DOSEN PENGAMPUH :
Yodang, S.Kep, Ns., M.pall.Care
OLEH :
OLEH :
1. Pembentukkan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan
bikarbonat.
2. Katabolisme zat organik
3. Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme
lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi
melepaskan ion H.
Fluktuasi konsentrasi ion H dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal
sel, antara lain:
1. perubahan eksitabilitas saraf dan otot; pada asidosis terjadi depresi susunan saraf
pusat, sebaliknya pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas.
2. mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh
3. mempengaruhi konsentrasi ion K
Bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha
mempertahankan ion H seperti nilai semula dengan cara:
1. Skala pH
Peningkatan H+ membuat larutan bertambah asam dan penurunannya membuat
bertambah basa. Karena H+ ada dalam jumlah yang kecil, maka para ahli kimia
menggunakan skala pH sebagai cara untuk menyatakan H+.
pH adalah logaritma negatif dari kadar ion hidrogen (pH= -log H +). Dengan
demikian H+ sebesar 0,0000001 g/L sama dengan 10-7 g/L, sama dengan pH 7.
Jadi pH berbanding terbalik dengan H+. jika H+ meningkat maka ph menurun,
demikian juga jika H+ menurun, maka pH meningkat. pH yang rendah berarti
larutan iru lebih asam, sedangkan jika pH yang tinggi berarti larutan itu lebih
alkali atau basa. pH rata-rata dari darah atau cairan ekstraseluler adalah sedikit
basa yaitu 7,4. Batas normal dari pH darah yaitu dari 7,38-7,42.
2. Asam
Asam adalah substansi yang mengandung 1 atau lebih H + yang dapat dilepaskan
dalam larutan. Dua tipe asam yang dihasilkan oleh proses metabolik dalam tubuh
adalah menguap dan tak menguap (volatile dan nonvolatile). Asam volatile dapat
berubah antara bentuk cairan maupun gas.
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-
Karena karbondioksida adalah gas yang dapat dikeluarkan melalui paru-pau,
maka karbondioksida sering disebut sebagai asam volatile.
Semua sumber-sumber lain dari H+ dianggap sebagai nonvolatile. Asam-
asam nonvolatiletak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk bisa dieksresi oleh
paru-paru, tapi harus dieksresikan melalui ginjal. Sekitar 20.000 mmol asam
karbonat dan 80 mmol asam nonvolatile diproduksi oleh tubuh setiap hari dan
dikeluarkan melalui paru-paru dan ginjal secara terpisah.
3. Basa
Kebalikan dari asam, basa adalah substansi yang dapat menangkap atau
bersenyawa dengan ion hidrogen dari sebuah larutan. Basa yang kuat, seperti
natrium hidroksida (NaOH), terurai dengan mudah dalam larutan dan bereaksi
kuat dengan asam. Basa yang lemah, seperti natrium bikarbonat (NaHCO3), hanya
sebagian terurai dalam larutan dan kurang bereaksi kuat dengan asam.
Henderson- hesecbach eqitasion menggambarkan hubungan antara pH, PaO 2 dan
PaCO2.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-
basa darah:
a. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam
bentuk amonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang
dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
b. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu
penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH
suatu larutan penyangga pH yang paling penting dalam darah
adalah bikarbonat.
c. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan
dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang
masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat
dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam
aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih
sedikit bikarbonat.
d. Pembuangan karbondioksida.