ASAM BASA
1
Keseimbangan asam-basa
2
Asam
• Adalah senyawa yang mengandung hidrogen
yang mengalami disosiasi/terurai apabila berada
dalam larutan untuk menghasilkan H+ bebas &
anion (ion bermuatan negatif).
4
Sistem Buffer
1. Pengaturan Kimiawi
Yang paling banyak di dalam cairan ekstrasel adalah
sistem bufer asam karbonat-bikarbonat.
Sistem ini berespon dlm beberapa detik mengubah pH
sistem bufer tercepat.
Merupakan sistem yg adaptif dan memiliki efek yg relatif
singkat.
Bufer kimia ke-2 melibatkan protein plasma (albumin,
fibrinogen, protrombin) & gama globulin.
Membentuk sekitar 6-7% plasma darah.
Berikatan dengan ion hidrogen utk mengatasi asidosis dan
alkalosis. 5
2. Pengaturan Biologis
Absorpsi ion hidrogen oleh sel-sel tubuh.
Kelebihan asam ion hidrogen memasuki sel
ion kalium memasuki cairan ekstrasel ion kalium
kembali ke sel setelah asidosis diperbaiki.
Berlangsung selama 2-4 jam
Sistem hemoglobin-oksihemoglobin
CO2 berdifusi ke SDM asam karbonat asam
karbonat membelah ion hidrogen & bikarbonat
ion hidrogen pada Hb & bikarbonat utk
melakukan bufer bertukar dgn klorida di
ekstrasel.
6
3. Pengaturan Fisiologis
a. Paru-paru
• Bereaksi cepat terhadap ketidakseimbangan asam basa
• Konsentrasi ion hidrogen berubah paru-paru
mengkompensasi dengan mengubah frekuensi & kedalaman
pernapasan.
• Pada alkalosis, frekuensi diturunkan individu dapat
mempertahankan CO2
b. Ginjal
• Membutuhkan beberapa jam – beberapa hari utk mengatur
ketidakseimbangan asam basa.
• 3 mekanisme ginjal untuk mengatur konsentrasi ion hidrogen :
1) Absorbsi bikarbonat selama terjadi kelebihan asam dan
mengekskresikannya selama terjadi kekurangan asam.
2) Ion fosfat untuk membawa ion hidrogen dengan
mengekskresikan asam fosfat dan membentuk basa.
3) Mengubah aminia menjadi amonium dengan mengikatnya 7
pada ion hidrogen.
Keseimbangan asam-basa
• Keseimbangan asam-basa mengacu kepada
pengaturan [H+] di dalam cairan tubuh
9
Kontrol keseimbangan asam-basa
• Tantangan utamanya adalah pemeliharaan
alkanitas plasma normal terhadap penambahan
H+ secara terus menerus ke plasma dari aktivitas
metabolisme yang berlangsung continue
11
Sistem respirasi sebagai pengontrol keseimbangan
asam-basa
• Merupakan lini pertahanan yang kedua
13
Ketidakseimbangan Asam Basa
1. Asidosis respiratorik
Ditandai dengan konsentrasi karbon dioksida (CO2) &
konsentrasi ion hidrogen ( pH), akibatnya timbul asam karbonat
Penyebab : pneumonia, gagal napas, atelektasis, overdosis obat,
paralisis, cedera traumatik, obesitas, obstruksi jalan napas, cedera
kepala, stroke, tenggelam, fibrosis kistik.
Gejala : nadi kuat & cepat, napas dangkal & cepat, hipertensi, kulit
kemerahan & hangat, kram abdomen, letargi, konvulsi, pusing, sakit
kepala.
2. Alkalosis respiratorik
Ditandai dengan CO2, konsentrasi ion hidrogen ( pH) dan
terbentuknya asam karbonat
Penyebab : ansietas, ketakutan, anemia, status hipermetabolik,
cedera sistem saraf pusat, asma, penempatan ventilator yang tidak
tepat.
Gejala : sukar konsentrasi, kaku atau dingin pada jari, mulut kering
dan penglihatan kabur, pada keadaan berat dapat terjadi tetanus 14
dan konvulasi.
c. Asidosis metabolik
Diakibatkan konsentrasi ion hidrogen ( pH) dalam cairan
ekstrasel, terjadi penurunan bikarbonat
Penyebab : kelaparan, ketoasidosis metabolik, gagal ginjal,
diare
Gejala : sakit kepala, letargi, kebingungan, kemerahan pada
kulit, takikardia, takipnea disertai kedalaman pernapasan,
kram abdomen
d. Alkalosis metabolik
Ditandai dengan Peningkatan kadar bikarbonat
Penyebab : muntah berlebihan, kambuh lambung yang lama,
hipokalemia, hiperkalsemia, penggunaan obat
Gejala : sakit kepala, letargi, iritabilitas, takikardia,
pernapasan lambat, baal, tetani, kram abdomen, kram otot
15
Interpretasi Hasil Analisa Gas
Darah (AGD)
• Dilakukan untuk evaluasi pertukaran oksigen dan
karbondioksida dan untuk mengetahui status
asam basa
16
Indikasi Umum
1. Abnormalitas Pertukaran Gas
• Penyakit paru akut dan kronis
• Gagal nafas akut
• Penyakit jantung
• Pemeriksaan keadaan pulmoner (rest dan exersice)
19
Implikasi Klinik ;
a. Umumnya nilai pH menurun dalam keadaan
asidemia (peningkatan pembentukan asam)
b. Umumnya nilai pH meningkat dalam keadaan
alkalemia (kehilangan asam)
c. Bila melakukan evaluasi nilai pH, sebaiknya
PaCO2 dan HCO3 diketahui untuk
memperkirakan komponen pernafasan atau
metabolik yang mempengaruhi status asam basa
20
Interpretasi Hasil Tekanan Parsial
Karbon Dioksida (PaCO2)
21
Implikasi Klinik :
a. Penurunan nilai PaCO2 dapat terjadi pada hipoksia,
anxiety / nervousness dan emboli paru. Nilai <
20mmHg perlu mendapat perhatian khusus.
b. Peningkatan nilai PaCO2 dapat terjadi pada
gangguan paru atau penurunan fungsi pusat
pernafasan. Nilai > 60mmHg perlu mendapat
perhatian khusus.
c. Peningkatan PaCO2 dapat terjadi pada
hipoventilasi , sedangkan penurunan nilai
menunjukkan hiperventilasi.
d. Penurunan 1 mEq HCO3 akan menurunkan
tekanan PaCO2 sebesar 1.3 mmHg 22
Interpretasi Hasil Tekanan Parsial
Oksigen (PaO2)
23
Implikasi Klinik :
a. Penurunan nilai PaO2 terjadi pada penyakit paru
obstruksi kronik (PPOK), penyakit obstruksi paru,
anemia, hipoventilasi akibat gangguan fisik atau
neoromuskular dan gangguan fungsi jantung. Nilai
PaO2 < 40 mmHg perlu mendapat perhatian
khusus.
b. Peningkatan nilai PaO2 terjadi pada peningkatan
penghantaran O2 oleh alat bantu (contoh : nasal
prongs, alat ventilasi mekanik) hiperventilasi dan
polisitemia (peningkatan sel darah merah dan daya
angkut oksigen)
24
Interpretasi Hasil Saturasi Oksigen
(SaO2)
• Jumlah oksigen yang diangkut oleh hemoglobin, ditulis
sebagai persentasi total oksigen yang terikat pada
hemoglobin.
• Nilai Normal : 95 - 99 % O2
• Implikasi Klinik
- Digunakan untuk mengevaluasi kadar hemoglobin
dan kecakupan oksigen pada jaringan
- tekanan parsial oksigen yang terlarut di plasma
menggambarkan jumlah oksigen yang terikat pada
hemoglobin sebagai ion bikarbonat
25
Interpretasi Hasil Pemeriksaan
Karbon Dioksida (CO2)