Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN

HCO3/H2CO3 DENGAN
PH DARAH
Oleh :
Kelompok 4
Kelas IA

Malang, 5 November 2014

Kelompok 4
1.

4.

NINING ANJAR SAPUTRI

1402450027

2.

YULITA WULANDARI

1402450028

3.

LIANA NUR ILASARI

1402450029

RIZKY YUSANITA DEWI


5.

ELISA DANIK KURNIAWATI

1402450030
1402450031

6.

SYIFA MAULIDA

1402450032

7.

DINDA NUR AIDA

1402450033

8.

ELMA FITRIAN

1402450034

Hubungan HCO3/H2CO3 dengan pH Darah


a. Hubungan Klinis Asam Basa
Asam adalah suatu ion hidrogen, asam kuat adalah asam yang
menghasilkan konsentrasi tinggi ion hidrogen. Basa adalah akseptor
ion hidrogen, basa mengikat ion hidrogen dan mengurangi
konsentrasinya. Jumlah ion hidrogen potensial dalam tubuh sangatlah
besar. Kebanyakan telah diseimbngkan oleh sistem keseimbangan
asam-basa sehingga tidak dalam bentuk bebas. Pada pH normal 7,4

konsentrasi ion hidrogen bebas dalam darah hanya 0,0000398 mEq/L.


Dalam keadaan normal, konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh
dipertahankan pada kisaran yang relatif sempit oleh buffer.

Tiga komponen utama keseimbangan asam basa


klinis adalah Ph (ditentukan oleh ion hidrogen),

tekanan parsial CO2 dan peningkatan kadar


karbondioksida (pCO2 ) yang diatur oleh ventilasi
paru-paru, dan konsentrasi bikarbonat plasma.

Menegaskan keseimbangan asam basa dalam


pengertian rasio penting ini memudahkan nakes
untuk memahami bagaimana keseimbangan asambasa bekerja dalam situasi klinis.

b. Sistem Bufer
Buffer utama cairan ekstraselular adalah system asam
karbonat-bikarbonat yang digunakan untuk
menyeimbangkan asam basa dalam tubuh.

c. Hubungan HCO3/H2CO3 dengan pH Darah

HCO3- adalah asam lemah yang dapat

mempengaruhi perubahan pH. Dengan


penambahan HCO3- maka akan terjadi
penambahan pH / alkalosis. Alkalosis yang
disebabkan oleh kenaikan HCO3- dapat
menyebabkan asidosis metabolic.

Lanjutan. . . .

Pada kondisi tertentu, jika HCO3- meningkat dari 24 ke 34,

maka pH juga ikut meningkat dari 7,4 ke 7,55. Sebaliknya


jika HCO3- menurun 24 ke 14 maka pH turun dari 7,4 ke 7,25.

Peranan Paru dan Ginjal dalam


Keseimbangan Asam Basa
1. Pengaturan Keseimbangan Asam Basa oleh Paru
Peranan sistem respirasi dalam keseimbangan
asam basa adalah mempertahankan agar PCO2
selalu konstan walaupun terdapat perubahan
kadar CO2 akibat proses metabolisme tubuh.

Keseimbangan asam basa respirasi bergantung pada


keseimbangan produksi dan ekskresi CO2 dalam darah,
yang dikombinasikan dengan H2O untuk membentuk
H2CO3-.
Jumlah CO2 yang berada di dalam darah bergantung

pada metabolik rate sedangkan proses ekskresi


bergantung pada fungsi paru.

Kelainan ventilasi dan perfusi paru pada dasarnya akan


mengakibatkan ketidakseimbangan rasio ventilasi
perfusi. Ketidakseimbangan rasio ventilasi perfusi paru

pada akhirnya dapat menyebabkan hipoksia maupun


retensi CO2 sehingga terjadi gangguan keseimbangan
asam basa. Kontrol sistem ventilasi tergantung pada dua

stimulus utama yaitu peningkatan PCO2 arteri dan


penurunan PO2 arteri. Terdapat dua reseptor yang
mengatur fungsi ventilasi, yaitu:

2. Pengaturan Keseimbangan Asam Basa oleh Ginjal

Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan


mengekskresikan urin yang asam atau basa. Pengeluaran
urin asam akan mengurangi jumlah asam dalam cairan
ekstrasel, sedangkan pengeluaran urin basa berarti
menghilangkan basa dari cairan ekstrasel.

Sejumlah besar HCO difiltrasi secara terus menerus ke


dalam tubulus, dan bila HCO- ini diekskresikan kedalam
urin, keadaan ini menghilangkan basa dari darah.
Sejumlah besar H juga disekresikan kedalam lumen
tubulus oleh sel epitel tubulus sehingga menghilangkan
asam dari darah. Bila lebih banyak H yang disekresikan
daripada HCO yang difiltrasi, akan terjadi kehilangan
asam dari cairan ekstrasel. Sebaliknya apabila lebih
banya HCO yang difiltrasi daripada H yang
disekresikan, akan terjadi kehilangan basa.

Faktor yang Menentukan pH


Darah
1. Penyangga Kimia
2. Sistem Respirasi
3. Sistem Renal

1. Penyangga Kimia
a. Penyangga Karbonat
Berasal dari campuran asam karbonat
(H2CO3) dengan basa konjugasi bikarbonat
dengan reaksi berikut ini :
(HCO3). H2CO3(aq) HCO3(aq) + H+ (aq)
Penyangga karbonat berperan penting dalam
mengontrol pH darah

Contohnya :
1. Pelari maraton -> mengalami metabolisme yang
tinggi -> meningkatkan produksi ion bikarbonat ->
dapat mengalami kondisi asidosis (penurunan pH
darah)-> dapat mengakibatkan penyakit jantung,
ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare.
2. Pendaki gunung tanpa oksigen tambahan -> kadar
oksigen yang didapat sedikit -> para pendaki
bernafas lebih cepat -> gas karbondioksida yang
dilepas terlalu banyak -> dapat menderita alkalosis
(peningkatan pH darah) -> mengakibatkan
hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadangkadang karena cemas dan histeris).

b. Penyangga Hemoglobin
Hemoglobin pada darah dapat mengikat O2
yang selanjutnya dibawa ke seluruh sel
tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan
penyangga oksi hemoglobin adalah:
HHb + O2 (g)
HbO2- + H+
Keberadaan O2 bersifat basa pada reaksi di
atas dapat mempengaruhi konsentrasi ion H+,
sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya.
Hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat
mengikat H+ dan membentuk asam
hemoglobin. Sehingga ion H+ yang dilepaskan
pada peruraian H2CO3 merupakan asam yang
diproduksi oleh CO2 yang terlarut dalam air
saat metabolisme.

c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga
fosfat sangat penting dalam mengatur pH
darah. Penyangga ini berasal dari campuran
dihidrogen fosfat (H2PO4-) dengan
monohidrogen fosfat (HPO32-).
H2PO4-(aq) + H+ (aq) H2PO4 (aq)
H2PO4-(aq) + OH- (aq) HPO42- (aq) + H2O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH
darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya sedikit
jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan
penyangga urin.

2. Sistem Respirasi
Paru-paru mengatur karbon dioksida (CO2)
dalam darah, yang dikombinasikan dengan H2O
untuk membentuk H2CO3-. Kemoreseptor pada
otak mendeteksi pergantian pH dan mengatur
laju dan kedalaman respirasi untuk mengatur
level CO2. Pernafasan yang lebih dalam akan
mengeliminasi CO2 dari paru-paru, dan lebih
sedikit H2CO3 yang terbentuk sehingga pH naik.
Sebaliknya, dengan pernapasan yang lebih
dangkal akan mengurangi eksresi CO2, sehingga
pH akan turun.

3. Sistem Renal
Sistem renal menjaga keseimbangan asam-basa
dengan cara mengabsorbsi atau mengeksresikan asam
dan basa. Selain itu, ginjal juga dapat memproduksi
HCO3- untuk mengaatasi persediaan yang rendah. Level
HCO3- yang normal yaitu 22 hingga 26 mEq/L. Ketika
darah menjadi asam, ginjal akan mereabsorbsi HCO3dan mengeksresikan H+. Saat darah menjadi alkali
(basa), ginjal akan mengeksresikan HCO3- dan menahan
H+. Tidak seperti paru-paru, ginjal dapat memberikan
efek hingga 24 jam sebelum kembali ke pH yang
normal.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai