Anda di halaman 1dari 19

Keseimbangan Asam

dan Basa
KELOMPOK 3
AJI MUHAMMAD
R. BERTHA JHON
AMALIA LAURA AMELIA
ASIEN RIAN DANI
ANDERSON SAVIRA HESTI W.
AYU TRIPUSPITA
ASAM
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut sebagai
donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain (disebut
sebagai akseptor proton). Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa yang
dapat menerima proton yang dilepaskan.

Contoh asam adalah asam hidroklorida (HCL), yang berionasi dalam air membentuk ion-
ion hidrogen (H+) dan ion klorida (CL-) demikian juga, asam karbonat (H2CO3) berionisasi
dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat (HCO3-)

Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan sejumlah
besar ion H+ dalam larutan, contohnya adalah HCL. Asam lemah mempunyai lebih sedikit
kecenderungan untuk mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat
melepaskan H+, contohnya adalah H2CO3
BASA
 Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen.
Sebagai contoh, ion bikarbonat (HCO3-), adalah suatu basa
karena dia dapat bergabung dengan satu ion hidrogen untuk
membentuk asam karbonat (H2CO3).1 Protein- protein
dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa
asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir
negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin
dalam sel darah merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang
lain merupakan basa-basa tubuh yang paling penting
 Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan
H+. Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan.
Contoh yang khas adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk
membentuk air (H2O). Basa lemah yang khas adalah HCO3- karena
HCO3- berikatan dengan H+ secara jauh lebih lemah daripada OH-.1
Kebanyakan asam dan basa dalam cairan ekstraseluler yang
berhubungan dengan pengaturan asam basa normal adalah asam dan
basa lemah.
Keseimbangan Asam dan Basa
Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen
yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh
sel.3 Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular
umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada
tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang sangat rendah meskipun produksi
akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata
konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4

pH adalah derajat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Larutan asam memiliki
pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral
memiliki pH 7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau
dengan pH meter
Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui
terlebih dahulu adalah :
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH
> 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai
komponen asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai
normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau
berkurangnya jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau
berkurangnya jumlah komponen asam
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEIMBANGAN ASAM dan BASA
1. Sistem Buffer
Sistem buffer merupakan suatu larutan yang terbentuk dari hasil pencampuran asam lemah
atau basa lemah dengab garamnya, kapasitas buffer ini juga menyatakan kemampuan
maksimum sistem buffer untuk mempertahankan pH karena fungsi sistem buffer ini adalah
bagian dari mekanisme homeostatis tubuh untuk menjaga pH

2. Sistem pada ginjal


Ginjal dapat mengontrol keseimbangan pada asam basa dengan cara mengeluarkan urin
yang asam atau yang basa. Pengeluaran asam urin asam ini akan mengurangi jumlah asam
dalam cairan ekstraseluler sedangkan pengeluaran urin basa berarti dapat menghilangkan
basa dari cairan ekstraseluler, Adapun keseluruhan mekanisme urin asam basa oleh ginjal
sbb; Sejumlah besar ion bikarbonat disaring secara terus menerus kedalam tubuh dan bila ion
bikarbonat dieksresikan kedalam urin , Keadaan ini dapat dapat menghilangkan basa dari
darah.
3. Sistem pada paru-paru
Paru-paru, dibawah kendali medula otak, mengendalikan karbondioksida, dan
karena itu juga mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan ekstraseluler.
Paru-paru melakukan hal ini dengan menyesuaikan ventilasi sebagai respons
terhadap jumlah karbon dioksida dalam darah. Kenaikan dari tekanan parsial
karbondioksida dalam darah arteri (PaCO2) merupakan stimulan yang kuat untuk
respirasi. tekanan parsial karbondioksida dalam darah arteri (PaCO2) juga
mempengaruhi respirasi. Meskipun demikian, efeknya tidak sejelas efek yang
dihasilkan oleh PaCO2.

Pada keadaan asidosis metabolik, frekuensi pernapasan meningkat sehingga


menyebabkan eliminasi karbon dioksida yang lebih besar (untuk mengurangi
kelebihan asam). Pada keadaan alkalosis metabolik, frekuensi pernapasan
diturunkan, dan menyebabkan penahanan karbondioksida (untuk meningkatkan
beban asam).
Transport O2 dalam darah
● O2 tidak larut dalam darah sehingga membutuhkan protein Haemoglobin
(Hb)
● Dikat oleh Hb -> HbOz -> reversible
● Derajat pengikatan ditentukan oleh p02 disekitar Hb
● Afinitas Hb thd O2 berkurang oleh karena:
1. Peningkatan [H+]
2. Peningkatan pCO2 (efek Bohr)
3. Peningkatan suhu
4. Peningkatan [2,3 bifosfogliserat eritrosit]
Transport CO2 dalam darah

● 10% larut dalam plasma


● 20% berikatan dengan gugus amino terminal residu valin pada molekul globin
dari Hb (ikatan carbamino)
● 70% dalam garam HCO;
● Efek Haldane: oksigenasi Hb di paru-paru meningkatkan pelepasan COz,
deoksigenasi Hb di jaringan perifer meningkatkan pengambilan COz
● Chloride Shift: gerakan CI- untuk mengimbangi
● HCO; antara eritrosit dan plasma
Gangguan Darah dan Sistem Oksigen dalam
Tubuh
Hemoglobin merupakan suatu molekul penting pada tubuh yang digunakan
sebagai alat transportasi oksigen ke seluruh tubuh. Tanpa adanya
hemoglobin,maka oksigen yang berada pada paru-paru tidak akan dapat di
transportasikan dan akan mengakibatkan kurang atau tidak terpenuhinya kadar
oksigen pada tiap sel tubuh dan otak.

Pada penjelasan tersebut dapat kita rangkaikan jika darah mengalami gangguan
dapat mempengaruhi kinerja jantung dan pembuluh darah yang akan menyebabkan
komplikasi serius. Mengapa demikian karena pada sistem peredaran darah akan
saja bisa mengalami gangguan apabila sirkulasi darah terhambat.
Pengaturan Keseimbangan Asam dan Basa oleh
Ginjal
Keseluruhan mekanisme ekskresi urin asam atau basa oleh ginjal adalah sebagai sebagai
berikut :

• Sejumlah besar ion bikarbonat disaring secara terus menerus ke dalam tubulus, dan
bila ion bikarbonat diekskresikan ke dalam urin, keadaan ini menghilangkan basa dari
darah. Sebaliknya, sejumlah besar ion hidrogen juga disekresikan ke dalam lumen
tubulus ole sel-sel epitel tubulus, jadi menghilangkan asam dari darah.

• Apabila lebih banyak ion hidrogen yang disekresikan daripada ion bikarbonat yang
disaring akan terdapat kehilangan asam dari cairan ekstraseluler. Sebaliknya, bila lebih
banyak bikarbonat yang disaring daripada hidrogen yang diekskresikan, akan terdapat
kehilangan basa.
Pengaturan keseimbangan konsentrasi ion hidrogen ini
dilakukan ginjal melalui tiga mekanisme dasar, yaitu: 2

1. Sekresi ion-ion hidrogen


2. Reabsorbsi ion-ion bikarbonat yang disaring
3. Produksi ion-ion bikarbonat yang baru
ASIDOSIS
Asidosis adalah kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi.
Normalnya pH darah di dalam darah sekitar 7,4. Asidosis terjadi saat pH darah
kurang dari 7,35 (asam). Akibatnya, kadar asam dalam tubuh menjadi sangat tinggi.
Kondisi tersebut bisa terjadi akibat:

• Produksi asam yang berlebihan


• Pengeluaran asam yang terganggu
• Proses keseimbangan asam-basa di dalam tubuh yang tidak normal

Ketiga kondisi tersebut bisa disebabkan oleh gangguan metabolisme asam di tubuh
(asidodis metabolik), atau gangguan pada proses pertukaran oksigen dan karbon
dioksida (asidosis respiratorik)
1. Asidosis metabolik

Asidosis metabolik terjadi ketika produksi asam dalam tubuh terlalu


berlebihan atau saat ginjal tidak mampu mengeluarkan asam dari dalam
tubuh. Ada beberapa jenis asidosis yang termasuk asidosis metabolik,
yaitu:

• Asidosis diabetik
• Asidosis laktat
• Asidosis hiperkloremik
• Asidosis tubulus renalis
2. Asidosis respiratorik

Asidosis respiratorik juga meningkatkan kadar asam di dalam tubuh,


tetapi dengan mekanisme yang berbeda. Kondisi ini terjadi ketika kadar
karbon dioksida di dalam darah meningkat akibat adanya masalah di
sistem pernapasan, seperti:

• Gangguan pernapasan
• Gangguan di jaringan paru
• Gangguan di tulang dada yang bisa memengaruhi pernapasan
• Gangguan sistem saraf yang memengaruhi proses pernapasan
ALKALOSIS

Alkalosis adalah kondisi ketika darah mengandung terlalu banyak basa atau
alkali akibat penurunan kadar asam dalam tubuh. Penyebabnya bisa karena
menurunnya kadar karbondioksida, elektrolit klorida, atau kalium. Nilai pH
yang lebih besar dari normal menunjukkan kandungan basa dalam tubuh lebih
banyak.

Penyebab Alkalosis
Keseimbangan kadar asam-basa dalam tubuh diatur oleh paru-paru, ginjal, dan
sistem penyangga kimia dalam tubuh. Saat terjadi gangguan keseimbangan
asam dan basa, maka banyak fungsi organ yang terganggu.
Berdasarkan penyebabnya, alkalosis terbagi menjadi
dua, yaitu:
1. Alkalosis metabolik
Alkalosis metabolik terjadi bila tubuh kekurangan banyak zat asam, atau malah kelebihan zat basa. Kondisi
ini dapat disebabkan oleh:

• Muntah yang berlebihan dan berkepanjangan hingga tubuh kehilangan elektrolit


• Keluarnya asam lambung dari selang lambung
• Konsumsi obat tertentu secara berlebihan

2. Alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik terjadi bila aliran darah tidak mengandung cukup karbondioksida. Sejumlah kondisi
yang bisa menyebabkan alkalosis respiratorik adalah:
• Mengalami demam tinggi
• Menderita penyakit liver
• Berada di tempat yang tinggi
• Bernapas terlalu cepat
Thanks For Your
Attention

QnA...??

Anda mungkin juga menyukai