:
– Mengatur irama dan pompa jantung
– Berperanan penting dalam proses transmisi impuls listrik terutama dalam saraf
– Mengatur kontraksi otot dan metabolisme sel
_ Menjaga kesehatan tulang dan keseimbangan elektrolit
-- Dalam keadaan normal konsentrasi kalium dalam plasma antara 3.5-5.0 mEq/L.

3). Calsium (Ca)


Merupakan elektrolit terbanyak di dalam tubuh. Lebih dari 99% dari seluruh
calcium dalam tubuh terdapat dalam tulang dan membutuhkan calcium gigi dalam
bentuk terionisasi.
Setiap hari rata-rata orang dewasa membutuhkan calsium sekitar 1
gram. Pada anak-anak, wanita dalam keadaan hamil, menyusui, dan
menapouse kebutuhan ini lebih tinggi lagi. Calsium banyak terdapat
dalam susu, keju, kacang yang dikeringkan, dan sedikit dalam daging
dan sayursayuran.
Fungsi Calsium:
– Mempunyai peran penting dalam transmisi impuls saraf dan
pembentukan darah.
– Sebagai katalis dalam kontraksi otot, kekuatan kontraksi terutama otot jantung secara langsung
berhubungan dengan konsentrasi ion calsium dalam plasma
– Diperlukan dalam absorpsi vitamin B12 untuk digunakan oleh sel-sel tubuh
– Berperan sebagai katalis bagi aktivitas beberapa zat kimia tubuh
– Penting untuk menguatkan tulang dan gigi
– Untuk membangun ketebalan dan kekuatan membrane se
4) Magnesium (Mg)
Magnesium terbanyak dijumpai di intrasel dan terdapat pada sel jantung,tulang, saraf
dan jaringan otot dan merupakan kation terpenting kedua setelah kalium. Setiap hari
rata-rata orang dewasa memerlukan magnesium sekitar 18-30 mEq. Pada anak-anak
dibutuhkan lebih banyak lagi. Magnesium paling banyak dijumpai dalam makanan spt
sayur-sayuran, kacang tanah, ikan, semua padi-padian, dan kacangmerah.
Fungsi magnesium :
– Untuk metabolism karbohidrat dan protein
– Proses pembentukan sel dan jaringan tubuh
-- menjaga fungsi jantung, mendukung fungsi saraf
-- Memperbaiki kualitas tidur pd penderita innsomnia.
5). Chlorida (Cl)
Merupakan anion utama di ekstrasel dan banyak terdapat dalam darah, cairan
interstitial, cairan limfe dan jumlah yang sedikit di intrasel. Chlorida dijumpai
dalam makanan yg banyak mengandung natrium, mis: susu dan daging
Normal kadar clorida dalam tubuh 96-106mmol/L
Fungsi chloride:
– Bersama-sama dengan natrium berperan dalam mempertahankan tekanan
osmotic darah
– Menjaga PH atau tingkat keasaman darah
– Sebagai bahan pembentuk asam lambung(HCL)
6). Bikarbonat (HCO3)
Bikarbonat merupakan buffer basa utama di dalam tubuh. Normal kadar bikarbonat dlm tubuh
22-30mmol/L
Fungsi bikarbonat:
-- Mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseimbangan asam basa.
7) Phosphat (PO4)
Ion phosphate merupakan anion terbanyak di intrasel.
Fungsi phosphate:
– Membantu mempertahankan keseimbangan asambasa
– Terlibat dalam reaksi kimia yang penting di dalam tubuh seperti mengefektifkan beberapa
vitamin B, membantu meningkatkan aktivitas saraf dan otot, dan berperan serta dalam
metabolism karbohidrat
b).Non elektrolit Di dalam cairan tubuh terdapat beberapa partikel yang
tidak termasuk ke dalam golongan elektrolit dan tidak bisa menjadi
partikel bermuatan listrik, tetapi partikelpartikel ini juga merupakan
komponen yang penting dalam tubuh dan memengaruhi pergerakan
cairan di antara kompartemen. Partikel non elektrolit utama adalah
glukosa yang merupakan sumber utama metabolism sel. Jika
konsentrasi glukosa dalam cairan ekstrasel (CES) berlebihan, cairan
intrasel CIS) akan berpindah ke CES dan menyebabkan pembentukan
urine yang banyak, sehingga tubuh akan mengalami kekurangancairan.
C. Pergerakan cairan tubuh
1) Difusi Yaitu proses dimana partikel berpindah dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah, sehingga
distribusi partikel dalam cairan merata atau melewati membran sel
yang permeabel. Contoh: gerakan oksigen dari alveoli paru ke darah
kapiler pulmoner
2) Osmosis Yaitu proses perpindahan pelarut melalui membran
semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi rendah ke larutan
dengan konsentrasi tinggi. Tekanan osmotik merupakan tekanan
dengan kekuatan untuk menarik air bergantung pada jumlah molekul di
dalam larutan. Tekanan osmotik dipengaruhi oleh protein, khususnya
albumin yang menghasilkan osmotik koloid atau tekanan onkotik
3) Filtrasi Yaitu proses gerakan air dan zat terlarut dari area dengan tekanan
hidrostatik tinggi ke area dengan tekanan hidrostatik rendah. Tekanan
hidrostatik adalah tekanan yang dibuat oleh berat cairan. Filtrasi penting
dalam mengatur cairan keluar dari arteri ujung kapiler.
4) Transpor aktif
Perpindahan cairan melewati membran sel menggunakan energi. untuk
menggerakkan berbagai materi guna menembus membran sel dari daerah
konsentrasi rendah atau sama ke daerah konsentrasi sama atau lebih besar.
Contoh: pompa natrium kalium, natrium dipompa keluar dari sel dan kalium
dipompa masuk ke dalam sel
Jenis larutan:
• Larutan Isotonik : larutan yang mempunyai osmolalitas sama efektifnya dengan cairan tubuh
( kira-kira 280-300 m0sm/kg) contoh NaCl 0,9%, Rl
• Larutan Hipotonik: larutan yg mempuyai osmolalitas efektif lebih kecil dari cairan tubuh contoh
NaCl 0,45%, aquadest
• Larutan hipertonik : larutan yg mempunyai osmolalitas efektif lebih besar dari cairan tubuh
conton NaCL
D. Pengaturan cairan tubuh
1) Asupan cairan ( Input)
Asupan cairan diatur melalui mekanisme rasa haus, yang berpusat di
hipotalamus. Air dapat diperoleh dari asupan makanan (buah, sayuran,
dan daging, serta oksidasi bahan makanan selama proses pencernaan).
Sekitar 220 ml air diproduksi setiap hari selama metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak berlangsung.
2) Haluaran cairan ( ouput)
2. Haluaran (output) Cairan
Kehilangan cairan dapat melalui 4 rute:
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui traktus urinaria,
output urine sekitar 1400-1500 ml per 12 jam atau sekitar 30-50 ml/jam
pada org dewasa.
b. Keringat
Terjadi sbg respon terhadap kondisi tubuh yg panas, respon ini berasal dari
anterior hipotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum
tulang yg di rangsang oleh susunan syaraf simpatis pd kulit.
c. Insensible Water Loss ( IWL)
Mrp pengeluaran yg sulit diukur, pengeluaran ini melalui kulit dan
paru2, jumlahnya sekitar 100-1300 ml., pd keadaan deman dan
aktivitas meningkatkan metabolisme dan produksi panas, shg
meningkatkan produksi cairan pd kulit dan pernapasan.
d. Faeces
Pengeluaran air melalui faeces berkisar antara 100-200 ml/ hari.
Pengeluaran cairan
Ginjal 1500 ml
Keringat 0-500 ml
IWL 600 -900 ml
Kulit 400 ml
Paru-paru
Faeces 100 ml
3. Gangguan Keseimbangan Cairan, dan Elektrolit
a. Ketidakseimbangan cairan
1. Ketidak seimbangan isotonis terjadi ketika sejumlah cairan dan
elektrolit hilang bersamaan dalam proporsi yg berlebihan.
2 . Hiperosmolar (dehidrasi) Kehilangan cairan tanpa disertai kehilangan
elektrolit dlm proporsi yg seimbang shg menyebabkan perubahan pd
konsentrasi dan osmolalitas serum, terutama natrium. Misalnya,
asupan oral tidak cukup, lansia (penurunan cairan intrasel, penurunan
respons terhadap rasa haus, peningkatan proporsi lemak tubuh),
penurunan sekresi ADH (diabetes insipidus), deuresis osmotik,
pemberian formula/larutan hipe dan konsentrasi darah..
3. Hipoosmolar (kelebihan cairan) Kelebihan cairan terjadi ketika asupan
cairan berlebihan, sekresi ADH berlebihan, sehingga terjadi
pengenceran cairan ekstrasel disertai osmosis cairan ke sel dan
menyebabkan edema.
b. Ketidakseimbangan elektrolit
1) Hiponatremia adalah suatu keadaan kekurangan kadar natrium
dalam darah atau <135mEq/L. ditandai dgn mual ,muntah, diare
Hiponatremia menyebabkan kolaps pembuluh darah dan syok.
2)Hipernatremia adalah konsentrasi natrium dalam darah lebih tinggi,
dapat disebabkan oleh kehilangan air yang ekstrim atau kelebihan
natrium. Ditandau dgn mukosa kering Suhu badan naik, nilai natrium>
145 mEg/L
3) Hipokalemia adalah suatu keadaan kekurangan kadar Kalium dalam
darah, dapat terjadi dgn sangat cepat, yg mengalami diare yg
berkepanjangan, penggunaan diuretik.
4). Hiperkalemia mrp suatu keadaan dimana kadar kalium tinggi contoh
pd pasien luka bakar, pemberian kalium yg belebihan, kadar kalium>5
mEg/L
5). Hipokalsemia adalah penurunan kadar kalsium serum. Ditandai dgn
ktram otot, kram perut, kejang, bingung, kalsium <4,3 mEg/L
6). Hiperkalsemia adalah peningkatan konsentrasi kalsium serum.
7) .Hipomagnesemia terjadi ketika kadar konsentrasi serum turun sampai
di bawah 1,5 mEq/L, menyebabkan peningkatan iritabilitas
neuromuskular., tremor,hipertensi, kram pd kaki dan
tangan,disorientasi.
8). Hipermagnesemia terjadi ketika konsentrasi magnesium serum
meningkat sampai di atas 2,5 mEq/L, menyebabkan penurunan
eksitabilitas sel-sel otot. Penurunan kesadaran,koma.
9).Hipokloremia terjadi jika kadar klorida serum turun sampai di bawah
100 mEq/L, disebabkan oleh muntah atau drainage nasogastrik/fistula,
diuretik.
10). Hiperkloremia terjadi jika kadar serum meningkat sampai di atas 106
mEq/L. c. Ketidakseimbangan asam basa 1) Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik ditandai dengan peningkatan konsentrasi karbon
dioksida (PaCO2), kelebihan asam karbonat, dan peningkatan hidrogen
(penurunan pH).
4. Faktor yang Memengaruhi Keseimbangan Cairan, dan Elektrolit
a. Usia
 Bayi Proporsi air dalam tubuh bayi lebih besar daripada proporsi air
dalam tubuh anak usia sekolah, remaja, atau dewasa. Namun, bayi
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kekurangan cairan atau
hiperosmolar karena per kilogram berat tubuhnya akan kehilangan air
yang lebih besar secara proporsional.
 Anak-anak Respons anak terhadap penyakit adalah demam yang dapat
meningkatkan kecepatan kehilangan air
• 3) Remaja Perubahan keseimbangan cairan remaja perempuan lebih
besar karena adanya perubahan hormonal yang berhubungan dengan
siklus menstruasi.
• 4) Lansia Risiko lansia untuk mengalami ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit sering di sebabkan masalah penurunan fungsi ginjal dan
ketidakmampuan untuk mengkonsentrasi urine. Selain itu jumlah total
air tubuh menurun seiring dengan peningkatan usia, penggunaan
diuretik atau laksatif.
b. Ukuran Tubuh Lemak tidak mengandung air, karena itu orang gemuk
memiliki proporsi air tubuh lebih sedikit. Wanita memiliki lebih banyak
cadangan lemak di dalam payudara dan paha, sehingga jumlah total air
tubuh wanita lebih kecil.
c. Temperatur Lingkungan Lingkungan yang panas menyebabkan
berkeringat, akibatnya tubuh kehilangan cairan, sehingga kehilangan
natrium dan klorida.
• d. Gaya Hidup
• 1) Diit
Diit cairan, garam, kalium, kalsium, magnesium, karbohidrat, lemak,
dan protein, membantu tubuh mempertahankan status cairan,
elektrolit, dan asam basa. Intake nutrisi tidak adekuat menyebabkan
serum albumin menurun sehingga cairan interstitiil tidak ke pembuluh
darah, yang disebut udem.
• 2) Stres
• Stres meningkatkan kadar aldosteron dan glukokortikoid, sehingga
menyebabkan retensi natrium dan garam. Selain itu, peningkatan sekresi
ADH akan menurunkan haluaran urine, sehingga meningkatkan volume
cairan.
• 3) Olah raga Olah raga menyebabkan peningkatan kehilangan air melalui
keringat, dan mekanisme rasa haus membantu mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit dengan meningkatkan asupan cairan.
Pengkajian pada Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit
• Pengkajian pada pasien dengan gangguan kebutuhan cairan dan
elektrolit meliputi riwayat perawatan, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
I.Riwayat Keperawatan
Dalam pemenuhan cairan dan elektrolit ditujukan/difokuskan pada:
a. Faktor risiko terjadinya ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam
basa:
1) Usia: sangat muda, sangat tua
2) Penyakit kronik: kanker, penyakit kardiovaskular (gagal jantung
kongestif), penyakit endokrin (cushing, DM), malnutrisi, PPOK, penyakit
ginjal (gagal ginjal prorogresif), perubahan tingkat kesadaran
3) Trauma: cedera akibat kecelakaan, cedera kepala, combostio.
4) Terapi: diuretik, steroid, terapi IV, nutrisi parental total
5) Kehilangan melalui saluran gastrointestinal: gastroenteritis,
pengisapan nasogastrik, fistula.
b. Riwayat keluhan: kepala sakit/pusing/pening, rasa baal dan kesemutan.
c. Pola intake: jumlah dan tipe cairan yang biasa dikonsumsi, riwayat
anoreksia, kram abdomen, rasa haus yang berlebihan.
d. Pola eliminasi: kebiasaan berkemih, adakah perubahan baik dalam
jumlah maupun frekuensi berkemih, bagaimana karakteristik urine,
apakah tubuh banyak mengeluarkan cairan? Bila ya ! melalui apa?
Muntah, diare, berkeringat.
II. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit.
Pemeriksaan fisik meliputi:
a. Keadaan umum: iritabilitas, letargi, bingung, disorientasi
b. Berat badan Timbang berat badan setiap hari untuk mengetahui risiko
terkena gangguan cairan dan elektrolit. Dengan demikian, retensi
cairan dapat dideteksi lebih dini karena 2,5–5 kg cairan tertahan di
dalam tubuh sebelum muncul edema. Perubahan dapat turun, naik,
atau stabil.
c. Intake dan output cairan Intake cairan meliputi per oral, selang NGT, dan
parenteral. Output cairan meliputi urine, feses, muntah, pengisapan gaster,
drainage selang paska bedah, maupun IWL. Apakah balance cairan
seimbang, positif atau negatif. Kaji volume, warna, dan konsentrasi urine
d. Bayi: fontanela cekung jika kekurangan volume cairan, dan menonjol jika
kelebihan cairan.
e. Mata:
1) Cekung, konjungtiva kering, air mata berkurang atau tidak ada
2) Edema periorbital, papiledema
f. Tenggorokan dan mulut : Membran mukosa kering, lengket, bibir pecah-
pecah dan kering, saliva menurun, lidah di bagian longitudinal
mengerut
g. Sistem kardiovaskular:
1) Inspeksi: - Vena leher: JVP/jugularis vena pressur datar atau distensi -
Central venus pressure (CVP) abnormal - Bagian tubuh yang tertekan,
pengisian vena lambat
2) Palpasi: - Edema: lihat adanya pitting edema pada punggung, sakrum,
dan tungkai (pre tibia, maleolus medialis, punggung kaki) - Denyut nadi:
frekuensi, kekuatan - Pengisian kapiler
3) Auskultasi: - Tekanan darah: ukur pada posisi tidur dan duduk, lihat
perbedaannya, stabil, meningkat, atau menurun. - Bunyi jantung:
adakah bunyi tambaha
h. Sistem pernapasan: dispnea, frekuensi, suara abnormal
i. Sistem gastro intestinal: 1) Inspeksi: abdomen cekung/distensi,
muntah, diare 2) Auskultasi: hiperperistaltik disertai diare, atau
hipoperistaltik
j. Sistem ginjal: oliguria atau anuria, diuresis, berat jenis urine meningkat
k. Sistem neuromuskular : 1) Inspeksi: kram otot, tetani, koma, tremor
2) Palpasi: hipotonisit, hipertonisitas 3) Perkusi: refleks tendon dalam
(menurun/tidak ada, hiperaktif/meningkat
l. Kulit:
1) Suhu tubuh: meningkat/menurun
Inspeksi: kering, kemerahan 3)
2) Palpasi: turgor kulit tidak elastik, kulit dingin dan lembab.

III. Pemeriksaan diagnostik


a. Kadar elektrolit serum
diukur untuk menentukan status hidrasi, konsentrasi elektrolit, dan keseimbangan
asam basa. Elektrolit yang sering diukur mencakup natrium, kalium, klorida, bikarbonat,
dan daya gabungan karbon dioksida.
b. Hitung darah lengkap
Hitung darah lengkap adalah suatu penetapan jumlah dan tipe eritrosit
dan leukosit per milimeter kubik darah. Perubahan hematokrit terjadi
sebagai respons terhadap dehidrasi atau overhidrasi.
c. Kadar kreatinin
bermanfaat untuk mengukur fungsi ginjal. Kreatinin adalah produk
normal metabolisme otot dan diekskresikan dalam kadar yang cukup
konstan, terlepas dari faktor asupan cairan, diet, dan olah raga.
d. Berat jenis urine
Pemeriksaan BJ urine mengukur derajat konsentrasi urine. Rentang berat
jenis urine normal antara 1,003 – 1,030.
e. Analisis gas darah arteri
Pemeriksaan ini untuk memberikan informasi tentang status keseimbangan
asam basa dan tentang keefektifan fungsi ventilasi dalam mengakomodasi
oksigen-karbon dioksida secara normal. Pemeriksaan pH darah arteri
mengukur konsentrasi hidrogen. Penurunan pH dihubungkan dengan
asidosis, dan peningkatan pH dihubungkan dengan alkalosis.
– Neurologis: tingkat kesadaran, eksitabilitas neuromuscular, tanda
trousseau, tanda chvostek Test Laboratorium:
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare (0020)
Kategori : Fisiologi
Sub Kategori Nutrisi dan Cairan
Definisi :
Pengeluaran feses yang sering lunak dan tidak berbentuk
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Hipovolemia (0023)
Kategori : Fisiologi
Sub Kategori Nutrisi dan Cairan
Definisi :
Penurunan Cairan Intravaaskular, Interstisial, dan/atau Intraselular
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan (0025)
Kategori : Fisiologi
Sub Kategori Nutrisi dan Cairan
Definisi :
Pola Ekuiblirium antara volume cairan dan komposisi kimia cairan
tubuh yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik dan dapat
ditingkatkan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL (SLKI) (SIKI)
Diare (0020), berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Diare
 Inflamasi gastrointestinal selama 3x24 jam maka eliminasi fekal Observasi
 Iritasi gastrointestinal membaik dengan kriteria hasil:  Identifikasi penyebab diare (mis,
inflamsi gastrointestinas, iritasi
 Proses infeksi control pengeluaran feses meninglat gasrtointestinal, proses infeksi,
 Malabsorbsi keluhan defekasi menurun malabsorbsi, ansietas, stress, efek
Ditandai dengan: nyeri abdomen menurun obat-obatan, pemberian botol susu)
Subjektif : - konsistensi feses membaiik  Identifikasi riwayat pemberian
Objektif: frekuensi defekasi membaik makanan
defekasi > 3 kali dalam 24 jam peristaltic usus membaik  Identifikasi gejala invaginasi (mis,
feses lembek atau cair tangisan keras, kepucatan pada bayi)
Monitor warna, volume, frekuensi
dan konsistensi tinja
 Monitor tanda dan gejala
hypovolemia (mis, takikardia, nadi
teraba lemah, tekanan darah turun,
turgor kulit turun
DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL (SLKI) (SIKI)
Manajemen Diare
Observasi
mukosa mulut kering, CRT melambat,
BB menurun)
 Monitor iritasi dan ulserasi kulit di
daerah perianal
 Monitor jumlah pengeluaran diare
 Monitor keamanan penyiapan
makanan
DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL (SLKI) (SIKI)
Manajemen Diare
Terapeutik
 Berikan asupan cairan oral (mis,
larutan garam gula, oralit, pedialyte,
renalyte)
 Pasang jalur intravena
 Berikan cairan intravena (mis, ringer
asetat, ringer lactate), jika perlu
 Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
 Ambil sampel feses untuk kultur, jika
perlu
DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL (SLKI) (SIKI)
Manajemen Diare
Edukasi
 Anjurkan makanan porsi kecil tapi
sering secara bertahap
 Anjurkan menghindari makanan
pembentuk gas, pedas, dan
mengandung laktosa
 Anjurkan melanjutkan pemberian
ASI.
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas (mis, iopiramide,
difenoksilat)
 Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/spasmolitik (mis,
papaverin, ekstak belladonna,
mebeverine)
 Kolaborasi pemberian obat pengeras
feces (atapulgit, smektit, kaolin-
pektin)
DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL (SLKI) (SIKI)
Hipovolemia (0023) berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Hipovolemia
 Kehilangan cairan aktif selama 3x24 jam maka keseimbangan cairan Observasi
 Kegagalan mekanisme regulasi meningkat dengan kriteria hasil:  Periksa tanda dan gejala
 Peningkatan permeabilitas kapiler  Asupan cairan meningkat hypovolemia (mis, frekuensi nadi
 Haluaran urin meningkat meningkat, nadi teraba lemah,
 Kekurangan intake cairan  Kelembaban membrane mukosa meningkat tekanan darah menurun, tekanan
Ditandai dengan:  Edema menurun nadi menyempit, turgor kulit
Subjektif : -  Dehidrasi menurun menurun, membrane mukosa kering,
Objektif:  TTV membaik volume urine menurun, hematocrit
 frekuensi nadi meningkat  Membran mukkosa membaik meningkat, haus, lemah)
 nadi teraba lemah  Mata cekung membaik  Monitor intake dan output cairan
 TD menurun  Turgor kulit membaik
 Turgor kulit menurun Terapeutik
 Membrane mukosa kering  Hitung kebutuhan cairan
 Volume urin menurun  Berikan posisi modified
trendelenburg
 Ht meningkat  Berikan asupan cairan ora
DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL (SLKI) (SIKI)
Manajemen Hipovolemia
Edukasi
 Anjurkan memperbanyak cairan
oral
 Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (mis, NaCl, RL)
Kolaborasi pemberian cairan
hipotonis (mis, glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
Kolaborasi pemberian cairan
koloid (mis, albumin,
plasmanate)
Kolaborasi pemberian produk
darah
DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL (SLKI) (SIKI)
Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Cairan
(0025) berhubungan dengan : - selama 3x24 jam maka keseimbangan cairan Observasi
(Diagnosa Promkes Tidak ada Etiologi) meningkat dengan kriteria hasil:  Monitor status hidrasi (mis,
 Asupan cairan meningkat frekuensi nadi, kekuatan nadi,
Ditandai dengan:  Asupan makanan meningkat akral, pengisian kapiler,
Subjektif:  Haluaran urin meningkat
 mengekspresikan keinginan untuk  Kelembaban membrane mukosa meningkat kelembaban mukosa, turgor kulit,
meningkatkan keseimbangan cairan  Edema menurun tekanan darah)
Objektif:  Dehidrasi menurun  Monitor berat badan harian
 membrane mukosa lembab  TTV membaik  Monitor berat badan sebelum dan
 asupan makanan dan cairan adekuat  Membran mukkosa membaik sesudah dialisis
 turgor jaringan baik  Mata cekung membaik  Monitor hasil pemeriksaan
 tidak ada tanda edema atau dehidrasi  Turgor kulit membaik laboratorium (mis, hematocrit,
Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN)
 Monitor status hemodinamik (mis,
MAP,CVP,PAP, PCWP jika tersedia)
DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL (SLKI) (SIKI)
Manajemen Cairan
Terapeutik
 Catat intake output dan hitung
balans cairan 24 jam
 Berikan asupan cairan se4suai
kebutuhan
 Berikan cairan intravena, jika
perlu
Edukasi
-
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretic
. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi dan kebutuhan klien

• Evaluasi
SOAP
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai