Di Susun Oleh :
PUTRI KIRANA
P201801044
L2 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Atas segala taufik dan
hidayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
tentang LP MONITORING ASAM BASA ini tanpa adanya halangan dan hambatan
yang berarti. Sholawat serta salam tidak lupa juga saya panjatkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW.
Saya berharap tugas ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi
gambaran bagi pembaca mengenai LP MONITORING ASAM BASA.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi sempurnanya hasil tugas ini. Saya hanya dapat berharap agar hasil tugas ini
dapat berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha saya
selama ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam adalah subtansi yang mengandung satu atau lebih H+ yang dapat
dilepaskan dalam larutan (donor proton). Dua tipe yang dihasilkan oleh proses
metabolik dalam tubuh adalah menguap dan tak menguap (volatile dan nonvolatile).
Asam volatile dapat berubah antara bentuk cairan maupun gas.
Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat
yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menerima pasangan clektron bebas dari suatu basa. Asam terbagi atas dua maca yaitu
asam kuat dan asam lemah. Asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif.
Basa Kebalikan dari asam, basa adalah substansi yang dapat menangkap atau
bersenyawa dengan ion hidrogen dari sebuah larutan. Basa yang kuat, seperti natrium
hidroksida (NaOH), terurai dengan mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan
asam. Basa yang lemah, seperti natrium bikarbonat (NaHCO3), hanya sebagian terurai
dalam larutan dan kurang bereaksi kuat dengan asam.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap 1on hydronium ketika dilarutkan
dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Seperti halnya asam, basa juga
terbagi dua macam yaitu basa kuat dan basa lemah. Basa mempunyai rasa pahit dan
merusak kulit, terasa licin seperti sabun bila terkena kulit. Dan dapat menetralkan
asam.
Pasien ICU dapat di bedakan menjadi pasien surgical dan pasien medical. Pasien
surgical adalah pasien post operatif yang membutuhkan bantuan ventilator. Penyebab
pasien surgical adalah trauma kepala, trauma dada, trauma abdomen, luka bakar dan
trauma jalan nafas, transplantasi organ. Pasien medikal adalah pasien dengan
penyakit sistemik diataranya kegagalan organ (gagal jantung, gagal ginjal, sistem
saraf pusat, disfungsi organ multiple) infeksi (sepsis, pneumonia). Ruangan ICU
merawat pasien sakit berat dan kritis secara khusus, dengan perlengkapan khusus,
dipantau secara ketat dan dilakukan total care. Pemantauan dilakukan ketat dan
berkelanjutan pada keluhan atau gejala pasien, tanda-tanda vital, saturasi oksigen,
keseimbangan cairan tubuh dan lain-lain. Bilamana terdapat masalah dari pemantauan
ini maka akan segera dilakukan penatalaksanaan dan evaluasi. Perawatan dilakukan
secara menyeluruh dalam artian semua kebutuhan dasar pasien diatur dan dibantu
sedemikian rupa untuk mendukung penyembuhan.
Pemantauan permasalahan yang sering terjadi pada klien di ICU adalah
kegagalan nafas. Kegagalan pernafasan merupaka indikasi yang paling umum bagi
pasien yang di rawat di ICU. Kegagalan pernafasan merupakan kondisi
ketidakmampuan paru-paru menjaga keseimbangan O2 dan CO2 di dalam tubuh serta
ketidakmampuan paru menyediakan O2 yang cukup atau mengurangi penumpukan
CO2 da dalam tubuh. Dalam kondisi kegagalan pernafasan ini pasien membutuhkan
alat bantu nafas yaitu ventilator. Ventilator merupakan alat bantu pernafasan yang di
gunakan untuk pasien yang mengalami gagal nafas atau tidakmampuan bernafas
secara mandiri. Ventilator akan membantu memberi oksigen segar dengan tekanan
tertentu kedalam paru-paru pasien untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien yang
terganggu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Dari Asam Basa ?
2. Bagaimana Keseimbangan Dari Asam Basa ?
3. Bagaimana Pengaturan Keseimbangan Dari Asam Basa ?
4. Bagaimana Gangguan Keseimbangan Dari Asam Basa ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa Mampu Memahami Definisi Dari Asam Basa
2. Mahasiswa Mampu Memahami Keseimbangan Dari Asam Basa
3. Mahasiswa Mampu Memahami Pengaturan Keseimbangan Dari Asam Basa
4. Mahasiswa Mampu Memahami Gangguan Keseimbangan Dari Asam Basa
BAB II
PEMBAHSAN
A. Definisi Asam Basa
1. Asam
Asam adalah subtansi yang mengandung satu atau lebih H+ yang dapat
dilepaskan dalam larutan (donor proton). Dua tipe yang dihasilkan oleh proses
metabolik dalam tubuh adalah menguap dan tak menguap (volatile dan
nonvolatile). Asam volatile dapat berubah antara bentuk cairan maupun gas.
Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam
adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang
disebut basa), atau dapat menerima pasangan clektron bebas dari suatu basa.
Asam terbagi atas dua maca yaitu asam kuat dan asam lemah. Asam mempunyai
rasa asam dan bersifat korosif.
2. Basa
Kebalikan dari asam, basa adalah substansi yang dapat menangkap atau
bersenyawa dengan ion hidrogen dari sebuah larutan. Basa yang kuat, seperti
natrium hidroksida (NaOH), terurai dengan mudah dalam larutan dan bereaksi
kuat dengan asam. Basa yang lemah, seperti natrium bikarbonat (NaHCO3),
hanya sebagian terurai dalam larutan dan kurang bereaksi kuat dengan asam.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap 1on hydronium ketika dilarutkan
dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Seperti halnya asam, basa juga
terbagi dua macam yaitu basa kuat dan basa lemah. Basa mempunyai rasa pahit
dan merusak kulit, terasa licin seperti sabun bila terkena kulit. Dan dapat
menetralkan asam.
B. Keseimbangan Asam Basa
Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen (H+) pada
cairan-cairan tubuh. Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara
7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa
agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ
yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO 2) dan ginjal
berperan dalam pelepasan asam. Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk
mengendalikan keseimbangan asam-basa darah :
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginja, sebagian besar dalam bentuk amonia.
Gimal memliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang
dibuang yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelin dung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu
penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu
larutan penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan
karbondioksitda (Suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke
dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih
sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit
bikarbonat.
3. Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan
terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke
paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan).
Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah Karbondioksida yang dihembuskan
dengan mengendali kan kecepatan dan Kedalaman pernafasan. Jika pernatasan
meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa.
Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah
menjadi lebih asam Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pematasan,
maka pusat pernatasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi
menit.
Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah :
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH>
7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen
asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40
mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asdosis berarti terjadi peningkatan Jumlah komponen asam atau berkurangnya
Jumlah komponen basa.
5. AIkalosisberarti terjadi penimgka tan jumlah komponen basa alau berkurangnya
jumlah komponen asam.
B. Saran
Demikian LP MONITORING ASAM BASA yang saya buat, semoga dapat
bermanfaat. Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan saya belum begitu
sempurna apabila terdapat kesalahan mohon di maafkan dan di maklumi karna saya
masih dalam proses belajar. Maka dari itu saya meminta saran dan kritik yang
membangun kepada teman-teman dan Bapak dosen guna penyempurnaan tugas saya
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daryani1, Cahyo Pramono, Dan Parwoso. 2021. Perbedaan Volume Residu
Lambung Antara Metode Intermittent Feeding dan Gravity Drip Dalam Pemberian
Nutrisi Enteral Pasien Kritis Terpasang Ventilasi Mekanik. EROCOL
Wina Oktaria, Hellena Delib Dan Yesi Hasnelic. 2021. Gambaran Status
Elektrolit Pasien Yang Dirawat Di Intensive Care Unit (Icu). Jurnal LINK.
https://id.scribd.com/doc/310166834/makalah-gangguan-keseimbangan-asam-
basa
Rini Maharani , Abdul Muid , Dan Uray Ristian. 2019. Sistem Monitoring Dan
Peringatan Pada Volume Cairan Intravena (Infus) Pasien Menggunakan Arduino
Berbasis Website. Jurnal Komputer dan Aplikasi