Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU (RESUME 3)

HOMEOSTASIS TUBUH

Dosen Pengampu :
Ibu Ratna Wulandari., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :
Marchanda Ayuningtyas
NIM 2214314201061
S1 KEPERAWATAN C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2023
HOMEOSTASIS TUBUH

 TEORI ASAM BASA

Didalam tubuh terdapat berbagai proses fisiko- kimia, enzimatik dan biolistrik
yang berada dalam keadaan seimbang. Bekerja secara harmonik dan berfungsi optimal
pada kondisi tertentu dimana konsentrasi elektrolit dan ion hidrogen berada + dalam
rentang normal antara lain berkat pengaturan sistem buffer, respirasi dan ginjal.

Gangguan keseimbangan air-elektrolit dan asam-basa yang merupakan akibat dari


kelainan atau penyakit dapat mempengaruhi fungsi seluruh sistem tubuh terutama :
sistem kardiovaskuler, ginjal, pernapasan, neuro-endokrin, hematologi dan sebagainya.
Kondisi ini perlu ditangani dengan sebaik-baiknya oleh tenaga kesehatan.

 KONSEP DASAR ASAM BASA

Gangguan terhadap keseimbangan asam basa dapat berakibat fatal, terutama pada
gangguan yang ekstrem dimana pH 7.7 atau perubahannya berlangsung cepat. Kelainan
ekstrim tersebut dapat menyebabkan disfungsi pada organ penting seperti edema otak,
kejang, gangguan kontraksi otot jantung, vasokonstriksi pembuluh darah paru dan
vasodilatasi sistemik.

 ASAM

Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut
sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari
zat lain (disebut sebagaia kseptor proton). Suatu asam baru dapat melepaskan proton
bila ada basa yang dapat menerima proton yang dilepaskan. Satu contoh asam adalah
asam hidroklorida (HCL), yang berionasi dalam air membentuk ion-ion hidrogen
(H+) dan ion klorida (CL-) demikian juga, asam karbonat (H2CO3) berionisasi dalam
air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat (HCO3-).

 BASA

Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion
bikarbonat (HCO3-), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion
hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Protein protein dalam tubuh
juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun protein
dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin
dalam sel darah merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain merupakan basa-
basa tubuh yang paling penting.
 KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA

Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen
yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel. Pada
proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molekular umumnya berhubungan
dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat konsentrasi ion H+ atau ion
OH yang sangat rendah.

Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga
7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam
tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam
pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam

 PRINSIP KESEIMBANGAN ASAM-BASA

1) Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45

2) CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen
asam, CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40
mmHg.

3) HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.

4) Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya


jumlah komponen basa.

5) Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya


jumlah komponen asam.

 KONSEP ASAM BASA MENURUT HENDERSSON HESELLBACH

 Penting untuk menjaga fgs.organ tubuh

 Diatur oleh ginjal dan paru

 Rumus Henderson, nilai normal pH: 7,40 +0,02

 H+: 40+2 mmol/L

 P CO2: 40+2 mmHg

 HCO3-25+2 mmol/L

 Asidosis metabolik: H+ naik, HCO3 turun


 Alkalosis metabolik: H+ turun, HCO3 naik –

 Asidosis respiratorik: H+ naik, PaCO2 naik –

 Alkalosis resp.: H+ turun, PaCO2 turun

 Anion gap: u/ mengetahui ion lain selain ion Cl dan HCO3 seperti laktat/hidroksi
butirat

 Rumus: anion gap Na - (CI + HCO3) harga normal: 12+2 meq/L

1) Asidosis Metabolik

E/ : Penambahan asam baru: asidosis laktat, ketoasidosis, infeksi, prod.asam usus,


keracunan metanol,etilen glikol, salisilat.

HCO3 loss : diare, ileus, ileal conduit

Ginjal : asidosis tub.akut, inhibitor

kegagalan prod. Bikarb.: GGT, hiperkalemi, penyakit medula

G/ : Kussmaul resp..hipotensi, mual, muntah, hiperkalemi, depresi miokard, resisten


vasopresor

Tx/ : Bikarbonat iv/po: 0,4X BBX def Bicarbonat

2) Alkalosis Metabolik

Etiologi:

a) Defisit Cairan Extrasel :

 Kehilangan cairan lambung: muntah – muntah

 Diuretik berlebihan.

 Kehilangan NaCl> usus : diare

 Pascahiperkapnea & sindroma Barter

b) Volume Cairan Normal / Berlebih :

 Hiperaldosteronisme primer / sekunder


 Sindroma Cushing

 Intake mineralokortikoid berlebihan

Pengobatan : koreksi defisit cairan dg. Lar.NaCl, koreksi defisit K. Na, Cl, &
menghambat aktifitas aldosterone.

3) Asidosis Respiratorik

Penyebab Paru tak mampu mengeluarkan CO2 :

a) Gangipaan puat pernafinan

b) Penyakit otot pernafasan : GBS, obat-obatan, Mastenia Gravis

c) Gangguan elastivitas saluran nafas : fibrosis pulm, peny intersticial paru, obstruksi
(asma, emfisema, bronkitis, bronhiolitis)

4) Alkalosis Respiratorik Timbul Akibat Hipoksi Atau Hipotensi

a) Penyakit pan pneumoni, asma, edem para

b) Berada di daerah tinggi gunung

c) Penyakit jantung kongestif

d) Obat : salisilat, tenfilin

e) Hiperventilasi primer sentral, pernafasan Cheyne-Stokes, perdarahan sub- arachnoid

f) Hiperventilasi psikogenik, sirosis, sepsis, asidosis metabolik yg baru teralasi

g) Latihan fisik

 KONSEP ASAM BASA MENURUT STEWART

Konsentrasi dari [H+] hanya ditentukan oleh nilai perbedaan konsentrasi elektrolit
kuat (SID), dan PCO2, Analisa secara matematika menunjukkan bahwa bukannya
konsentrasi absolut dari ion-ion kuat tersebut yang menentukan [H+], namun perbedaan
dari aktivitas ion-ion kuat tersebut yang berperan, yang disebut sebagai "strong ions
difference". (Jonathan Waters)
 SISTEM BUFFER

Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang dengan segera
bergabung dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen
yang berlebihan. Sistem buffer ini menetralisir kelebihan ion hidrogen, bersifat temporer
dan tidak melakukan eliminasi. Fungsi utama sistem buffer adalah mencegah perubahan
pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan
ekstraseluler.

 KETERBATASAN SISTEM BUFFER

1. PH

Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan karena


peningkatan CO2.

2. Respirasi

Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistem
pernafasan bekerja normal.

3. Bikarbonat

Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion


bikarbonat.

 ADA 4 SISTEM BUFFER

1) Buffer bikarbonat merupakan sistem cairan ekstrasel terutama untuk perubahan


yang disebabkan oleh non- bikarbonat

2) Buffer protein merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel

3) Buffer hemoglobin merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam
karbonat

4) Buffer fosfat merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel

Sistem dapar kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara. Jika


dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH akan
dilanjutkan oleh paru-paru yang berespon secara cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam
darah akibat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernafasan → mempertahankan kadarnya
sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut.

Ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan menskresikan


ion dan menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan
ammonia. Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan ginjal dalam
menunjang kinerja sistem buffer adalah dengan mengatur sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion
hidrogen dan bikarbonat serta membentuk buffer tambahan (fosfat, ammonia).

Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru
sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan sistem buffer.
Mekanisme buffer tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara 7,35-7,45

LARUTAN

Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih. Larutan tersusun dari pelarut
(solvent) dan zat terlarut (solute). Berdasarkan daya hantar listriknya, sifat larutan dapat
dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut dalam suatu larutan.

Zat yang dapat larut dalam air dibedakan menjadi elektrolit dan non-elektrolit. Perbedaan
ini berdasarkan adanya daya hantar listrik pada larutan. Zat elektrolit dalam air akan terurai
menjadi ion- Hion, sedangkan zat non-elektrolit dalam pelarut air tidak terurai menjadi ion-ion.

 Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit adalah adalah larutan yang dapat membentuk ion-ion dalam
pelarutnya, sehingga larutan dapat menghantarkan listrik. Umumnya larutan elektrolit
termasuk kedalam senyawa ion seperti NaCl, NaOH, dan sebagainya dan senyawa
kovalen polar seperti HCI, H2SO4, dan sebagainya.

 Larutan Non Elektrolit


Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat membentuk ion-ion dalam
pelarutnya, sehingga larutan tidak dapat mengantarkan listrik. Senyawa yang termasuk
dalam kelompok ini adalah urea, gula (glukosa atau sukrosa), alcohol dan senyawa
senyawa kovalen non polar.

 Osmosis

Perpindahan air melalui membran sel yang berlangsung dari larutan konsentrasi
tinggi ke larutan yang mempunyai konsentrasi rendah. Konsentrasi dari larutan yang
mengelilingi atau berada di sekitar sel akan mempengaruhi osmosis. Konsentrasi disini
adalah konsentrasi pelarutnya yaitu air bukan konsentrasi dari zat yang larut atau molekul
jon nya.

 Larutan Hipertonik

Suatu keadaan dimana konsentrasi di dalam sel lebih kecil daripada di luar sel. Sel
yang berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga
sel menjadi kecil yang disebut dengan krenasi.

 Larutan Hipotonik

Suatu keadaan dimana konsentrasi didalam sel lebih kecil daripada diluar sel. Sel
yang terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak
air, sehingga bisa menyebabkan lisis, atau turgiditas tinggi.

 Larutan Isotonik

Suatu keadaan dimana konsentrasi didalam dan diluar sel sama Sel yang terletak
pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat
dan kehilangan air yang sama.

Anda mungkin juga menyukai