- Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel
- Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah :
1) Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45
2) CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen
asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40
mmHg.
3) HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4) Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya
jumlah komponen basa.
5) Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya
jumlah komponen asam.
- keseimbangan asam-basa merujuk kepada regulasi akurat konsentrasi ion hidrogen (H+)
bebas (yaitu, tidak terikat) dalam cairan tubuh.
- pH darah arteri normalnya adalah 7,45, dan pH darah vena 7,35, untuk pH darah rerata
7,4. pH darah vena sedikit lebih rendah (lebih asam) daripada darah arteri karena
dihasilkan H+ dari pembentukan H2CO3 dari CO2 yang diserap di kapiler jaringan.
- asidosis jika pH darah turun di bawah 7,35, dan alkalosis jika pH di atas 7,45
- Sumber utama H+ di dalam tubuh
1) Pembentukan asam karbonat
CO2 yang diproduksi secara metabolik
Oksidasi nutrien di sel menghasilkan energi, disertai CO2 dan H2O sebagai
produk akhir
CO2 dan H2O membentuk H2CO3 secara perlahan, yang kemudian cepat
terdisosiasi parsial untuk menghasilkan H+ bebas dan HCO3 –
2) Asam inorganik yang diproduksi selama penguraian nutrien
Protein makanan daging mengandung sulfur dan fosfor , dihasilkan
asam sulfat dan asam fosfat sebagai produk sampingan melepaskan H+
3) Asam organik yang berasal dari metabolisme antara
asam organik dihasilkan selama metabolisme antara normal metabolisme
lemak, dan asam laktat diproduksi oleh otot sewaktu olahraga berat
Karena itu, pembentukan ion hidrogen berlangsung terus menerus akibat aktivitas
metabolik yang berkelanjutan. Pada keadaan penyakit tertentu mungkin dihasilkan asam
tambahan yang sernakin meningkatkan simpanan total H+ tubuh. Sebagai contoh, pada
diabetes melitus dapat di-produksi sejumlah besar asam keto akibat kelainan metabolisme
lemak
- 3 lini pertahanan terhadap perubahan H+
Kunci bagi keseimbangan H+ adalah pemeliharaan alkalinitas normal CES (pH 7,4)
meskipun selalu terjadi penambahan asam.
1) sistem dapar kimiawi
Sistem dapar kimiawi adalah campuran larutan dua senyawa kimia
meminimalkan perubahan pH ketika asam atau basa ditambahkan ke atau
dikeluarkan dari larutan tersebut
4 dapar yang ada di dalam tubuh
Ex: pada asidosis metabolik
merangsang pusat pernapasan di batang otak untuk meningkatkan ventilasi
paru
hidrasi CO2 membentuk H+ , pengeluaran CO2 pada hakikatnya
menghilangkan asam dari sumber ini di tubuh, menghilangkan kelebihan asam
yang berasal dari sumber non-pernapasan.
3) mekanisme ginjal untuk mengontrol pH
Sel interkalasi Di tubulus distal dan tubulus koligentes
a) Sel interkalasi A
sel penyekresi H+ , pereabsorpsi HCO3-, dan pereabsorpsi K+
- Asidosis metabolik
Asidosis metabolik (juga dikenal sebagai asidosis non-respiratorik) mencakup
semua jenis asidosis selain yang disebabkan oleh kelebihan CO2 di cairan tubuh.
selalu ditandai oleh penurunan [HCO3-] plasma
Penyebab
a) Diare berat
getah pencernaan yang kaya HCO3- biasanya disekresikan ke dalam saluran
cerna dan kemudian diserap kembali ke dalam plasma ketika pencernaan
selesai. Selama diare, HCO3- ini hilang dari tubuh dan tidak direabsorpsi.
b) DM
Kelainan metabolisme lemak akibat ketidakmampuan sel menggunakan
glukosa karena kurangnya efek insulin menyebabkan pembentukan asam keto
secara berlebihan.
c) Olahraga berat
otot mengandalkan glikolisis anaerob sewaktu olahraga berat, terjadi
peningkatan produksi asam laktat
d) Asidosis uremik
Pada gagal ginjal berat (uremia), ginjal tidak dapat menyingkirkan bahkan
dalam jumlah normal yang dihasilkan dari asam-asam non-karbonat dari
proses-proses metabolik sehingga H+ mulai menumpuk di cairan tubuh.
Ginjal juga tidak dapat menahan HCO3- dalam jumlah memadai untuk
menyangga beban asam yang normal.
Kompensasi untuk asidosis metabolik
Penyangga menyerap kelebihan H+
Paru mengeluarkan tambahan CO2 penghasil H+
Ginjal mengekskresikan lebih banyak H+ dan menahan lebih banyak HCO3-
- Pemeriksaan AGD
o Analisa gas darah (AGD) adalah prosedur pemeriksaan medis yang bertujuan
untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
o
o Interpretasi hasil pH
Nilai normal : 7.35 - 7.45
o
o
o
o
- Menilai AGD
1) Menentukan pH
Ex:
Pasien Tn. X mempunyai hasil analisa gas darah sebagai berikut ; pH: 7.44, paCO2;
30, HCO3: 21
Maka :
Dalam kasus diatas, pH dalam keadaan NORMAL, namun lebih cenderung dekat
dalam kondisi ALKALOSIS (7.44).
Maka :
Dalam kasus ini, HCO3 berada dalam 1 kolom vertikal bersama pH. HCO3
mengindikasikan Metabolik (Lihat poin no. 3), dan keduanya berada dalam kolom
Asidosis.
paCO2 dalam keadaan normal. Ingat bahwa ketika pH ABNORMAL, dan salah satu
dari paCO2 atau HCO3 dalam keadaan ABNORMAL (dalam kasus ini,HCO3 dalam
keadaan abnormal), maka itu mengindikasikan keadaan Tidak Terkompensasi.
Maka interpretasi hasil AGD Tn. Z adalah Asidosis Metabolik, Tidak Terkompensasi.