Anda di halaman 1dari 3

DITA ERWINDA

NIM 2211166182

TUGAS IDK

1. Jelaskan skema di atas dalam bentuk narasi


Asidosis metabolik merupakan keasaman darah yang berlebihan dengan pH kurang
dari batas normal atau kurang dari 7,35 ditandai dengan penurunan konsentrasi serum
bikarbonat (HCO3) dalam darah. Kadar ion HCO 3 - normal adalah 24 mEq/L . Bila
peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan menjadi asam.
Seiring dengan penurunan pH darah, pernapasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbondioksida. Dalam keadaan ini, PCO2 mengalami penurunan
dari batas normal dikarenakan CO2 tidak dapat mengalir dengan baik keluar dari
tubuh.
Setiap kondisi yang menurunkan ventilasi dapat meningkatkan konsentrasi CO 2 dan
berdampak adanya peningkatan asam karbonat. Kondisi ini disebut asidosis
respiratorik. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan pH menurun, PCO 2
meningkat, HCO3- normal tetapi kemudian meningkat karena kompensasi.
Kompensasi yang dilakukan oleh tubuh adalah produksi bikarbonat oleh ginjal
meningkat, eksresi ion hidrogen ke urine meningkat.
Alkalosis metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat atau HCO3- lebih dari 24 mM. Alkalosis metabolik terjadi
jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan
sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam
lambung disedot dengan selang lambung. Hasil pemeriksaan laboratorium akan
menunjukkan pH meningkat, PCO2 normal tetapi mulai naik, HCO3- meningkat. Pada
pasien akan terjadi depresi pernapasan yang bertujuan untuk menahan CO 2, sehingga
dapat dikombinai dengan ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat. Oleh sebab
itu, pada klien yang mengalami alkalosis metabolik diupayakan untuk menggunakan
masker rebreathing agar CO2 dapat dihirup kembali.
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida
dalam darah menjadi rendah atau PCO 2 kurang dari batas normal (40 mm Hg).
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu
banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Jika
keadaannya memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
Penggunaan ventilasi mekanik yang tidak bijaksana dapat menyebabkan eksresi
karbondioksida yang demikian cepat sehingga ginjal tidak mampu untuk
mengeliminasi kelebihan biokarbonat dengan cukup cepat untuk mencegah alkalosis
dan kejang.

2. Sistem buffer tubuh manusia

Buffer merupakan zat yang mampu mempertahankan pH ketika ditambah asam


maupun basa. Buffer dalam tubuh manusia adalah darah. Jika darah tidak memiliki
buffer, tubuh kita akan mengalami asidosis ketika minum jus jeruk yang kecut. Buffer
dalam darah adalah jenis buffer yang terdiri dari asam lemah dan garamya. Asam
lemah nya yakni asam Karbonat H2CO3 ( dan garamnya adalah HCO3-. Buffer
tersebut dapat mempertahankan pH darah 7,35-7,45 dengan reaksi:

H2CO3+OH- → HCO3- + H2OHCO3- + H+ → H2CO3

Saat zat asam masuk dalam tubuh, yang menetralisir adalah asam lemah (asam
karbonat). Asam karbonat akan bereaksi dengan asam yang masuk kedalam tubuh.
Hasil dari reaksi tersebut adalah membuat keadaan kembali netral dan menghasilkan
hasil reaksi berupa garam yang banyak dan akan disimpan lalu dibuang jika
berlebihan melalui urin. Ketika kita banyak makan atau minum yang asam, maka kita
akan banyak menghasilkan urin. Karena adanya reaksi untuk menetralkan asam,
jumlah asam karbonat akan sehingga kita perlu memperolehnya dari pernapasan CO2.

Jika basa yang masuk, garamnya bertugas untuk menetralisir. Garam akan bereaksi
dan menghadapi basa, ketika basa masuk. Hasil dari keadaa ini adalah keadaan
kembali netral dan menghasilkan hasil berupa asam karbonat yang banyak dan akan
disimpan lalu dibuang jika berlebihan melalui napas. Jadi ketika makan dan minum
yang mengandung basa, kita akan banyak menghasilkan CO2.

Fungsi Larutan Penyangga dalam tubuh manusia:

Agar enzim dapat bekerja secara optimal, diperlukan larautan penyangga agar
lingkungan reaksi memiliki pH yang relative tetap. Cairan tubuh baik cairan intra sel
dan cairan ekstra sel memerlukan sistem penyangga untuk mempertahankan harga pH
cairan tersebut. Sistem penyangga esktra sel yang penting adalah penyangga karbonat
(H2CO3/HCO3-) yang berperan dalam menjaga pH darah, dan sistem penyangga fosfat
(H2PO4-/HPO42-) yang menjaga pH cairan intra sel.

a. Penyangga karbonat
Berasal dari campuran asam karbonat (H2CO3) dengan basa konjugasi bikarbonat
(HCO3)
H2CO3 → HCO3 + H
Penyangga karbonat berperan dalam mengontrol pH darah.
b. Penyangga hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya
dibawa ke seluruh sel tubuh. Keberadaan oksigen pada reaksi dapat memengaruhi
konsentrasi ion H +,sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya.
c. Penyangga fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur
pH
darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat dengan
monohidrogen fosfat. Email gigi yang rusak dapat menyebabkan kuman masuk ke
dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur
mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam yang
terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan

Anda mungkin juga menyukai