Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU KEPERAWATAN KRITIS

“Pemantauan Respirasi Asam Basah”

DOSEN PENGAMPUH :
Yodang, S.Kep, Ns., M.pall.Care

OLEH :

OLEH :

LISYA AULIYA MARCELLA


182432009

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2020
PEMANTAUAN RESPIRASI ASAM BASAH
Semua sel mengambil oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan
senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-
senyawa yang kaya energi, air, dan karbondioksida. senyawa yang kaya energi tersebut
digunakan dalam aktivitas yang menggunakan energi. Pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara sel-sel tubuh serta lingkungan disebut pernapasan.
Oksigen dibawa ke jaringan-jaringan, dan karbondioksida dibawa dari jaringan-
jaringan ke dalam darah. Fungsi sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan ambilan
oksigen dari udara kedalam darah, dan memungkinkan karbondioksida terlepas dari darah
ke udara bebas. Perpindahan gas dari satu tempat ke tempat lain bergantung sepenuhnya
pada perbedaan tekanan gas yang ada antara satu tempat dengan tempat yang lain. Suatu
gas selalu berdifusi dari tempat bertekanan tinggi menuju tempat yang tekanannya lebih
rendah (Syaifuddin, 2006).
Atmosfer mengandung oksigen pada tekanan 150 mmHg dan hampir tidak ada
karbondioksidanya. Sedangkan jaringan mengandung oksigen pada tekanan 40 mmHg
dan karbondioksida dengan tekanan 46 mmHg. Tekanan ini berbeda karena pertukaran
gas.Kecepatan dimana gas-gas ini bertukaran tergantung pada luasnya pemajanan darah
terhadap udara di dalam paru-paru (Syaifuddin, 2006). 
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis waktu dalam keadaan
tertidur, istilah pernapasan yang lazim igunakan mencakup dua proses yaitu pernapasan
yaitu pernapasan luar(eksterna)merupakan penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari
tubuh secarah keseluruhan serta dalam pernapasandalam (interna) merupakan
penggunaan O2 dan pembentukan CO2 oleh sel – sel serta pertukaran gas(paru) dan
sebuah pompa ventilasi paru.Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukan
udara (inspirasi) dan pengeluaran udara ekspirasi maka mekanisme pernapasan dibedakan
atas dua macam yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Organ yang berperan dalam
sistem pernapasan yaitu hidung, pharynx, laring, trakhea, bronkus, bronkeolus, alveoli,
dan paru-paru.
Pada sistem pernapasan juga terdapat keseimbangan asam dan basa dalam tubuh
sangat penting untuk mempertahankan proses kehidupan. Kadar kimia asam basa sukar
dipisahkan dengan konsentrasi ion H+. Konsentrasi ion H+ dalam berbagai larutan dapat
berubah dan perubahan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan fungsi sel.
Hampir semua reaksi biokimia di dalam tubuh kita tergantung dari pemeliharaan
konsentrasi ion hidrogen yang fisiologis. Konsentrasi ion hidrogen harus diatur secara
ketat karena perubahan dari konsentrasi ion hidrogen ini menyebabkan disfungsi organ
yang luas.
A. KESEIMBANGAN ASAM BASA RESPIRASI

Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan konsentrasi ion H bebas


dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4; pH darah arteri 7,45 dan darah
vena 7,35. Jika pH <7,35 dikatakan asidosi, dan jika pH darah >7,45 dikatakan
alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H
secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:

1. Pembentukkan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan
bikarbonat.
2. Katabolisme zat organik
3. Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme
lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi
melepaskan ion H.
Fluktuasi konsentrasi ion H dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal
sel, antara lain:

1. perubahan eksitabilitas saraf dan otot; pada asidosis terjadi depresi susunan saraf
pusat, sebaliknya pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas.
2. mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh
3. mempengaruhi konsentrasi ion K
Bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha
mempertahankan ion H seperti nilai semula dengan cara:

1. mengaktifkan sistem dapar kimia


2. mekanisme pengontrolan pH oleh sistem pernafasan
3. mekasnisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan
Ada 4 sistem dapar:

1. Dapar bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel terutama untuk


perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat
2. Dapar protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel
3. Dapar hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan
asam karbonat
4. Dapar fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.
Sistem dapat kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara.
Jika dengan dapar kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka
pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespon secara cepat
terhadap perubahan kadar ion H dalam darah akinat rangsangan pada kemoreseptor
dan pusat pernafasan, kemudian mempertahankan kadarnya sampai ginjal
menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu meregulasi
ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan menskresikan ion H dan
menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan
amonia.

B. KIMIA ASAM BASA

1. Skala pH
Peningkatan H+ membuat larutan bertambah asam dan penurunannya membuat
bertambah basa. Karena H+  ada dalam jumlah yang kecil, maka para ahli kimia
menggunakan skala pH sebagai cara untuk menyatakan H+.
pH adalah logaritma negatif dari kadar ion hidrogen (pH= -log H +). Dengan
demikian H+ sebesar 0,0000001 g/L sama dengan 10-7 g/L, sama dengan pH 7.
Jadi pH berbanding terbalik dengan H+. jika H+ meningkat maka ph menurun,
demikian juga jika H+ menurun, maka pH meningkat. pH yang rendah berarti
larutan iru lebih asam, sedangkan jika pH yang tinggi berarti larutan itu lebih
alkali atau basa. pH rata-rata dari darah atau cairan ekstraseluler adalah sedikit
basa yaitu 7,4. Batas normal dari pH darah yaitu dari 7,38-7,42.
2. Asam
Asam adalah substansi yang mengandung 1 atau lebih H + yang dapat dilepaskan
dalam larutan. Dua tipe asam yang dihasilkan oleh proses metabolik dalam tubuh
adalah menguap dan tak menguap (volatile dan nonvolatile). Asam volatile dapat
berubah antara bentuk cairan maupun gas.
CO2 + H2O            H2CO3           H+ + HCO3-
Karena karbondioksida adalah gas yang dapat dikeluarkan melalui paru-pau,
maka karbondioksida sering disebut sebagai asam volatile.
Semua sumber-sumber lain dari H+ dianggap sebagai nonvolatile. Asam-
asam nonvolatiletak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk bisa dieksresi oleh
paru-paru, tapi harus dieksresikan melalui ginjal. Sekitar 20.000 mmol asam
karbonat dan 80 mmol asam nonvolatile diproduksi oleh tubuh setiap hari dan
dikeluarkan melalui paru-paru dan ginjal secara terpisah.
3. Basa
Kebalikan dari asam, basa adalah substansi yang dapat menangkap atau
bersenyawa dengan ion hidrogen dari sebuah larutan. Basa yang kuat, seperti
natrium hidroksida (NaOH), terurai dengan mudah dalam larutan dan bereaksi
kuat dengan asam. Basa yang lemah, seperti natrium bikarbonat (NaHCO3), hanya
sebagian terurai dalam larutan dan kurang bereaksi kuat dengan asam.
Henderson- hesecbach eqitasion menggambarkan hubungan antara pH, PaO 2 dan
PaCO2.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-
basa darah:
a. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam
bentuk amonia. 
Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang
dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
b. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu
penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH
suatu larutan penyangga pH yang paling penting dalam darah
adalah bikarbonat.
c. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan
dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang
masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat
dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam
aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih
sedikit bikarbonat.
d. Pembuangan karbondioksida.

e. Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan


terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke
paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan
(dihembuskan). Pusatpernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida
yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman
pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun
dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida
darah meningkat dan darah menjadi lebih asam Dengan mengatur kecepatan
dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu
mengatur pH darah menit demi menit.

C. PENGATURAN KESEIMBANGAN ASAM BASA

Mekanisme homeostatik yang luar biasa mempertahankan pH plasma, suatu


indikator konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam rentang normal yang sempit antara
7,35-7,45. Mekanisme ini mencakup aktivitas bufer kimia, ginjal, dan paru-paru. Pada
tinjauan ulang, pH didefinisikan sebagai  konsentrasi H+, makin banyak ion hidrogen,
makin asam suatu larutan dan makin rendah pH. Rentang pH yang sesuai dengan
kebutuhan hidup (6,8-7,8) menggambarkan perbedaan sebesar sepuluh kali lipat pada
konsentrasi ion hidrogen dalam plasma.
 Bufer Kimia
Bufer kimia merupakan substansi yang mencegah perubahan besar dalam ph
cairan tubuh dengan membuang atau melepaskan ion-ion hidrogen, bufer dapat
bekerja dengan cepat untuk mencegah perubahan yang berlebihan dalam
konsentrasi ion hidrogen.
Sistem bufer utama tubuh adalah sistem bufer bikarbonat- asam karbonik.
Normalnya ada 20 bagian bikarbonat(HCO3-) untuk satu bagian asam karbonik
(H2CO3). Jika rasio ini berubah, maka nilai pH akan berubah. Rasio inilah yang
penting dalam mempertahankan ph, bukan nilai absolutnya. Perawat harus
mengingat bahwa karbondioksida merupakan asam potensial, jika CO2 dilarutkan
dalam air, ia akan berubah menjadi asam karbonik (CO2 + H2O = H2CO3). Karena
itu, ketika karbondioksida ditingkatkan, kandungan asam karbonat juga
meningkat dan sebaliknya.
Sistem bufer lain yang kurang penting adalah cairan ekstraseluler termasuk fosfat
anorganik dan protein plasma. Bufer intraseluler termasuk protein, fosfat organik
dan anorganik, dan dalam sel darah merah, hemoglobin.
 Ginjal
Ginjal mengatur kadar bikarbonat dalam cairan ekstraseluler, ginjal mampu
meregenerasi ion-ion bikarbonat dan juga mereabsorbsi ion-ion ini dari sel-sel
tubulus ginjal. Dalam keadaan asidosis respiratorik, dan kebanyakan kasus
asidosis metabolik, ginjal mengeksresikan ion-ion hidrogen dan menyimpan ion-
ion bikarbonat untuk membantu mempertahankan keseimbangan. Dalam keadaan
alkalosis metabolik dan respiratorik, ginjal mempertahankan ion-ion bikarbonat
untuk membantu mempertahankan keseimbangan. Ginjal jelas tidak dapat
mengkompensasi asidosis metabolik yang diakibatkan oleh gagal ginjal.
Kompensasi ginjal untuk ketidakseimbangan secara relatif lambat (dalam
beberapa jam atau hari).
 Paru-paru
Paru-paru, dibawah kendali medula otak, mengendalikan karbondioksida, dan
karena itu juga mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan
ekstraseluler. Paru-paru melakukan hal ini dengan menyesuaikan ventilasi sebagai
respons terhadap jumlah karbon dioksida dalam darah. Kenaikan dari tekanan
parsial karbondioksida dalam darah arteri (PaCO 2) merupakan stimulan yang kuat
untuk respirasi. Tentu saja, tekanan parsial karbondioksida dalam darah arteri
(PaCO2) juga mempengaruhi respirasi. Meskipun demikian, efeknya tidak sejelas
efek yang dihasilkan oleh PaCO2.
Pada keadaan asidosis metabolik, frekuensi pernapasan meningkat sehingga
menyebabkan eliminasi karbon dioksida yang lebih besar (untuk mengurangi
kelebihan asam). Pada keadaan alkalosis metabolik , frekuensi pernapasan
diturunkan, dan menyebabkan penahanan karbondioksida ( untuk meningkatkan
beban asam).

D. KETIDAKSEIMBANGAN ASAM BASA RESPIRASI

Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph tersebut,


bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa,
yaitu asidosis atau alkalosis. Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu
banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering
menyebabkan menurunnya pH darah. Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah
terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang
menyebabkan meningkatnya pH darah.
Efek Fisiologis Alkalosis
Alkalosis meningkatkan afinitas Hb terhadap oksigen dan pergeseran kurva disosiasi
ke kiri, menyebabkan Hb lebih sulit melepaskan oksigen ke jaringan. Pertukaran
H+keluar sel dengan K+ ekstraseluler yang masuk ke dalam sel menyebabkan
hipokalemia. Alkalosis meningkatkan jumlah binding site kalsium pada protein
plasma, menurunkan ionisasi plasma, sehingga menyebabkan depresi sirkulasi dan
iritabilitas neuromuscular. Alkalosis respiratori menurunkan cerebral blood flow,
meningkatkan resistensi vascular sistemik dan presipitasi vasospasme koroner. Pada
pulmonal, alkalosis respiratori meningkatkan tonus otot polos bronkus
(bronkokonstriksi) namun menurunkan rsistensi vascular pulmonal
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu
akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk
penting dari adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis
dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab
utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh
ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.
Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit
paru-paru atau kelainan pernafasan.

Anda mungkin juga menyukai