Anda di halaman 1dari 49

KESEIMBANGAN

ASAM BASA

Oleh
Sumarman
2/5/2020 1
Latar belakang
• Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan
bersifat netral.Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga
dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu
larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama
menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan
dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna
merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam
larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan
dengan mengukur pH-nya.pHmerupakan suatu parameter yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang
dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki
pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH
meter.
2/5/2020 2
A. Pengertian
• Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom
hidrogen.Molekul yang mengandung atom – atom hidrogen yang dapat
melepaskan ion hidrogen dalam larutan dikenal sebagai asam.
• contoh Asam adalah asam hidroklorida ( HCL ), yang berionasi dalam air
membentuk ion- ion hidrogen ( H+ ) dan ion klorida ( CL- ) demikian juga, asam
karbonat ( H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat
( HCO3-).
• Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh,
ion bikarbonat ( HCO3-), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan
satu ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat ( H2CO3). Demikian juga (
HPO4) adalah suatu basa karena dia dapat menerima satu ion hidrogen untuk
membentuk ( H2PO4 ). Protein- protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai
basa karena beberapa asam amino yang membangun protein dengan muatan
akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel
darah merah dan protein dalam sel-se tubuh yang lain merupakan basa-basa
tubuh yang paling penting.
2/5/2020 3
next
• Istilah “ basa “ sering digunakan secara sinonim dengan “ alkali”. Alkali adalah
suatu molekul yang terbentuk dari kombinasi satu atau lebih logam alkali –
natrium, kalium, litium, dan seterusnya dengan ion yang sangat mendasar
seperti ion Hidroksil ( OH- ). Bagian dasar dari molekul-molekul ini bereaksi
secara tepat dengan ion-ion hidrogen untuk menghilangkanya dari larutan dan
oleh karena itu, merupakan basa-basa yang khas untuk alasan yang serupa,
istilah “ alkolis ” merujuk pada kelebihan pengeluaran ion-ion hidrogen dari
cairan tubuh, sebaliknya penambahan ion-ion hidrogen yang berlebihan
dikenal sebagai “asidosis “

2/5/2020 4
next
• Asam dan basa yang kuat dan lemah
• Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama
melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan. Contohnya adalah HCL.Asam
lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk mendisosiasikan ion-
ionnya dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H+. Contohnya H2CO3.
• Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+.Oleh
karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas
adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air ( H2O ). Basa lemah
yang khas adalah HCO3- karena HCO3- berikatan dengan H+ secara jauh lebih
lemah daripada OH-.Kebanyakan asam dan basa dalam cairan ekstraseluler
yang berhubungan dengan pengaturan asam basa normal adalah asam dan
basa lemah.

2/5/2020 5
B. Keseimbangan asam basa
• Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga
7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar
proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
• Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ
yakni paru dan ginjal.Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal
berperan dalam pelepasan asam.

2/5/2020 6
next
Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah:
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 dan alkalosis bila pH > 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai
komponen asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik.Nilai
normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga
sebagai komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau
berkurangnya jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau
berkurangnya jumlah komponen asam.

2/5/2020 7
C. Pengaturan keseimbgn asam
basa
• Pengaturan keseimbangan ion hidrogen dalam beberapa hal sama dengan
pengaturan ion-ion lain dalam tubuh. Sebagai contoh, untuk mencapai
homeostatis.Harus ada keseimbangan antara asupan atau produksi ion
hidrogen dan pembuangan ion hidrogen dari tubuh. Ginjal memainkan
peranan kunci dalam pengaturan2 ion .Mekanisme penyangga asam basa yang
melibatkan darah, sel-sel, dan paru-paru yang perlu untuk mempertahankan
konsentrasi ion hidrogen normal dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler.
• Berbagai mekanisme yang turut membantu mengatur konsentrasi ion
hidrogen, dengan penekanan khusus pada kontrol sekresi ion hidrogen ginjal
dan reabsorpsi, produksi, dan ekskresi ion – ion bikarbonat oleh ginjal, yaitu
salah satu komponen kunci sistem kontrol asam basa dalam berbagai cairan
tubuh.

2/5/2020 8
next
• Konsentrasi ion hidrogen dan pH cairan tubuh normal serta perubahan yang
terjadi pada asidosis dan alkaliosis.
• Konsentrasi ion hidrogen darah secara normal dipertahankan dalam batas
ketat suatu nilai normal sekitar 0,00004 mEq/liter ( 40 nEq/liter ). Variasi
normal hanya sekitar 3 sampai 5 mEq/liter, tetapi dalam kondisi yang ekstrim,
konsentrasi ion hidrogen yang bervariasi dari serendah 10 nEq/liter sampai
setinggi 160 nEq/liter tampa menyebabkan kematian.
• Karena konsentrasi ion hidrogen normalnya adalah rendah dan dalam jumlah
yang kecil ini tidak praktis, biasanya konsentrasi ion hidrogen disebutkan dalam
skala logaritma, dengan menggunakan satuan pH.pH berhubungan dengan
konsentrasi ion hidrogen.

2/5/2020 9
next
• pH normal darah arteri 7,4 , pH darah vena dan cairan interstetial sekitar 7,35
akibat jumlah ekstra karbondioksida ( CO2 ) yang dibebaskan dari jaringan
untuk membentuk H2CO3. Karena pH normal darah arteri 7,4 . Asidosis saat pH
turun dibawah nilai ini dan mengalami alkolisis saat pH meningkat diatas 7,4.
Batas rendah pH seseorang dapat hidup lebih dari beberapa jam adalah
sekitar 6,8 dan batas atas adalah sekitar 8,0.
• pH intraseluler sedikit lebih rendah daripada pH plasma karena metabolisme
sel menghasilkan asam, terutama H2CO3. Bergantung pada jenis sel, pH cairan
intraseluler diperkirakan berkisar antara 6,0 dan 7,4. Hipoksia jaringan dan
aliran darah yang buruk ke jaringan dapat menyebabkan pengumpulan asam
dan itu dapat menurunkan pH intraseluler.
• pH urin berkisar dari 4,5 sampai 8,0 bergantung pada status asam basa cairan
ekstraseluler.

2/5/2020 10
next
• Pengaturan
• Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrigen dalam cairan
tubuh untuk mencegah asidosis atau alkalosis adalah:
1. Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yg dg segera
bergabung dg asam atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion
hidrogen yang berlebihan.
2. Pusat pernapasan yang mengatur pembuangan CO2 dari cairan ekstraseluler.
3. Ginjal yang dapat mengekskresikan urin asam atau urin alakalin, sehingga
menyesuaikan kembali konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler menuju
normal

2/5/2020 11
next
• Selama asidosis dan alkalisis.
• Saat terjadi perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen ,sistem penyangga
cairan tubuh bekerja dalam waktu singkat untuk menimbulkan perubahan-
perubahan ini. Sistem penyangga tidak mengeliminasi ion-ion hidrogen dari
tubuh atau menambahnya kedalam tubuh tetapi hanya menjaga agar mereka
tetep terikat sampai keseimbangan tercapai kembali.
• Kemudian sistem pernafasan juga bekerja dalam beberapa menit untuk
mengeliminasi CO2 dan oleh karena itu H2CO3 dari tubuh. Kedua pengaturan
ini menjaga konsentrasi ion hidrogen dai perubahan yang terlalu banyak
sampai pengaturan yang ketiga bereaksi lebih lambat,Ginjal dapat
mengeliminasi kelebihan asam dan basa dari tubuh.
• Ginjal relatif lambat memberi respon,dibandingkan sistem penyangga dan
pernafasan, ginjal merupakan sistem pengaturan asam-basa yang paling kuat
selama beberapa jam sampai beberapa hari.

2/5/2020 12
next
• Tubuh menggunakan 3 mekanisme utk mengendalikan keseimbgn asam-basa
darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
ammonia Ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa
yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.

2/5/2020 13
next
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer).
• Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
• Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan
pH suatu larutan.Penyangga pH yang paliing penting dalam darah
menggunakan bikarbonat.Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam
kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih
banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih
banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa
yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak
karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.

2/5/2020 14
next
3. Pembuangan karbondioksida.
• Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan
terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke
paru-paru dan di paru paru karbondioksida tersebut dikeluarkan
(dihembuskan).
• Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan
dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan
meningkat, kadar karbon dioksidadarah menurun dan darah menjadi lebih
basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan
darah menjadi lebih asam.
• Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat
pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.

2/5/2020 15
next
• Sistem Penyangga Ion Hidrogen dalam Cairan Tubuh
• Penyangga adalah zat apapun yang secara terbalik dapat mengikat ion-ion
hidrogen,yang segera bergabung dg asam basa untuk mencegah perubahan konsentrasi
ion hidrogen yang berlebihan. Sistem ini bekerja sangat cepet dan menghasilkan efek
dalam hitungan detik. Ada 4 sistem dalam cairan tubuh yaitu:
1. Sistem penyangga bikarbonat
• Sistem penyangga bikarbonat terdiri dari larutan air yang mengandung dua zat:
• a. Asam lemah ( H2CO3 )
• b. Garam bikarboant ( NaHCO3 )
• H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO2dengan H2O :
• CO2 + H2O H2CO3
• Reaksi ini lambat, dan sangat sedikit jumlah H2CO3 yang dibentuk kecuali bila ada enzim
karbonik anhidrase. Enzim ini banyak sekali di dinding alveoli paru-paru, dimana CO2 (
oksigen ) dilepaskan, karbonik anhidrase juga ditemukan di sel-sel epitel tubulus ginjal,
dimana CO2 bereaksi dengan H2O untuk membentuk H2CO3.
2/5/2020 16
next
• H2CO3 berionasi seara lemah untuk membentuk sejumlah kecil H+ dan HCO3- :
• H2CO3 H+ + HCO3-
• Komponen dari kedua sistem, yaitu garam bikarbonat, terbentuk secara
dominan sebagai natrium bikarbonat ( NaHCO3 ) dalam cairan ekstraseluler.
• Oleh karena itu hasil akhinya adalah kecenderungan penurunan kadar CO2
dalam darah,tetapi penurunan CO2 dalam darah menghambat pernapasan dan
penurunan laju ekspirasi CO2 . Peningkatan HCO3- yang terjadi didala darah
dikompensasi oleh peningkatan ekskresi HCO3- ginjal.

2/5/2020 17
next
• Sistem penyangga bikarbonat merupakan penyangga ekstraselular yang paling
penting.Sistem alasan bikarbonat kuat karena dua alasan berikut :
1. pH cairan ekstraseluler sekitar 7,4 , sedangkan pK sistem penyangga
bikarbonat adalah 6,1 . Hal ini berarti bahwa terdapat sistem penyangga
bikarbonat dalam bentuk HCO3- sebanyak 20 kali lebih besar daripada bentuk
CO2 yang terlarut.Karena alasan inilah sistem tersebut bekerja pada bagian
kurva penyangganya buruk.
2. Konsentrasi kedua elemen bikkarbonat, yaitu CO2 dan HCO3- tdk besar (kecil).
• Sistem penyangga bikarbonat merupakan penyangga ekstraseluler yang paling
kuat dalam tubuh.Sifat berlawanan yang jelas ini terutama akibat kenyataan
bahwa kedua elemen sistem penyangga.HCO3- dan CO2 diatur oleh ginjal dan
paru-paru.pH cairan ekstraseluler dapat diatur dengan tepat oleh kecepatan
relatif dan penambahan HCO3- oleh ginjal dan kecepatan pemindahan CO2 oleh
paru-paru.

2/5/2020 18
next
2. Sistem penyangga fosfat
• Sistem penyangga fosfat bekerja mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa
kuat menjdi basa lemah. Natrium hidrogen fosfat ( Na2HPO4) adalah basa lemah dan
natrium dihidrogen fosfat ( Na H2PO4) adalah asam lemah
• HCl + Na2HPO4 ↔ NaH2PO4 + NaCl
• NaOH + NaH2PO4 ↔ Na2HPO4 + H2O
• Walaupun sistem penyangga fosfat tidak mempunyai manfaat yang besar sebagai
penyangga cairan ekstraseluler, sistem penyangga ini memainkan peranan penting
dalam penyangga cairan tubulus ginjal dan cairan intraseluler.
• Elemen utama dalam sistem penyangga fosfat adalah H2PO4- dan HPO4- , bila suatu
asam kuat seperti HCL ditambah kedalam campuran kedua zat ini, hidrogen diterima
oleh basa HPO4- dan dikonversikan menjadi H2PO4- :
• HCL+Na2HPO4 Na2HPO4 + NaCL
• Hasil dari reaksi ini adalah asam kuat, yaitu HCL, digantikan oleh sejumlah asam lemah
tambahan Na2HPO4 dan penurunan pH menjadi minimal.

2/5/2020 19
next
• Penyangga fosfat menpunyai peran yg sangat penting dlm cairan tubulus ginjal
• Alasannya :
1. Fosfat biasanya menjadi sangat pekat dalam bentuk tubulus, sehingga
meningkatkan tenaga penyangga sistem fosfat.
2. Cairan tubulus biasanya mempunyai pH yang lebih rendah daripada airan
ekstraseluler, menyebabkan jangkauan kerja penyangga lebih mendekati pH
sistem.
• Sistem penyangga fosfat juga penting dalam penyangga intraseluler karena
konsentrasi fosfat dalam cairan ini beberapa kali lebih besar daripada dalam
cairan ekstraseluler. Juga pH cairan intraseluler lebih rendah daripada pH
cairan ekstraseluler dan oleh karena itu biasanya lebih mendekati pK sistem
penyangga fosfat, dibandingkan dengan pK cairan ekstraseluler.

2/5/2020 20
next
3. Sistem protein
• Sistem protein Sistem penyangga terkuat dalam tubuh.Karena mengandung gugus
karboksil yang berfungsi sebagai asam dan gugus amino yang berfungsi sebagai
basa.Protein banyak diantara para penyangga yang paling kuat dalam tubuh karena
konsentrasinya yang tinggi, terutama didalam sel.
• pH sel, walaupun sedikit lebih rendah daripada ph dalam cairan ekstraseluler,
perubahannya kira-kira sesuai dengan perubahan pH cairan ekstraseluler. Akan tetapi
CO2 dapat dengan cepat berdifusi melalui semua membran sel. Difusi elemen sistem
penyangga bikarbonat ini mrnyebabkan pH cairan intraseluler berubah ketika terjadi
perubahan pH cairan ekstraseluler.Karena alasan ini, sistem penyangga didalam sel
membantu mencegah perubahan pH cairan ekstraseluler tetapi mungkin membutuhkan
waktu beberapa jam untuk menjadi efektif secara maksimal.

2/5/2020 21
next
• Dalam sel darah merah, Hb adalah penyangga penting sebagai berikut :
• H+ + Hb HHb
• Penelitian eksperimental telah menunjukkan bahwa 60 sampai 70 persen
penyangga kimia total dalam cairan tubuh berada didalam sel-sel, kebanyakan
dihasilkan dari protein intraseluler. Akan tetapi, kecuali untuk sel-sel darah
merah, lambatnya pergerakan ion hidrogen dan ion bikarbonat melalui
membran sel sering memperlambat kemampuan maksimal protein intraseluler
sampai beberapa jam untuk menyangga gangguan asam basa ekstraseluler.

2/5/2020 22
next
4. Pengaturan Pernapasan Terhadap Keseimbangan Asam Basa
• Gangguan pada asam basa adalah pengaturan konsentrasi CO2 cairan
ekstraseluler oleh paru-paru.
• Peningkatan cairan ekstra seluler akan menurunkan pH, sedangkan penurunan
Pco2 akan meningkatkan pH.
• Oleh karena itu dengan menyesuaikan Pco2 meningkat atau menurun,
paru-paru secara efektif dapat mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan
ekstraseluler. Peningkatan ventilasi CO2 dari cairan ekstraseluler yang
melalui kerja massa akan mengurangi konsentrasi ion hidrogen.Sebaliknya
penurunan ventilasi akanmeningkatkan CO2, jadi juga meningkatkan
konsentrasi ion hidrogen dalam cairan ekstraseluler.

2/5/2020 23
next
1. Ekspirasi CO2 paru-paru mengimbangi pembentukan CO2 metabolik.
• CO2 dibentuk secara teruss menerus dalam suhu tubuh melalui proses
metabolisme intraseluler. Setelah itu CO2 berdifusi dari sel masuk kedalam
cairan interstisial dan darah, dan aliran darah mentranspor CO2 ke paru,
tempat CO2 berdifusi kedalam alveoli dan kemudian ditransfer ke atmosfer
melalui paru-paru. Rata-rata secara normal terdapat sekitar 1,2 mol/liter
CO2 yang terlarut dalam cairan ekstraseluler, yang sama dengan Pco2 40
mmHg.
• Bila kecepatan pembentukan CO2 metabolik meningkat, Pco2 cairan
ekstraseluler juga meningkat. Sebaliknya penurunan kecepatan metabolik
menurunkan Pco2.Bila kecepatan ventilasi paru-paru dan Pco2 dalam cairan
ekstraseluler menurun. Oleh karena itu perubahan ventilasi paru atau
kecepatan pembentukan CO2 oleh jaringan dapat mengubah Pco2 cairan
ekstraseluler.

2/5/2020 24
next
2. Peningkatan ventilasi alveolus menurunkan konsentrasi ion hidrogen cairan
ekstraseluler dan meningkatkan pH
• Bila pembentukan CO2 metabolik tetap konstan, satu-satunya faktor lain yang
mempengaruhi Pco2 dalam cairan ekstraseluler adalah kecepatan ventilasi
alveolus, semakin rendah Pco2 dan sebaliknya, semakin rendah kecepatan
ventilasi alveolus, semakin tinggi Pco2 . bila konsentrasi CO2 meningkat,
konsentrasi H2CO3 dan konsentrasi ion hidrogen juga meningkat, sehingga
menurunkan pH cairan ekstraseluler.

2/5/2020 25
next
3. Peningkatan konsentrasi ion hidrogen merangsang ventilasi alveolus
• Tidak hanya kecepatan ventilasi alveolus saja yang mempengaruhi konsentrasi
ion hidrogen dengan mengubah Pco2 cairan tubuh, tetapi konsentrasi ion
hidrogen juga mempengaruhi kecepatan ventilasi alveolus. Kecepatan alveolus
meningkatkan empat sampai lima kali kecepatan normal sewaktu pH turun
dari nilai normal. Oleh karena itu kompensasi pernapasan terhadap
peningkatan pH tidak seefektif respon penurunan pH yang nyata.

2/5/2020 26
next
4. Kontrol umpan balik konsentrasi hidrogen oleh sistem pernapasan
• Karena peningkatan konsentrasi ion hidrogen meransang pernapasan dan
karena peningkatan ventilasi alveolus sebaliknya menurunkan konsentrasi ion
hidrogen, sistem pernapasan bekerja sebagai kontrol umpan balik negatif yang
khas untuk konsentrasi ion hidrogen :
• ( H+ ) ventilasi alveolus
• ( - ) Pco2
• Yaitu kapanpun konsentrasi ion hidrogen meningkat di atas normal, sistem
pernapasan dirangsang dan diventilasi alveolus meningkat.Keadaan ini
menurunkan Pco2 cairan ekstraseluler dan mengurangi konsentrasi ion
hidrogen kembali menuju normal.Sebaliknya bila konsentrasi ion turun
dibawah normal, pusat pernapasan menjadi tertekan, ventilasi alveolus
menurun dan konsentrasi ion hidrogen meningkat kembali menuju normal.

2/5/2020 27
next
5. Efisiensi kontrol pernapasan terhadap konsentrasi ion hidrogen
• Kontrol pernapasan tidak mengembalikan konsentrasi ion
hidrogen kembali normal bila beberapa gangguan diluar sistem
pernapasan telah menghambat pH, biasanya mekanisme
pernapasan untuk mengontrol konsentrasi ion hidrogen
mempunyai efektifitas antara 50 dan 75 persen. Bila konsentrasi
ion hidrogen tiba-tiba meningkat melalui penambahan asam
kedalam cairan ekstraseluler dan pH turun dari 7,4 menjadi 7,0 ,
sistem pernapasan dapat mengembalikan pH ke nilai sekitar 7,2
sampai 7,3. Respon ini terjadi dalam waktu 3 sampai 12 menit.

2/5/2020 28
next
6. Kekuatan pernapasan sistem pernapasan
• Pengaturan pernapasan terhadap keseimbangan asam basa merupakan tipe sistem
penyangga fisiologis karena pengaturan ini bekerja dengan cepat dan menjaga
konsentrasi ion hidrogen dari perubahan yang terlalu besar sampai respon ginjal yang
kebih lambat dapat menghilangkan ketidak seimbangan.Pada umumnya seluruh tenaga
penyangga sistem pernapasan adalah satu sampai dua kali lebih besar daripada tenaga
penyangga seluruh penyangga kimia lainnya dalam gabungan cairan
ekstrasel.uler.artinya satu sampai dua kali lebih banyak asam atau basa yang secara
normal dapat disangga oleh mekanisme ini daripada oleh penyangga kimia.
• Akan tetapi gangguan pernapasan dapat juga menyebabkan perubahan konsentrasi ion
hidrogen. Sebagai contoh, gangguan fungsi paru untuk menghilangkan CO2 keadaan ini
kemudian menyebabkan pembentukan CO2 dalam cairan ekstraseluler dan
kecenderungan ke arah asisdosis respirotarik. Juga kemampuan untuk memberi respon
terhadap oksidasi metabolik menjadi terganggu karena pengurangan kompensasi
Pco2 yang secara normal akan menjadi tumpul.

2/5/2020 29
next
• Kontrol Keseimbangan Asam-Basa Oleh Ginjal
• Ginjal mengontrol keseimbangan asam basa dengan mengeluarkan urin yang
asam atau yang basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam
dalam cairan ekstraseluler, sedangkan pengeluaran urin basa berarti
menghilangkan basa dari cairan ekstraseluler.
• Keseluruhan mekanisme urin asam basa oleh ginjal sbb : sejumlah besar ion
bikarbonat disaring secara terus menerus kedalam tubulus, dan bila ion
bikarbonat diekskresikan kedalam urin, keadaan ini menghilangkan basa dari
darah. Sebaliknya sejumlah besar ion hidrogen juga dieksresikan ke dalam
lumen tubulus oleh sel-sel epitel tubulus, jadi menghilangkan asam dari darah.
Bila lebih banyak ion hidrogen yang diekskresikan daripada ion karbonat yang
disaring, akan terdapat kehilangan asam dari ciran ekstraseluler. Sebaliknya
bila lebih banyak bikarbonat yang disaring daripada hidrogen yang
dieksresikan, akan terdapat kehilangan basa.

2/5/2020 30
next
• Setiap hari tubuh menghasilkan sekitar 80 miliekuivalen asam yang tidak menguap,
terutama dari metabolisme protein. Asam-asam ini disebut tidak menguap karena
mereka bukan H2CO3 oleh karena itu tidak dapat diekskresikan oleh paru-paru.
Mekanisme primer untuk menghilangkan asam-asam ini dari tubuh adalah melalui
ekskresi ginjal.Ginjal juga mencegah kehilangan bikarbonat dalam urin, suatu tugas yang
seara kuantitatif lebih penting daripada ekskresi asam yang tiak menguap. Setiap hri
ginjal menyaring sekitar 4320 miliekuivalen bikarbonat ( 180 liter/hari x 24 mEg/liter )
dan dalm kondisi normal, hampir semuanya direabsorbsi dari tubulus, sehingga
mempertahankan sistem penyangga utama airan ekstraseluler.
• Reabsorbsi bikarboanat dan ekskresi ion hidrogen ole tubulus. Karen ion bikarbonat
harus bereaksi dengan ion hidogen yang disekresikan untuk membentuk H2CO3
sebelum dapat direabsobsi, 4320 miliekuivalen ion hidrogen harus disekresikan tiap
hari hanya untuk mereabsorbsi bikarbonat yang disaring kemudian penambahan 80
miliekuivalen ion hidrogen harus diekskresikan untuk menghilangkan asam-asam yang
tidak menguap dari tubuh yang diproduksi setiap hari, sehngga total 4400
miliekuivalen ion hidrogen yang diekskresikan kedalam cairan tubulus setiap harinya.

2/5/2020 31
next
• Bila terdapat pengurangan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler ( alkaisis ),
ginjal gagal mereabsorbsi semua bikarbonat yang disaring, sehingga meningkatkan
ekskresi bikarbonat. Karena ion bikarbonat normalnya menyangga hidrogen dalam
cairan ekstraseluler, kehillangan bikarbonat ini sama dengan penambahan satu ion
hidrogen kedalam cairan ekstraseluler. Oleh karena itu pada alkalisis pengeluaran ion
bikarbonat akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler kmbali
menuju normal.
• Pada asidosis, ginjal tidak mengekskresikan bikarbonat kedalam urin tetapi mereabsobsi
semua bikarbonat yang disaring dan menghasilkan bikarbonat baru, yang ditambahkan
kembali kecairan ekstraseluler, hal ini mengurangi konsentrasi ion hidrogen cairan
ekstraseluler kembali menuju normal.
• Jadi, ginjal mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler melalui tiga
mekanisme dasar :
• 1. Sekresi ion-ion hydrogen
• 2. Reabsobsi ion-ion bikarbonat baru
• 3. Produksi ion-ion bikarbonat baru
2/5/2020 32
next
• Sekresi Ion Hidrogen Dan Reabsorsi Ion Bikarbonat Oleh Tubulus GinjaL
• Sekresi ion hidrogen dan reabsorsi bikarbonat sebenarnya terjadi di seluruh
bagian tubulus kecuali cabang tipis desenden dan asenden ansa Henle.
• Bahwa untuk setiap bikarbonat yang direabsorsi, harus ada satu ion hydrogen
yang disekresikan. Sekitar 80 sampai 90 % reabsorsi bikarbonat ( dan sekresi
ion hidrogen ) terjadi ditubulus proksimal, sehingga hanya sebagian kecil
bikarbonat yang mengalir ke dalam tubulus distal dan duktus koligentes.
Mekanisme reabsorsi bikarbonat juga meliputi ekresi ion hydrogen oleh
tubulus, tetapi terdpat beberapa perbedaan dalam hal bahwa segmen-segmen
tubulus yang menyelesaikan tugas ini adalah berbeda.

2/5/2020 33
next
• Ion bikarbonat yang dihasilakan dlam sel ( bila ion hydrogen berdisosiasi dari
H2CO3 ) kemudian bergerak turun melintasi membrane basolateral ke dalam
cairan intertisial ginjal dan darah kapiler peri – tubular. Hasil akhirnya adalah
bahawa untuk setiap ion hydrogen yang disekresikan kedalam lumen tubulus,
satu ion bikarbonat masuk kedalam darah.
• · Ion –Ion Bikarbonat yang Disaring Direabsorsi melalui Interaksi dengan
Ion Hidrogen dalam Tubulus
• Ion – ion bikarbonat tidak mudah menembus membrane luminal sel – sel
tbulus ginjal; oleh karena itu, ion – ion bikarbonat yang di disring oleh
glomerulus tidak dapat direabsorsi secara lagsung. Sebaliknya, bikarbonat
direabsorsi melalui proses khusus dimana bikarbonat pertama kali brgabung
dengan ion hydrogen untuk membentuk H2CO3, yang akhirnya menjadi CO2
dan H2O.

2/5/2020 34
D. G3 Keseimbangan Asam Basa
1. Asidosis Respiratorik
A. Pengertian
• Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan
karena penumpukan karbondioksida dalam darah akibat dari
fungsi paru yang buruk atau pernafasan lambat.
• Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah
karbondioksida dalam darah. jika terkumpul karbondioksida, pH
darah akan turun dan darah menjadi asam.
• Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak
yang mengatur pernafasan, shg pernafasan mjd lebih cepat dan
lebih dalam.

2/5/2020 35
next
B. Penyebab
• Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat
mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.
• Emfisema
• Bronkitis kronis
• Pneumonia berat
• Edema pulmoner
• Asma.
• Narkotika dan obat tidur yang kuat yg menekan pernafasan,
penyakit saraf atau otot dada menyebabkan g3 thd mekanisme
pernafasan.
2/5/2020 36
next
C. Gejala
• Gejala pertama ; sakit kepala,rasa mengantuk. stupor (penurunan
kesadaran) dan koma.
• Stupor dan koma dapat terjadi jika pernafasan terhenti,
pernafasan sangat terganggu.
• Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dg menahan
bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam
bahkan beberapa hari.

2/5/2020 37
next
D. Diagnose
• Biasanya Dx ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah
dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.

E. Pengobatan
• Tx asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari
paru2. Obat2an untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan
kepada Px penyakit paru seperti asma dan emfisema.
• Pada Px yang mengalami g3 pernafasan yang berat, perlu
diberikan pernafasan buatan dg ventilator mekanik.

2/5/2020 38
next
2. Asidosis Metabolik
A. Pengertian
• Asidosis Metabolik adalah keasaman darah berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
• Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan
lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam
darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan
cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus
menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir
dengan keadaan koma.

2/5/2020 39
next
B. Penyebab
• Asidosis metabolik 3 kelompok utama :
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat ; mengkonsumsi suatu asam
atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.
• Contohnya ; metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis
aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yg lbh banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan akibat DM tipe 1 tubuh
akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.
3. Ginjal tidak mampu untuk membuang asam,Gagal ginjal,Asidosis tubulus
renalisKetoasidosis diabetikum,Asidosis laktat seperti etilen glikol, overdosis
salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida,Kehilangan
basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena
diare.kolostomi.
2/5/2020 40
next
C. Gejala
• Asidosis metabolik ringan tidak menimbulkan gejala, biasanya Px
merasakan mual, muntah dan kelelahan.Pernafasan menjadi lebih
dalam atau sedikit lebih cepat.
• Dengan memburuknya asidosis, Px mulai merasakan kelelahan
luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami
kebingungan.
Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun,
menyebabkan syok, koma dan kematian.

2/5/2020 41
next
D. Diagnosa
• Diagnosis asidosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah arteri
(arteri radialis di pergelangan tangan).
Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk
mengukur pH darah.
• Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida
dan bikarbonat dalam darah;
• Misalnya KGD yg tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan
suatu diabetes yg tak terkendali.
• Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik
yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis.
• Kadang2 dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran
pH air kemih.

2/5/2020 42
next
E. Pengobatan
• Tx asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya.
Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi
dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah.
Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau
keracunan yang berat.
• Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.
Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan
pengobatan terhadap penyebabnya.
• Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena;
tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat
membahayakan.

2/5/2020 43
next
3. Alkalosis Respiratorik
A. Definisi
• Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa
karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar
karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
B. Penyebab
• Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi,menyebabkan terlalu
banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.Penyebab
hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
• Rasa nyeri
• Sirosis hati
• Kadar oksigen darah yang rendah
• Demam
• Overdosis aspirin.
2/5/2020 44
next
C. Gejala
• Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat
menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah.Jika keadaannya makin
memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
D. Diagnosa
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida
dalam darah arteri. pH darah juga sering meningkat.

2/5/2020 45
next
E. Pengobatan
• Biasanya satu-satunya pengobatan adalah memperlambat pernafasan.Jika
penyebabnya adalah kecemasan,Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan
obat pereda nyeri.
• Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa
membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup
kembali karbondioksida yang dihembuskannya.
• Mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian
menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin.Hal ini
dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar
karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga
mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis
respiratorik.

2/5/2020 46
next
4. Alkalosis Metabolic
A. Definisi
• Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat.
B. Penyebab
• Alkalosis metabolik : kehilangan terlalu banyak asam, muntah berkepanjangan,
kumbah lambung,disedot dg selang lambung.mengkonsumsi terlalu banyak
basa dari bahan2 seperti soda bikarbonat.kehilangan natrium atau kalium
jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan
keseimbangan asam basa darah.
• Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
• Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).

2/5/2020 47
next
C. Gejala
• Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot
berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis
yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang
berkepanjangan (tetani).
D. Diagnosa
• Dilakukan pemeriksaan darah arteri utk menunjukkan darah dlm keadaan basa.
E. Pengobatan
• Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit
(natrium dan kalium) . Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida
secara intravena.

2/5/2020 48
Referensi
• Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
• http://fenly-jehamur.blogspot.co.id/2011/10/makalah-keseimbangan-asam-basah.html

2/5/2020 49

Anda mungkin juga menyukai