Anda di halaman 1dari 27

2.

2 PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


A. Manusia sebagai system
Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari beberapa
unsur/sistem yang membentuk suatu totalitas; yakni sistem adaptif,
sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem social.
Manusia sebagai sistem adaptif, disebabkan:
- Setiap individu dapat berubah
- Setiap individu merespon terhadap perubahan
Manusia sebagai sistem personal, disebabkan :
- setiap manusia memiliki proses persepsi
- setiap manusia bertumbuh kembang
Manusia sistem interpersonal
- setiap manusia berinteraksi dengan yang lain
- setiap manusia memiliki peran dalam masyarakat
- setiap manusia berkomunikasi terhadap orang lain
Manusia sebagai sistem social
- setiap individu memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan
keputusan dalam lingkungannya; keluarga, masyarakat, dan tempat kerja
Sistem terdiri dari :
- Unsur – unsur {kompenen, elemen, sub system}
- Batasan dan Tujuan
Manusia sebagai system terbuka yang terdiri dari berbagai sub system
yang saling berhubungan secara terintegrasi untuk menjadi satu total
system. Terdiri dari beberapa komponen :
a. Komponen Biologik adalah anatomi tubuh
b. Komponen Psikologik adalah kejiwaan
c. Komponen Sosial adalah lingkungan
d. Komponen Kultural adalah nilai budaya
e. Komponen Spiritual adalah Kepercayaan agama

36
B. Manusia sebagai adaptif
Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon
terhadap perubahan lingkungan mempengaruhi integritas atau keutuhan.
Terdapat tingkatan dan respon fisiologik untuk memudahkan adaptasi
- Respon takut {mekanisme bertarung}
- Respon inflamasi
- Respon stress dan
- Respon sensori

C. Manusia sebagai Holistik


Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian, manusia makhluk
yang terdiri dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering
disebut juga sebagai makhluk biopsikososialspritual.
Manusia sebagai makhluk biologis, disebabkan karena :
- Manusia terdiri dari gabungan sistem-sistem organ tubuh
- Manusia mempertahankan hidup
- Manusia tidak terlepas dari hukum alam (khususnya hukum perkembangan)
Manusia sebagai makhluk psikologis, karena :
- Setiap individu memiliki kepribadian yang unik (sanguin, melankholik,dll)
- Setiap individu memiliki tingkahlaku yang merupakan manifestasi dari
kejiwaan
- Setiap individu memiliki kecerdasan dan daya piker
- Setiap individu memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan
kepribadian
Manusia sebagai Makluk sosial, karena:
- setiap individu hidup bersama dengan orang lain
- setiap individu dipengaruhi oleh kebudayaan
- setiap individu terikat oleh norma yang berlakuk dimasyarakat
- setiap individu dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan social
- setiap individu tidak dapat hidup sendiri perlu bantuam orang lain
Manusia sebagai makhluk Spritual karena:

37
- setiap individu memiliki keyakinan sendiri tentang adanya Tuhan
- setiap individu memiliki pandangan hidup, dan dorongan sejalan dengan
keyakinan yang dipegangnya
Manusia sebagai makhluk cultural
- Manusia mempunyai nilai dan kebudayaan yang membentuk jatidirinya
- Sebagai pembeda dan pembatas dalam hidup social
- Kultur dalam diri manusia bisa diubah dan berubah tergantung lingkungan
manusia hidup.

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


1. Ginjal
Ginjal memiliki peranan yang besar bagi tubuh karena berfungsi sebagai
pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur
keseimbangan asam basa dalam darah, dan pengaturan ekskresi bahan
buangan atau kelebihan garam.
2. Kulit
Merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan
proses pengaturan panas. Proses pengaturan panas disarafi.
3. Paru-paru
Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan
menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400 ml per hari.
Pengeluaran tersebut di pengaruhi perubahan frekuensi dan kedalaman
pernapasan.contohnya saat melakukan olahraga berat.
4. Gastrointestinal
Merupakan saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan
cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Saat kondisi
normal, cairan yang hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml per hari.

38
B. Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis yang memiliki proporsi hampir 90% dari total berat badan. Secara
keseluruhan persentase cairan tubuh berdasarkan usia berbeda. Bayi baru
lahir sekitar 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat
badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dewasa tua 45% dari total
berat badan. Selain itu kebutuhan cairan dalam tubuh di pengaruhi oleh
banyaknya lemak dalam tubuh. Semakin banyak lemak yang terkandung
dalam tubuh semakin sedikit cairan yang diperlukan.

C. Cara Perpindahan Cairan


Difusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zat
berpindah dengan mekanisme transportasi pasif.
Difusi sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala arah
melalui larutan atau gas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut
menembus membran kapiler dan sel yaitu :
• Permebelitas membran kapiler dan sel
• Konsenterasi
• Potensial listrik
• Perbedaan tekanan.

D. Faktor yang Berpengaruh dalam Pengaturan cairan


Proses pengaturan cairan di pengaruhi oleh dua faktor yakni tekanan cairan
dan membrane semipermiabel.
1. Tekanan cairan .
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan.
Tekanan osmotik merupakan kemampuan partikel pelarut untuk menarik
larutan melalui membran.

39
2. Membrane semipermiabel.
Merupakan penyaringan agar cairan yang bermolekul besar tidak
tergabung. Membrane semipermiabel ini terdapat pada dinding kapiler
pembuluh darah, yang terdapat diseluruh tubuh sehingga molekul atau
zat lain tidak berpindah ke jaringan.
1. Zat gizi atau (nutrient)
Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan kalori 450 kalori
setiap hari. Cairan nutrient dapat melalui intravena dalam bentuk
karbohidrat, nitrogen dan vitamin untuk metabolisme. Kalori yang
terdapat dalam cairan nutrient dapat berkisar antara 200-1500 kalori
per liter.
2. Blood volume expanders
Blood volume expanders merupakan jenis cairan yang berfungsi
meningkatkan volume darah sesudah kehilangan darah atau plasma.

E. Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan :


1. Hipovolume atau dehidrasi
Gangguan tersebut karena penurunan asupan cairan dan kelebihan
pemenuhan cairan.
2. Hipervolume/over hidrasi
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan:
a. Hipervolume (peningkatan volume darah)
b. Edema(kelebihan cairan pada interstisial)
Normal cairan interstisial tidak terikat dengan air, tetapi elastis dan
hanya terdapat diantara jaringan.

F. Kebutuhan Elektrolit
Elektrolit merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan
arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif
(anion). Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur
dalam miliekuivalen).

40
1. Kation
Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkan
kation utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K+).
2. Anion
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan
bikarbonat (HCO3), sedangkan anion utama dalam cairan intraselular
adalah ion fosfat (PO4).

G. Gangguan dalam pemenuhan kebutuhan elektrolit:


1. Hiponatrea
Keadaan dimana kadar natrium dalam plasma kurang dari standrtnya.
2. Hipernatremia
Keadaan dimana kadar nartium dalam plasma tinggi.
3. Hipokalemia
Keadaan dimana kadar kalium dalam darah kurang. Terjadi pada pasien
yang diare berkepanjanagan.
4. Hiperkalemi
Keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Terjadi pada pasien
luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik, pemberian kalium yang
berlebih melalui intravena.
5. Hipokalsemia
Keadaan dimana kadar kalsium dalam palama darah rendah. Gejalanya
antra lain kram otot dan parut, kejang, bingung,kesemutan pada jari dan
sekitar mulut.
6. Hiperkalsemia
Keadaan dimana kadar kalsium dalam plasma darah tinggi. Penyebabnya
adalah karena pengankatan kelenjar gondok dan banyak makan vitamin
D.

41
7. Hipomagnesia
Keadaan dimana kadar magnesium dalam darah kurang. Gejalanya antara
lain iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi,
disorientasi, dan konvulsi,.
8. Hipermagnesia
Keadaan dimana kadar magnesium dalam darah tinggi. Gejalanya antara
lain koma, gangguan pernafasan.

BODY MEKANIK
Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan
aman untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan
selama aktivitas.
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1. Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian
tubuh yang lain.
2. Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan
base of support.
3. Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan system
syaraf.
Pergerakan Dasar Yang Digunakan Dlm Body Mekanik
1. Walking / berjalan
Kestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of support
2. Squating / jongkok
Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika
seseorang mengangkat obyek yg terletak dibawah pusat gravity tubuh.
4. Pulling / menarik
5. Pivoting / berputar

42
Pivoting adalah s/u tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka
menghondari terjadinya resiko keseleo tulang
Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :
• Status kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh
sehingga aktivitasnya menjadi terganggu.
• Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena
mempengaruhi produksi energi yang digunakan untuk mobilisasi.
• Emosi
• Situasi dan kebiasaan
• Gaya hidup
• Pengetahuan

BODY ALIGNMENT
Susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-
bagian tubuh yang lain. Body alignmen baik akan meningkatkan keseimbangan
yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi berdiri, duduk,
maupun tidur. Body aligment yang baik: keseimbangan pada persendian otot,
tendon, ligamen.
Postur tubuh seseorang adalah salah satu hal yang harus dikaji untuk melihat.
– Status kesehatan
– Fisikal fitness
– Daya tarik seseorang.
Postur tubuh dapat menunjukkan:
– perasaan hati
– Harga diri
– Kepribadian.
Faktor yang mempengaruhi Body Alignmnet:
1. Status kesehatan
2. Nutrisi

43
3. Emosi
4. Faktor social
5. Gaya hidup (life style)
6. Perilaku dan nilai-nilai
7. Hidrasi pasien
Body Alignment yang baik dapat:
• Meningkatkan fungsi tangan yang baik
• Mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan
keseimbangan.
• Mengurangi kelelahan
• Memperlyas ekspansi paru
• Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal
Body alignment yang buruk dapat : Mengurangi penampilan individu dan
mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment
1. Gravity
Gravity adalah atraksi timbale balik antara tubuh dan bumi.
2. Pontural reflek dan Apposing Muscles Group.
Action dari otot postural yang terus menerus menyokong seseorang pada
posisi tegak melawan gravity.
3. Perubahan postur
4. Struktur anatomy individu yang berbeda.
Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik:
• Berjalan
• Berenang

44
KEBUTUHAN SEKSUALITAS
PENGERTIAN
 Merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan 2 individu
secara pribadi yg saling menghargai, memperhatikan, dan menyayangi
sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu
tersebut
 Seksualitas meliputi bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunuksikan perasaan tersebut terhadap orang
lain melalui tindakan seperti: sentuhan, ciuman, pelukan, senggama, atau
melalui perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, etiket,
berpakaian, dan perbendaharaan kata.
Tinjauan seksual dari beberapa aspek
 Aspek biologis
Pandangan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, kemampuan organ seks
dan adanya hormonal serta sistem syaraf yg berfungsi atau berhubungan dgn
kebutuhan seksual
 Aspek psikologis
Pandangan terhadap identitas jenis kelamin, sebuah perasaan dari diri sendiri
terhadap kesadaran identitasnya serta memandang gambaran seksual
 Aspek sosial budaya
Merupakan pandangan budaya atau keyakinan yg berlaku di masyarakat
terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat

KEBUTUHAN ELIMINASI
 Eliminasi adalah proses pembuangan sisia metabolisme tubuh baik berupa
urin atau bowel (feses).
 ELIMINASI URINE
Urine normalia adalah pengeluaran cairan yang prosesnya tergantung pada
fungsi organ-organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder dan uretra.

45
Ginjal memindahkan air dari darah berbentuk urine. Ureter mengalirkan
urine ke bladder. Dalam bladder urine ditampung sampai mencapai batas
tertentu. Kemudian dikeluarkan melalui uretra.
 Refleks miksi
Kandung kemih dipersarafi araf saraf sakral (S-2) dan (S-3). Saraf sensori dari
kandung kemih dikirim ke medula spinalis (S-2) sampai (S-4) kemudian
diteruskan ke pusat miksi pada susunan saraf pusat.
 Pada eliminasi urine normal sangat tergantung pada individu, biasanya miksi
setelah bekerja, makan atau bangun tidur., Normal miksi sehari 5 kali.
 Karakteristik urine normal
warna : kuning terang
bau : khas amoniak
jumlah : tergantung udia, intak cairan, status kesehatan, orang dewasa 1200
– 1500 ml per hari.
 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine
 Maslah-masalah Eliminasi Urine
 Perubahan Pola Berkemih

ELIMINASI BOWEL (BAB) ‘


Dalam proses defekasi terjadi dua macam refleks yaitu :
1. Refleks defekasi intrinsic
Refleks ini berawal dari feses yang masuk rectum yang kemudian
menyebabkan rangsangan pada fleksus ingentikus dan terjadilah gerakan
peristaltik. Setelah feses tiba di anus secara sistematis spingter interna
relaksasi maka terjadi defekasi.
2. Refleks Defekasi Parasimpatis
Fese yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang kemudian
diteruskan ke spinal coral, dan dari sini kemudian dikembalikan ke kolon
desenden, sigmoid dan rectum yang manyababkan intensifnya peristaltik.
Relaksasi spinter interna maka terjadilah defekasi.

46
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontrol abdomen, disfragma, dan
kontraksi otot.
Faktor-fakor Yang Mempengaruhi Proses Defekasi
 Usia : bayi kontrol defekasi belum berkembang, usika kontrol defekasi
menurun.
 Diet : makanan bersifat mempercepat prosews produlsi feses, juga
kwantitas makanan.
 Intak Cairan : Ciran kurang feses libih keras karena absorbsi cairan
meningkat
 Aktifitas : Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan membantu
proses defekasi.
 Psikologis : Cemas, takut, marah, ekan meningkatkan pristaltik aehingga
menyebabkan diare.
 Pengobatan
 Gaya Hidup : Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil secara teratur,
fasilitas BAB dan kebiuasaan menahan BAB.
 Penyakit : Diare, konstipasi.
 Anastesi dan Pembedahan : Biasanya 24-48 jam.
 Nyeri : bisa mengurangui keinginan BAB.
 Kerusakan Sensori motorik.
Masalah Umum pada Eliminasi
1. Konstipasi
2. Fecel Infaction
3. Diare
4. Incontencia Alvi
5. Kembung
6. Hemoroid

47
RESIKO INFEKSI
Infeksi adalah suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang
disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik (Utama, 2006). Infeksi yang
terjadi di rumah sakit dan menyerang penderita-penderita yang sedang dalam
proses asuhan keperawatan, serta gejala-gejala yang dialami baru muncul selama
seseorang itu dirawat atau selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Infeksi
nosokomial terjadi karena adanya transmisi mikroba patogen yang bersumber
dari lingkungan rumah sakit dan perangkatnya. Akibat yang ditimbulkan oleh
infeksi nosokomial cukup luas, baik untuk penderita dan untuk rumah sakit.
Infeksi nosokomial yang terjadi pada penderita yang sedang dalam proses
perawatan di rumah sakit merupakan beban tambahan secara fisik dan psikologis
bagi pasien. Secara fisik, beban tersebut akan terasa lebih berat karena adanya
penyakit tambahan di samping penyakit dasarnya sehingga lama hari perawatan
semakin panjang. Secara psikologis demikian juga. Pasien-pasien yang menjalani
rawat inap ini perlu dilindungi dan dijauhkan dari kemungkinan terjangkitnya
infeksi nosokomial melalui sebuah kebijaksanaan rumah sakit (Utama, 2006).
Dalam hal ini sangat diperlukan penilaian laboratorium. Suatu infeksi
dapat dikatakan didapat dari rumah sakit apabila memiliki kriteria sebagai
berikut (Darmadi, 2008 dan Utama, 2006) :
a. Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda-
tanda klinik dari infeksi tersebut.
b. Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak sedang dalam masa
inkubasi dari infeksi tersebut.
c. Tanda-tanda klinik infeksi tersebut timbul sekurang-kurangnya setelah 3x24
jam sejak mulai perawatan. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit
dan menunjukkan tanda infeksi kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa
masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit
(infeksi bukan berasal dari rumah sakit).
d. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa atau residual dari infeksi sebelumnya.

48
e. Bila saat mulai dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi, dan
terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang
sama pada waktu yang lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi
nosokmial.
f. Penderita yang sedang dalam proses asuhan keperawatan di rumah sakit dan
kemudian menderita keracunan makanan dengan penyebab bukan produk
bakteri tidak termasuk infeksi nosokomial.
g. Untuk penderita yang telah keluar dari rumah sakit dan kemudian timbul
tanda-tanda infeksi, dapat digolongkan sebagai infeksi nosokomial apabila
infeksi tersebut dapat dibuktikan berasal dari rumah sakit.
h. Infeksi yang terjadi pada petugas pelayanan medis serta keluarga /
pengunjung tidak termasuk infeksi nosokomial. Mikroba patogen yang
menimbulkan infeksi nosokomial akan masuk ke penjamu melalui port
d’entrée dan setelah melewati masa inkubasi akan timbul reaksi sistemik
pada penderita berupa manifestasi klinik ataupun laboratorium. Bakteremia
merupakan respon sistemik penderita terhadap infeksi, di mana mikroba
atau toksinnya berada di dalam aliran darah dan menimbulkan reaksi
sistemik berupa reaksi inflamasi. Proses inflamasi dapat berlanjut hingga
menimbulkan sepsis Berbagai faktor luar (faktor ekstrinsik)

KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI


A. Pengertian
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy
Nuwer Konstantinides).
Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang
dikonsumsinya (Cristian dan Gregar 1985). Dengan kata lain nutrisi adalah
apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya.
Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam
makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.

49
B. Jenis-Jenis Nutrien
1. Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan
jaringan tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam,
ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber protein
nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis, kapri, dan
kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian. Fungsi protein :
a. Protein menggantikan protein yang hilang selama proses
metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
b. Protein menghasilkan jaringan baru.
c. Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru
dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan
haemoglobin.
d. Protein sebagai sumber energi.
2. Karbohidrat
Karbohidrat memberikan energi kepada bayi. Sereal dan roti
merupakan sumber karbohidrat yang baik. Sebaiknya orangtua memilih
sereal yang diperkaya zat besi, terutama untuk bayi yang disusui, untuk
mencegah timbulnya anemia karena kekurangan zat besi.
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon,
hidrogen dan oksigen. Karbohidrat dibagi atas :
a. Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul
tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa
berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa +
fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).
b. Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun
banyak molekul glukosa.
c. Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan,
tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak
menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.

50
3. Nukleotida
Nukleotida meningkatkan respons imun dan memperkecil
kemungkinan terjadinya diare pada bayi. Sekalipun tubuh dapat
memproduksi nukleotida, bayi-bayi tetap membutuhkan penambahan
nukleotida untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya yang cepat.
Makanan pada awal masa sapih bukan sumber nukleotida yang baik.
Beberapa susu-lanjutan telah diperkaya dengan nukleotida.
Susu-lanjutan premium dari Wyeth, yaitu PROMIL* GOLD,
diperkaya dengan 5 nukleotida yang bermanfaat.
4. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan
minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Fungsi
lemak :
a. Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan
dengan mem berikan 9 kal/gr
b. Ikut serta membangun jaringan tubuh.
c. Perlindungan.
d. Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari
tubuh.
e. Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan
lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah
makan.
f. Vitamin larut dalam lemak.
5. AA dan DHA
Asam arakhidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) adalah
dua asam lemak penting, khususnya dalam masa pertumbuhan otak bayi
yang berlangsung sangat pesat selama 6 bulan kedua kehidupan. Pada
periode ini, AA dan DHA berperan besar dalam perkembangan mental
dan daya lihat bayi. Karena sebagian besar makanan sapihan

51
mengandung sedikit AA dan DHA, susu-lanjutan yang diperkaya dengan
AA dan DHA akan menjadi sumber penting dua asam lemak ini.
6. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh
tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
7. Seng
Banyak hormon dan zat kimia tubuh yang disebut enzim dapat
berfungsi dengan adanya seng. Mineral seng juga berperan dalam
pertumbuhan bayi.
8. Kalsium
Kalsium adalah mineral yang diperlukan dalam pertumbuhan
tulang. Menurut penelitian, anak-anak harus mendapatkan kalsium dalam
jumlah cukup melalui makanan untuk mengurangi resiko patah tulang
bila terjadi kecelakaan di kemudian hari.
9. Mineral Dan Air
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian
enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh.
Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan
rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat
mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan. Tiga fungsi
mineral :
a. Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
b. Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi
cairan tubuh ; contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
c. Bahan dasar enzim dan protein.

C. Gangguan Keseimbangan Nutrisi


Secara umum,gangguan nutrisi terdri atas kekurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung korener,
kanker dan anoreksia nervosa.

52
1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan
akibat tidak kecukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih. Kemungkinan penyebab

D. Macam-macam kelainan pada gangguan nutrisi antara lain:


1. Obestisitas
Obestisitas merupakan maslah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
asupan kalori dan penurunan dalm penggunaan kalori.
2. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
dengan zat gizi Pada tingkat selular atau dpat dikatakan sebagai masalah
asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
3. Diabetes militus
Diabetes miltus merupakan gagauan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adnya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
4. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yanmg juga disebabakan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab
adanya obestisitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan
5. Penyakit jantung korioner
Penyakit jantiung korener merupakan gagguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peniongkatan kolestrol darah dan merokok. Saat

53
ini, gangguan ini sering dialami karena adnya perilaku atau gaya hidup
yang tidak sehat, obestisitas dan lain – lain.
6. Kanker
Kanker adlah gagguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
7. Anoreksia nervosa
Aneroksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, elergi, dan kelebihan energi.

KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN


1. Definisi
Perawatan Diri (Personal Hygiene)
Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan
bagian dari kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita
sebagai manusia untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan
kita agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Perawat hendaknya
mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai kebersihan diri dan
lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat dirinya sendiri juga untuk
merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di Rumah Sakit,
Keluarga maupun di masyarakat.
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan
perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan
baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi
berbagai faktor, di antaranva: budaya, nilai sosial pada individu atau
keluarga, pengetahuan terhadap peerawatan diri, serta persepsi terhadap
perawatan diri.

54
2. Jenis Perawatan Diri Berdasarkan Waktu
Perawatan diri berdasarkan waktu pelaksanaan-dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Perawatan Dini Hari. Merupakan perawatan diri yang dilakukan pada
waktu bangun dari tidur, untuk melakukan tindakan . seperti perapian
dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan
pertolongan, mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi
dengan melakuhan tindakan perawatan diri seperti mencuci m> rka dan
tangan serta menjaga kebersihan mulut.
b. Perawatan Pagi Hari. Perawatan yang dilakukan setelah melakukan
makan pagi dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan
pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan
keeil), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit,
melakukan pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, dan
rambut, serta merapikan tempat tidur pasien.
c. Perawatan Siang Hari. Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan
berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan
siang. Berbagai tindakan perawatan diri yang dapat dilakukan antara lain
mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat
tidur, serta melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan
pasien.
d. Perawatan Menjelang Tidur. Perawatan diri yang dilakukan pada saat
rnenjelang tidur agar pasien dapat tidur atau beristirahat dengan tenang.
Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan antara lain pemenuhan
kebutuhan eliminasi (buang air besar dan keeil), mencuci tangan dan
muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene


a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli terhadap kebersihannya.

55
b. Praktik social
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita
Diabetes Melitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.

4. Jenis Perawatan Diri/Personal Hygiene


a. Perawatan kulit kepala dan rambut
b. Perawatan mata
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telinga
e. Perawatan kuku dan tangan
f. Perawatan genetalia
g. Perawatan kulit seluruh tubuh
h. Perawatan tubuh secara keseluruhan
5. Tujuan Dari Hygiene
a. Mempertahankan kesehatan kulit, kebersihan.
b. Memindahkan mikroorganisme dari tubuh, menurunkan kesempatan
untuk infeksi.
c. Memperbesar kenyamanan klien, kesegaran, relaksasi.
d. Meningkatkan “self image” dengan meningkatkan penampilan.

56
KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS NYERI)
A. Definisi Kebutuhan Rasa Nyaman Dan Definisi Nyeri
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat
aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan
sosial.
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah
lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah
memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan.
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo / hipertermia.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan wang tidak
menyenangkan, bersifat sangat subyektif karena perasaan nt-eri berbeda
pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya pada orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya.
Istilah dalam nyeri
1. Nosiseptor : Serabut syaraf yang mentransmisikan nyeri
2. Non-nosiseptor : Serabut syaraf yang biasanya tidak mentransmisikan
nyeri
3. System nosiseptif : System yang teribat dalam transmisi dan persepsi
terhadap nyeri
4. Ambang nyeri : Stimulus yang paling kecil yang akan menimbulkan nyeri
5. Toleransi nyeri : intensitas maksimum/durasi nyeri yang individu ingin
untuk dapat ditahan

57
B. Sifat Nyeri
1. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
2. Nyeri bersifat subyektif dan individual
3. Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
4. Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan
fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien
5. Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
6. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
7. Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
8. Nyeri mengawali ketidakmampuan
9. Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi
tidak optimal
Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut:
1. Nyeri bersifat individu
2. Nyeri tidak menyenangkan
3. Merupakan suatu kekuatan yang mendominasi
4. Bersifat tidak berkesudahan
Karakteristik Nyeri (PQRST)
P (pemacu) : faktor yg mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
Q (quality):seperti apa-> tajam, tumpul, atau tersayat
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (severity/SKALA NYERI) : keparahan / intensitas nyeri
T (time) : lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri

C. Fisiologi Nyeri
Fisiologi nyeri merupakan alur terjadinya nyeri dalam tubuh. Rasa
nyeri merupakan sebuah mekanisme yang terjadi dalam tubuh, yang
melibatkan fungsi organ tubuh, terutama sistem saraf sebagai reseptor rasa
nyeri.

58
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah
ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat
yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor,
secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada
juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam
beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep
somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah,
nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.

D. Klasifikasi Nyeri
1. Berdasarkan sumbernya
a. Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan.
Biasanya bersifat burning (seperti terbakar). (ex: terkena ujung pisau atau
gunting)
b. Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament,
pembuluh Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lebih lama
daripada cutaneous. (ex: sprain sendi)
c. Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga
abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot,
iskemia, regangan jaringan
2. Berdasarkan penyebab:
a. Fisik. Bisa terjadi karena stimulus fisik (Ex: fraktur femur)
b. Psycogenic. Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah
diidentifikasi, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak
disadari. (Ex: orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada
dadanya)

59
3. Berdasarkan lama/durasinya
a. Nyeri akut. Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya
berkaitan dengan cedera spesifik.
b. Nyeri kronik. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang
menetap sepanjang suatu periode waktu.
4. Berdasarkan lokasi/letak
a. Radiating pain. Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di
dekatnya (ex: cardiac pain)
b. Referred pain. Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yg
diperkirakan berasal dari jaringan penyebab
c. Intractable pain. Nyeri yg sangat susah dihilangkan (ex: nyeri kanker
maligna)
d. Phantom pain. Sensasi nyeri dirasakan pada bagian.Tubuh yg hilang
(ex: bagian tubuh yang diamputasi) atau bagian tubuh yang lumpuh
karena injuri medulla spinalis

Pada praktek klinis sehari-hari kita mengenal 4 jenis nyeri:


1. Nyeri Nosiseptif
Nyeri dengan stimulasi singkat dan tidak menimbulkan kerusakan jaringan.
Pada umumnya, tipe nyeri ini tidak memerlukan terapi khusus karena
perlangsungannya yang singkat. Nyeri ini dapat timbul jika ada stimulus yang
cukup kuat sehingga akan menimbulkan kesadaran akan adanya stimulus
berbahaya, dan merupakan sensasi fisiologis vital. Intensitas stimulus
sebanding dengan intensitas nyeri. Contoh: nyeri pada operasi, nyeri akibat
tusukan jarum, dll.
2. Nyeri Inflamatorik
Nyeri dengan stimulasi kuat atau berkepanjangan yang menyebabkan
kerusakan atau lesi jaringan. Nyeri tipe II ini dapat terjadi akut dan kronik dan
pasien dengan tipe nyeri ini, paling banyak datang ke fasilitas kesehatan.

60
3. Nyeri Neuropatik
Merupakan nyeri yang terjadi akibat adanya lesi sistem saraf perifer (seperti
pada neuropati diabetika, post-herpetik neuralgia, radikulopati lumbal, dll)
atau sentral (seperti pada nyeri pasca cedera medula spinalis, nyeri pasca
stroke, dan nyeri pada sklerosis multipel).
4. Nyeri Fungsional
Bentuk sensitivitas nyeri ini ditandai dengan tidak ditemukannya abnormalitas
perifer dan defisit neurologis. Nyeri disebabkan oleh respon abnormal sistem
saraf terutama hipersensitifitas aparatus sensorik.
E. Stimulus Nyeri
Seseorang dapat Menoleransi menahan nyeri (pain tolerance), atau dapat
mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold).
Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, di antaranya:
1. Motorik disebabkan karena
• Gangguan dalam jaringan tubuh
• Tumor, spasme otot
• Sumbatan dalam saluran tubuh
• Trauma dalam jaringan tubuh
2. Thermal (suhu)
• Panas dingin yang ekstrim
3. Kimia
• Spasme otot dan iskemia jaringan

G. Masalah-Masalah Pada Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas Nyeri)


Masalah-masalah pada kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri) diartikan sesuai
klasifikasi nya. Yaitu:
1. Nyeri menurut tempat dan sumbernya
Nyeri fisik : Nyeri fisik disebabkan karena kerusakan jaringan yang timbul
dari stimulasi serabut saraf pada struktur somatik viseral.

61
Nyeri somatic : Nyeri yang terbatas waktu berlangsungnya kecuali bila
diikuti kerusakan jaringan diikuti rasa nyeri pada sigmen spinal lokasi
tertentu.
Nyeri Viseral : Nyeri yang sulit ditentukan lokasi nya karena lokasinya dari
organ yang sakit ke seluruh tubuh.
Sentral pain/ nyeri sentral thalamik : Nyeri ini terjadi karena perangsangan
system saraf pusat,spinal cord,batang otak,dll.
2. Nyeri menurut sifatnya
• Seperti diiris benda tajam
• Seperti ditusuk pisau
• Seperti terbakar
• Seperti diremas-remas
3. Menurut berat dan ringannya
• Nyeri ringan : Nyeri yang intensitasnya ringan
• Nyeri sedang : Nyeri yang intensitasnya menimbulkan reaksi
• Nyeri Berat : Nyeri yang intensitasnya tinggi
4. Menurut waktunya
• Nyeri Kronis
- Berkembang secara progresif selama 6 bulan lebih
- Reaksinya menyebar
- Respon parasimpatis
- Penampilan Depresi dan menarik diri
- Pola serangan tidak jelas.
• Nyeri akut
- Berlangsung singkat kurang dari 6 bulan
- Terelokasi
- Respon system saraf parasimpatis
- Penampilan: Gelisah , cemas
- Pola serangan jelas

62

Anda mungkin juga menyukai