Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

FISIKA KESEHATAN DAN BIOKIMIA DALAM PRAKTIK


KEBIDANAN “RESUME MATERI”

Disusun Oleh :
Putri
P01740322030

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM AHLI JENJANG
TAHUN 2022
Proses pernapasan manusia

Proses pernapasan manusia terjadi ketika seseorang menghirup udara melalui hidung atau mulut.
Udara tersebut akan masuk menyusuri jalur udara hingga memasuki paru-paru.

Proses menghirup udara ini disebut dengan inhalasi. Ketika inhalasi, otot diafragma akan turun dan
membuat efek vakum sehingga udara memasuki paru-paru.

Urutan setelah memasuk hidung adalah memasuki kerongkongan, trakea, bronkus, bronkiolus, dan
alveolus. Dalam paru-paru yang sehat terdapat sekitar 600 juta alveolus.

Kemudian di alveolus inilah terjadi pertukaran oksigen yang dihirup dengan karbon dioksida untuk
dikeluarkan. Karbon dioksida merupakan hasil sisa metabolisme sel setelah oksigen yang
sebelumnya dibawa.

Oksigen yang baru saja didapatkan akan dibawa ke seluruh tubuh melalui pembuluh kapiler. Oksigen
akan dibawa oleh hemoglobin yang terkandung di dalam sel darah merah.

Sedangkan karbon dioksida akan dibawa keluar melalui proses membuang napas. Proses membuang
napas ini disebut dengan ekshalasi.

Agar paru-paru bisa berfungsi baik untuk, rangkaian saluran ini harus bebas hambatan. Tidak boleh
ada radang atau benda asing seperti cairan atau dahak yang mengganggu.

Hub H CO3/H2 CO3 dengan PH darah


Pendahuluan
• Gangguan keseimbangan asam basa adalah kondisi jumlah asam dan basa dalam
darah tidak seimbang
• Dalam praktek, sering ditemukan abnormalitas keseimbangan asam basa, berupa
penambahan atau pengurangan kadar ion H+ dalam cairan extraseluler.
• Daya patofisiologik yang mempengaruhi pH adalah metabolisme dan
respirasi,dalam hal ini adalah ginjal dan paru-paru.

Sumber ion Hidrogen


1. Penambahan CO2 pada darah
• Metabolisme karbohidrat dan lemak menghasilkan CO 2 dan H20
• CO2 adalah zat yang menghasilkan asam karbonat yang bereaksi dengan air di
dalam darah
• Paru paru sehat dapat mengekskresikan zat CO2 untuk menghindari kelebihan
asam yang mengalir di dalam darah
• Jumlah metabolisme CO2 / hari adalah 22000 mEq
2. Penambahan H+ pada darah
• Sulfur mengandung asam amino dan oksidasi karbohidrat yang tidak sempurna
dan memproduksi H+ yang berlebihan.
• Ginjal merupakan organ yang berfungsi mengeluarkan ion H+
• Jumlah H+ yang dihasilkan /hari 70 mEq

Transpor co2 dalam darah


1. Dalam darah
• CO2 yang diproduksi dalam sel dialirkan ke darah, yang terurai dalam plasma.
Jumlah CO2 yang teruarai :
( pCO2 mmHg ) x ( 0,03 mmol/mmHg ).0,03 adalah angka koefisien dari CO2.
• CO2 bereaksi dengan air pada plasma untuk membentuk asam karbonat, yang
menghasilkan H+ dan HCO3-.
• CO2 bereaksi dengan protein plasma untuk membentuk carbamino compound.
• Ion H+ yang dihasilkan selama CO2 bereaksi dengan protein plasma yang
merupakan larutan penyangga dalam plasma, berguna memperkecil potensi
penurunan pH.
2. Dalam sel darah merah
- Sebagian besar CO2 dibawa dalam bentuk HCO3-
- CO2 dibawa berdifusi ke dalam SDM dan larut berguna untuk menekan
keseimbangan pCO2 dalam plasma.
- Sejumlah besar CO2 bereaksi dengan air.
- transportasi CO2 ini dibantu oleh enzym carbonic anhydrase.
- Asam karbonat menghasilkan H+ dan HCO3-.
- H+ sebagai buffer oxyhemoglobin yang berguna dalam keluar masuknya oksigen
dalam sel darah merah.
3. Dalam kapiler pulmonary
- Semua hasil reaksi akan kembali dalam kapiler paru.
- pO2 tinggi tedapat di paru dihasilkan dari reaksi deoxyhemoglobin dan O2.
- H+ yg dihasilkan bereaksi dengan HCO3- membentuk H2CO3.
- H2CO3 dirubah menjadi CO2 dan H2O dengan bantuan carbonic anhidrase
- CO2 berdifusi keluar dari SDM dan diexhalasi oleh paru.

Kesimpulan
- Penambahan dan penurunan total CO2 signifikan mengindikasikan perubahan
dalam konsentrasi HCO3-
- Total CO2 menandai adanya perubahan metabolik asam basa 

Konsep dari pH
• Asam = suatu larutan kimia yang dapat melepaskan ion H+, melepaskan proton
• Basa = suatu larutan kimia yang dapat menerima ion H+, menerima proton
• pH air = 7, pH>7 basa, pH<7 asam.

Persamaan henderson Hassebach


• Variasi pH secara langsung HCO3- / H2CO3
• Nilai normal HCO3- : H2CO3 = 20 :1
• Peningkatan ratio HCO3- : H2CO3 → peningkatan pH
• Penurunan ratio HCO3- : H2CO3 → penurunan pH
• Pemberian konsentrasi bicnat dalam penambahan pCO2 → pH menjadi turun.
• Pemberian konsentrasi pCO2 dalam penambahan HCO3- → pH menjadi naik 

Buffer 
• Adalah suatu subtansi yang mencegah perubahan besar dalam H+ ---dapat
melemahkan asam atau basa
• Peran buffer dalam tubuh :
- sistem bicnat 60 %.
- Hb 30 %.
- pospat 10 %
• Hasil dari buffer H+, diekskresikan melalui ginjal dan paru 

Ekskresi H+
1. Paru – paru
- Paru – paru mengontrol sejumlah CO2 yang diekskresikan lewat ventilasi.
- Peningkatan ventilasi / hiperventilasi –pengeluaran CO2.
- CO2 sebagai pembentuk asam, mengeluarkan banyak CO2 mengindikasikan
pengeluaran asam yang banyak dalam darah – respirasi alkalosis / hiperventilasi.
- Pada metabolic asidosis, paru-paru mempertahankan -- menambah ventilasi /
hiperventilasi – mengeluarkan asam yang banyak dalam CO2
2. Ginjal
- Salah satu fungsi ginjal mereabsorpsi Na – kontrol utama dari cairan tubuh 
- Reabsorpsi Na terjadi di tubulus proximal dan tubulus distal
- Hampir 80 % dari seluruh Na diserap tubulus proximal, bersama Cl, 20% sisanya
kembali ke darah bertukar dengan H+ dan K
- Pada asidosis metabolik, ginjal mengeluarkan H+ sebagai pertukaran dengan Na
Interpretasi gas darah
• Parameter klinis yang harus diperhatikan
1. status asam basa disajikan :
- pH - Base Excess ( BE )
- PaCO2 - HCO3-
2. Status oksigenasi disajikan:
- PaO2 - percent saturasi
3. Penilaian lainnya
- tensi darah - tensi nadi
- EKG - warna kulit
- suhu - keluaran urin  

Arterial darah normal


Parameter absolute normal normal range
pH 7,4 7,35 – 7,45
paCO2 40 mmHg 35 – 45 mmHg
HCO3 24 mEq/I 22 – 26 mEq/l
BE 0 +/- 2
paO2 100mmHg 80 – 100mmHg
sat O2 97 % > 95 %
Hb 14gr% 12 – 15 gr%

Prinsip parameter gas darah


• Ketidakseimbangan asam basa dapat menyebabkan gangguan respirasi atau
metabolik
• Respirasi abnormal ditandai dari nilai PaCO2, sebaliknya gangguan metabolik
ditandai dari HCO3-

Hubungan PaCO2 dan pH


• Penambahan PaCO2 – penurunan pH / asidosis
• Penurunan PaCO2 – penambahan pH / alkalosis
• ↑PaCO2 / hiperkapnea dihubungkan dengan hipoventilasi alveolar dan sebaliknya
• Asidosis yang berkaitan dengan penambahan CO2 →
asidosis respiratory.
• Alkalosis dengan hipokapnea → alkalosis respiratory
Hubungan HCO3- dan pH
• HCO3 – adalah asam lemah → penambahan HCO3- →
• penambahan pH / alkalosis
• Alkalosis yang disebabkan oleh kenaikan HCO3- → asidosis metabolik 
• Kondisi tertentu : jika HCO3- ↑ dari 24 ke 34, maka pH ↑ dari 7,4 ke
7,55.sebaliknya jika HCO3-↓ 24 ke 14 maka pH ↓ dari 7,4 ke 7,25

Base Excess
• BE adalah index untuk menentukan ketidakseimbangan asam basa metabolic.
• diperhitungkan dari HCO3-normal, Hb, kondisi HCO3-.
• Asidosis metabolik → negatif Base Excess / base deficit.
• alkalosis metabolik → positif base excess.
• Pada gangguan asam basa respiratorik tak terkompensasi, limit nilai BE +/- 2.
• Jika asam basa tidak seimbang → pH abnormal → 2 kemungkinan : asidosis atau
alkalosis → diperhatikan latar belakang penyebab respiratorik atau metabolik yang
ditentukan oleh PaCO2 atau HCO3-

Jenis gangguan asam basa


• Gangguan tak terkompensasi atau akut
- pH 7,10; PaCO2 80mmHg ; HCO3- 24 mEq/l
- pH 7,52; PaCO2 30mmHg ; HCO3- 23 mEq/l
- pH 7,20; PaCO2 37mmHg ; HCO3- 13 mEq/l
- pH 7,55; PaCO2 42 mmHg ; HCO3- 40 mEq/l

Tabel gangguan asam basa takterkompensasi


pH PaCO2 HCO3- interpretasi
< 7,35 > 45 22 – 26 ( N ) asidosis respirasi unc
< 7,35 35 – 45 < 22 asidosis metabolik unc
> 7,45 < 35 22 – 26 ( N ) alkalosis respiratorik un
> 7,45 35 – 45 > 26 alkalosis metabolik un

Gangguan asam basa mekanisme kompensasi 


Asidosis respiratorik ( PaCO2>,pH < ) kenaikan tahanan bicnat o/ gnjl u/ me↑HCO3
& scr bertahap me↑ pH
Alkalosis respiratorik ( PaCO2<,pH > ) peningkatan exkresi bicnat o/ gnjl u/ me ↓
HCO3 & scr bertahap me↓ pH
Asidosis metabolik ( HCO3<,pH < ) hiperventilasi oleh paru PaCO2 ↓ & pH ↑.
Alkalosis metabolik ( HCO3>,pH > ) hipoventilasi oleh paru → PaCO2 ↑ & pH ↓

Gangguan keseimbangan asam basa (pH) adalah kondisi ketika kadar asam
dan basa dalam darah tidak seimbang. Kondisi ini dapat mengganggu kerja
berbagai organ tubuh.

Kadar asam basa darah berperan penting dalam membantu berbagai fungsi tubuh,
seperti pencernaan, metabolisme, dan produksi hormon. Oleh sebab itu, kadar asam
basa harus selalu seimbang agar fungsi tubuh bekerja dengan baik (homeostasis).
Kadar asam basa dalam darah diukur dengan skala pH, dari 0 (sangat asam) hingga
14 (sangat basa). Normalnya, kadar pH darah normal berkisar antara 7,35–7,45.

Fungsi mineral
Fungsi mineral dalam tubuh
Fungsi umum mineral dan elemen jejak dapat diringkas sebagai berikut:
•Menjadi unsur penting dari struktur kerangka seperti tulang dan gigi
•.Memainkan peran penting dalam pemeliharaan tekanan osmotik, dan dengan
demikian mengatur pertukaran air dan zat terlarut dalam tubuh hewan.
•Mineral berfungsi sebagai konstituen struktural jaringan lunak.
•Sangat penting untuk transmisi impuls saraf dan kontraksi otot.
•Mineral memainkan peran penting dalam keseimbangan asam-basa tubuh, dan
dengan demikian mengatur pH darah dan cairan tubuh lainnya.
•Berfungsi sebagai komponen penting dari banyak enzim, vitamin, hormon, dan
pigmen pernapasan, atau sebagai kofaktor dalam metabolisme, katalis dan
aktivator enzim.
•Merawat fungsi otak
•Mencegah nyeri otot
•Menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh (henrich rohm,2010).

Fungsi mineral dalam tubuh tentunya beragam,berikut beberapa diantara nya:


1. Kalsium (Ca)
     Berfungsi sebagai pembentuk tulang, bekerjanya saraf, kontraksi otot, dan
metabolisme sel. Salah satu dampak kekurangan kalsium adalah
risiko osteoporosis.
2. Fosfor (P)
      Berfungsi untuk pembentukan tulang, mempertahankan pH darah, dan untuk
metabolisme energi. Kekurangan mineral ini dalam tubuh dapat menimbulkan
gangguan tulang, proses pertumbuhan, dan fertilisasi.
3. Natrium (Na)
      Berfungsi membantu kerja saraf dan memperbaiki pertahanan cairan. Biasanya,
kekurangan natrium ini jarang terjadi.
4. Klorida (Cl)
      Mineral yang satu ini berguna sebagai elektrolit dan memproduksi asam
lambung. Juga berfungsi sebagai imun, kofaktor enzim di hati untuk metabolisme
komponen toksin.
5. Sulfur (S)
      Berfungsi membentuk protein dan jaringan dalam tubuh. Defisiensi sulfur akan
menimbulkan gangguan otot, sendi, dan kulit 

6. Magnesium (Mg)
      Berfungsi sebagai zat pembentuk sel darah merah yang mengikat oksigen dan hemoglobin.
Juga sebagai kofaktor enzim, fungsi otot, dan saraf.
7. Kalium (K)
      Dibutuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung, regulasi osmosis, fungsi otot dan
saraf, kofaktor enzim, dan sebagai metabolisme energi.
8. Zat Besi (Fe)
      Berguna mengantarkan oksigen, metabolisme energi, kofaktor enzim, fungsi otak dan otot,
serta memperkuat sistem imunitas dalam tubuh.
9. Tembaga (Cu)
      Serupa dengan zat besi, tembaga berfungsi sebagai kofaktor enzim, metabolisme energi,
membantu fungsi saraf, bersifat antioksidan, dan melakukan sintesis jaringan pengikat.
10. Iodium (I)
     Berfungsi sebagai pembentu zat tirosin yang terbentuk pada kelenjar tiroid. Selain itu,
berguna dalam fungsi reproduksi, metabolisme, dan pertumbuhan (winarno,1991).

Mengingat mineral adalah zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, maka tubuh manusia
sangat membutuhkan asupan mineral dalam jumlah yang cukup. Mineral ini sebenarnya terdiri
dari beberapa macam. Kekurangan  atau kelebihan mineral tertentu dapat menyebabkan penyakit
tertentu. Penyakit- penyakit ini berbeda- beda tergantung jenis mineral yang kurang atau yang
lebih. Lalu apa yang akan terjadi apabila tubuh kita kekurangan mineral? Dampak buruk yang
dapat dihasilkan dari adanya kekurangan mineral adalah:

1. Natrium
Kekurangan natrium dapat menyebabkan apatis, kejang, dan hilangnya nafsu makan. Kekurangan
natrium ini dapat terjadi setelah seseorang mengalami penyebab muntah darah, gejala diare,
munculnya keringat dingin yang berlebihan dan juga diet rendah natrium.
2. Chlor
Kekurangan mineral jenis Chlor dapat terjadi setelah seseorang mengalami muntah- muntah,
diare kronis, dan juga keringat yang berlebihan.

3. Kalsium
Kalsium ini merupakan salah satu zat yang sangat penting untuk tulang. Kekurangan kalsium
pada masa pertumbuhan menyebabkan gangguan pada pertumbuhan, tulang kurang kuat, dan
tulang juga mudah rapuh dan bengkok. (baca juga: cara menjaga kesehatan tulang)
4. Fosfor
Fosfor ini juga merupakan salah satu zat yang bermanfaat bagi tulang. Kekurangan fosfor dapat
menyebabkan kerusakan pada tulang dengan gejala berupa lelah, kurangnya nafsu makan, dan
juga rusaknya tulang.

5. Magnesium
Jenis mineral yang bermanfaat lainnya adalah magnesium. Kekurangan magnesium dapat terjadi
setelah seseorang mengalami muntah- muntah, diare, dan juga penggunaan deuretika atau obat
perangsang keluarnya urin. Kekurangan magnesium dengan jumlah yang banyak akan
menyebabkan menurunnya nafsu makan, mudah tersunggung, pertumbuhan terganggu, gugup,
kejang- kejang, terganggunya sistem saraf pusat, halusinasi, koma, hingga terjadinya gejala gagal
jantung.
6. Sulfur
Sulfur merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Terjadinya kekurangan
sulfur ini jika manusia juga kekurangan protein.

Itulah dampak dari kekurangan jenis- jenis mineral yang akan dapat membuat kesehatan manusia
terganggu. Lalu, bagaimana jika mineral yang ada di tubuh kita justru berlebihan?

Kelebihan Mineral bagi Tubuh


Mineral di dlam tubuh yang jumlahnya terlalu banyak juga akan menyebabkan kondisi yang tidak
baik bagi kesehatan tubuh manusia. Berikut adalah dampak negatif dari kelebihan mineral:

1. Natrium
Kelebihan natrium dapat mengakibatkan timbulnya keracunan, jika sudah terlalu parah maka
akan menyebabkan edema dan juga hipertensi.

2. Chlor
Kelebihan Chlor ini gejala yang paling nyata adalah dapat menyebabkan muntah.

3. Kalsium
Kelebihan kalsium di dalam tubuh maka akan menyebabkan batu ginjal atau gangguan pada
ginjal, gangguan absorbsi mineral lainnya, serta menyebabkan konstipasi.

4. Fosfor
Apabila kadar fosfor yang ada di dalam tubuh berlebih, maka ion fosfat akan mengikat kalsium,
sehingga akan mengakibatkan kejang,

5. Sulfur
Kekurangan sulfur ini dapat terjadi ketika kita mengonsumsi asam amino berlebih, sehingga akan
menghambat pertumbuhan.

Itulah beberapa dampak dari kekurangan dan kelebihan berbagai jenis mineral. Setelah kita
mengetahui dampaknya, maka akan lebih baik jika kita mengusahakan agar tubuh selalu memiliki
jumlah mineral yang seimbang.

Anda mungkin juga menyukai