Anda di halaman 1dari 8

Keseimbangan Asam Basa

Asam merupakan senyawa yang mengandung atom hidrogen, tetapi tidak semua
senyawa yang memiliki atom hidrogen dapat disebut asam, disebut asam bila senyawa itu
dapat membebaskan ion H+ di dalam suatu larutan. Sedangkan yang disebut basa adalah
senyawa yang dapat mengikat ion H + bebas . Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia
yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.
Hasil metabolisme tubuh menghasilkan 4 macam asam, yaitu asam volatile, asam
fixed (non volatil), asam anorganik dan asam organic.

Asam volatile adalah asam yang dapat menguap dan dikeluarkan melalui paruparu, contohnya adalah asam karbonat (H2CO3). Asam fixed (non volatile) adalah
asam yang tidak dapat menguap. Asam ini tidak dapat dikeluarkan oleh paru
sehingga selalu berada di dalam larutan sampai dieliminasi oleh ginjal. Contohcontoh asam fixed dari metabolisme adalah asam sulfat, asam fosfat, asam laktat

dan benda keton.


Asam organik adalah asam yang mengandung satu atau lebih gugus karboksil (COOH). Asam organik hasil metabolisme anaerob antara lain adalah asam asetat,
asam piruvat, asam laktat, dan asam lemak. Asam anorganik di dalam tubuh antara
lain asam karbonat dan asam sulfat.

Keseimbangan asam basa berkaitan dengan konsentrasi ion H+ di dalam cairan tubuh.
Sumber ion H+ yang ada di dalam tubuh manusia dapat berasal dari:
1. Formasi asam karbon, yaitu hasil penguraian

H2CO3

menjadi H+ dan HCO3-.

Oksidasi dari nutrisi yang kita dapatkan dari makanan didapatkan energi, H 2O dan
CO2. Dari hasil ini oleh enzim karbon anhydrase terjadi pembentukan H2CO3 dari
molekul H2O dan CO2. Reaksi ini dapat berlangsung reversibel, karena itu dapat di
lanjutkan di bagian lainnya.
2. Asam anorganik yang dibentuk selama pemecahan nutrisi. Di dalam daging yang
mengandung protein mengandung sulfur dan fosfor, dan ketika nutrisi dari daging ini

dipecah di dalam tubuh akan dihasilkan asam fosfat dan asam sulfur, asam asam ini
akan berdisosiasi melepaskan ion H+ ke dalam cairan tubuh.
3. Asam organik yang dihasilkan pada saat proses metabolisme yang akan berdisosiasi
menghasilkan ion H+.
Ion hidrogen berperan dalam :

Pompa proton mitokondria

Reaksi biokimia

Sistem enzim

Aktivitas hormon

Mempengaruhi konsentrasi elektrolit, dan

Daya angkut oksigen oleh Hb.

pH adalah satuan dari derajat keasaman. Pada keadaan netral, pH nya adalah 7,0,
sedangkan untuk keadaan basa ( alkali), pH nya lebih dari 7,0 , sedangkan ketika keadaan
asam, pH nya akan lebih rendah dari 7,0. Pada sistem peredaran darah di tubuh manusia, pH
normal seseorang berkisar 7,35-7,45. Suatu asam kuat akan memiliki pH yang sangat rendah
( hampir 1,0 ) sedangkan suatu basa kuat akan memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0).
Apabila terlalu banyak ion hidrogen di dalam cairan tubuh maka akan menyebabkan
penurunan pH. Hal ini dapat menimbulkan :

Perubahan stabilitas membrane


Merubah struktur protein
Gangguan susunan saraf pusat
Kelainan fungsi pernafasan
Kelainan fungsi jantung
Merusak sistem pembekuan darah
Kelainan metabolisme obat

Apabila terjadi perubahan nilai pH, walaupun perubahan yang sangat kecil, dapat
memberikan efek yang sangat serius terhadap organ manusia. Maka sistem pertahanan pH

tubuh berupaya mempertahankan pH tubuh supaya kembali ke kondisi normal.


Pengaturannya adalah dengan :

Pertama, upaya jangka pendek dengan sistem buffer kimia


Kemudian ditunjang dengan pengaturan jangka panjang melalui mekanisme respirasi
dan ginjal.
Secara lebih rinci, 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam basa

darah dalam tubuh, yaitu :


1. Apabila seseorang kelebihan asam, maka ginjal akan membuang sebagian besar asam
tersebut, dalam bentuk amonia. Hal ini karena ginjal memiliki kemampuan untuk
mengatur jumlah asam ataupun basa yang dibuang ( berlangsung selama beberapa
hari ).
2. Ketika di dalam darah terjadi perubahan pH secara tiba-tiba, maka tubuh akan
menggunakan penyangga pH 9 (buffer ) dalam darah sebagai pelindung yaitu untuk
meminimalkan perubahan pH suatu larutan. Bikarbonat merupakan penyangga PH
yang paling penting dalam darah. Bikarbonat merupakan suatu komponen basa yang
berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida ( suatu komponen asam ).
Ketika tubuh dalam keadaan suatu asam lebih banyak yang masuk ke dalam aliran
darah, maka

akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit

karbondioksida. Tetapi, jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah,
maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
Ada 4 sistem buffer kimia dalam tubuh kita yaitu:
-

Sistem buffer bikarbonat, merupakan buffer ekstraseluler utama dan


bertanggung jawab mmepertahankan pH darah, karbondioksida yang terbentuk
selama respirasi sel akan larut dalam air/ plasma untuk membentuk asam
karbonat yang akan berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat. Ion
bikarbonat ini yang akn menjadi akseptor ion hidrogen. Sistem bikarbonat
menyangga 90% ion hidrogen dalam darah dan sangat penting karena jumlah
karbondioksida dan ion bikarbonat juga dapat diatur oleh paru-paru dan ginjal.
Jumlah ion bikarbonat yang tersedia untuk buffer disebut cadangan alkali.

Sistem buffer fosfat. Buffer fosfat terutama mempertahankan pH fluida


intraselular dan tubulus ginjal, sehingga tidak akan mempertahankan pH darah
namun merupakan buffer yang sangat penting bagi urin.

Sistem buffer protein. Sistem buffer yang paling banyak terdapat dalam cairan
tubuh termasuk intraselular dan protein plasma. Proten merupakan sistem
buffer yang baik karena mengandung asam dan basa yang dapat memberi dan
menerima ion H+. Protein Haemoglobin mempunyai dua fungsi khusus yaitu,
mentransfer oksigen ke jaringan dan menjaga ion hidrogen yang transit dari
paru paru.

Sistem buffer haemoglobin, H+ berasal dari metabolisme dengan menghasilkan


CO2 dalam perjalanan melewati jaringan dan paru paru. Dengan terus menerus
CO2 berdifusi dari jaringan yang memproduksinya ke dalam darah, yang
nantinya akan membentuk H2CO3, yang akan berdisosiasi menjadi H+ dan
HCO3-. Dengan pengaturan kapasitas sistem buffer, pembuluh darah vena
sedikit lebih asam dari pada pembuluh darah arteri. Di dalam paru-paru,
reaksinya berlawanan dan CO2 yang dihasilkan akan dikeluarkan.

3. Karbondioksida merupakan hasil tambahan yang penting dari metabolisme oksigen


dan akan terus menerus dihasilkan oleh sel. Darah akan membawa karbondioksida
tersebut ke paru-paru seseorang, yang selanjutnya oleh paru-paru tersebut akan
dikeluarkan/ dihembuskan. Pada pusat pernafasan yang terdapat di otak manusia,
akan

mengatur jumlah karbondioksida yang akan

mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan.

dihembuskan dengan cara


Jika pernafasan seseorang

meningkat, maka kadar karbondioksida dalam darah akan ikut menurun dan darah
menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat
dan darah akan menjadi lebih asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman
pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit
demi menit.
Apabila terjadi kelainan pada suatu mekanisme pengendalian pH, maka akan
menyebabkan Adanya kelainan pada satu keseimbangan asam basa, yaitu : asidosis dan
alkalosis. Asidosis adalah suatu keadaan dimana pada saat darah terlalu banyak mengandung
asam atau terlalu sedikit mengandung basa, dan hal ini sering menyebabkan menurunnya pH

darah. Alkalosis adalah suatu keadaan dimana pada saat darah terlalu banyak mengandung
basa atau terlalu sedikit mengandung asam, terkadang akan menyebabkan meningkatnya pH
darah. Asidosis dan alkalosis bukanlah merupakan suatu penyakit tetapi dapat lebih
dikatakan sebagai akibat dari sejumlah penyakit. Ketika mendiagnosis suatu penyakit,
terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah
metabolisme yang serius.
Asidosis dan alkalosis dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu metabolik dan
respiratorik. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan
dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau
alkalosis respiratorik dapat disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.
Asidosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa , atau ketika
keadaan keasaman darah yang berlebih karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga
menyebabkan

kadar

karbondioksida

dalam

darah

menjadi

rendah

karena

penumpukan karbondioksida dalam darah, yang merupakan akibat dari fungsi paru-paru yang
buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernapasan akan
mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Pada keadaan normal dan terkumpul
karbondioksida, maka pH darah akan turun dan darah menjadi asam. Apabila kadar
karbondioksida dalam darah meningkat, maka merangsang otak yang mengatur pernapasan,
sehingga pernapasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam. Asidosis respiratorik ini dapat
terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.
Beberapa contoh penyakit penyakit yang dapat terjadi yang diakibatkan oleh
asidosis respiratorik, yaitu :
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.
Asidosis respiratorik ini juga dapat terjadi apabila penyakit-penyakit dari saraf atau
otot dada yang akan menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernapasan. Seseorang
yang merupakan penggguna narkotika dan obat tidur yang kuat (yang menekan pernafasan),
maka dapat mengalami asidosis respiratorik.

Asidosis Metabolik adalah keadaan dimana keasaman dalam darah yang berlebih,
yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila terjadi peningkatan
keasaman yang melampaui sistem penyangga pH, maka darah akan benar-benar menjadi
asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, maka pernapasan akan menjadi lebih dalam dan
lebih cepat , yaitu sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah
dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida dalam darah. Pada akhirnya, ginjal juga
akan berusaha untuk mengkompensasi keadaan tersebut, dengan cara mengeluarkan lebih
banyak asam dalam air kemih. Apabila tubuh terus-menerus menghasilkan terlalu banyak
asam dan terlalu melampaui batas , maka seseorang akan mengalami asidosi berat dan
berakhir dengan keadaan koma.
Penyebab terjadinya asidosis metabolik dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok
utama, yaitu :
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu
bahan yang diubah menjadi asam. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat
anti beku (etilen glikol). Ketika seseorang mengalami overdosis aspirin, juga dapat
menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh
seseorang akan menghasilkan asam yang berlebihan, biasanya ini merupakan suatu
akibat dari beberapa penyakit, sebagai contonya adalah diabetes melitus tipe I.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, maka tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan ini

juga dapat

ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme
gula.
3. Asidosis metabolik dapat pula terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa
menyebabkan asidosis apabila ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi
ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular
acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan
yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Secara singkat, penyebab utama dari asidosis metabolik yaitu :

Gagal ginjal
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
Ketoasidosis diabetikum
Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,
asetazolamid atau amonium klorida
Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena
diare, ileostomi atau kolostomi.
Alkalosis Respiratorik adalah keadaan dimana
pernapasan

yang

cenderung

cepat

dan

dalam.

pH darah menjadi basa karena


Hal

ini

dapat

menyebabkan

kadar karbondioksida di dalam darah menjadi rendah.


Penyebab dari alkalosis respiratorik yaitu pernapasan yang cepat dan dalam
disebut hiperventilasi. Hiperventilasi menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida
yang dikeluarkan dari aliran darah. Kecemasan dapat menyebabkan terjadinya hiperventilasi.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.
Salah satu cara pengobatan alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh kecemasan
adalah dengan memperlambat pernapasan. Jika penyebab alkalosis jenis ini adalah rasa nyeri,
maka pengobatan yang terbaik adalah pemberian obat pereda rasa nyeri.
Selain itu, pengobatan lainnya yaitu dengan membantu meningkatkan kadar CO2.
Peningkatan kadar CO2 dapat dilakukan dengan cara penderita menghembuskan napasnya
dalam kantung kertas (bukan plastik), kemudian menghirup kembali CO2 yang
dihembuskannya.

Selain pengobatan-pengobatan diatas, pengobatan selanjutnya yaitu penderita dapat


menahan napasnya selama mungkin, kemudian menarik napas cepat (dangkal) dan menahan
kembali napasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berturut-turut selama 6-10 kali.
Jika kadar karbondioksida dalam darah meningkat, pH darah akan kembali menjadi
normal, dan gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita
dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
Alkalosis Metabolik adalah keadaan dimana darah dalam keadaan basa (pH darah
meningkat) karena tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis metabolik dapat terjadi jika tubuh
kehilangan terlalu banyak asam. Misalnya, asam lambung berkurang yang dikarenakan
muntah berkepanjangan atau bila asam lambung disedot setelah pembedahan perut. Dalam
kasus yang sangat jarang, alkalosis metabolik dapat juga terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium
dalam jumlah yang banyak. Karena kehilangan Na dan K dalam jumlah tertentu dapat
mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa dalam
darah.
Maka dapat disimpulkan bahwa, penyebab utama akalosis metabolik antara lain:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).

Anda mungkin juga menyukai