PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Larutan buffer atau yang disebut dengan larutan penyangga memiliki peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja dalam tubuh manusia, larutan penyangga berperan
penting untuk dapat mempertahankan pH. Hal ini terjadi karena didalam cairan sel tubuh
terdapat system penyangga, yaitu asam dihidrogen fosfat. Campuran penyangga ini berperan
juga dalam system pengeluaran ion H+ pada ginjal. Di dalam tubuh manusia ginjal memiliki
peranan yang sangat penting, Diantaranya:
1. untuk membuang zat sisa dari tubuh
2. mengatur kesetimbangan zat elektrolit dan tekanan darah
3. Mempertahankan keseimbangan kadar Asam dan Basa
4. Menjaga Tekanan Osmosis
5. ngsang pertumbuhan sel darah merah.
Selain itu, didalam darah juga terdapat larutan penyangga. Pada saat berolahraga,
kecepatan denyut jantung, tekanan darah, dan jumlah darah yang di pompa per denyut jantung
akan meningkat.
Akibatnya, aliran darah ke jantung, otot, dan kulit akan lancar dan tidak dan tidak
tersumbat. Selama melakukan olahraga, otot yang menyimpan glukosa di dalamnya
memerlukan oksigen untuk mengubah energi kimia menjadi energi gerak. Oksigen yang
digunakan oleh otot tersebut berasal dari hemoglobin darah. Perubahan energi yang terjadi di
otot akan menghasilkan gas CO2 dan ion H+ sehingga pH darah akan turun pH darah memiliki
rentang antara 7,35 sampai 7,45. Bila pH darah lebih kecil dari 7,35 disebut asidosis dan bila
pH darah lebih besar dari 7,45 disebut alkalosis.
Jika pH darh lebih kecil dari 7,0 atau lebih besar dari 7,8 maka dapat menimbulkan
kematian. Untuk menjaga pH agar tidak banyak berubah maka dalam darah terdapat system
penyangga, yaitu asam karbonat dan ion bikarbonat.
1
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari larutan buffer
2. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja peranan larutan buffer dalam kehidupan sehari-
hari
3. Mahasiswa mampu mengetahui tentang keseimbangan asam dan basa
4. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan asam/basa kuat dan asam/basa lemah
5. Mahasiswa mampu mengetahui skala pH dan pH cairan tubuh
C. Manfaat
Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan tentang bagaimana system buffer
tubuh berperan dalam kehidupan sehari – hari dan manfaat yang diberikan dalam
mempertahankan pH di dalam cairan sel tubuh manusia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam adalah senyawa yang dapat memberikan ion H+ (proton donor), sedangkan basa
adalah senyawa yang dapat menerima ion 11+ (proton akseptor),
Terdapat dua macam kelompok asam yang penting dalam cairan tubuh yaitu :
Asam karbonat (H2CO3) atau asam volatile .
# Asam yang non karbonat atau asam non volatile .
Misalnya : asam fosfat, asam sulfat, dsb.
Salah satu hasil akhir dari metabolisme karbohidrat dan lemak adalah gas CO2 , dan ini
merupakan asam karena bila bergabung dengan air akan mcmbentuk asam karbonat (
C02 + H20 H2C03 H+ + HCO3-), yang mudah terurai menjadi HC03- dan ion H+
.
Jadi jika gas CO2 yang dihasilkau tidak dapat dikeluarkan , maka akan terjadi
penimbunan asam dalam tubuh . ;
Asam yang bukan kelompok asam karbonat biasanya merupakan hasil akhir dari
metabolisme protein , dan asam ini akan disekresi lewat ginjal .
Kelompok asam karbonat dikenal pula sebagai kelompok asam volatile yang dapat
disekresikan kelaur tubuh sebagai suatu gas C02 melalui paru paru , sedangkan
kelompok asam yang bukan asam karbonat disebut pula kelompok asam non volatile atau
fixed acid dan harus dikeluarkan lewat ginjal .
3
Adapun pengaturan keseimbangan derajat keasaman tubuh dilakukan melalui tiga
mekanisme yaitu :
1. System Buffer.
2. Pembuangan gas CO2 mclalui paru paru/pernafasan.
3. Pembuangan ion H+ lewat ginjal.
B. Perbedaan Asam atau Basa Kuat dan Asam atau Basa Lemah
Asam Kuat
Asam kuat merupakan asam yang dianggap terionisasi sempurna dalam larutannya. Bila
dalam air terlarut asam kuat, misalnya HCl 0,1 M maka akan dapat mengganggu
kesetimbangan air.
Persamaan ini menunjukkan hidrogen klorida terlarut dalam air yang terpisah untuk
memberikan ion hidrogen dalam larutan dan ion klorida dalam larutan. Sebagai contoh,
ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan hidrogen klorida, sangat
sedikit sekali terjadi reaksi kebalikan yang dapat kita tulis:
Pada tiap saat, sebenarnya 100% hidrogen klorida akan bereaksi untuk menghasilkan
ion hidroksonium dan ion klorida. Hidrogen klorida digambarkan sebagai asam kuat. Asam
kuat adalah asam yang terionisasi 100% dalam larutan. Asam kuat lain yang biasa
diperoleh adalah asam sulfat dan asam nitrat. pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen
dalam larutan. Asam kuat seperti asam hidroklorida pada konsentrasi seperti yang sering
anda gunakan di lab memiliki pH berkisar antara 0 sampai 1. pH yang lebih rendah,
konsentrasi ion hidrogen lebih tinggi dalam larutan.
Asam Lemah
Asam lemah merupakan asam yang hanya sebagian kecil yang dapat terionisasi. Oleh karena
hanya sedikit terionisasi berarti dalam larutan asam lemah terjadi kesetimbangan reaksi antara ion
yang dihasilkan asam tersebut dengan molekul asam yang terlarut dalam air.
4
Untuk asam monoprotik HA, akan terjadi reaksi setimbang :
Asam etanoat (asam asetat) adalah asam lemah yang khas. Asam etanoat bereaksi
dengan air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion etanoat, tetapi reaksi
kebalikannya lebih baik dibandingkan dengan reaksi ke arah depan. Ion bereaksi dengan
sangat mudah untuk membentuk kembali asam dan air.
Pada setiap saat, hanya sekitar 1% molekul asam etanoat yang diubah ke dalam bentuk
ion. Sisanya tetap sebagai molekul asam etanoat yang sederhana. Sebagaian besar asam
organik adalah asam lemah. Hidrogen fluorida (dilarutkan dalam air untuk menghasilkan
asam hidrofluorida) adalah asam anorganik lemah.
Basa Kuat
Basa kuat seperti juga halnya dengan asam kuat, yaitu basa yang dalam larutannya
dianggap terionisasi sempurna. Basa kuat akan mengakibatkan kesetimbangan air bergeser
ke kiri karena adanya ion OH- yang berasal dari basa yang terlarut tersebut. Misalnya,
dalam air terlarut NaOH 0,1 M, maka terdapat reaksi :
Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi asam sangat
lemah di dalam reaksi asam-basa. Contoh paling umum dari basa kuat adalah hidroksida
dari logam alkali dan logam alkali tanah seperti NaOH dan Ca(OH)2.
5
· Caesium hidroksida (CsOH)
· Natrium hidroksida (NaOH)
· Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
· Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
· Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
· Litium hidroksida (LiOH)
· Rubidium hidroksida (RbOH).
Kation dari basa kuat di atas terdapat pada grup pertama dan kedua pada daftar periodik
(alkali dan alkali tanah).
Basa Lemah
Basa lemah. Seperti halnya dengan asam, zat‐zat basapun akan mengalami disosiasi jika
dilarutkan dalam air. Basa kuat, akan terdisosiasi langsung menjadi kation dan anion hidroksida
(OH‐), sedangkan basa lemah akan bereaksi dengan air membentuk kation dengan mengambil
proton dari molekul air (OH‐ dihasilkan dari molekul air yang kehilangan proton atau H+). Secara
umum reaksi basa lemah adalah sebagai berikut :
Kb adalah tetapan pengionan basa atau konstanta basa, makin besar nilai Kb maka
semakin kuat sifat kebasaannya dalam air. Sebagai contoh untuk basa ammonia, NH3,
reaksi disosiasinya dalam air adalah :
6
Kb Ketika basa lemah bereaksi dengan air, posisi kesetimbangan bervariasi antara basa
yang satu dengan basa yang lain. Selanjutnya bergeser ke kiri, ke basa yang lebih lemah.
Dapat diperoleh pengukuran posisi kesetimbangan melalui penulisan tetapan
kesetimbangan untuk reaksi. Harga tetapan yang lebih rendah, kesetimbangan lebih
bergeser ke arah kiri.
Amonia adalah basa lemah yang khas. Sudah sangat jelas amonia tidak mengandung
ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan
ion hidroksida. Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar
99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang menghasilkan ion
hidroksida. Basa lemah adalah salah satu yang tidak berubah seluruhnya menjadi ion
hidroksida dalam larutan
Basa (alkali) adalah substansi yang menerima ion hidrogen. Saat "basa" dilarutkan
ke dalam air, keseimbangan antara ion hidrogen dan ion hidroksida menjadi bertukar ke
arah sebaliknya. Dikarenakan sifat basa "menyerap" ion hidrogen, hasilnya merupakan
suatu larutan yang memiliki lebih banyak ion hidroksida ketimbang ion hidrogen. Larutan
seperti ini disebut bersifat basa / alkaline.
Tingkat keasaman dan kebasaan diukur dengan menggunakan skala logaritma yang
disebut pH. Inilah sebabnya kenapa digunakan pengukuran tersebut; sebuah larutan yang
memiliki sifat asam yang kuat dapat memiliki seratus juta juta (100.000.000.000.000) kali
lebih banyak ion hidrogen dibandingkan larutan yang bersifat basa kuat. Demikian hal
7
sebaliknya juga berlaku, sebuah larutan yang memiliki sifat basa yang kuat dapat memiliki
100.000.000.000.000 kali lebih banyak ion hidroksida dibandingkan larutan yang bersifat
asam kuat. Terlebih lagi, ion hidrogen dan ion hidroksida pada sebuah konsentrasi dalam
suatu larutan sehari-hari dapat bervariasi secara keseluruhan dalam skala range angka
tersebut.
Untuk memudahkan dalam mengatasi masalah penulisan angka yang besar, ilmuwan
menggunakan skala logaritma, yang disebut skala pH. setiap satu uni perubahan di dalam
skala pH mewakili 10 kali lipat perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen. Skala pH
dimulai dari 0 sampai 14. Hal ini sangat memudahkan dibandingkan jika harus menuliskan
seluruh angka 0 seperti sebelumnya. Jika anda perhatikan, angka seratus juta-juta
100.000.000.000.000 memiliki jumlah angka 0 sebanyak 14 buah, ini bukanlah merupakan
suatu kebetulan, ini adalah logaritma.
Agar lebih akurat, pH adalah logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen:
pH = −log [H+]
Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan PH ketika ditambah sedikit asam /
basa atau ketika diencerkan.Buffer terdiri dari asam lemah dan garamnya/ basa
konjugasinya atau basa lemah dan garamnya/ asam konjugasinya. Salah satu contoh
8
larutan buffer adakah darah. B uffer dalam darah terdiri dari H2CO3 [ asam lemah] dan
HCO3- [basa konjugasinya]. Buffer tersebut dapat memprtahankan PH darah sekitar 7,35
– 7,45 dengan reaksi sebagai berikut;
Buffer dalam darah termasuk buffer asam. Buktinya, jika darah tidak memiliki buffer
maka ketika minum jus jeruk yang kecut, tubuh kita dapat mengalami asidosis [ PH darah
asam ]. Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan
tubuh lainnya. Satuan derajat keasaman adalah PH:
PH 7,0 adalah netral PH diatas 7,0 adalah basa [ alkali] PH di bawah 7,0 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki PH sangat rendah [ hamper 1,0]; sedangkan suatu basa
kuat memiliki PH yang sangat tinggi [ diatas 14,0 ].Darah memiliki PH antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam basa darah dikendalikan secara seksama,karena perubahan PH yang
sangat kecilpun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ. Tubuh
menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal,sebagian besar dalam bentuk amonia.Ginjal
memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang,yang
biasanya berlangsung selama beberapa hari.
Asidosis Metabolik :
9
Asidosis metabolik adalah kondisi dimana keseimbangan asam-basa tubuh
terganggu karena adanya peningkatan produksi asam atau berkurangnya produksi
bikarbonat. Kondisi ini akhirnya menyebabkan asidemia atau keasaman darah, dimana pH
arteri turun hingga di bawah 7,35. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mempengaruhi sistem
saraf pusat dan menyebabkan koma dan bahkan kematian.
Penyebab
Faktor lain, akumulasi asam laktat merupakan alasan lain di balik asidosis
metabolik. Akumulasi asam laktat terjadi karena tidak tersedianya cukup oksigen untuk
melakukan metabolisme karbohidrat, seperti dalam kasus gagal jantung dan syok. Malaria
juga bertanggung jawab pada munculnya kondisi ini kerena menghancurkan sel darah
merah dan dengan demikian mengurangi tingkat oksigen dalam tubuh. Kondisi ini pada
gilirannya mengakibatkan akumulasi asam laktat yang dikenal sebagai asidosis laktik.
Asidosis metabolik bisa terjadi pula saat ginjal gagal mengeluarkan asam melalui
urine yang merupakan gejala dari gagal ginjal.
Gejala
10
Asidosis laktik kadang-kadang ditandai dengan tekanan darah rendah dan anemia.
Karena kondisi ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, penderita mungkin mengalami
kecemasan dan kantuk progresif.
Mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan adalah
beberapa gejala lainnya. Dalam kondisi ekstrim, dapat menimbulkan komplikasi berat
seperti stupor, koma, dan kejang.
Pengobatan
Dokter biasanya melakukan tes darah seperti gas darah arteri dan analisis jumlah
sel darah untuk mendiagnosa kondisi ini. Pengobatan asidosis metabolik akan tergantung
pada penyebab yang mendasarinya, jika pH darah turun hingga di bawah 7,1 pemberian
bikarbonat secara intravena mungkin diperlukan untuk menetralisir asam.
Pada kasus yang berat, dialisis diperlukan untuk mengobati asidosis metabolik.
Ventilasi mekanis juga bisa digunakan untuk meringankan masalah pernapasan, memantau
dan mengendalikan faktor yang menyebabkan asidosis metabolik adalah cara terbaik
mencegah memburuknya kondisi. Seperti misalnya, mengendalikan penyebab seperti
diabetes dapat membantu mengontrol asidosis metabolik pada pasien diabetes.
Alkalosis Metabolik :
11
Penyebab
1. Kehilangan asam
Kehilangan asam (atau kehilangan hidrogen) bisa terjadi akibat muntah atau melalui
buang air kecil. Muntah menyebabkan hilangnya asam klorida dalam tubuh.
Penggunaan obat tertentu dan obat diuretik juga dapat menyebabkan buang air kecil
berlebihan. Kondisi ini akan memicu alkalosis hipokalemia akibat hilangnya kalium dari
tubuh.
3. Diare
4. Obat Alkalotic
Obat Alkalotic tertentu seperti yang diberikan untuk mengobati ulkus peptikum dan
hyperacidity juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan asam-basa.
Kontraksi ruang ekstraselular terjadi karena asupan obat diuretik yang menyebabkan
alkalosis metabolik.
6. Hipokalemia
Hipokalemia juga dapat dikaitkan dengan alkalinitas yang berlebihan dalam tubuh.
12
Pernapasan lambat merupakan gejala utama dari alkalosis metabolik.
Pernapasan lambat berpotensi menyebabkan Apnea, yaitu tidak bernapas sama sekali
untuk interval waktu tertentu.
Kondisi ini memicu perubahan warna pada kulit sehingga menjadi kebiruan atau
keunguan. Detak jantung juga akan berlangsung lebih cepat yang disertai penurunan
tekanan darah.
Gejala lain alkalosis metabolik meliputi mati rasa dan kesemutan, berkedut,
kejang otot, mual, muntah, dan diare. Penderita juga mengalami kebingungan dan
pusing, sedang pada kasus berat mengakibatkan koma dan kejang.
Pengobatan
Obat yang mengatur detak jantung, tekanan darah bisa pula diberikan,
tergantung pada penyebabnya. Penting untuk segera menangani alkalosis metabolik
karena jika dibiarkan dapat menyebabkan risiko dan komplikasi seperti gagal jantung
dan koma.[]
13